My Darling

My Darling

1

🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄

" Zha "

" jangan lupa, bla - bla - bla " ucap seorang wanita melalui sambungan telepon mengingatkan seorang gadis cantik yang saat ini tengah terburu-buru mempersiapkan diri untuk pergi bekerja.

" iya " ucap gadis cantik yang saat ini mengenakan hijab putih, senada dengan sepatu sneaker yang dia kenakan, sedangkan untuk setelan pakaian yang dia kenakan terkadang warna sesuai hari di saat dia bekerja.

Gadis cantik yang saat ini sibuk memeriksa kelengkapan yang akan dia bawa, adalah satu-satunya putri keturunan dari tuan Adhitama yang memiliki perusahaan yang cukup besar, dan bonafit. Namun gadis ini memilih untuk hidup bersama sang ibu dan adik, daripada hidup bersama sang ayah.

Dimana di masa lalu , sang ayah menyematkan luka di sanubari nya, yang hingga kini masih saja melekat di sana. Bukan membenci, bahkan rasa benci itu terkalahkan oleh rasa cinta kepada sang ayah, akan tetapi kecewa mendominasi hati sang gadis ini, sehingga rasa terluka itu masih terus tersimpan sempurna tanpa ingin dia bagi kepada orang lain, bahkan kepada ibunya tersayang.

Brmmm.... Brmmm......

Bunyi suara knalpot sepeda motor matic milik sang ibu yang sudah tidak terpakai lagi dikarenakan sang ibu pernah mengalami kecelakaan yang membuat gadis bernama Zhafira yang di sapa Zhaza memaksa sang ibu untuk berlangganan ojek saja, atau di antar oleh sopir jika dia atau adiknya tidak dapat mengantarkan sang ibu pergi bekerja sebagai pengajar di salah satu sekolah swasta.

Zhafira melajukan kendaraan nya menuju tempat nya bekerja, namun lebih tepatnya sebagai tempat dia merealisasikan ilmu yang dia dapatkan di bangku sekolah. Zhafira merupakan salah satu mahasiswi di fakultas ilmu keperawatan, dan sedikit beruntung karena pada akhirnya dia menyelesaikan pendidikannya meskipun hanya sebatas program diploma saja.

Itu sudah cukup bagi Zhafira, daripada tidak sama sekali, oleh karena itu dia mengimplementasikan ilmunya melalui bekerja sebagai perawat terampil di bidang nya. Akan tetapi , Zhafira yang sejak awal merupakan pebisnis, cukup sulit membagikan waktu ketika dia harus memenuhi tugas sebagai perawat.

Bahkan beberapa kali seorang sahabat dekat, yang sudah bersikap seperti saudara kandung, meminta Zhafira untuk berhenti bekerja di rumah sakit saja, agar lebih fokus dalam mengurusi perusahaan yang sudah pasti mengahasilkan pundi-pundi uang yang lebih bermanfaat.

Namun, sekali lagi Zhafira mencoba menyakini orang-orang terdekatnya bahwa dia mampu, dia tidak akan melalaikan kewajibannya sebagai CEO sukses yang mampu mengantarkan perusahaan sang ibu di puncak kesuksesan , ketika Zhafira memimpin roda perusahaan, sehingga membuat Aisyah, sang ibu yang masih menjadi Presdir cukup santai di masa tuanya.

Bahkan kedua anak Zhafira meminta Aisyah untuk rehat saja dari kerjaan sebagai pengajar, dan duduk manis, menikmati hidup dengan happy - happy saja, jalan - jalan, suka - suka sang ibu. Balik lagi , namanya orang tua, lebih betah beraktivitas untuk mengisi waktunya, apalagi Aisyah merupakan wanita mandiri sejak sang suami,

yah sejak sang suami mengkhianati pernikahan mereka, dan Aisyah memilih untuk berjuang menghidupi ke-tiga anaknya, menjadi single parent yang wonder woman, dimanfaatkan nya istilah otot kawat tulang besi. Dan ini juga lah menjadi titik awal keberhasilan Aisyah yang mampu menjadikan anak-anak Aisyah menjadi sosok luar biasa.

Zhafira masih begitu fokus dengan setir kendaraan nya ketika melajukan motor matic ke arah tempat dia bekerja di salah satu rumah sakit swasta yang terkenal kualitasnya. Walaupun tidak lebih besar dan terkenal seperti milik keluarganya.

