Getir

Shazna melangkah cepat,saat memasuki lobby kantor. Wanita itu tidak langsung menunju lift yang membawanya ke lantai dimana ruangannya berada. Shazna berjalan ke arah toilet yang berada di lantai dasar. Dadanya terasa sesak, matanya yang telah berkabut tak lagi bisa membendung laju air matanya.

Di depan cermin besar yang berada dalam toilet. Shazna menunduk seraya menangis. Hatinya terasa begitu pilu, menikmati jalan hidup yang tergaris untuk dirinya.

'' Kenapa baru sekarang Tan ?. Dimana kamu selama ini ?'' rintih lirih dalam tangis. Matanya tertuju pada cincin yang melingkar di jarinya. Getir hati menyadari kenyataan yang telah terjadi. Shazna meremas jari jemarinya. Bukan lara pada jari-jari itu yang membuatnya menangis pilu. Tapi hati yang terasa semakin sakit. Mendapati hidup yang tak lagi sejalan dengan keinginannya.

Shazna menarik nafas dalam, menenangkan gejolak jiwanya yang meronta setelah sekian lama ia matikan rasanya. Wanita itu menghapus air mata yang mengalir di pipinya. Di basuh dan di keringkan dengan tissue yang tersedia di sana. Shazna memoles kembali wajahnya yang baru ia basuh dengan air. Dengan make up tipis yang menambah ayu wanita berusia 27 tahun tersebut.

Kehadiran lelaki dari masa lalunya. Bukanlah rencana hidup yang pernah ia harapkan. Ia tak pernah lagi berharap bertemu dengan Fattan Ghifari mantan kekasih yang memulai kisah cinta saat mereka masih sama-sama berada di bangku SMA.

Fattan adalah kakak kelasnya yang mendekati dirinya sejak awal ia menjadi siswi baru di SMA. Fattan yang sudah kelas tiga gencar mendekati dirinya. Siapa yang tak luluh saat idola sekolah mengejarnya ?.

Shazna memulai kisah cintanya sejak duduk di kelas satu SMA. Berlanjut sampai saat Fattan telah lulus sekolah. Fattan yang saat itu melanjutkan kuliah kedokteran di luar kota membuat hubungan keduanya berjarak. Namun mereka masih bertahan hingga dua tahun. Sampai Fattan memutuskan untuk fokus kuliah dan memilih memutuskan hubungan.

Dan semua kisah pahit putus cinta itu membekas dalam ingatan seorang Shazna. Karena patah hati di saat ia menjelang ujian kelulusan membuat ia kehilangan kesempatan untuk meraih mimpinya. Karena nilainya yang anjlok bahkan nyaris tak lulus.

Dan kini ia dipertemukan kembali dengan Fattan yang sukses dengan cita-cita yang tercapai. Sementara ia harus merelakan diri terdampar di sini. Menjadi seorang sekertaris yang tak pernah ada dalam cita-citanya. Ia dulu pernah berbagi mimpi dengan lelaki yang berhasil meraih impiannya. Dan justru membuatnya terseok dan jatuh . Mimpinya untuk menjadi seorang dokter kandungan sirna sudah.

Wanita itu menghirup nafas dalam, menatap pantulan diri dalam cermin.

'' Tak ada yang perlu di sesali Shaz, semua sudah tercatat dalam lembaran takdirmu '' ucap Shazna seorang diri. Berusaha menghibur hati yang kembali mengingat serpihan mimpi yang telah berhamburan. Yang ada kini ia harus menjalani kenyataan hidup yang tertulis untuk dirinya.

Shazna melangkah keluar toilet dan membawa langkah kakinya menuju lift yang akan membawanya naik ke lantai dimana ia bekerja. Saat lift terbuka, Shazna di sambut senyum seorang lelaki berkacamata.

'' Sayang,aku hubungi dari tadi kenapa gak di jawab ?'' tanya lelaki berwajah oriental berkulit putih dengan hidup mancung. Lelaki tampan itu mendekati Shazna. Dialah Brandon,sang atasan sekaligus tunangan Shazna.

'' Maaf '' ucap Shazna seraya membuka tas dan mengambil ponsel dari dalam tasnya.

'' Hp aku silent , sorry '' ucap Shazna dengan raut menyesal. Brandon tersenyum kemudian mengusap lembut rambut panjang sang kekasih.

'' Gak apa-apa, aku khawatir aja. Waktu aku kembali ke kantor kamu sudah jalan. Padahal tadi rencananya mau aku antar '' ucap lelaki yang selalu memperlakukan dirinya dengan sangat baik.

Shazna tersenyum tipis, menatap wajah yang selalu memberinya tatapan teduh.

