BAB 5- Viral!!

Sudah banyak wanita cantik yang malang melintang dalam hidupnya. Namun baru kali ini dia merasakan hatinya berdebar-debar. Seakan-akan pesona perempuan itu telah membiusnya. Hatinya terasa teduh.

Tepuk tangan meriah diterima Aurora dari penonton seisi cafe, saat dia menutup dan mengakhiri nyanyiannya. Tepuk tangan kagum dan takjub karena mereka merasa terhibur hingga terbawa perasaan, dengan alunan syair yang berasal dari suara merdu wanita itu.

"Wah! Luar biasa Nona! Suaramu merdu sekali melebihi Agnes Monica maupun Rossa! Mampu membuat kami semua terhanyut, mendengarkan lantunan lagu yang berasal dari suara indahmu! Mari silahkan berikan tepuk tangan yang meriah untuk sang diva, Nona Aurora Dwita Prakarsa!!"

Suara tepuk tangan penuh penghargaan kembali diterima Aurora, hingga menggema disepanjang penjuru cafe. Mereka yang sebelumnya berpikir akan menjadikan gadis itu sebagai korban bullyan kedua, kini tak bisa berkata apa-apa lagi selain mengakui, bahwa kemahiran gadis itu dalam bernada memang patut diacungi jempol.

"Dan sesuai dengan janji kami, maka Nona Aurora berhak mendapatkan golden tiket ini!" Dengan bangganya Reno menyerahkan golden tiket ketangan Aurora. Orang yang menurutnya sangat pantas untuk menerimanya, karena telah berhasil melalui tantangan yang mereka berikan.

"Selamat Nona. Ini semua berkat kerja kerasmu. Maka anda yang terpilih untuk date dengan Alwi! Sekali lagi selamat untukmu Nona!"

Suara tepuk tangan kembali membahana. Para wanita menatap Aurora dengan tatapan iri dan kagum. Alwi pun ikut memberikan tepuk tangan dengan mata yang tidak bisa beralih dari memandangi wajah gadis itu. Senyum hangat terpancar diwajah sang bintang tampan itu.

Aurora menatap golden tiket ditangannya dengan hampa. Sejak awal dia nekad tampil diatas panggung ini dan bernyanyi dihadapan orang sebanyak ini, bukan semata-mata karena mendambakan bisa kencan dengan musisi idola itu. Melainkan hanya untuk menghibur dirinya dari kegalauan hati, akibat penghianatan yang dilakukan Gibran terhadapnya.

Tanpa berkata sepatah katapun, Aurora berjalan menuruni panggung

"Ini untukmu" Aurora menyerahkan golden tiket ditangannya pada gadis yang tampil diatas panggung sebelum dirinya, namun harus menjadi korban bullyan karena tidak bisa bernyanyi dan melantunkan suara yang enak didengar.

"Hah?! Untukku? Ka-kamu serius?" Gadis itu bertanya dengan terkejut, seakan tidak percaya.

Bagaimana tidak, disaat semua gadis satu cafe itu mendambakan bisa berkencan dengan Alwi namun mereka merasa kesulitan memenuhi syaratnya, gadis ini malah menyerahkan tiket kemenangannya pada orang lain. Apa dia sedang bergurau?

Tak hanya gadis itu, tapi semua orang yang berada disana saling pandang dan menatap Aurora dengan tatapan keheranan. Tidak mengerti isi pikiran gadis itu. Apakah gadis itu tidak tertarik dengan musisi superstar setampan Alwi?

"Aku tidak punya waktu untuk bercanda. Jika kamu tidak mau, kamu bisa membuangnya, atau menyerahkannya pada orang lain. Lagipula aku juga tidak membutuhkannya" Jawab Aurora dengan datar.

Usai menyematkan tiketnya ketangan gadis itu, dia langsung melangkahkan kakinya untuk meninggalkan tempat itu. Meninggalkan orang-orang yang menatapnya dengan wajah melongo.

Sedangkan Alwi semakin merasa tertarik dan penasaran pada gadis itu. Baru kali ini ada gadis yang bersikap acuh, dan memandangnya dengan sebelah mata. Dan hal itu membuatnya semakin tertantang untuk mengenal gadis itu lebih jauh.

