Terjerat Pesona Sang Mantan
Tampan,cerdas,mapan adalah gambaran dari seorang lelaki bernama Fattan Ghifari. Seorang dokter umum yang bekerja di salah satu rumah sakit swasta yang cukup besar di kotanya.
Wajah tampan dengan postur tubuh ideal menjadikan dirinya seorang dokter yang cukup di favorit kan di rumah sakit. Banyak dari sesama dokter di sana yang terpesona ketampanan seorang Fattan. Belum lagi para suster dan tidak ketinggalan para pasien yang kebanyakan para ibu muda dan gadis-gadis cantik. Mereka tak bisa berpaling dari pesona lelaki itu. Di tambah keramahan dan sikap santun yang di miliki oleh Fattan, menambah nilai lebih pada lelaki berumur 29 tahun tersebut.
Namun lelaki berpawakan tegap itu sepertinya masih setia dengan kesendiriannya. Tak pernah terlihat Fattan mengandeng seorang wanita di sampingnya.
" Pagi Dok !'' sapa lembut gadis manis berbalut pakaian berwarna hijau.
" Pagi Sasti" balas Fattan pada seorang perawat yang bekerja khusus membantu dirinya. Mereka di tempatkan pada ruangan yang sama bersama dua perawat lain yang hari itu belum nampak keberadaannya.
" Yang lain mana Sas ?" tanya Fattan yang menyadari belum adanya dua perawat lain.
'' Sedang mengambil file pasien yang baru masuk dok '' sahut Sasti , tampak Fattan mengangguk kemudian melangkah menuju meja kerjanya. Dahi lelaki itu mengernyit mendapati kotak makan berada di atas meja kerjanya.
'' Ini ? '' tanya Fattan seraya mengangkat kotak makan dengan tatapan mengarah pada wanita yang juga menatap kearahnya dengan sesungging senyum manis.
'' Buat dokter '' jawab Sasti dengan wajah tersipu.
'' Makasih ya '' Fattan berujar, meski belum membuka kotak tersebut.
'' Sama-sama dok '' wanita itu tersenyum senang, kemudian kembali dengan pekerjaannya. Sedang Fattan menatap kotak makanan tersebut sembari menghela nafas.
Bukan sekali dua kali ia mendapat kiriman makanan atau perhatian lain. Kadang ia ingin menolak namun rasanya terlalu sombong . Tapi saat ia menerima pemberian mereka, seperti dirinya memberi harapan palsu. Karena tak ada di antara mereka yang mampu meluluhkan dokter tampan tersebut.
'' Pagi dok '' sapa dua wanita muda yang tak lain perawat yang biasa mendampingi dirinya saat kunjungan pasien rawat inap.
'' Pagi,sudah lengkap ya ?. Kita langsung kunjungan '' ucap Fattan seraya beranjak dari tempatnya duduk. para perawat segera bersiap dengan peralatan mereka.
Langkah tegap Fattan keluar ruang kerjanya. Diikuti tiga perawat di belakangnya yang selalu menatap punggung lebar itu dengan tatapan kagum. Wibawa seorang Fattan semakin terlihat saat menggunakan pakaian dinasnya. Jas putih yang membalut tubuh itu semakin membuat gagah pria yang memiliki senyum ramah itu.
'' Selamat pagi ibu '' sapa lembut Fattan saat memasuki ruang rawat. Dimana seorang wanita tua terbaring di atas ranjang rumah sakit di temani wanita muda di sampingnya.
'' Pagi dok '' balas si penunggu yang langsung menggeser duduknya , memberi ruang pada Fattan yang memeriksa sang wanita yang masih terbaring lemah.
Dengan sigap para perawat melaksanakan tugas masing-masing. Saat Fattan berdialog ringan dengan para pasien, mereka mencatat keluhan setiap pasien. Dengan ramah dan wajah penuh senyum, Fattan mengunjungi setiap pasien umum yang di rawat inap. Menanyakan keluhan mereka dengan ramah.
Selesai kunjungan, Fattan kembali keruangannya. Pasien rawat jalan sudah menunggu, cukup banyak pasien hari itu. Mereka mengantri satu persatu masuk untuk di periksa dokter tampan di bantu para perawat.
'' Masih ada berapa pasien Na ?'' tanya Fattan pada salah satu perawat yang bertugas memanggil masuk pasien.
'' Satu lagi dok '' sahut wanita itu. Fattan melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Sebentar lagi waktu prakteknya habis.
'' Oke, silahkan di panggil masuk !'' titah Fattan . Kemudian menundukkan kepalanya melihat data pasien yang baru saja dia tangan.
'' Siang dok '' sapa lembut seorang wanita, yang entah kenapa terasa begitu familiar di telinga Fattan. Lelaki itu mengangkat kepalanya,dan keduanya saling tatap tanpa kata yang terucap. Perputaran bumi seakan berhenti sejenak, berporos pada dua insan yang kini saling terdiam dengan tatapan saling mengikat.
'' Shazna '' lirih Fattan saat ia mulai bisa mengendalikan perasaan terkejutnya. Wanita yang baru saja di sebut namanya tampak melengos. Memalingkan wajah dari tatapan lelaki yang kini tersenyum lebar.
'' I got you , Shazna Rivania'' sambung Fattan sembari bangkit dari duduknya.
'' Maaf Sus, sepertinya lain kali saja saya periksa.'' ucap wanita bernama Shazna itu. Wanita berambut hitam bergelombang itu hendak berbalik.
'' Eitss mau kemana ?'' Langkah cepat Fattan menghentikan langkah Shazna yang hendak keluar ruangan. Lelaki itu memegang pergelangan wanita yang kini menatap tajam ke arah dirinya.
Bukan merasa terintimidasi dengan tatapan mata sang wanita. Fattan nyatanya tersenyum lebar sembari menarik pelan wanita itu menuju meja kerjanya .
'' Lepas Tan '' geram Shazna .
'' No '' sahut Fattan sembari mendudukkan wanita berpakaian rapi ala kantoran itu di kursi.
'' Kalian boleh istirahat dulu '' ucap Fattan sembari menatap tiga perawat yang sedang menatap bingung sang dokter. Ketiga wanita muda itu saling pandang,dan mengangguk bersamaan. Ketiga perawat itu keluar ruangan dengan pertanyaan yang mengendap di benak mereka.
'' Akhirnya setelah sekian lama, takdir masih berpihak denganku Shaz '' ujar Fattan yang kini mengungkung wanita itu dengan dirinya memegang dua sisi kursi kerjanya. Shazna memalingkan wajah saat Fattan begitu dekat dengan dirinya.
'' Ini cuma kebetulan aja '' sahut wanita berwajah cantik dengan bibir yang tampak sensual itu. Fattan tersenyum manis dengan tatapan tak lepas dari wajah wanita yang menjadi cinta pertama yang membuatnya tak bisa membuka hati untuk wanita lain. Wanita yang berhasil menguasai seluruh hati lelaki tampan itu.
'' Gak ada yang kebetulan di dunia ini Shaz,aku yakin pertemuan kita adalah rencana Tuhan. Dan kamu tahu, berapa lama aku menunggu saat ini ?'' tanya Fattan, Shazna menoleh dengan tatapan kesal yang terlihat jelas di sorot matanya.
'' Dan aku gak mau tau Fattan Ghifari. Saat kamu memilih mengakhiri hubungan kita. Aku tidak pernah ingin tahu apapun tentang kamu'' ucap dingin Shazna. Fattan menunduk dengan sorot mata sayu. Kemudian lelaki itu berdiri dengan lututnya di hadapan wanita yang kini tak mampu lagi ia baca hatinya.
Fattan meraih tangan sang wanita, dengan kasar Shazna menepisnya, namun Fattan mengeratkan genggamannya.
'' Maaf atas kesalahan yang lalu. Dan sama seperti yang aku katakan dulu. Aku akan kembali setelah aku meraih mimpiku. Maaf mungkin terlalu lama aku menemukan kamu. Setelah wisuda aku mencari kamu, tapi kamu sudah pindah rumah . Beberapa teman dekat kamu tak ada yang tahu keberadaan kamu'' jelas Fattan , namun tak merubah tatapan dingin sang wanita.
'' Aku sudah tidak perduli lagi. Sekarang kita adalah dua manusia dewasa yang tak terikat apapun. Jangan pernah berharap apa-apa dari pertemuan tidak di sengaja ini. Aku bukan Shazna yang kamu tinggalkan sembilan tahun yang lalu Fattan '' ucap tegas Shazna yang kemudian menarik paksa tangannya dalam genggaman Fattan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Siti Nina
menarik ceritanya kak,,,👍
2024-01-31
0
Soraya
permisi numpang duduk dl ya kak
2023-05-30
1
Daulat Pasaribu
hadir thor
2023-04-03
1