Di bawah langit senja, berdiri seorang diri. Lelaki berpawakan tegap dengan kemeja slim fit berwarna putih dengan lengan tergulung asal sampai dengan siku. Celana chinos panjang berwarna hitam senada dengan pantofel yang di pakainya. Dengan dua tangan masuk ke dalam saku celana ,tatapan lelaki itu jauh menatap danau yang terhampar di hadapannya.
Bayang kilas masa lalunya tergambar jelas di pelupuk mata Fattan. Di sini dulu, ia dan Shazna sering menghabiskan waktu bersama. Melewati masa remaja dengan bahagia. Berbagi cerita dan mengukir kisah. Bagi sebagian orang mungkin kisah kasih mereka di katakan sekedar cinta monyet. Namun ternyata tidak bagi Fattan. Nana Shazna terukir dalam hati dan tak bisa terganti.
Cinta pertama yang membuatnya merasakan betapa indah dan sakit nya cinta. Memutuskan berpisah bukanlah mutlak keinginan Fattan. Ia yang terlalu mendalam dalam mencintai. Setiap ada kesalahpahaman diantara ia dan Shazna ia selalu memaksakan diri untuk pulang. Dan akhirnya kedua orang tuanya memperingatkan dia.
Hal paling berat setelah ia memutuskan berpisah . Saat ia menahan diri untuk tidak menghubungi Shazna,saat rindu itu seakan meledakkan dadanya. Tapi akhirnya ia mampu mendorong diri untuk belajar giat agar ia lulus tepat waktu. Bisa segera kembali ke kotanya dan menemukan kembali cintanya.
Dan ternyata semua tak seindah yang ia bayangkan. Shazna tak lagi pernah ia temui semenjak ia kembali. Sampai hari ini tiba-tiba ia bertemu lagi dengan wanita masa lalunya itu. Dan ia menyadari waktu telah banyak merubah banyak hal. Tapi entah kenapa tidak dengan perasaannya.
'' Shazna,aku telah banyak melewatkan waktu tanpamu tanpa bisa aku ulang. Aku tak pernah tahu apa yang terjadi di hidupmu selama ini. Yang aku tahu,aku masih mencintaimu '' ucap Fattan dalam hati. Ia tak tahu masih sendiri kah Shazna atau justru telah menikah. Lelaki itu tampak memejamkan mata dan menarik nafas dalam. Rasa di dalam dadanya terlalu sesak . Antara rasa bahagia menemukan wanita dari masa lalunya dan juga rasa takut pada kenyataan yang bisa saja akan lebih menyakitkan.
Saat senja mulai memudarkan warnanya, hingga jingga telah menggelap di atas sana. Fattan melangkah meninggalkan danau yang mulai sepi. Masuk ke dalam mobil, dengan perasaan yang terasa hampa.
Lelaki itu menyalakan mesin mobil,dan mulai melajukan kendaraannya dengan perlahan. Menembus jalanan yang masih ramai lancar. Kilasan bayang senyum Shazna masih saja menari-nari di pelupuk mata. Dan sekilas lalu, bayang wajah dingin wanita itu pun menyapa.
'' Shazna '' ucap lirih lelaki itu menyebut nama mantan kekasihnya. Dadanya terasa begitu sesak, seperti ada beban yang menghimpit. Masih bisakah ia merengkuh kembali cintanya ?. Ataukah cerita mereka memang telah berakhir sembilan tahun yang lalu ?.
Fattan menepikan mobilnya, menghentikan sejenak mobil berwarna putih itu dan sesaat kemudian ia berbalik arah. Mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi. Entah kegilaan apa yang merasuki pikiran dokter rupawan itu . Ia terus melajukan mobil dengan kecepatan tinggi dengan arah berlawanan menuju rumahnya. Sampai lelaki itu di depan gerbang sekolah yang bertuliskan SMAN 20.
Fattan menghentikan laju mobilnya, menatap gedung yang kini tak lagi sama. Banyak bangunan baru, bahkan kini telah bertambah beberapa tingkat. Lelaki itu menyandarkan punggungnya, menatap nanar bangunan yang diterangi lampu-lampu yang telah di nyalakan.
'' Dan bahkan tempat ini telah jauh berubah. Bagaimana bisa aku mengharapkan cinta itu masih sama ?. Mungkin aku yang terlalu bodoh, hingga terus berjalan di tempat tanpa tahu caranya untuk maju" ucap Fattan diakhiri senyum sumir di bibirnya. Lelaki itu memejamkan mata. Menikmati rasa sesak yang semakin menghimpit dada.
Bertahun-tahun ia mengharapkan pertemuan ini. Namun nyatanya justru membuat hatinya tersiksa. Setelah cukup lama berdiam diri di seberang jalan gedung sekolah. Lelaki itu melajukan kembali mobilnya.
Meninggalkan area sekolah, namun bukan arah lelaki itu kembali ke rumah. Fattan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Malam ini, ia benar-benar di buat dilema dengan pertemuan tak di sengaja dengan sang mantan.
Dan kini Fattan menghentikan laju mobilnya di seberang jalan sebuah rumah sederhana. Rumah yang masih tampak sana seperti beberapa tahun yang lalu. Hanya catnya saja yang kini telah berubah warna. Fattan tidaklah turun dari mobil,ia hanya menatap rumah itu dari dalam mobilnya.
Rumah itu adalah tempat tinggal Shazna , Rumah yang ia ketahui kosong. Tapi sepertinya kini telah kembali berpenghuni. Terlihat dari lampu yang menyala terang dari dalam sana. Serta bayang seseorang yang nampak berjalan di balik kaca jendela.
Tapi Fattan tak berharap jika itu Shazna, karena yang ia tahu rumah itu telah ditinggal penghuninya. Mungkin itu adalah penghuni baru. Fattan hendak melajukan kembali mobilnya saat sebuah mobil mewah berwarna merah mengkilat berhenti di depan rumah tersebut.
Tak berapa lama keluar, lelaki jangkung dengan stelan jas lengkap. Dengan sebuah tentengan di tangan kanannya. Fattan mengurungkan niatnya untuk pergi dari sana. Ia mengamati sosok yang baru saja turun dari mobil. Tampak lelaki itu mengetuk pintu.
Dan, Fattan terbelalak saat melihat siapa yang membukakan pintu. Terlihat jelas bahwa wanita itu adalah Shazna. Detak jantungnya meningkat, perasaannya seakan tersayat. Melihat dengan jelas lelaki itu menyematkan kecupan ringan di kepala Shazna.
Runtuh seketika hatinya, semua telah berubah. Shazna nya tak mungkin lagi bisa ia rengkuh. Fattan memejamkan mata, tanpa di sadari air matanya mengalir di pipi.
Tapi bukan ia pun tak bisa menyalahkan Shazna. Bukankah ia dulu yang memilih meninggalkan wanita itu ?. Dan atas dasar apa ia berharap Shazna masih menyimpan cinta untuknya ?. Ia yang memilih pergi,fan sudah sewajarnya bukan jika Shazna mencari pengganti ?.
Fattan tak menyalahkan siapa-siapa. Mungkin sudah waktunya ia belajar menerima. Memberi ruang dalam hatinya untuk wanita lain. Tampak Fattan menghirup nafas dalam. Kemudian menyalakan mesin mobil dan melaju meninggalkan kawasan tempat tinggal Shazna. Tanpa lagi menoleh ke arah pintu rumah wanita itu.
Hari ini adalah hari yang mungkin tak akan terlupa baginya. Bertemu dengan cinta di masa lalu yang masih diharapkannya. Dan mendapati sang wanita yang tak lagi sendiri. Mungkin ini cara semesta mengingatkan dirinya untuk melangkah bukan berdiam diri di tempat.
Fattan terus melajukan mobilnya menerobos malam yang kian pekat. Langit tampak mendung, seakan mendukung hati Fattan yang patah karena kenyataan yang telah menamparnya.
Lelaki itu sampai di sebuah rumah bergaya minimalis modern bertingkat satu. Rumah yang nampak sepi. Karena memang hanya di huni oleh Fattan. Siang hari akan datang asisten rumah tangga yang akan pulang di sore hari. Fattan melangkah masuk,dan langsung menuju kamarnya di lantai atas.
Fattan menatap sekeliling kamar yang terdapat banyak foto Shazna dan dirinya di sana. Ia meraih salah satu figura berisi foto dirinya dan Shazna berbalut seragam putih abu-abu. Ia menelungkup kan foto tersebut. Namun saat ia hendak menurunkan semua foto dadanya terasa nyeri. Ia belum siap kehilangan masa lalunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Siti Nina
ya ampun nyesek banget 😢
2024-01-31
0