'' Jadwal kamu hari ini padat. Masa cuma cek up aja aku ngerepotin kamu ''

'' Terus gimana hasilnya ?,kamu baik-baik sja kan. Kalau gak sehat kamu pulang aja. Nanti aku suruh driver anterin kamu '' tutur panjang Brandon dengan khawatir yang tak di buat-buat.

Shazna menutup mulut tunangannya dengan jari telunjuk.

'' I'm oke, don't worry. Cuma tekanan darah aku sedikit rendah. Aku baik-baik aja. Jangan khawatir '' ucap Shazna meyakinkan. Raut wajah khawatir itu sedikit terurai dari wajah lelaki itu.

'' Ya udah kamu istirahat,biar nanti kerjaan kamu ada yang bantu. Kamu di ruangan aku aja,tunggu aku kembali. Aku harus rapat dulu '' ujar lelaki berusia lima tahun lebih tua dari Shazna itu. Shazna mengangguk mengiyakan,tak mau menambah rasa khawatir pada lelaki yang selalu lembut padanya.

Keduanya berpisah di depan pintu lift yang sudah kembali terbuka. Shazna naik kelantai atas. Sedang Brandon melangkah keluar kantor untuk menghadiri rapat.

Di dalam lift, hanya Shazna seorang diri. Wanita itu menyadarkan tubuhnya di dinding lift. Matanya terpejam dengan sebelah tangannya memutar-mutar cincin cantik yang tersemat di jari lentiknya.

Brandon, lelaki tampan tanpa cela. Mencintai dirinya tanpa tapi. Ia yang hanya seorang sekertaris di perlakukan bagai putri. Namun ada yang mengganjal dari hubungan mereka. Selain hati Shazna yang masih samar tentang rada cintanya, adalah kendala restu dari orang tua Brandon menjadi penghalang hubungan mereka.

Namun Brandon selalu meyakinkan bahwa mereka mampu melewati itu semua. Dan Shazna berusaha untuk meyakinkan hati bahwa Brandon adalah lelaki terbaik yang layak ia pertahankan. Ia pun percaya bahwa cinta bisa datang karena terbiasa.

Tapi kini ia harus di pertemukan kembali pada lelaki yang telah meninggalkan luka dan kecewa. Dan sayangnya lelaki itu juga yang masih memenjarakan separuh hatinya agar tak bisa seutuhnya terbuka untuk lelaki sebaik Brandon.

Shazna keluar dari lift. Berjalan menuju ruang kerjanya yang berada di luar ruang kerja Brandon. Ternyata di sana telah duduk Gracia yang sepertinya sedang mengerjakan pekerjaannya.

'' Hai Grace !'' sapa Shazna pada rekan kerja yang paling dekat dengan dirinya. Wanita berambut panjang lurus itu menatap jengah Shazna.

'' Nah ini nih,yang bikin ricuh dari tadi. Pusing sampai aku lihat pak Brandon dari tadi. Mondar-mandir gak jelas. Kalau pergi tuh pamit dong,biar gak bikin pusing orang. Aku yang gak tau apa-apa jadi korban '' kesal Gracia yang membuat Shazna terbahak.

'' Emang kamu diapain sama Brandon ?'' tanya Shazna di sela tawanya.

'' Disalahin, ''Kenapa kamu tadi gak ikut Shazna pergi ?. Kenapa kamu gak nanya dia ke rumah sakit mana ?'' kesel aku. Emang aku baby sitter kamu yang harus tau urusan kamu '' sungut Gracia dengan tatapan sinis, setelah menirukan ucapan atasannya. Shazna terbahak mendengar penuturan sang sahabat.

'' Pusing punya bos bucin '' tambah Gracia. Shazna mendekati wanita yang kesal karena kelakuan kekasihnya itu.

'' Ya udah,aku mewakili Brandon minta maaf ya '' ucap Shazna seraya mendekati Gracia dan memijit pundak sang sahabat.

'' Gak usah mijit-mijit, ketahuan bos marah nanti. Udah sana masuk ruangan bos, terus istirahat. Itu titah bos besar tadi '' ujar Gracia seraya menyingkirkan tangan Shazna dari pundak.

'' Nanti aja,aku bantuin kamu dulu'' ucap Shazna, Gracia menatap sahabatnya dengan tatapan tajam.

'' Kamu sayang sama aku gak ?'' tanya Gracia yang diangguki oleh Shazna.

'' Kalau kamu sayang aku, cepet masuk ruangan bos dan istirahat. Ngerti !'' suara tegas wanita setahun lebih tua darinya itu membuat ia langsung mengangguk dan beranjak pergi dari sana.

Ia paham , bahwa dalam sikap yang seakan tidak perduli dari sahabatnya itu,ada kekhawatiran tentang kesehatan dirinya. Shazna masuk ke ruangan Brandon dan berjalan ke arah single sofa di dekat dinding kaca.

Terpopuler

Comments

octa❤️

octa❤️

apa ada sakit yg diderita shazna

2023-03-04

1

lihat semua
Episodes
1 Bertemunya Dua Hati yang Terpisah
2 Hati yang Masih Sama
3 Keadaan yang Tak Sama
4 Getir
5 Kenyataan
6 Tentang Ayah dan Anak
7 Bagian dari Masa Lalu
8 Tak di Restu
9 Terluka
10 Fattan
11 Cinta Atau Obsesi ?
12 Dua Hati untuk Satu Nama
13 Cinta dan Air Mata
14 Alasan Tak Merestui
15 Club Malam
16 Menjemput Dua Pemabuk Amatir
17 Mantan Vs Tunangan
18 Buah dari Kecemburuan
19 Penggemar Baru
20 Surprise
21 Kedatangan Kellie
22 Percakapan Sepasang Kekasih
23 Suara Hati Shazna
24 Sama-sama Terluka
25 Mengalah
26 Menenangkan Diri
27 Senja Bersamanya
28 Harus Memilih
29 Bertemu Rival
30 Egoisnya Brandon
31 Bertahan atau Melepaskan
32 Tidak Baik-baik Saja
33 Bimbang
34 Pelukan Terakhir
35 Berakhir
36 Nostalgia
37 Hati yang Terluka
38 Percakapan Ayah dan Fattan
39 Jangan Benci Aku
40 Ada Aku
41 Kosong
42 Gamang
43 Tangis Brandon
44 Makan Siang Bersama
45 Menunggu ,Lagi ?
46 Tak Sesuai Rencana
47 Hanya ingin Bersamamu
48 Mengembalikan Rasa itu
49 Malam Terakhir
50 Ketahuan
51 Kenyataan
52 Bertemu Camer
53 Perpisahan
54 Jarak Pemisah
55 Saling Terbuka
56 Tempat Baru
57 Ada Apa dengan Dilla ?
58 Di Dua Tempat yang Berbeda
59 Iba
60 Hari yang Berat
61 Drama Dilla
62 Senja yang Sama
63 Luka Hati Shazna
64 Butuh Waktu
65 Terbongkar
66 Percaya Kamu
67 Batasan
68 Dilla Pergi
69 Apalagi ini ??
70 Makan Malam Penuh Drama
71 Teman Ngobrol Yang Asyik
72 Dekapan Rindu
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bertemunya Dua Hati yang Terpisah
2
Hati yang Masih Sama
3
Keadaan yang Tak Sama
4
Getir
5
Kenyataan
6
Tentang Ayah dan Anak
7
Bagian dari Masa Lalu
8
Tak di Restu
9
Terluka
10
Fattan
11
Cinta Atau Obsesi ?
12
Dua Hati untuk Satu Nama
13
Cinta dan Air Mata
14
Alasan Tak Merestui
15
Club Malam
16
Menjemput Dua Pemabuk Amatir
17
Mantan Vs Tunangan
18
Buah dari Kecemburuan
19
Penggemar Baru
20
Surprise
21
Kedatangan Kellie
22
Percakapan Sepasang Kekasih
23
Suara Hati Shazna
24
Sama-sama Terluka
25
Mengalah
26
Menenangkan Diri
27
Senja Bersamanya
28
Harus Memilih
29
Bertemu Rival
30
Egoisnya Brandon
31
Bertahan atau Melepaskan
32
Tidak Baik-baik Saja
33
Bimbang
34
Pelukan Terakhir
35
Berakhir
36
Nostalgia
37
Hati yang Terluka
38
Percakapan Ayah dan Fattan
39
Jangan Benci Aku
40
Ada Aku
41
Kosong
42
Gamang
43
Tangis Brandon
44
Makan Siang Bersama
45
Menunggu ,Lagi ?
46
Tak Sesuai Rencana
47
Hanya ingin Bersamamu
48
Mengembalikan Rasa itu
49
Malam Terakhir
50
Ketahuan
51
Kenyataan
52
Bertemu Camer
53
Perpisahan
54
Jarak Pemisah
55
Saling Terbuka
56
Tempat Baru
57
Ada Apa dengan Dilla ?
58
Di Dua Tempat yang Berbeda
59
Iba
60
Hari yang Berat
61
Drama Dilla
62
Senja yang Sama
63
Luka Hati Shazna
64
Butuh Waktu
65
Terbongkar
66
Percaya Kamu
67
Batasan
68
Dilla Pergi
69
Apalagi ini ??
70
Makan Malam Penuh Drama
71
Teman Ngobrol Yang Asyik
72
Dekapan Rindu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!