Rianti sudah berani datang ke rumah, berarti Rianti orangnya nekat. Aku tidak boleh hanya diam menghindarinya, aku harus berkata tegas kalau aku tidak mau menikahinya", gumam Juan dalam hatinya.
"Kalau aku mendatanginya mungkin, segala cara akan dilakukannya, baik rayuan, baik kepura-puraan sampai nangis memohon-mohon. Sudahlah biarkan saja, aku akan terus menghindari nya dan mengganti no ponselku, agar tidak bisa dihubungi Rianti", gumam Juan menambahi.
Esoknya, Rianti tidak datang, bahkan hingga selama seminggu. Juan merasa senang kalau Rianti tidak pernah datang lagi ke rumah Juan. Tadinya Juan sudah memberi pesan kepada mbok Lasmi kalau datang ke rumah, segala cara lakukan agar Rianti tidak masuk.
Hingga 2 minggu berlalu Rianti tidak pernah datang lagi ke rumah. Juan berpikir, kalau memang Rianti mengalah dan tidak berani untuk memaksa Juan untuk menikahinya.
Juan pun lega, hari-harinya dilalui dengan terus memberi perhatian penuh dan kasih sayang kepada Aditya. Juan dan Aditya sering pergi bersama ke mall untuk belanja, bermain, karokean, bahkan sekedar makan makanan Favorit mereka, menonton pertandingan-pertandingan basket, bahkan ke puncak dan luar negeri di kala weekend. Aditya pun sangat senang dan terus semangat ketika pergi ke sekolah.
***
Sebulan berlalu Rianti kembali datang ke rumah Juan ketika pada malam hari pukul 19:00.
"Ini adalah kesempatan baik untuk datang ke rumah Juan, karena Juan sudah pulang dari kantor, dan mungkin Juan dan anaknya pasti sedang makan malam bersama sekarang.
Sekalian saja anaknya Juan mengetahui kalau aku akan menjadi ibu sambungnya", Rianti menyusun strategi untuk mendatangi rumah Juan.
Tet........tet...
Bell berbunyi
Juan tersentak, "Siapa kira-kira yang datang bertamu saat ini. Padahal aku tidak ada membuat janji kepada siapa pun", gumam Juan resah, Juan terus dihantui kedatangan Rianti.
"Mbok coba lihat siapa yang datang", perintah Juan kepada mbok Lasmi.
"Iya pak", mbok Lasmi segera berlari menghampiri layar pada cctv pada gerbang depan, dan bertanya melalui pengeras suara.
"Siapa", tanya mbok Lasmi
"Saya Rianti, cepat buka pintu. Saya yakin Juan ada di rumah sekarang. Saya ingin bicara penting!", Juan pun tidak bisa mengelak dan langsung menyuruh mbok Lasmi membukakan pintu dan menyuruh Rianti masuk.
"Oh kalian rupanya senang berkumpul. Kebetulan sekali, saya akan menyampaikan berita penting", sebelum Rianti meneruskan perkataannya buru-buru Juan menarik tangan Rianti keluar rumah. Dan segera menyuruh Aditya masuk ke kamarnya, "Adit, kalau kamu sudah selesai makannya kamu segera masuk ke kamar ya", Juan memerintah Aditya.
Juan menarik Rianti hingga sampai ke beranda rumah.
"Untuk apa kamu datang kemari?", tanya Juan dengan emosional penuh kemarahan.
"Kamu santai saja Juan, aku menyampaikan berita baik untuk kamu", Rianti tersenyum.
"Berita apa yang ingin kamu sampaikan kepada ku, aku tidak mau dengar. Pasti itu tidak mengenakkan bagi ku", Juan menolak.
"Tetapi kamu wajib tahu berita ini. Sebentar lagi kamu akan mempunyai anak, sayang", Rianti tersenyum manja memeluk Juan.
"Maksud kamu apa?", Juan langsung menyingkirkan tangan Rianti dari tubuhnya dengan penuh emosi.
"Aku hamil sayang. Aku hamil anak kamu", Rianti berkata dengan tegas.
"Tidak mungkin. Itu bukan anak ku. Kamu pasti telah membohongi aku", Juan tidak mempercayai perkataan Rianti.
"Kamu lupa sebulan yang lalu kamu telah menyetubuhi aku. Kamu sangat bernafsu dan bergairah sehingga tidak mau melepaskan ku. Tadinya memang aku tidak akan menuntut kamu apa-apa.
Kurelakan itu adalah nafsu sesaat kamu. Tetapi karena aku hamil, aku tidak mau menggugurkan anak ini. Anak ini tidak bersalah. Kamu harus bertanggungjawab Juan", Rianti memaksa Juan.
