Kondisi di rumah Aditya
Rianti mengumpulkan seluruh orang-orang yang bekerja di rumahnya.
"Saya perintahkan kepada kalian semua yang berada di rumah ini, tanpa terkecuali.
Tidak ada yang boleh menceritakan kepada Aditya atau Juan kalau saya telah mengusir Stella. Biarkan saya yang menjelaskan kepada Aditya dan Juan.
Saya akan mengatakan kalau Stella pergi karena kemauan nya sendiri, ada laki-laki yang datang ke rumah ini untuk menjemput Stella. Kalau Aditya bertanya kepada kalian kebenaran itu, katakan memang betul Stella telah pergi dengan kemauannya sendiri bersama laki-laki pilihannya sendiri. Kalian mengerti.
Siapa yang mencoba-coba mengatakan nya kepada Aditya dan Juan. Kalian akan saya pecat. Kalian kan tahu kalau Aditya dan Juan sering ke luar kota, dengan gampang saya akan memecat kalian", Rianti dengan tegas berbicara kepada pegawainya.
Semua takut dan menurut, serentak mengatakan, "Baik Bu, kami mengerti dan mengatakan sesuai yang ibu perintah kan".
****
Dua hari kemudian dengan sukacita Aditya pulang ke rumah. Membawa oleh-oleh untuk Stella dan kedua adik Stella.
Aditya masuk dan bingung semua pegawainya menunduk ketakutan dan terkesan menghindarinya.
Mbok Lasmi keluar membuka pintu untuk Aditya.
"Halo mbok, apa mbok sehat?", tanya Aditya belum mengetahui kalau Stella telah diusir Rianti.
"Sehat dit", ucap mbok Lasmi langsung meninggalkan Aditya.
Aditya sesungguhnya ingin menanyakan Stella "Sudahlah mungkin Stella sedang berada dikamar, biarlah aku memberikan kejutan kepada nya", gumam Aditya dalam hati.
Aditya pun langsung ke kamar dan tidak menemui Stella dilamarnya, Aditya mencari-cari ke kamar mandi, ke dapur dan ke segala ruangan. "Stella.... Stella, dimana kamu sayang", ucap Aditya mencari ke seluruh ruangan tetapi tidak ketemu.
Di dapur Aditya bertemu dengan mbok Lasmi "Mbok, dimana Stella?, Adit sudah mencari kemana-mana tetap tidak ketemu. Sebenarnya Stella kemana mbok?", Aditya bingung.
"Maaf dit, mbok tidak tahu", mbok Lasmi takut berbohong.
"Apa maksud mbok tidak tahu istri Adit tidak di rumah, masak mbok tidak tahu kemana Stella!", Aditya merasa kesal.
"Sebenarnya, Stella pergi dari rumah dengan kemauan sendiri. Ada laki-laki yang datang ke rumah ini menjemput Stella", mbok Lasmi menjawab dengan terbata-bata.
"Mbok pasti bohong, coba panggil bang Deni, mbak Astri. Adit mau tanya kebenarannya!", Aditya tidak percaya, kalau Stella pergi meninggalkan nya.
Sebenarnya mbok Lasmi adalah orang yang paling dipercaya dan paling dekat dengan Adit, karena mbok Lasmi sudah mengasuh Adit sejak ditinggal Liana, ibu kandung Adit. Tetapi untuk lebih menyakinkan Adit, Adit menyuruh pegawai yang lain datang untuk menghadap nya, supaya Adit lebih yakin.
Setelah bang Deni dan mbak Astri datang Adit langsung menanyakan keberadaan Stella. Tetapi jawaban mereka sama, seperti yang dikatakan oleh mbok Lasmi.
Seketika Aditya badannya tersungkur ke lantai, lemas tak berdaya, pandangannya gelap. Tidak percaya atas apa yang didengarnya. Padahal Adit dan Stella sudah berjanji untuk tetap setia dan menghadapi badai bersama-sama.
Kenyataannya Stella telah meninggalkan nya, putus sudah mimpi dan harapan untuk selalu bersama hingga akhir hayat menjemput. Aditya benar-benar tidak menyangka. Padahal Stella tidak pernah bercerita tentang sosok lelaki yang dekat dengannya atau pacar selama ini.
Adit dengan langkah lunglai berjalan memaksakan diri untuk masuk ke kamarnya. Kalau ibu tirinya yang berbicara mengenai Stella, mungkin Aditya tidak akan percaya. Tetapi mbok Lasmi orang kepercayaan telah menyatakan Stella pergi dengan laki-laki lain. Aditya jadi merasa yakin kalau memang Stella telah meninggalkan nya.
Aditya mengurung diri di kamarnya. Hingga Besok menjelang pagi. Mbok Lasmi merasa kasihan, terus membawakan makanan dan meletakkannya di depan pintu, tetapi Aditya tidak menyentuhnya sama sekali.
Mbok Lasmi menjadi kasihan melihat kondisi Aditya yang sudah seharian tidak makan. Ingin rasanya mbok Lasmi mengatakan yang sebenarnya, tetapi Rianti mengancam akan melukai anak mbok Lasmi yang ada di kampung. Mbok Lasmi jadi mengurung kan niatnya untuk mengatakan yang sebenarnya.
Aditya pun terus menghubungi Stella, tetapi handphone Stella tidak aktif. Aditya menjadi tambah yakin kalau Stella telah benar-benar meninggalkan nya.
***
"Sayang, tahu ga. Stella kemarin di jemput oleh laki-laki. Dan anehnya Stella tidak ada penolakan langsung mau diajak oleh laki-laki tersebut", Rianti menjelek-jelekkan Stella.
"Ahh, serius kamu!. Masak sih. Aku melihat Stella anak yang jujur, dan baik. Masak iya Stella telah membohongi Aditya", Juan belum mempercayai perkataan Rianti.
"Jangan melihat penampilan seseorang dari luar saja, sayang. Kemarin juga aku berpikir nya seperti itu. Tetapi kenyataannya sekarang Stella telah pergi meninggalkan Aditya.
Sebenarnya, Aditya juga telah membohongi kita selama ini. Ternyata Stella itu adalah mantan wanita kupu-kupu malam. Dulu itu mereka tinggal di daerah pelacuran, tetapi setelah pacaran dengan Aditya. Aditya menyuruh Stella untuk pindah, mungkin agar kita tidak mengetahui kebohongan Adit", Rianti terus menjelek-jelekkan Stella.
"Apa...Kalau saja aku tahu dari dulu. Pasti aku tidak akan setuju kepada Stella. Bodoh sekali Aditya mau menikahinya dan menangisi kepergian Stella. Aku mau bicara sama Adit, dan memberi penjelasan kepada nya", Juan langsung meninggalkan Rianti pergi menuju kamar Aditya.
tok...tok..tok..
"Adit, buka nak. Ayah mau masuk", Juan ingin membujuk Aditya.
Aditya pun membuka kan pintu dan membiarkan Juan masuk dan Juan pun langsung memeluk Aditya.
Juan merasa kasihan dengan kondisi Juan yang acak-acakan.
"Adit, kamu jangan seperti ini dong. Ayo semangat. Diluar sana masih banyak wanita yang lebih cantik, pintar dan wanita yang baik-baik. Masak iya kamu menangisi wanita hanya bekas wanita kupu-kupu malam", Adit kaget, Juan mengetahui profesi Stella.
Adit hanya diam saja.
"Kalau wanita semacam itu, pasti sudah kecanduan dan tidak bisa meninggalkan kehidupan lamanya", Juan menyakinkan Aditya.
"Sekarang kamu makan ya, ini ada nasi. kamu makanlah sedikit", Juan menyerahkan sepiring nasi dan susu yang baru saja dibawa Rianti. Rianti seolah menunjukkan sikap sok peduli dan perhatian kepada Aditya.
Aditya tetap tidak mau makan. Tetapi Juan terus membujuk dan menyuapi Aditya. Akhirnya Aditya mau makan walaupun sedikit.
Juan memberi susu, "Biar saja tidak banyak makan nasi, asal minum susu sudah cukup memberi tenaga dan gizi buat Aditya", pikir Juan dalam hatinya sambil menyuruh Aditya meneguk habis susunya.
***
Rianti setiap hari memberi Aditya minum susu, selalu diteguk habis oleh Aditya.
Aditya bukan nya semakin pulih, Aditya terus mengurung diri di kamar.
Sebulan berlalu.
Setelah minum susu, Aditya merasa ingin tidur. Terus berkeringat dan merasa ketakutan. Terkadang Aditya sering menjerit dan menangis tersedu-sedu.
Rianti senang melihat perubahan dan keberhasilan obat yang diberikan Rianti. "Mampus kamu Adit, sebentar lagi kamu akan jadi gila dan masuk rumah sakit jiwa. Seluruh kekayaan Juan akan jatuh kepada ku dan Evans", Rianti merasa bahagia karena rencananya berhasil.
"Mujarab juga obat yang kuberikan, dalam waktu belum genap sebulan. Perubahannya sangat signifikan", Rianti terus bergumam dalam hatinya.
Rianti telah memberikan obat melalui susu yang diberikan untuk diteguk Aditya setiap hari. Obat itu, membuat jantung berdebar-debar dan menimbulkan Aditya menjadi ketakutan dan sering berhalusinasi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments