🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾
Kedua anak Aisyah yang pernah mondok di salah satu pesantren di salah satu kota dengan lingkungan yang asri, terlihat hamparan sawah, dengan bukit di atasnya, dan aliran air di kaki gunung , serta sungai yang tidak kalah bersih airnya. Di pesantren ini , selalu mengisi rutinitas sehari-hari para santri mereka dengan beribadah , baik yang harus dikerjakan wajib , maupun yang hanya dikerjakan sunnah. Sehingga baik Zhafira maupun Zhidan sudah terbiasa dan membiasakan diri mereka ketika mereka tidak lagi berada di dalam ruang lingkup pesantren.
Terkadang rasa rindu itu datang dengan sendirinya Bila itu terjadi, maka Zhafira biasanya pasti mengajak Zhidan segera berkunjung ke kota itu, bahkan Fauzia turut ikut, karena Fauzia juga suka di pesantren yang terkenal bukan karena pamor nya, akan tetapi healing rohani sesungguhnya, sehingga membuat mood booster sekali setelah pulang dari pesantren di kota itu. Sedangkan Zhafira, jika di masa lalunya datang ke pesantren itu adalah dalam proses pemulihan diri dari trauma dan mendalami ilmu pengetahuan tentang agama ,dan tuhan khususnya, untuk saat- saat sekarang ini Zhafira memanfaatkan panorama alam sekitar sebagai terapi dalam pengembalian mood yang terkadang tidak baik. Ketika dia tidak mampu memecahkan permasalahan rumit dalam bisnis, permasalahan hatinya yang terkadang tiba-tiba masih terluka, dan menghadapi sisa trauma masa lalu yang masih membekas. Itulah kenapa Zhafira sampai detik ini, selalu datang ke pesantren ini tanpa pernah dikira waktunya.
Sedangkan kehidupan Zhafira di kota tempat dia tinggal saat ini, memiliki rutinitas sehari-hari yang padat, sehingga untuk beberapa bulan ke depan dia tidak bisa berkunjung ke pesantren yang selalu membuat dirinya nyaman. Bila hal ini terjadi, maka Zhafira akan mengisi waktunya dengan menghadiri majelis-majelis taklim yang selalu memberikan kajian tentang Islam. Ada satu majelis taklim yang selalu Zhafira datangi ketika hadir ustadz yang sangat dia kagumi dan menjadikan ustadz ini sebagai role models dalam kehidupan nya . Di majelis taklim PP M ini, banyak ilmu agama yang didapatkan Zhafira, walaupun untuk men-tahsin bacaannya dia masih di bimbing ustadz yang sama dengan Fauzia.
Kegiatan keagamaan ini akan selalu menjadi rutinitas wajib bagi Zhafira, Fauzia, dan Zhidan. Untuk Aisyah sendiri, karena Aisyah berbeda circle dengan kedua anaknya, membuat Aisyah lebih nyaman ke majelis taklim yang sama dengan para tetangganya di kompleks perumahan yang sudah termasuk sebagai anggota tetap di majelis taklim tersebut. Masing-masing mereka baik Aisyah, Zhafira, maupun Zhidan tidak mempermasalahkan hal tersebut dikarenakan inti dari belajar ilmu agama adalah mengejar posisi mulia di hadapan Allah.
Zhidan yang juga telah menyelesaikan ibadah sunnah yang berbeda jam dengan Zhafira kurang lebih dua jam sesudah Zhafira menyelesaikan sholat sunnah nya. Zhidan berpikiran untuk mengajak sang kakak untuk menunaikan ibadah wajib dua rakaat secara berjamaah, bila sang kakak mau maka dia akan tetap berada di dalam rumah. Dan jika tidak, maka Zhidan akan memilih untuk pergi ke masjid berjamaah dengan para bapak- bapak kompleks yang usianya beragam mulai dari yang memiliki rambut berwarna hitam hingga rambut yang sudah memutih karena usia.
Secara perlahan-lahan Zhidan membuka pintu kamar Zhafira untuk membangunkan sang kakak, Zhidan segera menuju saklar lampu dan menghidupkan lampu setelah berhasil mendaratkan telapak tangannya di dinding.
Sinar lampu membuat Zhafira merasa sedikit terganggu dengan apa yang dilakukan oleh sang adik. Zhafira bukannya marah kepada sang adik, Zhafira malah segera bergegas masuk menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, lebih tepatnya mandi .
Aisyah juga membiasakan kedua anaknya untuk mensucikan diri sebelum melaksanakan ibadah, agar terasa lebih enak saja karena jika kita keluar rumah hanya sekedar bertemu orang lain selalu ingin tampil menarik, apa lagi ketika kita menghadap tuhan pemilik semesta alam. Ini juga lah salah satu hasil pendidikan dasar Aisyah yang masih lekat dilakukan oleh kedua anaknya sampai detik ini.
" Zhi "
" kenapa masih disini ? " tanya Zhafira yang baru saja menyelesaikan ritual di kamar mandi.
" emangnya kakak nggak mau berjamaah dengan Zhizi " tanya Zhidan
" ya nggak lah "
" ayo, lekas ke masjid "
" sholat berjama'ah banyak keutamaan nya "
" apalagi berjama'ah di masjid , banyak sekali keutamaan nya "
" sayang loh kalau hanya jama'ah kamu cuma bunda dan kakak "
" kamu pasti sudah di tunggu in pak Sobirin tuh " ucap Zhafira, mengingatkan kepada Zhidan yang sudah menjadi salah satu imam masjid yang berada di kawasan kompleks nya.
Zhidan lantas bergegas kembali ke kamar untuk mempersiapkan diri menuju ke masjid yang berada di kawasan kompleks
" mana Zhidan " tanya Aisyah yang sedang bersiap-siap mengeluarkan beberapa bahan untuk dijadikan menu sarapan pagi mereka.
" lagi siap-siap "
" mau ke masjid dia , Zhaza minta dia untuk sholat subuh ke masjid aja " ucap Zhafira sembari memindai apa saja yang dipersiapkan oleh Aisyah
" lah "
" emang harus ke masjid loh dia "
" hari ini memang jadwal nya dia menjadi imam masjid " ucap Aisyah yang masih sibuk menata beberapa bahan
" biar Zhaza saja yang masak, bunda " ucap Zhafira
" nggak usah "
" sarapan pagi hari ini biar bunda aja yang masak "
" besok aja kamu yang masak " ucap Aisyah
" yah padahal master chef Zhafira ingin menyajikan menu favoritnya bunda dan Zhidan hari ini " ucap Zhafira yang masih kekeh untuk masak sarapan pagi hari ini. Aisyah hanya tertawa kecil mendengarkan rengekan Zhafira
" lebih baik kamu bersiap-siap untuk menemani Zhidan pergi ke masjid"
" dia suka kesal , kalau pulang dari masjid " ucap Aisyah yang sudah tertawa semakin sumringah, dan Zhafira tahu betul yang membuat sang ibu tertawa seperti itu
" wah "
" wah "
" lagi pada ghibah' in Zhizi yah " ucap Zhidan sembari menuruni setiap anak tangga
" pede banget kamu ,dik "
" kayak nggak ada bahan ghibah yang lebih berbobot aja " ucap Zhafira yang protes dengan ucapan sang adik, padahal pada kenyataannya mereka baru akan meng- ghibah satu-satunya pria dalam rumah Aisyah.
" iya, emang kayak gitu "
" orang kakak emang suka stalking' in Zhizi dengan anak-anak gadis kompleks " ucap Zhidan sedikit protes
" idih "
" mending kakak stalking' in Lee Jong Suk yang lagi dekat dengan IU "
" daripada stalking' in kamu "
" wlee " ucap Zhafira sambil memberikan ekspresi mengejek sang adik
" a " belum selesai Zhidan kembali menjawab
" stop ! "
" Zhaza kembali ke kamar kamu, segera bergegas"
" Zhidan sudah pasti ditunggu 'in pak Sobirin "
" kasihan dia, kalau Zhizi tidak datang "
" mau cari imam masjid buat subuh ini " ucap Aisyah yang mendapatkan kalimat " baik, bunda " dari mulut Zhafira yang pasrah akan titah sang ibu.
Zhafira segera bergegas ke kamarnya untuk mempersiapkan perlengkapan yang akan dia bawa ke masjid, seperti mukena, dan Alquran yang ukurannya tidak terlalu besar dan tidak juga terlalu kecil, serta tasbih yang bisa sekalian dijadikan gelang yang selalu menghiasi pergelangan tangannya yang kecil.
Benar seperti ucapan sang ibu, jika sosok Zhidan sudah sedari tadi sudah dinanti-nantikan oleh bapak Sobirin, beliau sedikit cemas, siapa yang akan menggantikan Zhidan sebagai imam subuh hari ini sedangkan beberapa pria yang sudah terlebih dahulu datang pada enggan untuk maju ke arah shaf paling depan.
Karena tahu yang akan menjadi imam masjid hari ini adalah Zhidan , putranya Aisyah yang terkenal shaleh, tentu saja membuat barisan makmum perempuan terisi full. Terkadang sering menjadi bahan ghibah, sholat nya karena Allah, atau karena imamnya, seloroh ustadz ketika menyampaikan ceramah ketika memperingati hari yang bersejarah bagi umat muslim, seperti isra mi'raj dan lain sebagainya. Kalimat celetukan yang diucapkan oleh ustadz membuat semua yang hadir tertawa renyah, bahkan peserta perempuan senyum-senyum tipis akan guyonan ustadz yang kadang suka benar.
Kalau Zhidan merasa malu karena dirinya dijadikan bahan bullying, maka para perempuan malu karena ketahuan mengagumi Zhidan, bahkan sholawat meminta Zhidan untuk menjadi imam atas dirinya, siapa tahu beruntung. Begitu pula para orang tua, membiarkan anak perempuan mereka pergi menunaikan ibadah wajib di masjid, atau pergi ke masjid memenuhi kegiatan - kegiatan keagamaan karena Zhidan termasuk dalam anggota remaja masjid. Sehingga tingkah laku anak perempuan mereka di diamkan saja oleh para orang tua selagi tidak merugikan diri mereka sendiri dan orang lain. Bahkan ada juga yang secara terang-terangan meminta mereka dijodohkan dengan Zhidan kepada orang tuanya mereka sendiri, siapa tahu mereka beruntung mendapatkan Zhidan sebagai calon suaminya, atau calon menantu mereka.
Tidak jauh berbeda dengan Zhidan, Zhafira pun mendapatkan perlakuan yang sama. Bahkan bagi pria yang memiliki adik perempuan , meminta sang adik untuk cari perhatian Zhafira, meminta adiknya memberikan informasi tentang dirinya dengan segala kelebihan, juga berlaku jika pria itu memiliki saudara perempuan. Dan apabila pria itu tidak ada saudara perempuan, hanya kepada sang ibu, dia meminta agar dirinya di promosikan sebagai calon suami yang baik untuk Zhafira.
Terlalu banyak yang meminta Zhafira dan Zhidan menjadi menantu mereka, bahkan Aisyah sudah memiliki kalimat jargoan atau andalan yang akan dia jawab ketika harus menolak dengan cara baik-baik, walaupun terkadang beberapa masih memaksakan kehendak padahal Aisyah tidak memiliki kemampuan untuk menerima, toh yang menjalankan pernikahan adalah anak-anaknya, tugas Aisyah mengingatkan, tanpa orang-orang tahu jika Aisyah sudah sangat puas meminta agar Zhafira segera memikirkan kriteria seperti apa yang ingin dia jadikan sosok imam di keluarga nya nanti, yah seperti itu lah, sulit untuk meyakinkan Zhafira jika di dunia ini masih banyak pria-pria baik, yang mencintai isteri, pria-pria yang setia kepada pernikahannya, jangan jadikan rumah tangga Aisyah sebagai role models, karena itu bukanlah hal yang bisa dibanggakan.
" jodoh mah nggak bisa di paksain atuh, bunda "
" jodoh mah sudah ada yang atur "
" rezeki, jodoh, maut milik Allah, kita mah hanya jalaninya aja " jawaban Zhafira jika dia tidak sedang baper, akan tetapi kalau dianya sedang lagi baper, melow - melow begitu, yah seperti semalam tadi, mewek si Zhafira, nangis-nangis kejer, sangking tidak maunya dia, bila sang ibunda meminta hal itu atau membahas hal itu.
Kalau bertemu dengan orang lain biasanya Zhafira cukup ramah , Namun pada beberapa keadaan Zhafira akan bersikap cool saja, agar orang-orang tidak akan banyak tanya a i u e o lagi, berbicara dengan orang lain pun Zhafira akan sedikit hati-hati bila orang tersebut sudah masuk ke ranah obrolan yang dihindari oleh Zhafira, padahal sikap aslinya Zhafira adalah sosok yang humble, suka bercerita, ketika orang lain mengajak dirinya melakukan percakapan. Tapi itu tadi, jika pembahasan mulai menjurus ke arah jodoh, kriteria pria, pernikahan, maka Zhafira bisa menjadi dingin, begitu juga dengan Zhidan yang juga meng copy paste sikap sang kakak.
Seperti apa yang sudah diperkirakan sebelumnya jika jama'ah masjid akan ramai , dan kenyataannya begitu Zhidan dan Zhafira telah tiba di pintu gerbang masjid. Zhidan dan Zhafira mengucapkan kalimat salam dengan sopan sebelum masuk ke dalam area masjid dan kalimat salam mereka berdua disambut dengan penuh semangat dari para jama'ah yang akan menunaikan ibadah sholat wajib dua rakaat subuh hari ini. Zhidan segera menyodorkan satu tangannya, tentu saja tangan kanan, untuk memberikan salam penuh takzim, dan Zhafira mengelus puncak kepala Zhidan dengan lembut ketika mereka akan memisahkan diri menuju ke tempat masing-masing.
Zhidan dan Zhafira menuju tempat wudhu berlawanan arah, bila Zhafira berjalan menuju ke tempat wudhu khusus perempuan, maka Zhidan berjalan menuju ke tempat khusus laki-laki.
Salam sapa Zhafira ucapkan ketika di pintu masuk ke area dalam masjid, melantunkan doa sebelum masuk masjid, Zhafira melangkahkan kaki kanannya, begitu sampai di saf khusus perempuan, Zhafira langsung menunaikan sholat sunnah ketika berada di dalam masjid, begitu juga Zhidan. Zhidan tidak lantas duduk di saf paling depan. Dia masih fokus dengan sholawat dan salam kepada nabi, kalimat - kalimat pujian kepada Allah, dilanjutkan dengan zikir , sebelum dia menengadahkan kedua tangannya dengan kepala menunduk penuh takzim.
Suara adzan bergemuruh, menyapa kaum muslimin dan muslimat untuk menunaikan ibadah subuh hari ini, merdu sekali suara panggilan itu. Bukan hanya Zhidan saja memiliki suara yang indah, masih banyak pria lainnya, itulah cara Zhidan tidak memandang tinggi dirinya akan ilmu agama yang dia miliki dan dia ketahui yang hanya sebesar biji zarah saja.
" abang " ucap remaja masjid yang telah mengumandangkan adzan
" masyaallah "
" indah betul suara kamu , Fadhil " ucap Zhidan kepada salah satu remaja masjid yang aktif. Pujian Zhidan membuat remaja menjadi itu tersipu.
" cieee cie-cie "
" tersipu malu dia ,bang " ucap remaja masjid yang lain menggoda Farel
" masih mending dia "
" lah , kamu "
" malu - malu'in aja " ucap remaja masjid yang lainnya , membuat suasana subuh itu langsung ramai
" sudah - sudah "
" siapa yang akan menjadi muadzin " ucap salah satu bapak yang juga pemilik salah satu rumah di kompleks perumahan ini. Salah seorang remaja masjid maju untuk mengumandangkan kalimat iqomah dengan suara naik beberapa oktaf agar bisa didengar oleh para perempuan yang juga akan menjadi jama'ah subuh hari ini.
Setelah kalimat iqomah diperdengarkan, tidak berselang lama kemudian Zhidan yang berdiri di podium imam, segera mengangkat kedua tangannya seraya mengucapkan kalimat takbir. Suasana hening seketika, ketika Zhidan melafazkan bacaan sholat, dengan fasih, ayat-ayat surah pendek tapi tidak pendek yang dipilih Zhidan, tidak membuat makmum merasa kesal, bahkan menikmati setiap lantunan ayat itu, kata aamiin menghiasi setiap sebelum ruku', itu saja sebagai pertanda jika sholat berjamaah ini memiliki makmum yang banyak.
Di akhir sholat, Zhidan melantunkan doa, disertai dengan arti membuat makmum meneteskan air mata mendengarkan ternyata itu arti dalam doa yang dilantunkan oleh Zhidan dengan bahasa arab. Zhidan juga melantunkan lantunan doa' dengan khusyuk, yang menjadi nilai positif, inilah salah satu yang membuat Zhidan disukai ketika menjadi imam masjid. Bacaan, dan doa yang Zhidan persembahan membuat hati lapang dan nyaman.
Termasuk sang ayah, yang saat ini dengan sengaja datang ke masjid sejak sepertiga malam, demi menjadi makmum sang anak.
Adhitama tidak mampu menghentikan air mata yang terus saja mengalir melewati kedua pipinya, mencoba menahan suara isak tangis agar tidak pecah, jangan sampai di dengar oleh orang lain.
" tuan " ucap orang kepercayaan tuan Adhitama dengan sangat halus
" tuan muda, dan nona baru saja meninggalkan masjid "
" apakah tuan tidak ingin mengikuti mereka " ucap orang kepercayaan tuan Adhitama dengan sangat hati-hati.
Tersisa beberapa orang di jalan kompleks arah jalan menuju rumah Aisyah. Sikap manja nya Zhafira selalu muncul ketika bersama orang-orang terdekatnya. Zhafira saat ini sudah berada di punggung Zhidan, mereka berdua berbicara di sepanjang jalan menuju ke arah rumah Aisyah dengan tema random sebagai bahan obrolan santai subuh hari ini, sesekali mereka tertawa, tanpa mereka sadari jika sang ayah menatap punggung anak-anaknya dengan rasa sesal.
Seandainya, kalau saja, seumpamanya, jika, dan kata-kata andai, yang menunjukkan rasa sesal , dengan kalimat itu mungkin saja bisa mengubah takdir masa lalu, dirinya tidak akan seperti ini, diceraikan oleh isteri, ditinggalkan anak-anak, membuat dirinya hancur sehancur - hancurnya.
Kalimat maaf, sudah dia dapatkan, tapi tidak bisa mengubah apa yang telah terjadi, tidak dapat membuat Aisyah kembali bersamanya, dan tidak juga bisa membuat hati anak-anak seperti waktu di masa lalu.
Penyesalannya tidak mampu mengobati rasa sakit, dan rasa kehilangan meskipun telah dia tebus dengan kembali berjalan di sisi Allah. Jika dia tidak bisa mengetuk hati Aisyah, setidaknya dia sudah berusaha mengetuk pintu taubat agar Allah memberikan hal yang terbaik yang Allah berikan untuk hambanya yang mau bertaubat dan bersungguh-sungguh beriman kepadanya.
allahualam bisawab, misteri kehidupan hanyalah rahasia Allah, manusia hanya berusaha beribadah dengan baik untuk bekal di dunia yang sesungguhnya.
*
*
*
*
*
*
*
🌺🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments