BAB 2 : PENAWARAN

Terlihat Lena menangis seperti anak kecil, di luar stadion. Lena tak tahu bahwa semua gerakannya terus diawasi David yang duduk manis dengan dipayungi dan dikipasi kipas elektrik oleh satu pengawal dan Axel.

“Tuan, Nona Shinta baru tiba di sebuah restoran bersama Tara.” Axel berdiri di belakang David, di sisi kanan, dengan tangan mengotak-ngatik tablet. Kepala Axel ikut berteduh di dalam payung besar untuk bisa melihat tulisan di layar. “Ah ini ada yang menarik. Sepertinya, Nona Lena juga diselingkuhi. Mungkin ini yang membuat dia menangis.”

David meraih tablet dari tangan Axel, lalu tertawa terbahak-bahak. Ternyata dia tidak sendirian. “Si4lan, pengkhianat ada dimana-mana. Apa Lena cocok untuk menjadi pendampingku, Axel?”

“Wow gila, sangat tidak cocok. Kakek Leora, nanti pasti menentang. Milyader perusahaan coklat terbesar di Italia dan mendunia. Justru cucunya berjodoh dengan pengusaha rumahan,” batin Axel lalu berdeham.

“Apa, Tuan, saya tidak mengerti arti kata ‘cocok’ yang anda maxud dalam hal pendamping untuk apa? Pacar, simpanan, nyonya atau yang mana?” Axel menggaruk punggung tangannya saat David melihat video pacar Lena yang melamar perempuan lain di dalam stadion.

“Menurutmu cocok yang mana dia?”

Axel melirik tuanya yang terus senyum-senyum sendiri, pasti tuannya sedang membayangkan salah satunya. “Nona Lena naif-menganggap semua orang baik, kekanak-kanakan dan menyedihkan. Masa Nona tidak tahu pacarnya pergi ke Qatar? Oh bahkan untuk sebagai simpanan sangat tidak cocok, Tuan.”

David dan Axel melihat Lena yang berdiri dengan menendang-nendang dinding, perilaku itu membuat David sulit menahan tawa karena dia jadi ingat pada dirinya yang juga naif semalam. Bukankah Lena seperti cerminan dirinya? Ya, cocok bagi David, dia tahu betul rasanya seperti apa itu diselingkuhi.

“Kamu salah Axel. Justru karena dia terlalu naif, aku menyukainya. Ikuti terus pacar Lena, aku mau setiap lokasi yang didatanginya,” titah David langsung dengan nada rendah serius dan Axel merinding saat mengambil tablet miliknya.

Jam tangan digital berwarna hitam, yang adalah sauvenir Volunteer, kini menunjuk pukul 11 siang. Lena menggosok mata yang basah, lalu mengamati para penggemar yang tertawa dan bersemangat di merchandise sebuah klub, tidak seperti dirinya. Lebih baik dia mendinginkan diri di dalam stadium, siapa tahu hatinya ikut dingin.

“Halo, cantik, tunggu!”

Lena memutar tumit 180 derajat. “Eh!” Topi yang sempat hilang tiba-tiba terpasang di kepala. Perempuan berjaket ungu itu mulai mengendus bau citruz yang familiar. “Ah Anda yang kemarin. Ternyata topi saya ada bersama Anda.”

“Ada apa dengan suara mu?” David menjumpai suara kecil yang seperti terjepit. Dia merentang kaki panjangnya saling menjauh hingga tinggi mereka kini sejajar.

Lena menahan tawa saat meneliti mata deep blue di depannya. “Apa aku terlalu pendek, Tuan? Biar aku mendongak saja, nanti kaki Anda lelah.”

“Ya! Kamu sangat pendek tetapi kamu cantik. Eh, jangan terlalu formal, dong?”

“Okey.” Lena masih tekikik, dan pipinya mulai menghangat. Siapapun perempuan pasti senang di bilang cantik, kan. Terlebih si jakung terus menatapnya seolah sedang mengamati fitur wajahnya. “Tuan?”

“Bagaimana dengan kabarmu hari ini? Kau bisa tidur nyenyak semalam?”

“Ya! Tentu aku dalam keadaan sangat baik dan aku semalam tidur nyenyak!” Lena berusaha tetap tersenyum walau di dalam hatinya sangat berantakan. “Lalu, bagaimana denganmu, apa kau mulai terbiasa dengan cuaca di sini?

“Bagiku tentu semua berjalan lancar, tetapi cuaca disini sangat ‘panas’ walau ada ac tetap saja aku tidak bisa tidur.” David menjadi teringat tontonan menjijikan semalam. Dia ingin mengganggu gadis ini untuk mencari hiburan.

“Hari ini aku kesusahan sekaligus beruntung bisa menemukanmu. Pasti kamu mencari-cari topimu untuk melindungi model rambutmu yang unik.” David menyipitkan mata karena tawa renyah dari bibir seksi didepannya. “Kenapa mata kamu merah, apa perlu aku membawa kamu ke dokter?”

Lena memutar mata ke samping, berpikir kenapa pria didepannya bisa sangat cerewet. Juga terlalu dekat. “Rambutku ada yang mengenai mata, jadi sangat gatal. Terimakasih untuk topiku. Ehm!”

“Huh!” David menarik Lena menjauh dari stadium karena wanita itu bohong. Jelas rambut dikelabang mana bisa menyentuh area mata.

“Tuan, dua jam lagi adalah jadwal shiftku.” Lena menggigit bibir bawah, begitu takut. Terlebih arahnya ke area parkiran. Aroma kuat Citrus terbawa angin dan menerpa hidungnya, Lena sangat menyukai aroma pria itu. Dia jadi lupa akan kemarahannya pada sang kakak yang membuat burung kesayangannya mati, dia sampai ingin menangis lagi teringat burung Falk Australia yang dinamai ‘Uik’.

“Itu masih sangat lama, Cantik. Apa kamu mau menjadi patung dengan duduk berjam-jam sambil menangis seperti orang yang menyedihkan?” David memejamkan mata sebentar, karena dia keceplosan. Untung, gadis itu masih tak bersuara. Kasian Lena pasti sedih karena pacarnya selingkuh.

Pintu mobil mewah Bugatti terbuka ke atas. Lena masih berdiri hingga tangan kekar itu mendorong pinggang mungilnya. B0k0ng mungil itu mendarat di jok yang sangat empuk, tetapi ketinggiannya sangat rendah, itu hampir menyentuh aspal. Kenapa untuk duduk aja susah? Dia memandangi banyak tombol di tengah. “UH!’ pekik Lena terkesima saat si bule masuk ke dalam mobil dan melirik Lena tajam, seolah tidak suka, atau hanya perasaanya saja.

Sepanjang perjalanan, Lena bolak-balik memandangi pria itu yang mengemudi dengan sorot mata sangat dingin. Tidak ada suara justru pria itu terlihat begitu seram, beda sekali dengan tadi yang sangat ramah. Lagu Celine Dion yang terus mendengung di dalam kabin, bau citrus dan dinginya AC membuat Lena terkantuk-kantuk.

Suasana begitu hening di kabin, semburan hangat di wajah Lena dan semakin jelas menerpa hidungnya. Lena semakin mengendus aroma hangat dan aroma enak dalam mata terpejam. Semburan itu semakin intens, dan area hangat kini menyelimuti semua area depan dada sampai mengurangi menggigilnya. Lena memerjapkan mata dan mata deep blue dipenuhi kilauan minyak hanya beberapa senti di depannya, bahkan hidung itu pas bersentuhan hingga dia menghirup seluruh udara panas yang keluar dari hidung mancung David. ”Ahhhh!!!”

“Hai, cantik, tenanglah.” David berdecak karena telingannya berdenging akibat teriakan di wajahnya. Dia mengendus-ngendus aroma khas kenanga yang memabukkan. David sedikit lagi berhasil mencium bibir pink itu, sialnya perempuan itu keburu bangun. Si jakung lalu menekan tombol saftey belt sebagai alasan dan menyeringai dengan masam. “Cantik, kita sudah sampai.”

Lena masih terkesiap pada si jakung yang tadi melepas safety belt dengan cara yang menguji spot jantung. Sampai perilaku pria itu yang kini menunggu dipintu mobil dengan gagah, setelah membukakan pintu. Jelas si tampan ini memiliki daya pikat yang sangat mencolok. Lena seperti mau gila karena nafas aroma mint itu masih membekas di pipinya. Perempuan yang tingginya sedada David itu, mulai mengekor di belakang dengan sedikit berlari menyesusaikan langkah David.

Dengan ragu-ragu Lena berhenti tepat di garis pintu restoran. “Tuan, aku tidak akan makan soalnya masih kenyang.” Lena tersenyum tipis, jika dia makan di sini terus nanti uangnya bisa langsung ludes. Dia takkan melakukannya.

“Hei, aku akan mentraktir makan siangmu. Dengar, lagian menolak adalah hal yang sangat tidak sopan. Mau kan, gratis, loh?” David sampai menunggu beberapa saat dan gemas karena wajah mungil itu terlihat berpikir, padahal bisa tinggal terima saja. “Kita sudah sampai sini, kau yakin tidak mau?”

“Lumayan si, dari management kan dapatnya hanya sarapan. Untuk makan siang dan malam pakai uang sendiri, harus berhemat. Kenapa perutku jadi laper banged uh! Bau daging domba sampai kesini. Enak banged keliatannya,” batin Lena sambil melirik ke dalam dengan mata berseri-seri.

Pria itu menarik Lena dengan tidak sabar sampai ke ruangan kedua bernuansa gold dan mewah. Seorang pelayan pria berjubah salem, lalu menjulurkan buku menu. Lena kebingungan pada tiap harga yang paling murah setengah jutaan. Dia menelan saliva pelan karena mendadak langsung kenyang. Didorongnya buku menu hingga menyentuh tangan berjam tangan mahal, Lena menggelengkan kepala.

“Kamu mau makan apa? Pilih sesukamu, jangan melihat harganya dan kamu harus makan yang banyak biar kamu memiliki banyak tenaga untuk mondar-mandir nanti.” David tertawa ringan, lalu mengedipkan satu mata membuat Lena langsung tertunduk dan jelas menghindari tatapan genit David.

Pria berjas silver itu memandang Lena yang baru melepas topi. Betapa imut dua rambut kelabang itu setelah semakin diamati-amati memang jelas dagu itu begitu menggoda. Nah, kan, dia sempat melupakan rasa sakitnya pada Shinta. Apa Lena mau jadi pacar sementaraku? Sampai aku melupakan Shinta sepenuhnya?

Pelayan itu pergi setelah David harus memilihkan menu untuk Lena. Pandangannya lalu diedarkan ke sekeliling pada turis manacanegara. Meja ini sepertinya Landscape paling bagus, siapapun bisa melihat jelas ke sini. Pria itu mengetuk-ngetuk telunjuk ke meja, menunggu Lena sampai tidak bermain ponsel. “Siapa namamu? Perkenalkan aku David Leora, 30 tahun, panggil saja aku David.”

“David, kemarin aku sudah memperkenalkan diriku, namaku Lena Paramita. 26 tahun asal Indonesia dan panggil saja Lena. Darimana asalmu?” Lena menggaruk pelipisnya karena tatapan David yang lebih gelap hingga bulu kuduknya meremang dan mau tak mau menaruh ponsel di meja.

“Apa kamu tahu darimana asal Valentino Rosi?” David berpindah duduk ke samping Lena.

“Ya saya tahu. Oh! Jadi kamu dari Italia?” Ketakutan Lena mulai luntur pada anggukan dan tatapan percaya diri David di sampingnya. “Ehm MotoGP Kebetulan aku pernah jadi Marshal MotoGp di Mandalika.”

“Bagus!” David tertawa bangga, ya, tidak salah dia memilih wanita itu. “Kau suka MotoGP? Mengapa kau tidak bertemu denganku di Mandalika saat itu. Astaga, Lena! Padahal aku di sana selama seminggu!”

“Woow!” pekik Lena berseri-seri, hangat langsung menyebar di pipinya. “Dan sekarang kita baru bertemu di sini.” Lena menunduk untuk menghindari tatapan tajam David, tetapi dia melihat postur tegak pria itu dari samping dan membuatnya kian terlena.

“David, aku bertemu langsung dengan pembalap Marques di sana.” Lena bekaca-kaca pada ingatan sangat emosional itu dan melanjutkan ceritanya dengan menatap dada kekar itu.

“Maksudku saat balapan pas warm up, di tikungan 7 aku bejaga dipinggir lintasan. Marques mengelami kecelakaan dan aku melihatnya langsung di depan mataku! Dia terbalik. Lalu aku dan temanku membantunya untuk menepi, betapa kasiannya dia-“

David tak tahu mengapa jempolnya menyentuh tepat di bawah kelopak mata Lena yang basah oleh air mata. Dia kini membeku karena mata hazel yang terbelalak membuat jantung David makin tidak karuan. Baru dia menarik jari kurang dari sesenti, tetapi tarikannya tertahan.

“Tuan, saya berhasil memanas-manasi Nona Shinta dan dia menuju ke arah Anda. Arah pukul 9,” suara Axel yang terdengar dari earpiece yang dipakai David. Sekarang David ingin tertawa apa reaksi Shinta?

“Apa, ini, jika aku menangis di depan Niko, apa Niko akan seperti ini? Atau tipe orang luar memang sangat lembut?” batin Lena semakin tak karuan karena jempol hangat di pipinya yang mulai mengusap dengan perlahan ke arah telinga.

“David!”

Mata Lena membelalak karena suara bentakan dari sisi kiri yang cukup jauh, tetapi pipinya tertahan tangan David. “Ada yang memanggil namamu?” Jantung Lena terpompa pada kecepatan maksimal.

“Jangan menoleh, Lena, percayalah padaku, tetap seperti ini.”

“Tapi kenapa?” bisik Lena dengan wajah semakin pucat pasi.

“Bantu aku Lena, kau hanya perlu diam dan menurutiku. Dan kamu akan aman.”

Lena terhipnotis netra biru lautan dalam saat jempol pria itu kini berhenti di bibir bawahnya yang bergetar. Ini sangat asing bagi Lena, pacarnya saja tak pernah seperti ini. Sekarang seolah ada lapisan kasat mata mengurungnya. Dia tidak bisa mengalihkan dirinya pada David yang semakin dekat sampai memblokir bibirnya dengan bibir lembut pria itu.

“Daviid!”

Episodes
1 BAB1 : TUNANGAN DAVID
2 BAB 2 : PENAWARAN
3 BAB 3 PENGATURAN DAVID
4 BAB 4 : PERJANJIAN LENA DAVID
5 BAB 5 : PERINGATAN DAVID
6 BAB 6 : GENDONGAN
7 BAB 7 : CIUMAN TAK DIINGINKAN
8 BAB 8 : GAMBAR JELEK BUATAN DAVID
9 BAB 9 : CHEERS PIALA DUNIA
10 BAB 10 : TEMPAT NIKO
11 BAB 11 : SOUQ WAQIF
12 BAB 12 : AIR JERNIH SEALINE
13 BAB 13 : KATAKAN SEJUJURNYA LENA
14 BAB 14 : KONTRAK NIKO DENGAN REZA
15 BAB 15 : PERUBAHAN DAVID
16 BAB 16 : KAMAR DAVID
17 BAB 17 : DADA KOKOH DAVID
18 BAB 18 : RUANG RAHASIA
19 BAB 19 : UNDANGAN MAKAN
20 Bab 20 : SYARAT HUBUNGAN DAVID LENA
21 BAB 21 : AKAN BERTANGGUNG JAWAB
22 BAB 22 : VIDEO CALL LENA
23 BAB 23 : AKU PACARMU, DAV.
24 BAB 24 : SANGAT NAIF
25 BAB 25 : NAIK UNTA
26 BAB 26 : HAPUS TATO
27 Bab 27 : RUMAH PAPA ARDIAN
28 BAB 28 : INTEROGASI
29 BAB 29 : MENOLONG GADIS MABUK
30 Bab 30 : BALKON
31 BAB 31 : CURAHAN HATI LENA
32 BAB 32 : TERNYATA KAKAK BERADIK
33 BAB 33 : MIMPI BURUK
34 BAB 34 : KEMAH DI GURUN
35 Bab 35 : DOUBLE DATE
36 BAB 36 : MENULIS SURAT
37 Bab 37 : -3
38 Bab 38 : -2
39 BAB 39 : JANJI PERMEN COKLAT
40 BAB 40 : -1
41 BAB 41 : 0
42 BAB 42 : PULANG KE INDONESIA
43 BAB 43 : CCTV
44 BAB 44 : JAUH
45 MAKAN MALAM
46 BERTEMU AYAH LENA
47 BAB 47 : USAHA
48 BAB 48 : GERAM
49 BAB 49 : PERTEMUAN KELUARGA
50 PERSIAPAN
51 BAB 51 : EPISODE MARCHO KHUSUS
52 BAB 52 : PERNIKAHAN
53 BAB 53
54 BAB 54 : MALAM PERTAMA
55 BAB 55 : HIDUP DI DETIK INI
56 BAB 56 : PERSIAPAN KE NAPOLI
57 BAB 57 : RUMAH LENA DAVID - PINGGIR TEBING LAUT
58 Bab 58 : PAOLO BANCHERO
59 BAB 59 : SEAN - EMMA
60 BAB 60 : DAVID- EMMA- PAOLO
61 BAB 61 :
62 PENYUSUP
63 Shinta dan George
64 Kapal peti Kemas
65 TANGAN TERPUTUS
66 BAB 66 : SUNGAI AARE- BERN SWISS
67 BAB 67 : HARAPAN ULANG TAHUN
68 BAB 68 : KEHAMILAN
69 BAB 69. : Rencana Shinta
70 BAB 70 : INTERLAKEN SWISS
71 BAB 71 : ST. Beatus Caves
72 BAB 72 : TI ADORO! FIRST CLIF WALK BAR
73 BAB 73 : Kegelisahan Stef
74 BAB 74 : CHAT SHINTA
75 BAB 75 : STEFANIE AILY - JEFRI
76 BAB 76 : PEMOTRETAN
77 BAB 77 : DAVID BERHARAP INILAH PELABUHAN TERAKHIR HATINYA
78 BAB 78 : Niko berserah diri
79 BAB 79 : PRAHA
80 BAB 80 : Kecurigaan Niko
81 BAB 81 : Kepulangan Sean
82 BAB 82 : NYIDAM MENYEWA WAHANA PERMAINAN
83 BAB 83 : Kepulangan Marcho
84 BAB 84 : Stef minta cerai
85 BAB 85 : SEAN MABUK
86 BAB 86 : TELUR IKAN KESUKAAN LENA NIKO
87 TAWARAN MENYINGKIRKAN DAVID
88 BAB 88 : MALAM PENUh ARTI SEAN EMMA
89 BAB 89 : DI KALIMANTAN
90 BAB 90 : STEF- SEAN
91 Bab 91 : Penyamakan kulit buaya
92 BAB 92 : HUTAN
93 LENA INGIN PULANG
94 Letusan tembakan
95 Tendangan Bayi
96 CIUMAN
97 SEAN MELIHAT NIKO
98 Emma Niko Sean
99 CAIRAN KIMIA
100 Di Pantai?
101 Niko Emma
102 102 : Hanya Teman
103 Kedatangan orang tua Lena
104 Kolam renang
105 PERNIKAHAN
106 Kenangan indah
107 Shinta 2
108 AKHIR KESERAKAHAN TARA
109 TAMAT
Episodes

Updated 109 Episodes

1
BAB1 : TUNANGAN DAVID
2
BAB 2 : PENAWARAN
3
BAB 3 PENGATURAN DAVID
4
BAB 4 : PERJANJIAN LENA DAVID
5
BAB 5 : PERINGATAN DAVID
6
BAB 6 : GENDONGAN
7
BAB 7 : CIUMAN TAK DIINGINKAN
8
BAB 8 : GAMBAR JELEK BUATAN DAVID
9
BAB 9 : CHEERS PIALA DUNIA
10
BAB 10 : TEMPAT NIKO
11
BAB 11 : SOUQ WAQIF
12
BAB 12 : AIR JERNIH SEALINE
13
BAB 13 : KATAKAN SEJUJURNYA LENA
14
BAB 14 : KONTRAK NIKO DENGAN REZA
15
BAB 15 : PERUBAHAN DAVID
16
BAB 16 : KAMAR DAVID
17
BAB 17 : DADA KOKOH DAVID
18
BAB 18 : RUANG RAHASIA
19
BAB 19 : UNDANGAN MAKAN
20
Bab 20 : SYARAT HUBUNGAN DAVID LENA
21
BAB 21 : AKAN BERTANGGUNG JAWAB
22
BAB 22 : VIDEO CALL LENA
23
BAB 23 : AKU PACARMU, DAV.
24
BAB 24 : SANGAT NAIF
25
BAB 25 : NAIK UNTA
26
BAB 26 : HAPUS TATO
27
Bab 27 : RUMAH PAPA ARDIAN
28
BAB 28 : INTEROGASI
29
BAB 29 : MENOLONG GADIS MABUK
30
Bab 30 : BALKON
31
BAB 31 : CURAHAN HATI LENA
32
BAB 32 : TERNYATA KAKAK BERADIK
33
BAB 33 : MIMPI BURUK
34
BAB 34 : KEMAH DI GURUN
35
Bab 35 : DOUBLE DATE
36
BAB 36 : MENULIS SURAT
37
Bab 37 : -3
38
Bab 38 : -2
39
BAB 39 : JANJI PERMEN COKLAT
40
BAB 40 : -1
41
BAB 41 : 0
42
BAB 42 : PULANG KE INDONESIA
43
BAB 43 : CCTV
44
BAB 44 : JAUH
45
MAKAN MALAM
46
BERTEMU AYAH LENA
47
BAB 47 : USAHA
48
BAB 48 : GERAM
49
BAB 49 : PERTEMUAN KELUARGA
50
PERSIAPAN
51
BAB 51 : EPISODE MARCHO KHUSUS
52
BAB 52 : PERNIKAHAN
53
BAB 53
54
BAB 54 : MALAM PERTAMA
55
BAB 55 : HIDUP DI DETIK INI
56
BAB 56 : PERSIAPAN KE NAPOLI
57
BAB 57 : RUMAH LENA DAVID - PINGGIR TEBING LAUT
58
Bab 58 : PAOLO BANCHERO
59
BAB 59 : SEAN - EMMA
60
BAB 60 : DAVID- EMMA- PAOLO
61
BAB 61 :
62
PENYUSUP
63
Shinta dan George
64
Kapal peti Kemas
65
TANGAN TERPUTUS
66
BAB 66 : SUNGAI AARE- BERN SWISS
67
BAB 67 : HARAPAN ULANG TAHUN
68
BAB 68 : KEHAMILAN
69
BAB 69. : Rencana Shinta
70
BAB 70 : INTERLAKEN SWISS
71
BAB 71 : ST. Beatus Caves
72
BAB 72 : TI ADORO! FIRST CLIF WALK BAR
73
BAB 73 : Kegelisahan Stef
74
BAB 74 : CHAT SHINTA
75
BAB 75 : STEFANIE AILY - JEFRI
76
BAB 76 : PEMOTRETAN
77
BAB 77 : DAVID BERHARAP INILAH PELABUHAN TERAKHIR HATINYA
78
BAB 78 : Niko berserah diri
79
BAB 79 : PRAHA
80
BAB 80 : Kecurigaan Niko
81
BAB 81 : Kepulangan Sean
82
BAB 82 : NYIDAM MENYEWA WAHANA PERMAINAN
83
BAB 83 : Kepulangan Marcho
84
BAB 84 : Stef minta cerai
85
BAB 85 : SEAN MABUK
86
BAB 86 : TELUR IKAN KESUKAAN LENA NIKO
87
TAWARAN MENYINGKIRKAN DAVID
88
BAB 88 : MALAM PENUh ARTI SEAN EMMA
89
BAB 89 : DI KALIMANTAN
90
BAB 90 : STEF- SEAN
91
Bab 91 : Penyamakan kulit buaya
92
BAB 92 : HUTAN
93
LENA INGIN PULANG
94
Letusan tembakan
95
Tendangan Bayi
96
CIUMAN
97
SEAN MELIHAT NIKO
98
Emma Niko Sean
99
CAIRAN KIMIA
100
Di Pantai?
101
Niko Emma
102
102 : Hanya Teman
103
Kedatangan orang tua Lena
104
Kolam renang
105
PERNIKAHAN
106
Kenangan indah
107
Shinta 2
108
AKHIR KESERAKAHAN TARA
109
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!