Bagian 02

Bagian 02 🌹

Beberapa menit kemudian motor yang dikendarai mereka berdua sudah sampai di depan TK Kasih Ibu dengan santainya lelaki itu pun bersuara.

" Aku sudah tepat waktu sesuai dengan keinginan kamu sampai di tempat tujuan."

Puja hanya mendengus dengan kesal.

" Sudah sampai Nona! silakan turun, karena aku masih banyak urusan yang harus ku kerjakan, gara-gara kamu aku sampai terlambat untuk bertemu dengan seseorang."

Puja pun terdiam dia memasang muka juteknya, karena dia merasa dongkol dengan laki-laki yang mengantarkan dia ke sekolah Pandu, karena dengan kecepatan motornya membuat dia hampir jantungan, bahkan dia merasa lelah karena sepanjang jalan dia hanya ngomel melulu.

" Hai Nona! turunlah dari motorku! Aku ini bukan ojekmu, lagi pula kamu tidak bertanya dulu apakah aku tukang ojek atau tidak! Aku ini bukan ojek untuk mengantar kamu! cepatlah Nona turun, karena aku masih banyak urusan." ucapnya sembari menengok ke arah belakang.

Dia tersenyum dibalik helmnya tersebut karena melihat wajah Puja yang terlihat syok dengan kecepatan kendaraan yang sudah dia kendalikan itu.

" Turunlah Nona! kita sudah sampai ditempat tujuan! ini kan yang mau kamu datangi sekarang, aku sudah mengantarkan kamu dengan selamat ke sini, cepatlah turun dari motorku, apa kamu sangat menyukai duduk di atas motorku ini, sehingga kamu tidak bisa turun lagi, Atau jangan-janagn kamu sudah menggunakan lem perekat sehingga kamu tidak bisa mengangkat badanmu untuk turun dari motorku." ucapnya sembari tersenyum kembali di balik helm tertutupnya itu, karena dia hanya bisa membuka kacanya saja dia tidak mau melepas helmnya dari kepalanya itu.

" Ish! menyebalkan sekali! sudah membuat orang hampir jantungan dengan seenaknya menyuruh turun dengan cepat, aku ini bayar! tahu nggak kamu!!" Ucapnya marah, sembari mendorong lelaki itu dengan pelan.

Kemudian Puja turun dari motor tersebut, dan bergegas meninggalkan laki-laki itu,terlihat laki-laki itu pun turun dari motornya dan mengikuti langkah Puja.

" Hai Nona..!" panggilnya.

Karena Puja merasa dipanggil oleh lelaki itu pun kemudian menghentikan langkahnya, Dia kemudian menepuk jidatnya sendiri.

" Astaga! aku lupa untuk membayar tukang ojek menyebalkan ini." ucapnya sembari membalikkan tubuhnya ke arah laki-laki tersebut.

" Nona! Anda melupakan sesuatu!"

" Melupakan sesuatu? Lupa bayaran gitu?!" ucapnya sembari mengeluarkan beberapa uang puluhan ribu dan memberikannya pada lelaki tersebut dengan meraih tangannya Dan meletakkan uang tersebut di genggaman tangan lelaki itu.

" Aku tidak menagih pembayaran, tapi aku menagih helm yang telah kamu bawa itu." ucapnya sembari meraih tangan puja dan mengembalikan uang yang ada di tangannya tersebut, kemudian dia pun melepaskan helm yang dipakai oleh puja.

Saat lelaki tersebut mengambil helmnya sedikit kesulitan, Puja pun langsung melepaskannya sendiri dan hendak memukulkan ke arah lelaki itu, karena kekesalannya itu, lelaki itu mengetahui gerakan Puja dia pun menghindar sedikit, saat itulah puja hilang keseimbangan dan langsung badannya hendak jatuh ke belakang dengan sigap laki-laki itu pun meraih tubuh Puja dan meraihnya agar tidak jatuh, Puja terkejut kemudian dia menatap ke arah mata lelaki yang masih menggunakan helm tertutup itu, begitu juga dengan lelaki tersebut menatap lekat ke arah Puja, lelaki itu baru menyadari ada sesuatu di dalam tubuhnya yang berdesir setelah mata mereka saling bertatapan, beberapa detik... mereka saling berpandangan, Puja merasakan ada sesuatu yang bergejolak di dalam hatinya dan Puja juga merasakan bertatapan dengan lelaki yang ada di hadapannya itu ada sesuatu yang lain dirasakannya.

Kemudian Puja tersadar, dia memejamkan matanya sesaat, dia lalu melepaskan pegangan lelaki tersebut.

" Dasar tukang ojek ngeselin!" ucapnya dan meninggalkan lelaki tersebut.

Lelaki itu pun hanya tersenyum dan langsung berbalik arah menuju ke arah motornya sembari bergumam.

" Gadis itu memang sangat cantik, tapi sayangnya bawel, pemarah dan jutek." ucapnya sembari menggelengkan kepalanya dan kembali menaiki motor pribadinya itu, beberapa saat kemudian dia pun meninggalkan Puja di hadapan sekolah TK Anaknya tersebut.

" Dasar tukang ojek ngeselin, sudah dikasih uang malah nggak mau, aku kan bayar ikut dengannya, sudahlah! mungkin dia mau bersedekah denganku." ucapnya kemudian melangkah menuju ke arah di mana acara dilaksanakan, ternyata sudah setengah dimulai acaranya, Puja melewatkan awal acara tersebut di sekolah anaknya, dia pun kemudian bergegas mencari tempat duduk yang hanya ada kursi kosong bagian belakang dia mencari di mana anaknya itu, ternyata Pandu sedang tampil di depan para orang tua tersebut.

Puja tersenyum karena melihat anaknya itu menari dengan lemah gemulai sesuai dengan irama lagu daerah yang dimainkan, Pandu memang tidak melihat kalau sang Mama sudah berada di dalam acara itu, padahal dia sudah berpikiran kalau Mamahnya itu masih sibuk dan tidak bisa datang dalam acara yang digelar di sekolah TK nya itu.

Acara itu selesai Puja pun kemudian mendekati sang anak yang sedang duduk di tempatnya, karena sebelum acara selesai tidak boleh meninggalkan tempat duduknya tersebut.

" Hai Pandu...! Mama datang kok di sini, Kamu hebat sekali, Mama bangga memiliki kamu, Kamu pandai sekali menari sesuai dengan irama lagu yang dimainkan, kamu hebat!" ucapnya sembari duduk di samping sang anak.

" Mama...akhirnya Mama datang juga, Pandu kira Mama tidak akan datang, karena Mama sibuk bekerja." Ucapnya sembari memeluk sang Mama, Puja pun memeluk erat anaknya tersebut.

" Maafkan Mama ya, karena Mama datangnya terlambat, Mama tidak mengikuti acaranya dari awal, setelah Mama datang ke sini acara kamu sudah dimulai, tapi Mama tidak melewatkan acara kamu saat kamu tampil menari, Kamu memang hebat, Mama bangga padamu." ucapnya sembari mencium kening sang anak.

" Kasihan sekali Pandu, sejak dia sekolah di sini, kita tidak pernah melihat Ayahnya, dia selalu diantar Kakeknya ataupun Ibunya, setiap ditanya ke Pandu ke mana Ayahnya, Pandu selalu mengatakan kalau Ayahnya bekerja jauh dan tidak bisa pulang atau jangan-jangan Pandu adalah anak...." ucap salah satu Ibu temannya pandu menggantung kalimatnya.

" Hus! jangan begitu, tidak boleh kamu bicara seperti itu, coba seandainya kalau anak kita di posisi Pandu yang selalu ingin bertemu dengan Ayahnya yang sedang pergi jauh, siapa tahu saja Ayahnya Pandu itu bekerja di pelayaran, karena jarang pulang, seharusnya kita bangga anak-anak kita yang mempunyai teman seperti Pandu, dia tidak pernah mengeluh dan dia selalu hidup apa adanya." Ucap Ibu dari salah satu temannya Pandu dalam satu kelas.

Pandu Praja Kusuma adalah anak usia 5 tahun yang masih duduk di sekolah taman kanak-kanak namun Pandu sudah terlihat sangat cerdas dan pintar, dia juga memahami keadaan Ibunya yang sudah menjadi tulang punggung keluarganya dan juga dia tidak pernah menuntut pada sang Ibu untuk menjadi seorang Ayah, walaupun sebenarnya dia belum pernah bertemu dengan Ayahnya itu, dan sangat merindukan Ayahnya itu juga, Pandu tidak pernah menanyakan ke mana Ayahnya pergi, Pandu sendiri yang memiliki inisiatif mengatakan kepada orang-orang bila ada yang bertanya padanya tentang Ayahnya berada di mana, dia pasti akan menjawab kalau sang Ayah bekerja jauh sekali, walaupun dilubuk hatinya yang paling dalam, dia iri melihat teman-temannya kadang diantar para Ayah mereka, namun dia selalu menepiskan rasa iri tersebut dan selalu mengukir senyuman diwajahnya

Terpopuler

Comments

QuensToon

QuensToon

hahahaja sudah salah naik motor main bawa helm orang aja nih puja

2023-03-04

1

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

ternyata puja lupa ngelepas helem nya😂🤭

2023-03-02

0

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

kira" puja lupa apa ya

2023-03-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!