🦋 🦋 🦋 🦋 🦋

"Bu, ini laporan hasil penjualan bulan ini. Coba Ibu cek"

"Iya" Bu Divia menerima berkas berisi laporan keuangan butiknya dari sekretarisnya, lalu memindainya dengan seksama.

"Oh ya Bu, saya tidak menyangka, ternyata Nona Aurora memiliki bakat ya, dalam dunia tarik suara. Tidak heran jika dia sampai viral. Suaranya saja semerdu itu" Sekretaris bernama Ana itu berceloteh seraya tersenyum kagum memuji Aurora.

Mendengar nama putrinya disebut-sebut, Divia langsung menengadah, mengalihkan pandangannya dari berkas kewajah sekretarisnya. "Maksudmu apa Ana? Kok kamu bawa-bawa Aurora? Dan kenapa kamu bilang kalau sekarang dia sedang viral?" Tanya wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dan elegan itu dengan kening mengernyit bingung.

"Memangnya Ibu Divia belum tau?"

"Tau apa?"

"Memangnya Ibu belum melihat video ini?" Ana mengeluarkan ponselnya, dan memperlihatkan sebuah video dari sebuah aplikasi kepada atasannya itu.

"Aurora?" Divia melihat video itu dengan terkejut hingga matanya terbelalak.

Video itu menampilkan putrinya yang sedang bernyanyi memperdengarkan suara merdunya diatas panggung, yang berada disebuah cafe. Dan dihadapan orang banyak. Divia sampai merebut ponsel itu dari tangan sekretarisnya, agar dia bisa menontonnya dengan lebih jelas.

"Ana, saya harus pergi sebentar. Kamu tolong jaga butik ya" Divia bangkit dari kursinya dengan buru-buru meraih tas nya yang berada diatas meja.

"Baik Bu" Ana menatap kepergian atasannya dengan bingung. Heran melihat sikap aneh perempuan itu setelah melihat video anaknya bernyanyi.

Padahal Nona Aurora memiliki prestasi yang patut untuk dibanggakan. Yang bisa mengantarkannya untuk menjadi seorang diva. Tapi Ibu Divia terlihat tidak senang mengetahui hal itu.

🦋 🦋 🦋 🦋 🦋

Aurora menyandarkan tubuhnya diatas ayunan bambu dihalaman belakang rumahnya. Menikmati udara segar yang tidak sesegar suasana hatinya. Melainkan terasa sumpek dan sesak.

Rasanya hingga saat ini dia masih tidak percaya, jika Gibran tega menghianatinya. Apa pria itu tidak pernah mengingatnya, saat dia bercumbu dan meniduri wanita lain?! Padahal mereka sudah bertunangan. Tinggal selangkah lagi akan menuju jenjang pernikahan.

Namun impian yang telah disimpannya selama tiga tahun untuk hidup bahagia sebagai istri dari pria tercintanya itu, kini kandas begitu saja, ditelan oleh fakta bahwa Gibran ternyata tidak setia dan tulus mencintainya. Hatinya selalu terasa sakit setiap kali dia mengingat kenyataan pahit itu.

Meskipun dia telah meluapkan perasaannya dengan bernyanyi dicafe semalam, namun tetap saja, tidak semudah itu bisa melupakan rasa sakit hatinya. Melupakan pria yang telah tiga tahun menjadi pemilik hatinya.

Sekarang yang bisa dia lakukan hanyalah menjauhi Gibran. Dia tidak sudi bertemu, ataupun memiliki hubungan apapun lagi dengan lelaki brengs*k itu!

Bu Ningsih muncul dengan membawa sebuah nampan berisi sepiring makanan dan segelas minuman. Wanita sepuh yang sudah 14 tahun bekerja dengan keluarga Aurora, perlahan-lahan mendekati nona mudanya yang sedang bermuram durja itu.

Dia menatap Aurora dengan tatapan simpati.

Hatinya bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi pada nona majikannya itu, hingga membuatnya sedih dan murung. Dan hal itu bermula sejak gadis itu kembali kerumah semalam.

Padahal seingatnya, kemarin saat gadis itu pamit untuk menjenguk tunangannya yang sedang sakit diapartemennya, dia kelihatan baik-baik saja. Bahkan dia terlihat sangat ceria. Apaka dua sejoli itu sedang bertengkar?