"Gugurkan bayi itu, aku akan membayar berapa pun yang kamu pinta", Juan memohon.
"Tidak aku tidak mau menggugurkan bayi ini. Bayi ini tidak bersalah. Lagian menurut keyakinan ku, aku dilarang membunuh anak yang tidak berdosa ini", Rianti ngotot tidak mau menggugurkan bayi yang ada dalam kandungannya.
"Terus kamu maunya apa?", Juan melotot.
"Nikahi aku segera, sebelum perut ku makin membesar dan semua keluarga besarmu, tetanggamu dan semua kolega-kolega mu tahu kalau kamu telah menghamili aku di luar nikah", Rianti mengancam
"Tidak!. Aku tidak mau menikahi mu. Aku tidak mencintai mu", Juan menolak.
"Baiklah kalau kamu tidak mau menikahi ku. Aku akan menyebar luaskan kepada semua orang baik secara media cetak maupun sosial media kalau kamu telah menghamili aku di luar nikah. Aku juga akan menjelek-jelekkan kamu", Rianti terus memaksa agar Juan menikahinya.
Juan hanya terdiam dan tidak bisa berkata-kata. Perasaan nya saat ini, kalau Rianti telah menjebak nya. Tetapi apa yang bisa diperbuatnya, hanya bisa pasrah.
"Baiklah aku akan menuruti permintaan mu. Aku akan menikahimu. Tetapi tunggulah aku bicara dulu kepada anakku Aditya. Aku tahu pasti Aditya tidak akan setuju aku menikahimu. Tunggulah aku akan memberi pengertian kepada nya. Aku baru 1 bulan ini dekat dengannya, selama ini aku terlalu sibuk dan tidak perhatian kepadanya, sehingga dia sangat tidak bersemangat dan sedih.
Tetapi setelah sebulan ini aku perhatian kepadanya. Aditya menjadi sangat bersemangat. Aku tidak mau merenggut kebahagiaan nya, tunggulah aku akan memberi pengertian kepada nya", Juan memohon agar diberi waktu, agar tidak terburu-buru menikahi Rianti.
"Baiklah kalau itu permintaan kamu. Tetapi jangan lama-lama, aku hanya memberi waktu selama 2 minggu. Jangan sampai keburu perutku membuncit. Ibuku pasti akan sangat marah, melihat putrinya hamil tanpa suami", Rianti mengingatkan Juan.
"Baiklah kalau begitu. Tetapi kita menikahnya secara sederhana saja. Kita tidak perlu melakukan resepsi pernikahan yang besar. Karena ini pernikahan yang tidak kuinginkan. Kalau kamu tidak mau. Ya sudah kita tidak jadi menikah", Juan tegas.
Rianti sebenarnya menginginkan pernikahan yang besar dan mewah, karena ia akan menunjukkan kepada teman-temanya kalau calon suami keduanya adalah seorang CEO, seorang pria yang sangat kaya.
Tetapi karena Juan sudah mengatakan kalau tidak menginginkan resepsi yang besar dan mewah. "Rianti takut kalau Juan nanti berubah pikiran, akhirnya Rianti mengalah.
Tidak apalah yang penting sekarang aku harus menikahi Juan. Setelah nanti aku menikahi Juan, Aku pun layak merasakan dan mendapatkan kan seluruh harta kekayaannya", gumam Rianti dalam hatinya.
"Sekarang kamu pulang dan tinggalkan rumah ini. Aku tidak mau anakku curiga kepada mu. Dan malah membuatnya sedih", Juan mengusir Rianti.
"Sekarang kamu sangat kasar dan mengusir ku Juan!, lihatlah aku akan mengambil semua harta kamu", gumam Rianti merasa kesal dan penuh dendam dalam hatinya.
Rianti pun segera beranjak dan keluar dari kediaman Juan dengan kesal.
"Mbok tutup pintu segera", perintah Juan kepada mbok Lasmi.
"Ini semua karena kebodohan dan kecerobohan ku. Kalau saja aku tidak pergi ke cafe dan berputus asa atas kematian Liana. Kalau saja aku tidak tergoda atas bujuk rayu Rianti. Kalau saja aku tidak mabuk", Juan merasa menyesal atas kebodohan yang dilakukannya dan telah mengenal Rianti.
"Ya Tuhan, di saat aku ingin tobat, dan ingin dekat dan perhatian kepada anak ku. Mengapa Kau uji aku seberat ini", Juan merasa putus asa.
Juan segera masuk ke kamarnya. Menangis dan bersedih, seperti biasa Juan bersujud dilantai kamarnya Memanggil-manggil.
"Liana...Liana ... Apa yang harus kuperbuat, sesungguhnya aku tidak mau melakukan ini aku terjebak", Sungguh sangat rapuh perasaan nya saat ini. Juan menumpahkan segala kesedihannya.
Juan itu sangat kuat bila Liana ada disampingnya. Setelah kepergian Liana seolah seluruh kekuatan dan semangat Juan hilang.
Aditya menguping di balik pintu kamar ayahnya. Sesungguhnya kejadian tadi. Ketika Rianti datang Aditya sedikit banyak telah mendengar percakapan antara Rianti dan ayahnya.
Aditya tahu keinginan Rianti ingin cepat di nikahi ayah. Tadinya Aditya berpikir kalau ayahnya telah selingkuh sebelum ibunya, Liana meninggal dunia
Aditya ingin masuk dan menanyakan. Mengapa ayah menduakan ibunya Liana?
Tetapi karena mendengar ayahnya menangis memanggil-manggil ibunya, Liana. Aditya menyadari kalau ayahnya sangat sedih dan cukup terpukul atas kehilangan Liana, Aditya juga mendengar kalau Perempuan tadi telah menjebak ayahnya.
"Padahal ayahnya selama ini seperti begitu tegar dan kuat atas kepergian ibu. Ternyata ayah selalu sembunyi-sembunyi untuk menumpahkan kesedihan nya", gumam Aditya dalam hati.
Aditya merasa iba dan kasihan kepada ayahnya. Aditya pun ingin masuk dan menemui ayahnya. Setidaknya Aditya ingin ayahnya tetap kuat dan bersemangat.
tok..tok..tok...
Aditya mengetuk pintu.
"Ayah...ini Adit",
Juan buru-buru langsung menyeka air matanya. Juan tidak mau kelihatan rapuh dihadapan Aditya.
Juan pun berpura-pura tegar seperti tidak ada masalah, ia pun langsung bergegas keluar membuka pintu dan menyuruh Aditya masuk.
"Adit... ada apa, mengapa kamu datang kesini, tumben banget kamu menemui ayah?", Juan pura-pura bingung.
"Ayah. Tidak usah bohong lagi menutupi perasaan ayah. Adit tahu kalau ayah sangat terpukul atas kepergian ibu. Maafkan Aditya ya ayah. Harusnya Adit menguatkan dan menyemangati ayah. Tetapi Adit malah semakin benci dan menghindari ayah. Tumpahkan saja perasaan ayah kepada Adit", Aditya memeluk Juan dengan erat.
Juan semakin menetes air matanya.
"Adit maafkan ayah. Ayah bodoh, menumpahkan kesedihan ayah dengan pergi ke cafe dan mabuk-mabukan. Rianti adalah pramusaji di cafe yang sering ayah datangi.
Rianti sering dan mau mengobrol seolah-olah menjadi teman yang baik bagi ayah, memberi semangat dan dorongan. Rianti sering membuat ayah merasa terhibur atas cerita dan perkataannya. Sehingga membuat ayah betah dan sedikit kuat.
Ternyata semua kebaikan nya bohong, ada maksud jahat dan sangat ingin dinikahi oleh ayah. Sudah lama Rianti memaksa untuk dinikahi, tetapi selalu ayah tolak.
Tetapi ketika ayah mabuk, itupun karena Rianti terus bercerita dan menambah terus minuman ayah. sehingga ayah sampai tidak sadarkan diri.
Akhirnya Rianti menjebak ayah dengan membawa ayah ke hotel, lalu melucuti semua pakaian ayah dan pakaian nya seolah-olah kami sedang melakukan hubungan suami-istri, ayah merasa tidak ada menyetubuhi Rianti. Dan ayah yakin sekali itu. Setelah kejadian itu, keesokan harinya Rianti datang ke rumah ini kata mbok Lasmi, tetapi saya dan kamu sudah keluar dari rumah.
Seminggu, dua minggu ayah pikir Rianti mengalah dan tidak mau lagi menuntut ayah. Hingga akhirnya satu bulan Rianti datang dan mengatakan kalau ia sedang hamil anak ayah.
Rianti memaksa ayah untuk menikahinya, kalau tidak Rianti akan menyebar luaskan berita kehamilan ke media cetak dan media sosial. Itu akan merusak reputasi ayah, dan bisnis ayah.
Bisnis dan saham ayah pasti akan anjlok. Ayah terpaksa harus menikahi Rianti Adit", Juan menceritakan yang sebenarnya dengan panjang lebar, berharap Adit mengerti kejadian yang sebenarnya.
Aditya hanya diam saja. Aditya sangat mengerti posisi ayahnya yang terjepit. Aditya pun berusaha tegar dan ingin ayahnya kuat dan bersemangat. Aditya pun memutuskan dan memberi pendapat kepada Juan.
"Ayah. Nikahi saja Rianti. Ayah harus terus membangun dan menjalankan bisnis ayah ini. Karena ini adalah kerja keras ayah dengan ibu. Ayah pun pasti tidak mau kehilangan segalanya. Aditya tidak apa-apa yah. Adit ihklas menerima, Rianti sebagai ibu sambung Adit", Adit memberikan pendapat dengan raut wajah yang sedih.
Juan pun memeluk Adit erat, "Adit, Maaf kan ayah, nak. Ayah janji tetap akan memberikan perhatian dan kasih sayang ayah sepenuhnya kepada mu.
Terima kasih Adit sudah pengertian dan memahami posisi ayah", Juan merasa bangga pada Adit, tadinya Juan bingung harus bagaimana bicara mengenai permasalahannya. Ternyata Aditya mengerti dan memahaminya dan mau mengalah.
"Baiklah Adit, dua minggu lagi ayah akan menikahi Rianti. Resepsi pernikahan hanya biasa saja dan sederhana. Rianti mempunyai anak yang umurnya tidak beda jauh dari kamu. Hanya selisih setahun dibawah kamu.
Ayah harap kalian bisa akur. Berusaha lah agar suasana rumah ini bisa tenang dan damai tidak ada keributan. Ayah ingin menjalani hidup dengan damai dan tidak stres", Juan memberikan arahan dengan tegas.
Adit diam dan pamit untuk kembali ke kamar nya.
Keesokan harinya, seperti biasa Aditya dan Juan selalu sarapan bersama di meja makan, tidak seperti biasanya. Biasanya antara Adit dan Juan terkadang bercerita mengenai kegiatan mereka hari ini, dan terkadang saling bercanda. Kali komunikasi mereka sangat canggung dan dingin. Mereka banyak diam dan fokus terhadap sarapannya.
"Aditya, nanti ayah akan usahakan pulang cepat. Kalau tiba-tiba ada meeting penting ayah akan kabari kamu", Juan membuka obrolan.
"Iya ayah", Adit menjawab dengan datar. Adit maklum mungkin ayah akan sibuk mengurus pernikahannya, mungkin pun Rianti akan sering-sering datang ke kantor. Dan ayah pasti akan sibuk meladeni Rianti. Karena Rianti pasti akan selalu berusaha merayu dan membujuk ayah untuk melakukan keinginannya.
"Oh iya Ayah, Adit juga mau pergi ke rumah teman, Rico namanya. Sudah lama kami tidak bermain game. Selama ini hanya Rico yang selalu menyemangati aku. Aku boleh ya ke rumah Rico?", tanya Aditya permisi kepada Juan.
Lagian tidak enak kepada Rico, selama ini Rico selalu setia menemani dan menghibur ku. Tetapi karena ayah sering mengajakku bermain basket. Aku jadi seolah melupakan Rico. aku tidak mau Rico kecewa kepada ku", Aditya menambahi.
"Iya juga sih. Tidak apa-apa dit, kamu bermainlah ke rumah Rico. Ayah juga tidak akan menyita waktumu untuk terus bersama ayah.
Kamu pun harus bisa membagi waktu mu kepada teman-temanmu. Kalau misal ayah pulang cepat tidak apa-apa kok. Ayah akan berenang di belakang rumah, untuk menghilangkan rasa jenuh ayah", Juan ihklas bila Aditya membagi waktunya dengan teman-temannya.
***
Rianti jadi sering datang ke kantor, dan dengan ramah memperkenalkan dirinya kepada pegawai yang ditemuinya di perusahaan kalau dia adalah pacar dari Juan Handoyo dan sebentar lagi akan menikah.
Semua pegawai pun tunduk dan hormat kepadanya. Juan pun tidak bisa menolak dan mengusir Rianti.
Rianti selalu saya ingin mengajak untuk jalan-jalan ke mall atau makan di luar. Tetapi Juan selalu menolak dengan alasan ingin menenangkan diri dulu.
"Tolonglah, kamu pulang saja. Aku lagi tidak mood untuk berjalan-jalan. Aku ingin cepat pulang dan menenangkan diri. Untuk pernikahan kita aku sudah suruh supirku untuk mengurus semuanya", Juan memberitahu.
"Bagaimana dengan pakaian nikah ku, aku belum membelinya. Temani aku dong?", bujuk Rianti.
"Pakai saja pakaian nikah kamu yang lama. Kamu kan sudah pernah menikah!", Juan meledek dan bicara seadanya.
"Kamu ya, masak iya pakaian bekas. Lagian pakaian lama sudah tidak muat, sekarang aku jadi sedikit gendut", Rianti cemberut.
"Terserah kamu saja kamu pakaian apa. Lagian kamu kok yang paling ngebet untuk menikah. Jadi kamu pikir saja sendiri", Juan langsung meninggalkan Rianti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments