Satu tahun kemudian…
Waktu bergulir dengan sangat cepat, satu tahun sudah terlewati begitu saja. Di salah satu perusahaan cukup besar di kota XY, seorang wanita cantik tengah membereskan perlengkapan dirinya dan bersiap pulang dari aktivitas sebagai buruh corporate.
"Fay, hang out yuk!" ajak rekan kerja satu langkahnya.
“Yuk!” sahut Fay cepat tanpa berpikir panjang.
Keduanya saling melemparkan senyuman dan keluar ruangan dengan sumringah. Rekan kerja Fay bernama lengkap Vanesha, namun, dia sendiri selalu memanggilnya dengan nama kecil Nes saja. Keduanya bekerja di salah satu perusahaan kontraktor XCorp. Fay tidak memiliki banyak rekan kerja selama dia disana. Hanya rekan satu langkah dan satu divisi nya lah yang selalu menemani harinya menjadi pekerja kantoran. Keduanya memang terlihat seperti adik dan kakak, memiliki hobi yang sama yaitu senang menghabiskan waktu di klub dan berfoya-foya.
“Rumornya lu digosipkan ada hubungan khusus sama Si Bos!” ucap Vanesh membuka obrolan saat keduanya mampir di salah satu cafe sebelum benar-benar bersenang-senang.
“Apa yang bisa diharapkan dari gosip?” sahut Fay tenang dengan wajah sumringah.
“Cih… Baguslah, bisa godain bos sendiri banyak manfaatnya kok…” cibir Vanesh entah dalam kontek baik atau buruk.
“Hmm, friend with benefits!” seru Fay menggoda dengan mengangkat kedua alisnya manja.
“Iiiiwh, cinta beneran mampus lo!” pekik Vanesh tak kalah sengit mengingatkan rekan kerjanya.
“Gak lah, gue bukan remaja yang sibuk galauin cinta-cintaan…”
Fay mengaduk minuman miliknya sebelum menenggaknya habis. “Lagian ya, kan lumayan buat mengusir kesepian, gak ada lagi tuh update status gabut, iya gak?”
“Hahaha, parah sih lu!!” Vanesh menoyor bahu rekan kerjanya gemas.
Keduanya kembali berkelakar menggunjing kelakuan sendiri. Fay memang sudah mendengar dirinya dirumorkan memiliki hubungan dengan bos mereka yaitu Devan William. Sayangnya, keduanya tidak mengambil pusing untuk menjawab benar atau tidak.
Tring!
Sebuah notifikasi pesan masuk terdengar di telinga Fay, wanita cantik itu lantas merogoh tas mahalnya dan memeriksa siapa yang mengirimkannya pesan.
[ My Husband : Malam ini aku pulang, bersiaplah di Condo! ]
Fay tersenyum culas tanpa menunjukkan pada rekan kerjanya. Dengan lincah jemari lentiknya membalas pesan barusan.
[ Faye : Oke Sayang, aku menunggumu! Mmmuach… ]
“Oh iya, Nes… Sorry, barusan keluargaku mengabari dan menantikan aku pulang ke rumah sekarang.” bual Fay pada rekan kerjanya.
“Hah? Mendadak? Cih… Sebal aku!” rutuk Vanesh kesenangannya menghilang saat Fay membatalkan rencana mereka untuk bersenang-senang.
“Sorry, gue janji besok gue ganti!” Fay menunjukkan senyuman cantik juga jemari yang bertaut.
Fay bangkit dan beranjak dari sana, dengan langkah tegap dan percaya diri, Fay menuju salah satu minimarket yang tak jauh dari sana.
Status pernikahannya dengan tuan besar Harv jelas dirahasiakan olehnya. Dia juga bebas meminta kompensasi apapun di depan suaminya selama tidak melanggar aturan juga dalam batas wajar. Fay keluar dari kediaman Luke setelah adiknya dengan tidak tahu malu merebut mantan kekasihnya, keduanya bersiap melangsungkan pernikahan. Fay merasa tidak perlu mereka tau bagaimana hidupnya sekarang. Dia hanya sedang berpikir kapan waktu yang tepat untuk membalaskan dendamnya.
Fay berjalan menuju area parkir mencari keberadaan mobilnya. Tak berapa lama, dia dikejutkan dengan sebuah pelukan seseorang.
“Aarghh!” Dengan sigap Fay menoleh dan mengetahui langsung siapa yang begitu berani melakukan hal itu padanya. “Dev!”
“Kamu pergi begitu saja, Sayang!” keluh si pria yang diketahui adalah partner in crime-nya.
“Loh, kamu kan tahu sendiri aturan mainnya, Sayang!” seru Fay mendorong tubuh atasan yang sekaligus teman FWB atau friends with benefit-nya.
“Aku lelah terus menyembunyikan hubungan kita, Fay!” Pria yang bernama lengkap Devan itu mulai terlihat menunjukan wajah serius. Fay merespon dengan menyeringai seperti biasanya. Dia paling bisa mengendalikan keadaan mereka sejauh ini.
“Dev, aturan mainnya adalah kita tetap menjadi teman saling membutuhkan. Jika kamu merasa membutuhkan pasangan serius, silahkan tinggalkan aku dan cari—”
“Faye!!” Dengan cepat pria itu menghardik kalimat sarkas yang selalu menyakiti perasaannya.
Fay hanya tidak tahu, bahwasanya Devan sendiri sudah terjebak dalam hubungan gelap mereka. Pria itu jatuh cinta pada lawan main FWB-nya.
“So— masih mau denganku? Maka kamu harus menuruti persyaratanku!” Fay memasuki mobilnya dengan mengerling manja membuat Devan terlihat tidak bisa melakukan apapun di depannya.
“Kamu jahat!” rutuk Devan tak kalah kekanak-kanakan.
“Hehe— sorry Sayang, not today, oke?” Dengan cepat Fay menyalakan mesin mobil dan keluar dari sana sebelum ada seseorang yang memergoki mereka.
“Aaargh, Shiiit!” Devan memukul angin, selalu seperti itu jika sudah berdekatan dengan kekasih gelapnya. Nyali Devan yang semula menggebu, menciut saat melihat senyuman memabukkan yang diberikan Fay padanya. “Apa kamu tidak bisa menyadari perasaanku selama ini, Faye?”
***
Tak berapa lama Fay sudah berada di area penthouse yang diberikan Harv sebagai hadiah pernikahan mereka. Wanita muda itu sedikit tersentak saat melihat siluet seseorang yang diyakini adalah suaminya.
“Sayaaang!” Fay memekik manja dan mendekati suaminya. “Kamu kok udah sampe duluan? Katanya pulang malam?” Tanpa menunggu lama Fay sudah merengkuh tubuh proporsional suami diatas kertasnya.
“Ini sudah malam!” tukas si pria terdengar seolah tengah marah, dia juga bersikap seolah ingin mendapat bujukan manja yang bertubi-tubi dari istrinya. ‘Cepat bujuk aku, aku sedang marah!’
Fay terkekeh menyadari sikap kekanak-kanakan suaminya, dengan lembut bibirnya sudah mendarat di wajah kokoh suaminya. Harv menyeringai, tanpa menunggu lama pria itu kembali mengendalikan permainan.
“Aargh!” Fay pura-pura terkejut, dia memekik manja seraya melingkarkan kedua tangan di belakang kepala suaminya.
Keduanya berpagutan mesra menguarkan rasa rindu yang sudah lama mereka pendam selama beberapa bulan terakhir ini.
“Sayang—” Fay mencoba mendorong tubuh suaminya yang sudah menuntut. “Aku baru pulang, aku mandi dulu ya…” pintanya memelas.
“Oke, kita mandi sama-sama!”
Harv melonggarkan pelukan, dia membelai wajah cantik istri yang dirindukan selama ini.
“T-tapi—” Fay bersikap menolak, dia sudah mengerucutkan bibir justru membuat suaminya semakin gemas padanya. “Ayolah, setiap pulang tahu mesum saja!” rutuknya kemudian.
“Aku masakin makanan kesukaanmu, ya?” Fay tidak kehabisan akal, dia terus merayu suami mesumnya.
Sudah satu tahun lamanya mereka menjalani biduk rumah tangga di bawah kontrak kerja sama saling menguntungkan. Dalam perjanjian pernikahan, tidak ada batasan ataupun hal yang terlihat merugikan dua belah pihak jika bukan persoalan perceraian yang hanya boleh diajukan oleh pihak laki-laki. Itu artinya, Fay tidak bisa menuntut perceraian, mau suka atau tidak, Fay tidak bisa mengajukan banding atas hal ini.
Hal yang jadi tuntutan utama bagi Harv untuk istrinya hanya masalah fisiologis. Selebihnya, Harv sendiri tidak pernah terlihat ingin mengekang Fay. Pria itu juga tidak pernah setiap waktu bersama istrinya, keduanya hanya akan bertemu jika Harv menginginkan mereka bertemu, selebihnya mereka seolah tidak pernah menjalin hubungan.
Fay kembali tersadar dari lamunannya, dia merintih saat suaminya kembali mencoba menggagahinya di ruang tengah. ‘Pria mesum ini!’
Wanita cantik itu terkulai lemas dengan pakaian yang sudah terbuka dan berantakan karena ulah tangan nakal suaminya. “Aku sungguh sempat tidak percaya, suamiku akhirnya tahu jalan pulang kerumahnya!”
Pernyataan sarkas istrinya disambut gelak tawa Harv. Pria itu melangkahkan kaki menuju lemari pendingin, dia menenggak habis satu botol air mineral dan menoleh tampan pada wanitanya. Fay terduduk dengan tampilan yang sengaja tidak diperbaharuinya, dia malah bersikap nakal menggoda prianya.
Harv kembali mendekat dengan raut wajah kembali penuh hasrat. “Kamu merindukanku?”
“Hm!” Fay mengangguk patuh, Harv tersenyum hangat dan kembali mengecup mesra pipi istrinya.
“Aku sudah katakan, kamu tidak perlu bekerja dan ikut kemanapun aku pergi,” tutur Harv lembut menggigit cuping telinga istrinya.
“Aargh!” Fay tersentak, dia kembali mengerucutkan bibirnya sebal. Dia juga memukuli dada bidang suaminya tanpa belas kasihan. “Sebal-sebal… Selalu seperti itu!”
Harv terkekeh, dia menarik tangan Fay dan menggendongnya menuju kamar mereka.
To be continued…
Credit of Pic : Devan by Yang Yang, Vanesha by Pharita Babymonster
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
fikachuuu
please buat herv am fey jatuh cinta thor..
2023-06-17
2
wildan Putra
mampir kak,, ini yg aq tunggu cerita cinta nya luna alister sama tuan nero
2023-04-14
2