"Nona, kan Nona belum makan sejak pagi, ini saya buatkan Reuben sandwich dan infused water kesukaan Nona. Dimakan ya Non" Bi Ningsih membujuk dengan suara lembut dan penuh perhatian.

"Tidak Bi, aku tidak lapar. Nanti saja aku makannya" Sanggah Aurora dengan hambar. Saat ini dia bahkan merasa selera makannya ikut memudar.

"Tapi Non...."

Episodes
1 BAB 1- Wanita Didalam Kamar
2 BAB 2- Hati Yang Patah
3 BAB 3- Meet And Greet
4 BAB 4- Pandangan Pertama
5 BAB 5- Viral!!
6 BAB 6- Akibat Trauma Masa Lalu
7 BAB 7- Bertemu Papa
8 BAB 8- Hubungan Kita Sudah Berakhir!!
9 BAB 9- Ancaman Gibran
10 BAB 10- Ultah Arifin
11 BAB 11- Kita Bertemu Lagi
12 BAB 12- Kekecewaan Divia
13 BAB 13- Memikirkan Mama
14 BAB 14- Terkesima
15 BAB 15- Kedatangan Aurora
16 BAB 16- Kencan
17 BAB 17- Penolakan Aurora
18 BAB 18- Bertemu Kembali
19 BAB 19- Beri Aku Kesempatan
20 BAB 20- Datang Keacara Konser
21 BAB 21- Janji Setia
22 BAB 22- Apakah Ini Akhir Dari Segalanya??!!
23 BAB 23- Berusaha Melupakanmu
24 BAB 24- Kepulangan Arifin
25 BAB 25- Pertemuan Divia Dan Arifin
26 BAB 26- Ingin Bertemu Alwi
27 BAB 27- Janji Alwi
28 BAB 28- Hari Pernikahan
29 BAB 29- Kebahagiaan Pengantin Baru
30 BAB 30- Anak??!!
31 BAB 31- Aku Akan Tetap mencintaimu
32 BAB 32- Tabrak Lari
33 BAB 33- Aku Tidak Bisa Bernyanyi Lagi!!
34 BAB 34- Bernostalgia
35 BAB 35- Adelia maghfirah
36 BAB 36- Lepaskan!!
37 BAB 37- Aku Baik-baik Saja
38 BAB 38- Kisah Sedih Delia
39 BAB 39- Membantu Delia
40 BAB 40- Rasa Yang Salah
41 BAB 41- Rekan Duet??
42 BAB 42- Wanita Sempurna
43 BAB 43- Menggantikan Posisi Aurora
44 BAB 44- Aku Percaya Suamiku
45 BAB 45- Bagaimana Melupakanmu??
46 BAB 46- Batal Ikut
47 BAB 47- Sosok Misterius!!
48 BAB 48- Obat Perangsang
49 BAB 49- Memilikimu Walau Hanya Sesaat
50 BAB 50- Kesalahan Satu Malam!!
51 BAB 51- Menusuk Dari Belakang
52 BAB 52- Reaksi Aurora
53 BAB 53- Kehamilan Aurora
54 BAB 54- Belum Bisa Jujur
55 BAB 55- Ada apa dengan Delia??
56 BAB 56- Perhatian Dari Orang-orang Tersayang
57 BAB 57- Kehilangan Penggemar
58 BAB 58- Apa Yang Kamu Sembunyikan??
59 BAB 59- Kehamilan Delia!!
60 BAB 60- Kekecewaan Dan Kemarahan Aurora
61 BAB 61- Kehilangan Kendali
62 BAB 62- Keguguran!!
63 BAB 63- Cobaan Bertubi-tubi
64 BAB 64- Penelpon Misterius
65 BAB 65- Kemarahan Divia
66 BAB 66- Ingin Bertemu Aurora
67 BAB 67- Berusaha Menjelaskan
68 BAB 68- Apa Yang Harus Aku Lakukan??
69 BAB 69- Tetap menunggu
70 BAB 70- Aku Butuh Waktu
71 BAB 71- Kamu Adalah Sumber Kekuatanku
72 BAB 72- Jangan Pergi Lagi
73 BAB 73- Trauma Yang Selalu Menghantui
74 BAB 74- Kejujuran Dan Permintaan Delia
75 BAB 75- Kecelakaan Yang Disengaja
76 BAB 76- Kematian Alwi
Episodes

Updated 76 Episodes

1
BAB 1- Wanita Didalam Kamar
2
BAB 2- Hati Yang Patah
3
BAB 3- Meet And Greet
4
BAB 4- Pandangan Pertama
5
BAB 5- Viral!!
6
BAB 6- Akibat Trauma Masa Lalu
7
BAB 7- Bertemu Papa
8
BAB 8- Hubungan Kita Sudah Berakhir!!
9
BAB 9- Ancaman Gibran
10
BAB 10- Ultah Arifin
11
BAB 11- Kita Bertemu Lagi
12
BAB 12- Kekecewaan Divia
13
BAB 13- Memikirkan Mama
14
BAB 14- Terkesima
15
BAB 15- Kedatangan Aurora
16
BAB 16- Kencan
17
BAB 17- Penolakan Aurora
18
BAB 18- Bertemu Kembali
19
BAB 19- Beri Aku Kesempatan
20
BAB 20- Datang Keacara Konser
21
BAB 21- Janji Setia
22
BAB 22- Apakah Ini Akhir Dari Segalanya??!!
23
BAB 23- Berusaha Melupakanmu
24
BAB 24- Kepulangan Arifin
25
BAB 25- Pertemuan Divia Dan Arifin
26
BAB 26- Ingin Bertemu Alwi
27
BAB 27- Janji Alwi
28
BAB 28- Hari Pernikahan
29
BAB 29- Kebahagiaan Pengantin Baru
30
BAB 30- Anak??!!
31
BAB 31- Aku Akan Tetap mencintaimu
32
BAB 32- Tabrak Lari
33
BAB 33- Aku Tidak Bisa Bernyanyi Lagi!!
34
BAB 34- Bernostalgia
35
BAB 35- Adelia maghfirah
36
BAB 36- Lepaskan!!
37
BAB 37- Aku Baik-baik Saja
38
BAB 38- Kisah Sedih Delia
39
BAB 39- Membantu Delia
40
BAB 40- Rasa Yang Salah
41
BAB 41- Rekan Duet??
42
BAB 42- Wanita Sempurna
43
BAB 43- Menggantikan Posisi Aurora
44
BAB 44- Aku Percaya Suamiku
45
BAB 45- Bagaimana Melupakanmu??
46
BAB 46- Batal Ikut
47
BAB 47- Sosok Misterius!!
48
BAB 48- Obat Perangsang
49
BAB 49- Memilikimu Walau Hanya Sesaat
50
BAB 50- Kesalahan Satu Malam!!
51
BAB 51- Menusuk Dari Belakang
52
BAB 52- Reaksi Aurora
53
BAB 53- Kehamilan Aurora
54
BAB 54- Belum Bisa Jujur
55
BAB 55- Ada apa dengan Delia??
56
BAB 56- Perhatian Dari Orang-orang Tersayang
57
BAB 57- Kehilangan Penggemar
58
BAB 58- Apa Yang Kamu Sembunyikan??
59
BAB 59- Kehamilan Delia!!
60
BAB 60- Kekecewaan Dan Kemarahan Aurora
61
BAB 61- Kehilangan Kendali
62
BAB 62- Keguguran!!
63
BAB 63- Cobaan Bertubi-tubi
64
BAB 64- Penelpon Misterius
65
BAB 65- Kemarahan Divia
66
BAB 66- Ingin Bertemu Aurora
67
BAB 67- Berusaha Menjelaskan
68
BAB 68- Apa Yang Harus Aku Lakukan??
69
BAB 69- Tetap menunggu
70
BAB 70- Aku Butuh Waktu
71
BAB 71- Kamu Adalah Sumber Kekuatanku
72
BAB 72- Jangan Pergi Lagi
73
BAB 73- Trauma Yang Selalu Menghantui
74
BAB 74- Kejujuran Dan Permintaan Delia
75
BAB 75- Kecelakaan Yang Disengaja
76
BAB 76- Kematian Alwi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!