Zhafira lebih memilih bekerja di rumah sakit milik orang lain yang notabene nya milik salah satu sahabat nya, dimana Zhafira juga menjadi salah satu investor di rumah sakit tersebut. Kok bisa Zhafira bekerja di rumah sakit bukan milik keluarganya. Hal ini terjadi, karena pernah Zhafira bekerja di rumah sakit yang dia dan ibunya bangun untuk mengenang sang abang kesayangan.

Akan tetapi perlakuan orang - orang di sekitar Zhafira, yang membuat Zhafira merasa sungkan, oleh karena itu Zhafira memilih untuk bekerja di rumah sakit lain, dikarenakan agar dia bisa mengeksplore kemampuannya.

Namun perjalanan Zhafira hari ini harus sedikit tersendat, karena di ruas jalan yang akan dilalui oleh Zhafira melakukan perbaikan yang membuat jalan sedikit lebih sempit

meskipun di pertengahan perjalanannya, jalan yang dia lalui mengalami perbaikan jalan,yang membuat ribuan kendaraan memburu untuk terus melaju di jalan yang semakin sempit .

Bukan itu saja, debu hasil pekerja yang sedang mengebor aspal jalan membuat debu semakin tebal, semua tercampur menjadi polusi udara, belum lagi tajamnya sengatan sinar matahari siang hari ini membuat tubuh Zhafira berderai peluh, dan terselimuti debu.

Namun rasa lelahnya, tidak menurunkan semangat nya untuk bekerja hari ini, karena beberapa waktu lalu dia harus absen dari jadwal kerja di rumah sakit karena dia harus memeriksa berkas-berkas di cabang perusahaan yang ada di kota yang cukup jauh dari kota tempat tinggal nya saat ini.

Beruntung nya dia memiliki sahabat yang juga memilih menjadi asisten pribadi Zhafira untuk mengatur jadwal atau schedule harian Zhafira, bahkan menyeleksi beberapa perawat pengganti yang siap kapan pun mengisi jadwal kerja Zhafira di rumah sakit, jika Zhafira lagi sibuk-sibuknya di perusahaan.

Anggie, yang termasuk salah satu sahabat memilih bekerja di perusahaan Zhafira, padahal sesungguhnya Anggie memiliki tanggung jawab di perusahaan sang Daddy yang sama besarnya dengan milik sang paman. Namun karena rasa cinta begitu besar, Daddy Anggie mengalah, dan membiarkan Anggie bersama Zhafira, akan tetapi Anggie yang memiliki tanggung jawab, tetap harus bertanggung jawab akan kewajibannya, sehingga mau tidak mau, Zhafira membuat dua ruangan di satu lantai yang dia tempati. Satu ruangan milik nya dan satu ruangan milik Anggie dengan di jaga oleh sekretaris masing-masing.

Sehingga, mau tidak mau Zhidan yang notabenenya adalah adik kandung Zhafira harus mengalah, memiliki ruangan yang berdampingan dengan ruangan Presdir. Padahal seharusnya ditempati oleh Zhafira sebagai CEO, tapi apa boleh buat, Anggie mampu memonopoli sang kakak jika dalam mode on damage nya.

Jarak tempuh perjalanan dari rumah menuju rumah sakit tempat Zhafira bekerja , biasanya bisa di tempuh dengan waktu relatif singkat, hanya sekitar kurang lebih dua puluh, atau tiga puluh menit bila terjadi kemacetan. Namun hari ini, luar biasa sekali Zhafira harus rela satu jam lebih di ruas jalan ini, yang otomatis Zhafira pasti akan mengalami keterlambatan. Zhafira bukan mengkhawatirkan mesin finger atau mesin yang mencatat kedatangan akan mencatat keterlambatannya, yang akan berimbas dengan pemotongan jasa bagi karyawan/ karyawati yang terlambat.

Keterlambatan Zhafira akan membuat rekan-rekan kerja yang bekerja di shift sebelum dirinya akan terlambat pulang, itu yang membuat Zhafira bergegas untuk segera sampai. Bahkan Zhafira sampai berlarian ke arah mesin finger print yang terletak di pintu masuk rumah sakit di tempat yang aman dari pasien dan keluarga pasien.

" Fira " teriak salah satu rekan kerja Zhafira yang sama-sama bekerja sebagai paramedis di rumah sakit tersebut. Dan rekan Zhafira lainnya juga akan menyapa Zhafira dengan sapaan seperti itu juga, karena hanya keluarga dan orang-orang terdekatnya saja menyapa Zhafira dengan sapaan Zhaza.

Sapaan, atau nama sapaan yang sudah berlaku sejak Zhafira masih bayi,

" bunda "

" adik bayinya "

" kasih nama Zhaza saja, supaya sama dengan abang "

" Zhaza , adiknya abang Zhayn " ucap almarhum putra sulung Aisyah

itulah kenapa hingga saat ini, Zhafira disapa oleh orang-orang terdekatnya dengan sapaan akrab Zhaza, untuk orang lain cukup Fira atau Zhafira ketika dia memperkenalkan diri nya kepada orang lain.

" Hei "

" kok kamu bengong saja , Fira " ucap Silvi sedikit menepuk pundak Zhafira

" telat nih " ucap Zhafira dengan lirih

" iya "

" sunat " ucap Silvi dengan wajah yang sudah di tekuk, sambil memberikan kode di jarinya seperti tanda gunting, sedangkan Zhafira saat ini sedang mengkhawatirkan rekan satu profesi sebelum shift dia bekerja.

Zhafira cukup mengerti dengan apa yang dimaksudkan oleh Silvi, karena semua pegawai mengetahui makna dari kode yang Silvi kode melalui kedua jari telunjuk dan tengah nya.

Apalagi keterlambatan pada jam kerja akan sangat mempengaruhi penilaian kinerja pegawai yang tentunya akan berimbas pada insentif yang mereka dapatkan , ini merupakan salah satu cara rumah sakit mendisiplinkan kinerja para pegawainya

" buruan yuk, Vi "

" belum lagi kita harus segera membersihkan tubuh kita terlebih dahulu sebelum masuk kedalam ruangan "

" aku perlu mandi, dan mengganti pakaian kerja aku terlebih dahulu

" kasihan teman-teman pasti saat ini menunggu untuk handover dari shift sebelumnya ke shift aku sekarang " ucap Zhafira dengan cepat, dan juga setengah berlari menuju ke lantai rumah sakit dimana tempat nya bekerja.

Hari ini para senior Zhafira sudah sepakat untuk mengerjai Zhafira yang sangat terkenal suka minim informasi, karena Zhafira sering malas membuka obrolan group. Ketika Zhafira tiba di ruangan tempat dia bekerja, Zhafira di sambut dengan wajah-wajah cemberut, bahkan saah satu nya memilih mengekspresikan merah padam, pertanda dia sedang marah karena Zhafira terlambat dari jam shift kerja

" maafkan saya , mbak "

" maafkan saya , kakak "

" maafkan saya , abang, " ucap nya Zhafira dengan sopan dan santun sembari menyembunyikan ketakutan nya, Zhafira tahu jika dirinya salah, oleh karena itu, Zhafira terdiam dan menundukkan kepalanya , pertanda jika dirinya merasa bersalah karena terlambat kerja hari ini. Kalau pun dia akan mendapatkan kemarahan dari para seniornya , Zhafira berusaha siap dan ikhlas jika dirinya di tegur, asal tidak anarkis saja, menurut isi kepala Zhafira

Sedangkan beberapa senior Zhafira yang melihat ekspresi wajah Zhafira merasa kasihan . Sehingga mereka saling melihat satu sama lain memberikan kode agar segera mengakhiri sandiwara mereka. Namun beberapa orang masih suka menjahili Zhafira karena ekspresi wajah Zhafira terlihat begitu mengemaskan.

Zhafira yang merasa jika dirinya diperhatikan dengan intens, membuat dia berfikir apa yang salah dengan penampilannya, sehingga Zhafira dengan polosnya memindai penampilan nya baik baju, hijab, dan lain sebagainya.

Mungkin baju yang dia kenakan saat ini kusut, namun tidak begitu terlalu, hanya bekas terlipat saja, Zhafira pun segera merapikan hijab nya yang mungkin saja sedikit miring, kemudian Zhafira menatap sepatu dia kenakan, seperti baik-baik saja, dan tidak ada yang salah pada dirinya.

" Oh,"

" mungkin saja saat ini mereka menertawakan aku yang sudah pasti akan mendapatkan pengurangan insentif bulan ini " Zhafira bermonolog di dalam batinnya

" Fira "

" kamu tahu kesalahan kami " ucap salah satu senior, dan dijawab Zhafira dengan anggukan kepalanya

" iya "

" saya tahu, kak "

" saya datang terlambat " ucap Zhafira dengan hati-hati. Tentu saja hal itu membuat semua senior Zhafira menertawakan ketidaktahuan Zhafira

" Fira "

" makanya kamu itu, update dong dengan informasi terbaru di group "

" apa gunanya handphone kamu kalau tidak update informasi di group " ucap salah satu senior Zhafira

" maafkan saya, kak " ucap Zhafira, ketika seniornya sedikit menyinggung dan menyindir fungsi handphone Zhafira. andaikan dia tahu, bahwa banyak hal penting yang Zhafira urus, daripada hanya sekedar informasi yang tidak cukup penting seperti ini, hanya uang receh bagi orang-orang seperti Zhafira. Namun Zhafira sama sekali tidak pernah menyombongkan diri, bahkan Zhafira pernah menemukan uang lima ribu rupiah di jalanan, hal itu membuat Zhafira sangat excited, walaupun akhirnya uang tersebut masuk ke kotak amal masjid, setidaknya Zhafira merasa sangat beruntung mendapatkan rezeki nomplok.

" untuk hari ini, ada dispensasi waktu kerja "

" karena ada perbaikan ruas jalan utama menuju ke arah rumah sakit kita "

" begitu, Fira " ucap seorang rekan kerja Zhafira yang berbicara sedikit santun kepada Zhafira

" oleh karena itu, bukan hanya kamu saja yang datang terlambat kerja hari ini, Fira "

" ucap Marni dengan seutas senyuman di wajahnya.

" Oh "

" Alhamdulillah "

" kalau memang seperti itu " ucap Zhafira ber- Oh ria, dan kemudian mengucapkan kalimat syukur.

" sorry, guys, "

" aku datang terlambat " ucap Dadang, yang kebetulan satu shift dengan Zhafira siang hari ini

" Loh "

" ternyata abang juga bisa datang terlambat juga yah ,bang , " ucap Zhafira kepada teman satu profesi nya, yang selalu datang tepat waktu

" iya "

" lagi ada perbaikan di ruas jalan utama menuju ke arah rumah sakit kita hari ini "

" semua orang sudah tahu kok "

ucap Dadang menjelaskan kepada Zhafira. Dan Zhafira hanya menganggukkan kepalanya saja, ternyata memang benar jika hanya dirinya lah orang yang tidak mengetahui informasi seperti ini, karena Zhafira sangat sibuk pagi hari tadi, dimana dia harus memimpin rapat melalui zoom meeting karena waktu tidak memungkinkan untuk dirinya ke perusahaan , sedangkan dia harus bekerja di rumah sakit pada siang hari nya .

shuuuuuuuttttt........

"berisik " ucap mbak Niar baru saja tiba ke bangsal anak VVIP yang merupakan pegawai senior yang juga menjabat sebagai supervisor di rumah sakit Royal Medical Centre. Ketika handover sudah mixed with ghibah beberapa berita kekinian.

" Ayo "

" handover, "

" operan shift " ucap Khoirul, sebagai peralihan perhatian akan kedatangan mbak Niar sebagai supervisor siang hari ini.

Handover memang kegiatan wajib yang harus dilakukan ketika di jam pergantian shift kerja sebelum dan sesudah. Handover juga dilakukan sebagai tata laksana dari rincian uraian tugas perawat jaga yang sedang berdinas yang sesuai dengan SOP keperawatan.

Oleh karena itu baik shift kerja sebelum dan shift kerja sesudah mendatangi setiap kamar pasien yang tentu saja ada pasien berguna untuk memperkenalkan perawat yang akan melanjutkan tugas perawat sebelumnya kepada pihak keluarga. Sedangkan manfaat dari handover visitasi ini berguna untuk perawat jaga mengetahui siapa saja pasien, dan keluhan pasien maupun keluarga pasien di waktu jam perawat jaga berdinas.

Para perawat jaga mulai memperkenalkan diri masing-masing kepada pasien dan keluarga pasien, bahkan pasien dan keluarga pasien dapat mengetahui nama perawat jaga yang berdinas dengan melihat name tag pada pakaian kerja mereka. Perawat jaga juga tidak pernah bosan memberikan senyuman hangat kepada para pasien dan keluarga pasien yang dirawat di Rumah Sakit tersebut , sebagai salah satu bentuk service excellent personality. Dan Zhafira tidak pernah lupa untuk melakukan hal tersebut, kecuali mengingat nama dan wajah orang yang baru di kenalnya.

*

*

*

*

*

*

*

🌺🌺

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!