Belenggu Cinta Mafia

Belenggu Cinta Mafia

Pembantaian keluarga Atharrayhan

Dor

Dor

Dor

Pasangan suami istri itu di serang mendadak pada malam hari, tak ada yang tersisa, keadaan rumah dibuat berantakan, jejak pembantaian juga sudah di hapus, pelenyap berpikir sudah tak ada petunjuk apapun yang mereka tinggalkan di tempat kejadian.

"Tugas kita sudah selesai, waktunya berpesta, tuan pasti senang apa yang di minta telah terpenuhi."

"Kamu benar, ayo kita pergi."

Kedua pria bertopeng meninggalkan kediaman Atharrayhan dan membuat keadaan dari luar terlihat biasa saja.

𝙁𝙡𝙖𝙨𝙝𝙗𝙖𝙘𝙠 𝙊𝙣

Zain Atharrayhan terlahir dari keluarga sederhana, Deon ayahnya bekerja sebagai karyawan kantor di perusahaan Telekomunikasi pada bagian teknis, selain itu Deon juga memiliki kemampuan sebagai hecker, tak jarang banyak dari kalangan atas ingin membujuknya untuk bekerja sama, namun tak satu pun tawaran dari mereka yang di terima meskipun uang yang di tawarkan tak sedikit. Deon hanya mengunakan kemampuannya untuk hal yang berbau positif dan membantu orang yang memang membutuhkan keahliannya itu.

Deon merupakan pria yang berperinsip, baginya uang tak lebih berharga dari pada keselamatan keluarganya, jika keahliannya di pergunakan untuk menghancurkan lawan, maka Deon akan langsung menolaknya.

Cklek

Deon memasuki rumah bernuansa abu-abu dengan desain minimalis yang memberikan kehangatan di dalamnya, setelah seharian lelah bekerja.

"Mas, baru pulang, maaf aku ketiduran jadi nggak dengar mas buka pintu." Maya mengerjap membuka mata yang sempat tepejam waktu menunggu suaminya pulang. Mensejajarkan duduknya dengan Deon yang sudah duduk bersandar pada dipan.

"Kenapa, apa ada masalah di kantor?" Maya heran tak biasanya suaminya itu murung sehabis bekerja meskipun pekerjaan kantor teramat banyak, sepertinya ada masalah yang membebani pikiran Deon saat ini.

"Tidak ada, sudah tidurlah hari sudah larut." kalimat singkat yang di ucapkan Deon pada Maya, Maya tak menolak perkataan Deon, sebab Deon tak suka di bantah. Maya yakin jika suatu saat suaminya pasti akan bercerita padanya saat suasana hatinya sudah lebih biak.

Maya tetap memejamkan matanya meski hatinya saat ini tidak tenang memikirkan keadaan suaminya.

Hari sudah berganti, matahari dengan senang hati menunjukkan sinar hangatnya pagi ini.

"Zain ayo bangun, nanti kamu terlambat ingat hari ini ada latihan olahraga bukan?" Maya berteriak membangunkan putra kesayangannya.

"Iya bu..." Zain baru saja membuka mata, melihat jam di dinding sudah menunjukkan pukul enam, langsung bergegas membersihkan diri.

"Apa putra kita bangun kesiangan lagi, sebaiknya kamu jangan terlalu memanjakannya agar dia tak menjadi anak yang malas." tutur Deon memperingatkan, Deon ingin mendidik putra tunggalnya dengan disiplin yang tinggi.

"Tak apalah mas, lagi pula Zain kan masih kecil."

"Maka dari itu, sewaktu kecil kita harus menanamkan moral yang baik untuk bekal Zain dimasa mendatang."

Zain turun dengan pakaian sudah rapi hendak bergabung sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah.

"Hari ini kamu pulang jam berapa?"

"Mungkin sedikit terlambat, Ayah, ada kelas extra." jelas Zain sambil makan.

"Memang kenapa Ayah?"

"Oh ya, Zain boleh minta izin untuk menginap di rumah teman Zain nggak yah, hari ini ada tugas kelompok yang harus di kumpulkan besok, jika Zain paksain pulang, Zain takut kemalaman."

Deon terlihat menghela nafas, "Baiklah tapi janji jaga sikap saat menginap di rumah temanmu."

Maya hanya menyimak obrolan manis antara ayah dan anak pagi ini.

"Zain berangkat dulu ya ayah." Zain berangkat ke sekolah dengan mengendarai sepeda, antara rumah dan sekolah hanya berjarak lima kilometer.

"Apa sekarang mas akan bercerita, katakanlah mas sebenarnya apa yang terjadi jangan sembunyikan apapun dariku!" pinta Maya dengan tegas, ia tak suka suaminya menyembunyikan hal sekecil apapun darinya.

"Baiklah, akan aku ceritakan." Deon menepuk kursi mengisyaratkan maya untuk duduk di sampingnya. Deon menarik nafas sebelum akhirnya membuka suara bercerita.

Ceritakan saja semuanya Deon, bukankah seorang istri tempat kita berbagi cerita dan dari mereka kita mendapat solusi dari masalah kita!

"Kemarin sewaktu pulang bekerja ada beberapa orang yang membawaku ke suatu tempat, mereka memintaku melakukan hal yang tidak aku sukai."

Maya masih setia menyimak setiap kalimat yang di keluarkan suaminya dan berharap menemukan solusi untuk masalah Deon.

"Memang mereka menginginkan apa dari mas?"

"Mereka menginginkan aku untuk meretas perusahaan 𝘌𝘢𝘴𝘺 𝘨𝘳𝘶𝘱 milik keluarga Wiliam, mereka ingin aku menghancurkan perusahaan itu dengan kemampuanku ini, bagaimana aku bisa melakukannya, meskipun mereka menawarkan harga yang sangat tinggi aku tak akan melakukan pekerjaan itu."

"Sudah beberapa kali mereka mengirimkan permintaan itu, Mereka bahkan sempat mengancam akan melukai kalian," ucap Deon lirih, ia tak mau Maya merasa ketakutan saat deon menceritakan ancaman mereka.

"Bagaimana mereka bisa berbuat serendah itu hanya untuk kepentingan pribadi." Maya ikut emosi mendengarnya.

"Entahlah, sekarang aku binggung harus berbuat apa, aku takut mereka akan benar-benar mencelakai kalian."

" Apa sebaiknya kita laporkan saja mereka ke polisi, kita pasti akan mendapat perlindungan dari pihak berwajib."

"Tidak semudah itu, bu, mereka selalu mengawasi pergerakan kita." sangah Deon.

"Lebih baik kita pindah saja dari sini, ayah nggak mau kalian kenapa-napa."

"Baiklah kita tunggu Zain pulang setelah itu kita pergi dari tempat ini." Deon membawa Maya dalam pelukannya, berharap dengan pergi dari kediamannya saat ini bisa mengurangi masalah.

Tanpa mereka ketahui kediaman Atharrayhan sudah di intai oleh beberapa orang tak di kenal yang menggunakan kalung berbentuk tengkorak, setiap pembicaraan bisa mereka dengar melalui alat yang mereka pasangkan secara diam-diam saat meminta Deon untuk melakukan apa yang di minta oleh bosnya.

"Hallo, sepertinya mereka mau melarikan diri, apa sebaiknya kita bawa mereka secara paksa?" tanya orang bertopeng itu.

"Hahaha... mereka mau melarikan diri? Jangan berikan ampun pada mereka, lenyapkan lah siapapun yang ada di dalam rumah itu, hancurkan keluarga kecil itu, lakukanlah nanti malam agar tak ada bukti yang tertinggal."

Tut...

"Kau berani menolak tawaran ku dan sudah berani menghinaku nyalimu ternyata besar juga, akan ku buat kau menyesal telah melakukan ini kepadaku Deon Atharayhan, akan ku pastikan namamu tak akan ada lagi di bumi ini besok pagi.

"Zain kamu jadi kan menginap di rumah ku?"

"Iya, aku sudah mendapatkan izin."

"Setelah pulang sekolah kita langsung saja ke rumah ku ya, akan ku tunjukkan apa yang sudah aku buat kepadamu."

"Oke..."

Zain yang sudah berada di rumah Tian merasa gelisah, entah karena apa dia sendiri tidak tahu. Zain menepis berkali-kali perasaan itu dan kembali mengerjakan tugas kelompok bersama Tian.

Ikatan batin antara anak dan kedua orang tuanya memang sangatlah kuat, apa yang di rasakan oleh Zain memang benar. Malam ini terjadi pembantaian terhadap kedua orang tuanya di rumahnya sendiri.

𝙁𝙡𝙖𝙨𝙝𝙗𝙖𝙘𝙠 𝙤𝙛𝙛

Waktu telah berlalu, setelah semalam bersenang-senang di rumah Tian, Zain akhirnya pulang ke rumah.

"Ibu, Ayah, Zain pulang." teriak Zain saat menginjakkan kaki di teras rumahnya.

"Kenapa tidak ada yang keluar menyambutku, tidak seperti biasanya."

Dengan langkah kaki lebar Zain memasuki Rumah yang tampak sepi.

Ceklek

"Ayah.... Ibu....hiks...hiks...hiks." Zain berlari menghambur ke arah kedua orang tuanya yang sudah bersimbah darah tergeletak di lantai. tak ada kehidupan dari keduanya.

"Siapa yang tega melakukan ini kepada kalian, mengapa ada orang yang melenyapkan kalian?" tangis Zain pecah, hatinya nyeri melihat keadaan kedua orang tuanya saya ini. Beberapa pertanyaan bergelayut di kepala anak berusia dua belas tahun itu.

Dengan perasaan sedih yang teramat dalam, Zain berusaha mencari bantuan, namun sayang kedua orang tuanya sudah tiada dengan cara mengenaskan.

"Siapa pun kalian kalian telah melenyapkan kedua orang tuaku dengan sangat keji, aku akan membalaskan dendam atas kematian ke dua orang tuaku, akan ku pastikan pelakunya merasakan hal yang sama dengan apa yang dirasakan oleh ayah, ibuku!" kilat kebencian dan rasa sedih yang teramat dalam bercampur menjadi satu dalam sorot mata tajam milik Zain.

Pemakaman kedua orang tuanya sudah selesai, Zain mengenggam kalung berbentuk tengkorak, yang ia temukan di samping jenazah ibunya menjadi petunjuk atas dalang pelenyapan kedua orang tuanya. Mengenggam erat kalung itu, hingga darah segar mengalir dari sela-sela jari milik Zain. "Akan ku cari kalian sampai dapat, tunggulah saat itu datang, aku akan menjadi malaikat kematianmu."

Terpopuler

Comments

Oh Dewi

Oh Dewi

Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu

2023-06-12

0

🇸🇴🇻🇳 Nori 😂⃤ Fai 🇵🇼🇯🇵

🇸🇴🇻🇳 Nori 😂⃤ Fai 🇵🇼🇯🇵

hebat baru mulai sudah gelud 👍👍

2023-05-19

1

Chiisan kasih

Chiisan kasih

apakah Zain kelak menjadi mafia?

2023-05-07

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!