Bertemu Pangeranku

"Katakan siapa bos besarmu?" tanya Zain yang duduk di hadapan tawanannya dengan kaki di angkat ke atas.

"Ciih..."

"Kau sendiri masih menyebunyikan wajahmu, apa kau takut wajahmu di ketahui oleh ku?"

Zain tertawa, "Takut kepadamu, kau bahkan hanya tikus kecil yang mungkin sudah salah masuk kandang!"

Amarah terlihat di wajah pria yang kedua tangannya sedang di rantai.

"Cepat katakan, aku sudah bertanya dengan baik-baik kepadamu, jadi jangan pancing kemarahanku atau kau akan merasakan hal yang mengerikan yang bahkan tak pernah kau bayangkan sekalipun."

𝘖𝘩 𝘢𝘴𝘵𝘢𝘨𝘢, 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘶𝘢𝘯 𝘡𝘢𝘪𝘯 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯, gerutu Alex dalam hati.

"Aku tak takut, lebih baik cepat kau bunuh aku, dengan begitu kau membantuku menutup rapat informasi yang ingin kau ketahui, hahaha..." tawa penyusup itu percaya diri.

"Sepertinya kau meragukan kemampuanku, ini akan menjadi akhir dari hidupmu." Zain memerintahkan Alex untuk membawakan senjata mainannya.

Sebuah meja kini sudah di letakkan di hadapan Zain, Zain membuka penutupnya, menampilkan beberapa jenis pisau dari yang terkecil hingga pedang samurai nya.

"Sepertinya aku akan sedikit bermain di sini."

srek...

srek...

Aahh...

Zain memulainya dengan wajah, melukis lukisan yang buruk pada wajah penyusup. "Hahaha...Sekarang kau tak terlihat seperti manusia, wajahmu sungguh jelek di banding sebelumnya."

"Apa kau masih belum mau membuka mulutmu itu?"

"Kau tak akan dapatkan apa yang kau mau, Zain pecundang!" teriak penyusup itu.

"Rupanya kau sudah mengetahui namaku, namaku terlalu indah untuk kau sebut." emosi Zain mulai memuncak, mendengar namanya di hina oleh penyusup itu, Zain tak akan mengampuni orang yang berani merendahkan namanya di hadapannya.

Zain meletakkan pisau kecil itu dan langsung mengambil samurai miliknya, mengayunkan nya tepat ke leher penyusup.

wush...

Pedang itu masih berhenti di leher, "Aku berikan kau satu kali kesempatan, katakan siapa bos besarmu, apa tujuanmu datang ke markasku?" kali ini terlihat gurat ketakutan dari wajah penyusup itu.

"A-aku dari klan mafia Deorge, aku kesini untuk mencari tahu seperti apa wajah ketua mafia Dragon black."

Setelah mendapat apa yang di mau, Zain mengayunkan pedangnya menebas kepala penyusup hingga terguling jatuh ke tanah, darah segar mengenai wajah Zain yang tertutup topeng.

"Bereskan, berikan pada harimau kesayanganku dia pasti sangat menyukai hadiah dariku!"

Alex dan beberapa bawahan Zain melongo menyaksikan apa yang baru saja terjadi di hadapannya.

"Bik Tuan."

Zain kemudian pergi meninggalkan ruangan tersebut, tujuannya kini hanya pergi ke bengkel untuk melakukan pekerjaannya di sana.

Tak butuh waktu lama Zain kini telah sampai di bengkel miliknya sendiri, Zain datang ke bengkel bukan sebagai pemilik tetapi sebagai pegawai dan tentunya sudah dengan pakaian karyawan bengkel biasa. Tak ada yang tahu siapa sebenarnya Zain, dari lima belas karyawan bengkel, tak ada dari mereka yang tahu siapa pemilik bengkel tersebut, mereka tak pernah bertemu dengan pemiliknya sekalipun, padahal sebenarnya pemiliknya sudah membaur dengan karyawan lain.

Sungguh miris hidupmu Zain, mengapa tidak memberitahu saja pada mereka agar mereka hormat kepadamu Zain?

Semua itu Zain lakukan untuk menghindar dari musuhnya, menjadi ketua mafia membuat Zain selalu di buru oleh klan mafia lainnya. Dengan Zain yang menutup akses menuju dirinya, setidaknya Zain dapat memastikan keamanan orang di sekitarnya. Ya, meskipun nama Daddy Brian sudah sangat terkenal di dunia Mafia, tapi tak ada dari mereka yang mengetahui wajah dari putra Brian. Brian masih menyembunyikan wajah Zain dari massa sampai Zain benar-benar siap untuk tampil di muka umum.

"Kau terlambat lagi Zain."

"Untung saja bos pemilik bengkel ini tak pernah kemari, jika tidak pasti kita kena omel darinya sebab melanggar peraturan." Vino menghampiri Zain.

"Sorry, tadi aku harus bersih-bersih dulu baru berangkat bekerja." bohong Zain, meskipun tak sepenuhnya.

"Yasudah tak apa, kita lanjut kerja saja, daripada ada yang mengadu jika kita tidak becus bekerja itu tidak baik untuk pekerjaan kita." ujar Doni.

Zain langsung saja mengerjakan permintaan pelanggan yang memang sudah menjadi langanaan di bengkel tersebut.

🌹🌹🌹🌹🌹

Di sebuah rumah sakit, seorang ayah sedang berjalan mondar mandir di depan ruangan ICU. Pria tua itu sedang menunggu kabar dari putrinya yang sedang di periksa oleh Dokter.

"Kenapa dengan putriku, selalu saja dia membuat ulah, apa tidak bisa dia seperti kakaknya yang tak pernah membantah setiap ucapanku!" Pria yang di sebut ayah itu tidak terlihat khawatir tetapi terlihat sedang emosi saat mengetahui jika putri keduanya membuat ulah di kampusnya.

"Awas saja saat Dokter sudah selesai memeriksa akan ku beri pelajaran anak itu agar tak membangkang lagi."

Dari arah resepsionis datang seorang ibu dan gadis yang umurnya tidak terpaut jauh dari pasien yang sedang di periksa oleh Dokter di dalam.

Ibu dan gadis itu adalah Sinta dan letha yang merupakan, ibu dan kakak Keysa. hubungan mereka tidaklah baik. Keysa yang merasa sang Ayah membeda-bedakan dia dengan kakaknya selalu membuat ulah baik di kampus atau di luar kampus.

Dokter keluar dari ruang pemeriksaan, "Apa anda keluarga pasien."

"Saya ayahnya Dok."

"Mari ikut saya ke ruangan, saya akan menjelaskan kondisi putri bapak."

Dirga mengikuti kemana Dokter pergi sedangkan letha dan Sinta memilih menunggu di depan ruang ICU.

"Begini pak, kondisi putri bapak tidaklah baik-baik saja, putri bapak mengalami gagal jantung, kondisi ini cukup berbahaya sebab tidak ada obat untuk penyakit ini, kecuali dengan melakukan operasi pencangkokan jantung."

Bagian di hantam batu yang besar hingga serpihan itu melukai hati yang terdalam, Dirga tak menyangka putri yang di anggap selalu membangkang, tak pernah mau menurut apa katanya sekarang sedang berjuang melawan maut.

"Bagaimana bisa dik putri saya mempunyai penyakit berbahaya itu?" Dirga heran, menurutnya putrinya sehat-sehat saja selama ini. Tak pernah ada keluhan yang di berikan oleh putri keduanya itu.

"Semua itu bisa terjadi pak, mungkin dari pola hidup yang tidak sehat, ataupun dari kurang gerak, bahkan pikiran juga bisa mempengaruhi kerja jantung pak, kita akan melakukan operasi setelah kita menemukan jantung yang cocok untuk putri bapak, selama itu kami harap bapak bisa bersabar menunggu."

"Lakukan apapun yang di perlukan Dok, berapapun biaya akan saya penuhi, asalkan putri saya selamat." air mata Dirga kini jatuh membasahi pipi, kenyataan yang di dapat membuatnya melupakan kemarahan pada putrinya itu.

"Berapa bodohnya aku sebagai orang tua, aku tak pernah menyangka akan terjadi seperti ini, bertahanlah sayang ayah akan lakukan apapun untuk kesembuhanmu." Dirga bermonolog sambil berjalan ke arah ruang rawat Keysa.

Ckleek

"Keysa... dimana anak itu, apa dia berulah lagi dengan kabur dari rumah sakit?" Dirga segera mencari putrinya hingga keluar area rumah sakit pun Dirga tidak menemukan Keysa.

Dreettt...

Dreettt...

"Iya mas, ada apa?" tanya Sinta yang kini sedang asik menikmati makan siang di restoran dekat rumah sakit.

"Kamu di mana, Keysa kabur, kenapa kamu tinggalkan dia begitu saja!" ucap Dirga yang kini tengah marah pada istrinya.

"Keysa kabur, lalu dimana dia sekarang?"

"Aku tidak tahu, aku sudah mencarinya di rumah sakit tapi tidak aku temukan keberadaannya."

"Kami kesana mas, tunggu kami , kita pasti akan menemukan keysa."

Tut...

🌾🌾🌾🌾

Keysa memilih kabur dari rumah sakit, saat dia menyadari bahwa ayahnya akan segera mengetahui apa yang selama ini keysa sembunyikan.

Ya, sebaik apapun sebuah rahasia di sembunyikan, jika sudah waktunya ketahuan pasti semua akan tahu.

"Aku tak mau karena penyakitku ini ayah memberikan kasih sayang palsu," keysa berucap lirih.

Kini Keysa berjalan tanpa alas kaki dengan arah tujuan tak tentu, Keysa sebenarnya hanya ingin menghindari ayahnya untuk saat ini.

"Kemana aku harus pergi?" tanpa sadar Keysa berjalan sedikit ke tengah membuatnya hampir saja terserempet mobil.

"Woi kalau jalan pakai mata!" umpat pengendara mobil.

Keysa tak menggubris umpatan-umpatan yang di layangkan untuk dirinya, ia terus berjalan.

"Aku lapar."

Mata Keysa tertuju pada sebuah bangku di taman, keysa memilih untuk beristirahat di bangku tan itu.

Bugh....

Akh...

Sebuah kaleng bekas minuman mengenai kepala Keysa.

"Siapa yang berani melempar kaleng ke sembarang arah?" Keysa sedikit berteriak.

"Maaf mbak, nggak sengaja." ucap Zain datar.

Keysa yang masih menunduk, kini mengangkat kepalanya, memandang pria yang berdiri di hadapannya.

"Pangeran.... "

"Maaf anda bicara apa?"

"Oh tidak... tidak... lain kali jangan di ulangi, itu bisa berbahaya untuk orang lain."

Zain kini menatap wajah gadis itu dengan saksama, ia melihat ada setetes darah yang terlihat di lubang hidungnya, "Apa kaleng ini terlalu kencang mengenaimu, sampai kau mimisan?"

Keysa segera menutupi hidungnya, "Mungkin." jawab Keysa singkat.

Keysa tahu itu bukanlah karena keleng, tetapi karena memag kepalanya sudah pusing dari tadi.

"Yasudah jika tak apa-apa," ucap Zain yang kemudian pergi dari hadapan Keysa.

"Nam_" Keysa hendak menanyakan nama pria itu tapi wujudnya saja sudah tidak terlihat.

"Apa ini mimpi, dia seperti pangeran yang selalu hadir di mimpiku, andai aku bisa bertemu kembali akan ku tanyakan siapa namanya...." Keysa bersorak ria seakan mendapat harta karun berlimpah. Pertemuannya dengan Zian sedikit memberinya semangat menjalani hidup yang mungkin tak akan lama.

Terpopuler

Comments

mom_abyshaq

mom_abyshaq

hadir kakak

2023-05-18

1

Ig.tinasali85

Ig.tinasali85

sebelum baca kelanjutannya,biarku tebak,kayanya jodoh aku tebak jodohnya..

Mampir juga nya Thor, di "Mafia bos love story" ku 😄

2023-05-09

1

A̳̿y̳̿y̳̿a̳̿ C̳̿a̳̿h̳̿y̳̿a̳̿

A̳̿y̳̿y̳̿a̳̿ C̳̿a̳̿h̳̿y̳̿a̳̿

hadir kka

2023-05-06

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!