Waktu bergulir cepat, Fay tengah mengembangkan senyuman. Dia sedang mempersiapkan sarapan pagi yang kesiangan.
“Mmm…”
“Aargh!”
Fay memekik terkejut saat sebuah pelukan hangat melingkar di pinggang rampingnya. Tak lama wajahnya menoleh dan menunjukkan senyuman. “Sudah bangun, Pemalas?”
Harv terkekeh dengan olokan istrinya yang selalu terdengar sarkas. “Tidak biasanya istriku ini memasak seperti ini?”
“Tentu saja, lagian— baru sekarang aja suamiku di rumah, biasanya kan anda mau ngalahin rekor Bang Toyib gak pulang-pulang walau sudah dua kali lebaran…” Fay berceloteh dengan menghidangkan sarapan juga menuang kopi di cangkir yang akan diberikan pada suaminya.
“Haha…” Walau tidak begitu mengerti yang dibicarakan istrinya, pria itu mengekor dengan patuh di belakang tubuh istrinya.
Dengan sigap Harv menarik kursi yang akan diduduki istrinya. Fay tersenyum manja semakin memperlihatkan kehidupan mereka yang terlihat harmonis.
Harv menyesap kopi buatan istrinya, walau bukan yang pertama kali, tapi rasanya tetap sama saat pertama kali Harv mencobanya. “Selalu sama, enak!”
Pujian yang diberikan Harv sukses membuat wajah Fay merona. “Itadakimasu!”
Fay menangkup kedua tangan di depan piring miliknya, dia menutup mata seraya memanjatkan doa. Harv tersenyum tipis dan merasa haru setiap kali bersama istrinya. Harv tidak percaya, satu tahun lebih ini dia bisa bertahan hanya dengan satu wanita atau lebih tepatnya satu-satunya wanita. Pria itu selalu menjadi dirinya sendiri setiap bersama Fay, dia bahkan sangat menyukai masakan ala rumahan yang selalu disajikan istrinya. Semua bentuk pengabdian Fay diartikan Harv sebagai bentuk rasa cinta istrinya atau mungkin sebagai bentuk kewajiban semata. Dia jelas tidak ingin mengambil pusing mana kenyataanya. Selama Fay berada di sampingnya dan berstatuskan istri, maka dia tidak peduli lagi akan apapun.
“Malah di liatin doang!” Fay memperhatikan tingkah Harv yang justru termenung di depan makanan yang disiapkannya. Pria itu lantas tersadar akan lamunannya dan kembali bersikap wajar.
“Oh— aku hanya sedang menikmati pemandangan istriku yang cantik!” puji Harv mengalihkan pembicaraan, jangan sampai pria besar itu merusak mood istrinya. Harv paling tahu bagaimana tingkah Fay jika sudah dalam keadaan bad mood.
“Ck, mulut anda sungguh manis, Tuan!” cibir Fay membalas mengerucutkan bibirnya.
“Hehe, masih kalah jauh sama manisnya mulutmu, sweety!” Lagi dan lagi, Harv terus memuji istrinya. Fay sampai terdiam dengan debar jantung yang berdetak lebih cepat dari sebelumnya, tak lama kedua pipinya bersemu merah.
“Gombal,” ucap Fay lirih membuat Harv merespon hanya dengan menggelengkan kepalanya saja.
Harv mulai mengambil sendok dan garpu, dia memutar spaghetti bolognese dan memasukkan kedalam mulutnya perlahan. ‘Fay, mengapa semua masakan yang kamu hidangkan selalu sesuai dengan seleraku?’
“Oishii!” Harv memuji masakan istrinya, dia menunjukan senyuman tampan juga rasa bangganya.
Deg!
Fay terpaku sejenak, ini benar-benar tidak biasanya. Pria itu memang sudah pernah mencoba beberapa jenis makanan yang dihidangkan Fay. Hanya saja, pujian kali ini terasa lain di benak Fay. ‘Aku baru sadar, aku sudah hidup setahun lebih dengannya… Pujian ini— mengapa aku berharap lebih padanya?’
“Syukurlah Sayang menyukainya, aku baru mencoba memasak bumbu bolognese ini sendiri loh!” Fay tak kalah melayangkan senyuman manis yang membuat kecantikannya terpancar.
“Wah, kamu sepertinya sudah bisa menjadi koki hebat.”
Keduanya terlibat pembicaraan random di sela makan mereka, canda tawa juga sesekali memekik tidak suka membuat hari mereka terasa menyenangkan setelah tiga bulan lamanya Harv pergi meninggalkan Fay.
***
Disisi lain di kantor XYCorp, Devan terlihat muram. Biasanya, dia akan berpapasan dengan kekasih gelapnya di basement gedung.
“Nes!” pekik Devan mendekati meja kerja anak buahnya. “Apa Fay belum datang?” tanyanya kemudian menatap meja kerja Fay yang masih terlihat rapi.
“Ngapain nanya gue, kan elu pawangnya! Huss sanaaa…”
Devan membuka perlahan mulutnya, inginnya dia merutuki Vanesh sekarang, namun, sisi hatinya yang lain merasa senang saat seseorang menyadari hubungan gelap mereka.
“Tumben banget wanita gila kerja itu belum kelihatan batang hidungnya!” Devan bergumam lirih seraya kembali membalikkan badan menuju ruangannya.
Di dalam ruangan, Devan meraih ponsel dan mencoba menghubungi kekasihnya. Biasanya, dalam perjanjian kerja sama kekasih gelap mereka, hanya boleh Fay yang menghubungi duluan. Devan dilarang keras menghubunginya terlebih di waktu libur.
Tuuut…
“Halo, Bos!” Terdengar jawaban seorang wanita dari seberang panggilan. Baru mendengar suaranya saja senyum Devan sudah mengembang.
“Kamu kemana? Ini sudah jam efektif bekerja!”
“Sorry Bos, aku ambil jatah cuti, ya!” Fay terdengar ceria dibalik sambungannya.
“Kamu cuti gak ngajak aku?” ketus Devan merasa tidak senang. “Kamu dimana? Aku susul kamu ya? Aku juga butuh healing…”
“Tidak usah, Bos!” Fay segera menyela dengan santai. “Aku lagi di Antartika, kalau kamu kesini nanti hipotermia bahaya…”
Devan membuka mulutnya lebar-lebar, memang kekasihnya ini sungguh konyol rasanya. Tidak pernah terlihat bahwa Fay serius dalam setiap kata yang terlontar dari mulutnya.
“Serius, Fay!” rutuk Devan terdengar menahan kesal.
“Serius dong, dua rius malah! Hihi…” Fay cekikikan dibalik ponselnya. “Dah ya, aku sedang bersembunyi dari Beruang Kutub, nanti aku bawa oleh-oleh Cacing Alaska untukmu ya, Honey! Byeee—”
Tut!
“Faye, tungguuu—” Devan menatap layar ponselnya yang sudah mati. “Aaah, shiibal!”
Dia memukul angin saking kesalnya, dia memang mengetahui bahwa hubungan mereka hanya saling menguntungkan kedua belah pihak. Sayangnya, Devan kalah telak karena dia benar-benar jatuh hati dan berharap Fay menyadari perasaannya.
Di tempat dimana Fay menerima panggilan, Harv kembali melingkarkan tangan besar di tubuh ramping istrinya. “Siapa, Sayang?”
“Bosku, aku minta cuti… Aku kesiangan, aku tidak mau potong gaji!”
Fay memang terlihat begitu lihai menipu suaminya, padahal, hatinya sudah berdebar tidak karuan. Dia begitu takut jika suatu saat nanti hubungan gelapnya dengan Devan tercium suaminya.
Harv terkekeh, dia kembali menggelengkan kepala. “Gajimu itu tidak sebesar uang bulanan yang aku berikan padamu, Sweety. Kamu kena potong gaji pun, aku bisa menggantinya sepuluh kali lipat.” tukas Harv kembali terdengar angkuh.
“Iya lah, si paling kaya!” Fay berbalik badan dan mendorong tubuh suaminya dengan geram.
Fay yang berdiri di balkon memilih kembali masuk ke dalam kamarnya. Dia sendiri tidak ingin Harv menyadari gemetar tubuhnya saat menerima panggilan dari bos yang merupakan kekasih gelapnya.
Selama ini, Fay bukan tidak tahu pasal rumor suaminya yang selalu diberitakan media. Fay hanya pura-pura tuli dan juga buta saat melihat gosip suaminya dengan beberapa artis papan atas di dalam kota.
Setiap kali pulang ke rumahnya, Harv tidak membahas rumornya sama sekali, seolah apa yang dilakukannya dengan artis-artis itu hal yang tidak perlu jadi perhatian istrinya. Fay juga sadar diri akan status istri kontraknya. Hal ini dijadikan alasan bagi Fay untuk menerima keberadaan Devan yang tertarik membina hubungan dengannya. Seolah ingin balas dendam atas apa yang dilakukan Harv dibelakangnya.
“Sayang…” Fay menoleh cepat dan merubah raut wajahnya tanpa perlu waktu lama.
“Ya?”
“Hang out yuk!”
“Tumben? Kamu kan si istri yang paling takut jika status pernikahannya terekspos!”
Fay tersentak, entah dari mana datangnya perasaan bahwa ucapan Harv seolah tengah mencibirnya sekarang. “Ck, ngapain juga kamu temani aku cuti sekarang?”
Harv kembali terkekeh dengan perubahan mood istrinya yang bak bunglon. “Kamu mau kemana, Sweety?”
Fay tersenyum penuh makna, rasanya otaknya itu penuh berbagai rencana yang tinggal disusun dan dikeluarkan saat dibutuhkan. “Bagaimana jika aku mencoba pergi berjalan di hatimu?”
Fay merengkuh tubuh suaminya yang sempurna, salah satu jarinya menekan kuat dada bidang Harv yang menggoda. Tanpa disadari oleh Fay yang sibuk memeluknya erat, Har membuang wajah yang kini memerah seperti tomat masak.
“Boleh,” ucap Harv lirih setengah hati.
“Hah?”
Fay mendongak, dia seperti salah mendengar, terlihat Harv menunjukkan gelagat salah tingkah dengan kembali membuang wajahnya yang merona.
“J-jadi gak hang outnya? Nanti Will tiba-tiba datang kamu juga yang nyesel!”
Harv segera mengalihkan perhatian Fay yang terlihat ingin penjelasan lebih dari persetujuan sebelumnya.
“Cih, nanya dikit doang gak boleh!”
Fay menggerutu dengan ekspresi wajah yang menggemaskan di netra Harv, pria itu begitu senang bukan kepalang. Keduanya lantas beranjak keluar dari penthouse mereka dan menuju salah satu destinasi tamasya di tengah kota.
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
fikachuuu
please buay fay ga selingkuh lagi thor.. kasihan nnti harv
2023-06-17
1