🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄
Hari ini sepertinya hari yang penuh ujian bagi Zhafira. Setelah kejadian di depan pintu lift, Zhafira tiada henti mengucapkan kalimat istighfar baik terucap maupun di dalam batinnya saja.
Bahkan Zhafira merasa dirinya tidak bekerja secara profesional hari ini, sudah beberapa kali Zhafira mengecek kembali pekerjaannya, mengulangi nya berkali-kali karena Zhafira merasa jika fokus nya sedikit teralihkan ketika bayangan kejadian itu terus berulang-ulang menari di ingatan nya., mungkin seperti kaset rusak saja.
Bukan karena menikmati sebuah rasa dari apa yang terjadi, namun lebih tepatnya menyesali kenapa hal itu sampai bisa terjadi. Sehingga untuk pertama kalinya Zhafira menyesali kecerobohannya. Dalam kondisi lebih baik, lebih tenang, Zhafira berusaha menstimulasi otak nya untuk berfikir hal-hal positif, dan juga mengintrospeksi dirinya sendiri apalagi setelah melakukan sholat taubat, hatinya merasa lebih baik karena untuk pertama kalinya Zhafira merasa bahwa dirinya telah melakukan dosa besar.
Dalam keheningan suasana masjid, sekali lagi Zhafira menstimulasi dirinya , bahwa apa yang terjadi adalah cara Tuhan memperingatkan dirinya untuk lebih teliti, untuk tidak bersikap ceroboh lagi, dan Zhafira harus belajar mengubah kebiasaan buruk nya ini, meskipun hal itu sangatlah sulit bagi Zhafira, akan tetapi mau tidak mau Zhafira harus berusaha memperbaiki sikap nya ini daripada terjadi yang lebih buruk dari kejadian yang baru saja terjadi tadi.
Dalam kondisi yang masih belum membaik , walaupun Zhafira telah melakukan sholat taubat, Zhafira memilih untuk segera menghubungi seorang ustazah yang selalu menjadi guru spiritual nya dalam memperdalam ilmu agamanya, Zhafira menceritakan tentang apa yang baru saja menimpa dirinya, menanyakan tentang banyak hal, ini itu, membangun komunikasi dua arah hingga membuat dirinya terpuaskan akan setiap jawaban yang diberikan oleh seorang ustazah yang telah menjawab setiap pertanyaan nya dengan hadist - hadist sohih yang bisa meyakinkan bahwa hal itu benar. Salah satu jawaban dari sang ustazah berikan adalah ketika ustazah mengatakan bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri kita adalah Qodarullah atau takdir Allah yang bisa saja terjadi atau pasti terjadi karena atas kehendak Allah, dan hal itu mungkin saja atau bisa saja terjadi secara tiba-tiba, baik secara tanpa sengaja atau dengan sengaja, allahualam bisawab.
Dan untuk Qodarullah inilah kita harus bisa husnudzon atau berfikir positif akan segala hal yang merupakan kehendak dari Allah. Oleh karena itu, kita tidak boleh merasa menyesal atas apa yang baru terjadi, sudah terjadi dalam hidup yang kita jalani ini, dan untuk itu pasti ada hikmah yang ingin Allah sampaikan kepada kita atas apa yang terjadi, sehingga kita bisa mengambil sikap dengan cara memperbaiki diri menjadi lebih baik, itulah kunci agar kita ikhlas ketika mendapatkan ujian, dan merasa tenang ketika sudah melampaui ujian tersebut, seperti itulah ucapan sang ustazah yang mampu membuat Zhafira merasa jauh lebih baik dari perasaan sebelumnya.
Namun karena hal ini belum pernah terjadi dalam hidupnya Zhafira, dan belum pernah melakukan kontak fisik dengan lawan jenis sebelumnya kecuali kepada adiknya yang merupakan mahram baginya, membuat rasa tidak nyaman masih saja terasa begitu mengingat kejadian itu. Oleh karena itu, Zhafira mencoba metode yang pernah diajarkan oleh seorang terapis profesional di bidangnya , dimana hubungan silaturahmi diantara mereka masih terjaga, sehingga apa salahnya jika Zhafira melakukan lagi metode yang pernah diajarkan kepada dirinya sehingga dapat menghilangkan perasaan yang tidak nyaman itu pergi tidak berbekas , namun ada konsekuensi yang ditanggung oleh Zhafira yaitu sedikit menghilangkan memori di beberapa moment.
