Bagian 04

Bagian 04🌹

" Sebelum kita pulang kamu temenin Aku dulu ya ke kantorku, karena ada yang ingin Aku bicarakan dengan yang lain."

" Kakak kenapa sih nggak mau menerima pemberian dari Ayah.?"

" Pertanyaan kamu itu Aku kembalikan lagi padamu, Apakah kamu mau menerima pemberian dari Ayah juga.?"

" Jujur Kak sebenarnya Aku mau aja pemberian dari Ayah dan mengelola perusahaan yang sudah dirintis Ayah, tapi sayangnya aku tidak menguasai itu semua yang aku kuasai hanyalah menjadi penyiar Televisi, makanya aku meminta sama Ayah untuk menyetujui keinginanku itu, akhirnya aku memiliki stasiun sendiri dan aku bisa menyiarkan apa saja yang aku inginkan dan alhamdulillah mereka di luar sana menerima penyiaranku saat ini."

" Aku tidak ingin terikat dengan Ayah, aku tidak ingin seperti Kak Kenji yang selalu saja menghabiskan waktunya untuk bekerja, bekerja, dan bekerja saat dia senang pun dia tidak bisa merasakannya, apalagi dia di saat sedih nggak kepikir deh kaya gimana perasaannya, tapi aku sangat bersyukur saat kita merayakan pergantian tahun kala itu, aku sangat senang karena melihat Kak Kenji sangat tersenyum terlihat bahagia sekali tapi...." Kenzo menggantung kalimatnya, Laila pun kemudian mendekatkan wajahnya ke arah sang kakak dari arah belakang, karena posisi Laila masih duduk di atas motor yang dikendalikan oleh Kakak tertampanya itu.

" Tapi kenapa Kak? Apa masalah tentang kejadian di kamar hotel itu.?"

Kenzo menganggukkan kepalanya.

Mereka berdua sama-sama terdiam, kemudian kendaraan itu pun memasuki sebuah kantor yang bergerak di bidang elektronik.

Mereka berdua pun berjalan masuk ke dalam kantor tersebut, dan menuju ke dalam sebuah ruangan di mana mereka sudah menunggu kedatangan dari Kenzo.

" Maaf sudah menunggu lama, karena ada sesuatu dan lain hal membuatku terlambat datang ke sini."

Mereka semuanya menganggukkan kepalanya sembari tersenyum, karena sebagian dari orang yang duduk di ruangan tersebut adalah teman-temannya Kenzo yang bergabung dalam perusahaan barunya Kenzo tersebut.

Kenzo kemudian duduk diantara mereka.

" Bagaimana sekarang? apa yang ingin kalian laporkan denganku ?" ucapnya sembari menatap semua orang yang ada di duduk di dalam ruangan tersebut.

Satu persatu kemudian memberikan penjelasan kepada Kenzo dengan satu persatu jua Kenzo mendengarkan penjelasan dari mereka semua, sampai mereka menemukan titik temu mereka setelah beberapa pembicaraan disepakati dan mereka akan meluncurkan produk baru kembali.

" Tapi satu yang ingin aku bicarakan pada kalian, Aku sudah mendengar ada yang berbuat curang diperusahaan ini." Ucapnya sembari menatap salah satu dari mereka yang duduk diruangan itu.

Mereka saling tatap satu sama lainnya, merasa terkejut dengan ucapan Kenzo.

" Aku akan menyelidikinya,dan akan menangkapnya sendiri." Ucapnya menatap seseorang yang duduk dibagian kirinya itu, terlihat salah satu dari mereka yang ditatap tajam Kenzo itupun terlihat serba salah.

" Siapa itu Ken?" Tanya salah satu orang kepercayaan Kenzo.

" Nanti kalian akan tahu sendiri." Ucapnya.

Mereka pun menganggukkan kepalanya.

" Baiklah, pertemuan kali ini sampai disini dulu, seperti biasa tolong handle kantor ya Haikal, Aku mau antar Adikku kerumah dulu " ucapnya.

" Baiklah Bos!" Ucap Haikal.

Mereka pun mengakhiri pertemuan itu.

Kenzo dan Laila melanjutkan perjalanan pulang ke rumahnya, namun sayangnya Laila tidak ingin kembali ke rumah dan dia meminta sang kakak untuk mengantarkannya ke tempat sahabat sejatinya karena sang sahabat mengalami sakit yang sedang dirawat di rumah saja.

Kenzo melajukan motornya menuju ke arah tempat temannya Laila, beberapa saat kemudian motor itu pun sudah berhenti di depan sebuah rumah mewah, Laila pun berpamitan dengan sang kakak dan kemudian Kenzo meninggalkan Layla di tempat temannya tersebut dia pun tidak kembali lagi ke kantornya sementara waktu karena ada keperluan sebentar diluar.

Di sekolah Pandu...

Puja yang masih menunggu Pandu karena sebentar lagi mereka pulang ke rumah, beberapa saat kemudian Pandu dan Puja pun melangkah meninggalkan sekolah, mereka memilih berjalan kaki karena sekolah Pandu tidak terlalu jauh dengan tempat kediaman mereka.

Ibu dan anak itu pun saling berpegangan tangan dan terlihat senyum manis di wajahnya Pandu menatap ke beberapa anak yang sedang bermain.

Puja melihat sang anak menatap beberapa anak tersebut dengan mainan barunya itu, Puja kemudian menghentikan langkahnya dan berjongkok menghadap ke arah Pandu, terasa teriris di hatinya karena belum bisa memberikan mainan baru untuk Pandu.

" Pandu, ada apa Nak? kenapa kamu menatap mereka, apakah karena mereka memegang mainan baru? Pandu mau mainan baru?" tanya Puja sembari menatap sang anak.

" Tidak ada apa-apa Mama, Pandu cuma ingin menatap Mereka aja." Ucapnya sembari tersenyum, namun Puja menatap bening bola mata Pandu, karena mata Pandu tidak bohong dengan yang diinginkannya itu.

" Nanti Mama akan belikan mainan yang baru buat Pandu, tapi Pandu, bersabar dulu ya Mama tadi memang mendapatkan uang, tapi Mama ingin membeli obat tante Puji, pandu kan tahu tante Puji masih sakit, Mama janji akan membelikan Pandu mainan yang baru seperti mereka pada akhir bulan nanti ya...Saat Mama menerima gaji, akan Mama belikan mainan baru itu."

" Tidak usah Mama, Pandu sudah banyak mainan yang Mama belikan untuk Pandu, simpan saja uangnya."

Puja terkejut, dia menatap sendu sang anak, dia tidak menyangka anaknya berbicara seperti itu, dia tidak menyangka bocah sekecil Pandu bisa memahami keadaan kehidupannya saat ini.

" Ya Tuhan, betapa sakitnya hati ini mendengar anakku berucap seperti itu, sehat kan anakku ya Tuhan."

" Mama, Mama nggak usah sedih, Pandu tidak mau kok mainan seperti itu, mainan Pandu kan sudah banyak sekali, jadi buat apa lagi beli mainan, kalau Mama sudah punya uang nantinya lebih baik Mama simpan aja, masih banyak keperluan yang lain selain mainan Pandu." Ucapnya sembari menangkupkan kedua tangan mungilnya di pipi sang Mama.

Puja menganggukkan kepalanya.

" Tunggu saja Nak, Mama akan membelikannya untukmu." gumamnya dalam hati.

" Pandu tidak menginginkannya Mama, Pandu cuma memperhatikan mereka aja, karena sedari tadi mereka berbicara mengatakan kalau itu pesawat terbang, padahal itu kan hanya sebuah mobil yang memiliki sayap yang dibuat oleh orang, jadi terlihat seperti pesawat." ucapnya sembari tersenyum, Puja pun tersenyum dengan ucapan Pandu, Dia kemudian mengusap pipi sang anak, kemudian mereka berdiri kembali dan berjalan menuju ke arah rumahnya.

Ponsel Puja berbunyi dia pun kemudian mengambil ponselnya tersebut ternyata dari sang ayah.

" Halo Yah Ada apa?"

" Puja.... kamu jangan pulang dulu bersama dengan anakmu kerumah."

" Ada apa Yah?" tanya Puja sembari menghentikan langkahnya.

" Mereka datang lagi mencarimu Nak."

" Baiklah Yah, Puja akan menemui mereka nantinya, Ayah jangan gugup, sebentar lagi kami sampai di rumah kok."

" Tapi mereka sudah pergi dari rumah kita Nak, Ayah takutnya kalau kamu nanti ketemu di jalan."

" Iya Yah." ucapnya memutus sambungan bicaranya, kemudian dia pun menatap ke arah sang anak yang sedang dipegangnya tersebut, Mereka pun kemudian melanjutkan lagi perjalanannya menuju ke arah rumahnya.

" Siapa Mah.?"

" Kakek yang nelpon."

" Pasti Kakek mengatakan kalau ada orang yang mencari Mama."

Puja terdiam, rupanya orang-orang itu sudah mencarinya di hadapan pandu.

" Ya kan Mah, pasti Mama dicari orang-orang itu kan Mah." ucapnya sembari menengadahkan wajahnya menatap sang Mama.

Puja hanya menganggukkan kepalanya.

Kemudian dia pun memasuki jalan menuju rumahnya tersebut, terlihat beberapa ibu-ibu yang sedang duduk di bawah pohon itu pun kemudian berdiri dan menuju ke arah pagar rumahnya tersebut.

" Hai puja, ternyata kamu pulang cepat ya, biasanya kamu pulang tengah malam, apa pelanggan kamu sudah tidak ada lagi yang memakai kamu." ucap salah satu ibu yang berbicara seperti itu.

Dua orang ibu pun berdiri yang sedang duduk melangkah menuju ke arah salah satu Ibu tersebut.

" Iya nih Puja, jangan-jangan sudah tidak ada lagi, orang-orang yang di luar sana membayar kamu." Ucap salah satu dari mereka.

" Hem.... Puja, bagaimana tuh dengan Pandu, Apakah kamu sudah mengatakan pada Pandu tentang Ayahnya ada di mana, dulu kan kamu pergi dari kampung ini tanpa kabar berita, tapi setelah kamu datang ke kampung ini kamu sudah membawa Pandu, di mana Ayahnya.?"

" Maaf Ibu, saya tidak mengganggu keluarga Ibu, jangan Ibu berprasangka buruk dengan saya dan jangan katakan seperti itu di depan anak saya." ucapnya sembari melangkah meninggalkan ibu-ibu tersebut menuju pulang ke rumahnya, ketiga ibu yang suka membicarakan hal jelek orang lain itu pun hanya bisa mencibir setelah kepergian Pandu dan ibunya dari hadapan mereka.

Terpopuler

Comments

QuensToon

QuensToon

Masya Allah Pandu anaknya so sweet banget sih mengerti dengan keadaan orang tuanya

2023-03-04

1

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

ini nama nya emak" julid 😂🤭

2023-03-02

0

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

wah kira" siapa ya yg mencari puja

2023-03-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!