Zhafira melanjutkan kembali tugasnya sebagai perawat setelah menghabiskan waktu isoman di dalam masjid, tanpa mengisi perut nya yang sudah meminta hak sejak dari tadi. Namun Zhafira tetap mengabaikan hal itu yang dianggapnya tidak terlalu penting, hingga tanpa terasa waktu kerjanya akan segera berakhir hanya dalam waktu tidak lebih dari satu jam lagi. Zhafira dan para rekan satu shift dengan dirinya mulai mempersiapkan diri dan beberapa hal yang akan dijadikan bahan handover dengan rekan kerja di shift selanjutnya.
Sedangkan untuk permasalahan yang tadi, Zhafira telah meminta Anggie untuk menyelesaikan permasalahan dengan pria tersebut tanpa harus dia bertemu lagi, yang hanya membuang-buang waktu berharga nya, ucap Zhafira kepada Anggie, padahal bukan hal itu poin nya, tentu saja karena Zhafira terlalu malas berhubungan dengan seorang pria., itu saja alasan utama Zhafira merasa enggan menyelesaikan sendiri permasalahannya. Dan hal lainnya, itu karena Anggie juga berucap agar Zhafira tidak perlu lagi merasa khawatir dengan kemungkinan-kemungkinan yang mungkin bisa saja terjadi, agar Zhafira tidak perlu lagi terlalu memikirkan hal yang sama sekali tidak penting menurut Anggie, walaupun pada kenyataannya Anggie di bantu sang asisten pribadi yang selalu siap membantu Anggie dan Zhafira.
Tanpa diketahui oleh Zhafira dan Anggie, jika Samuel terpaksa menjual salah satu informasi tentang Zhafira agar tuan muda Abrisham mau melepaskan permasalahan ini secara baik-baik, kalau Samuel mau memberikan informasi yang diinginkan oleh sang tuan muda.
Samuel menganggap bila informasi yang diminta oleh tuan muda Abrisham tentang Zhafira masih dianggap informasi umum, dengan mudah Samuel memberikan informasi itu tanpa ragu, karena Samuel tidak yakin jika tuan muda Abrisham akan meminta informasi lebih.
Kalimat tuan muda Abrisham yang terdengar biasa saja bagi Samuel membuat Samuel mengembangkan senyuman, dan mengucapkan kalimat perpisahan ketika tuan muda Abrisham berjanji tidak akan memperpanjang permasalahan ini lagi.
Akan tetapi tidak untuk Leon, yang sudah mengubah raut wajah menjadi lebih serius, apalagi ketika Samuel meninggalkan ruangan pertemuan
" selidiki gadis itu "
" dia pikir mampu menipu aku dengan informasi palsu seperti itu " ucap Kenzie dingin tanpa menatap orang kepercayaan nya.
Anggie merasa tenang ketika mendengar kabar dari Samuel yang sudah memberikan kabar baik, tapi entah kenapa Anggie merasa tidak tenang meskipun Samuel memberikan kabar baik.
" Sam "
" berhati-hatilah "
" air yang beriak tanda tidak dalam "
" begitu pula sebaliknya " ucap Anggie dalam sambungan telepon.
" iya , nona "
" saya akan lebih hati-hati "
" saya juga merasakan aura berbeda dari tuan muda Abrisham " ucap Samuel
" Hm "
" aku tidak ingin Zhaza berhubungan dengan keluarga Abrisham "
" mereka "
" you know that "
" jika mereka menginginkan sesuatu, maka mereka akan berusaha keras mendapatkan nya "
" begitu pula jika mereka tidak menginginkan sesuatu, maka mereka akan berusaha keras untuk menjatuhkan hingga tidak bersisa "
" aku tidak ingin perpecahan terulang kembali "
" Daddy sudah nyaman dengan kondisi saat ini, Sam " ucap Anggie dengan tegas, seolah-olah Samuel saat ini berada di hadapannya.
" baik, nona "
" saya akan berkordinasi dengan David, dan Pierre untuk memperhatikan ini lebih teliti lagi " ucap Samuel, sebelum Anggie memutuskan sambungan telepon nya.
Anggie menghembuskan nafasnya dengan berat, sesekali menekan pelipis nya,
" Zha "
" elo yah "
" ck "
" merepotkan " ucap Anggie menatap luas hamparan bangunan cakrawala yang menghiasi kota yang kini menjadi tempat tinggal Anggie bersama Zhafira.
Jika Anggie saat ini mengkhawatirkan Zhafira, maka orang yang Anggie khawatirkan malah sibuk memikirkan makanan apa yang akan dia bawa pulang ke rumah untuk ibunya tercinta, dan adiknya tersayang. Zhafira yang sudah mengakhiri waktu kerjanya di rumah sakit, segera mengganti pakaian kerja dengan pakaian yang akan dia pakai untuk perjalanan pulang ke rumah.
ting...tong ....ting....tong.....
Zhafira yang sudah sampai dengan selamat di tempat tujuan nya yaitu rumah milik sang ibu, Aisyah.
Rumah Aisyah, adalah rumah yang sejak awal menjadi saksi bisu perjuangan Aisyah menghidupi kedua anaknya, dimana Aisyah merintis usaha dari minus, minus pengalaman, minus modal, namun tidak minus doa, karena Aisyah mengajarkan kepada anak-anaknya untuk terus melangitkan doa', walaupun di hujam dengan berbagai cobaan dan ujian hidup
" anakku"
" Allah tidak akan pernah memberikan ujian kepada hambaNya, melebihi batas kemampuan yang dia miliki "
" ujian, cobaan hidup hanya lah cara Allah rindu akan cara hambanya meminta dengan melaksanakan perintahNya, dengan melantunkan untaian doa kepadaNya, seperti yang tertuang dalam surah Ghafir ayat 6 " berdoalah kepada -Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu ( apa yang kamu harapkan) "
" salah satunya yaitu berdoalah , niscaya Allah akan mengabulkan doa-doa kamu "
" jadi "
" bersabarlah "
" karena janji Allah pasti, nak "
" Allah akan bersama orang-orang yang sabar ' ucap Aisyah mengingatkan kedua anaknya yang masih dalam fase krisis iman. Aisyah bahkan mengajak kedua anaknya semakin memperkuat keimanan dengan menempatkan Zhafira dan Zhidan di tempat yang tepat, agar Zhafira khususnya bisa melampaui fase tersulit dalam hidupnya. Walaupun Aisyah tidak bisa terus mendampingi sang putri, setidaknya Aisyah selalu mengirim untaian doa di setiap setelah sujudnya.
ceklek, suara knop pintu utama rumah dibuka oleh seorang perempuan paruh baya yang masih terlihat cantik. Tanpa tedeng aling Zhafira segera memeluk tubuh perempuan yang telah melahirkan, dan berjuang untuk hidup nya.
Zhafira yang sudah mengucapkan kalimat salam, dijawab oleh Aisyah dengan sedikit tertahan oleh karena perbuatan Zhafira yang memeluknya cukup erat.
Bahkan Zhafira tanpa rasa malu bermanja-manja kepada sang ibu.
Kecupan demi kecupan disematkan oleh Zhafira kepada sang ibu, untuk mengobati rasa rindu nya yang sudah delapan jam lebih tidak bertemu dengan nya.
" bunda pasti sangat merindukan putri kesayangan bunda, kan " ucap Zhafira dengan jumawa
" ish dah "
" pede sekali anda yah "
" nggak tuh " ucap Aisyah, sembari berjalan ke halaman depan rumah untuk segera mengunci pintu pagar, karena hari sudah cukup malam. Lagi pula Zhafira adalah penghuni rumah terakhir yang pulang, tidak akan ada lagi yang akan datang sehingga Aisyah segera bergegas untuk mengunci pagar rumah.
" yah "
" broken heart deh akuh nya " ucap Zhafira dengan ekspresi badmood
" terserah deh "
" suka-suka bunda aja "
" ngomong-ngomong hari ini bunda masak apa, bund " ucap Zhafira cukup excited setelah dia melupakan hal yang tidak penting untuk dia ingat.
" nggak usah banyak tanya, mandi sana gih "
" bau tuh keteknya, perlu dimandikan tuh " ucap Aisyah
" wangi begini, dibilang bau " ucap Zhafira yang sudah mengendus-endus ketiaknya, karena gerah dan terasa sangat lengket Zhafira memutuskan menuruti perintah sang ibu, namun sebelum beranjak Zhafira melabuhkan kecupan lagi di area sekitar wajah Aisyah.
" Zhaza ! "
" muka bunda bau liur kamu semua nih " teriak Aisyah, saat Zhafira berhasil melarikan diri menuju ke arah kamar nya yang terletak di lantai dua rumah Aisyah, berada tepat di samping kamar adiknya, Zhidan.
Setelah Zhafira pergi untuk menunaikan permintaan Aisyah, Aisyah kembali sibuk memeriksa semua pintu rumah, jendela, dan lain sebagainya, khas seorang ibu yang memastikan rumah dalam keadaan aman, maka seorang ibu baru bisa tidur dengan nyenyak dan nyaman.
Aisyah belum segera kembali ke kamar nya setelah kedatangan sang putri. Biasanya Zhafira akan mengajak Aisyah, dan Zhidan untuk bercengkrama walaupun hanya sebentar untuk menciptakan hubungan emosional yang erat antara satu dengan lainnya anggota keluarga yang berada dalam satu rumah.
Walaupun hanya sekedar bercerita hal-hal receh tentang keseharian mereka ketika mereka mengisi hari mereka dengan kegiatan masing-masing.
Zhafira yang sudah mandi, terlihat lebih fresh dari sebelumnya, nampak Zhafira menuruni setiap anak tangga menuju ruangan keluarga. Zhafira tanpa sungkan merebahkan tubuhnya di sofa yang sama dengan Aisyah. Bahkan Zhafira meletakkan kepalanya di atas paha Aisyah. Aisyah pun segera merespon dengan mengelus- elus puncak kepala anaknya yang sudah tidak berbalut hijab.
Hanya di dalam rumah Aisyah, Zhafira melepaskan hijab nya. Oleh karena itu, Aisyah memutuskan untuk tidak memakai jasa ART atau asisten rumah tangga, karena Aisyah ingin anak-anaknya,dan dirinya nyaman berada di dalam rumah mereka sendiri. Selain itu, Aisyah bisa menerapkan prinsip hidup pada anak-anaknya untuk mandiri, saling membantu, dan sikap-sikap yang baik untuk dikembangkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Satu hal penting, yaitu bila ada rahasia penting yang hanya boleh diketahui oleh orang yang sangat dekat, maka rahasia itu akan aman terjaga.
Bukan berarti jika memiliki asisten rumah tangga tidak aman, akan tetapi ada positif dan negatif dari setiap keputusan yang diambil. Dan menurut Aisyah jika keputusan nya ini adalah keputusan yang terbaik.
Aisyah masih betah berada di ruangan keluarga, Aisyah nampak seperti menonton televisi padahal sesungguhnya saat ini Aisyah tengah merenungi bagaimana masa depan Zhafira dan Zhidan.
Rumah tangga nya hancur karena pengkhianatan yang dilakukan oleh sang suami dengan kekasih di masa lalu sang suami, sehingga membuat Aisyah terpaksa harus merelakan melepaskan sang suami demi kebahagiaan yang diinginkan.
Aisyah rela melepaskan demi menjaga hatinya, dan hati ketiga anaknya, bahkan Aisyah rela meninggalkan semua yang dia miliki bersama sang suami hanya untuk membuktikan bahwa dirinya adalah wanita tangguh.
Akan tetapi sesuatu yang menjadi pilihan terbaik untuk nya dan anak-anak mengantarkan mereka pada kerasnya kehidupan, Aisyah bahkan terkadang merasa sangsi dengan pilihan nya saat itu, yang bukan hanya mengubah kehidupannya, namun juga mengubah pola pikir anak-anaknya.
Dimana ketiga anaknya menjadi dingin terhadap sosok ayahnya sendiri, bahkan cenderung menolak kehadirannya, apalagi ketika putra sulung Aisyah dan Adhitama yang harus meregang nyawa akibat keegoisan dan hasrat memiliki harta dan pria yang sudah menjadi mantan suami Aisyah.
Hal itu pula lah yang menjadi sebuah titik awal Zhafira menutup pintu hatinya terhadap hadirnya pria dalam kehidupannya. Zhafira tidak ingin terluka, tidak ingin tersakiti hanya oleh karena seorang pria . Zhafira bahkan tidak pernah terpikir untuk mengenal pria, tidak pernah ingin memiliki dan dimiliki oleh seorang pria, dan tidak akan pernah terbuai oleh rayuan cinta seorang pria yang biasanya mengatasnamakan kata cinta, namun kemudian menyakiti perempuan, ketika perempuan itu sudah terjatuh dalam genggaman tangannya.
Berkedok kata cinta, kemudian ketika hasrat ingin memiliki terpenuhi, ketika ambisi sudah terpenuhi, maka seiring waktu berjalan rasa itu perlahan-lahan akan mulai pupus dengan sendirinya, yang katanya cinta, perlahan akan dihempaskan begitu saja seperti sampah, ketika rasa itu telah habis tidak tersisa. Oleh karena itulah Zhafira sangat tidak ingin terjebak dalam satu kata " cinta ".
Cinta yang tidak pernah lekang di makan waktu, adalah cinta seorang ibu kepada anak-anaknya, cinta sang Khaliq, cinta Allah kepada makhluk ciptaannya, terlebih dari itu, bukan lah cinta, menurut pemikiran Zhafira. Karena sejatinya cinta, selalu ingin memberi tanpa pernah meminta, selalu berkorban tapi tidak pernah mau mengorbankan, itulah cinta menurut pemikiran Zhafira.
Zhafira rela memberi, rela berkorban untuk orang-orang dengan kasih sayang dan itu tulus, tapi tidak untuk cinta, karena cinta nya hanya dia berikan kepada orang-orang terpilih saja.
*
*
*
*
*
*
*
🌺🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments