Chapter 04. Perasaan & Harapan [ Revisi ]

Keesokan paginya, pada hari sabtu, Senja terbangun di pukul lima pagi. Gadis itu segera keluar dari kamarnya dan siap membantu Rifda membuat sarapan. Mereka tengah asyik berbincang-bincang sembari menyiapkan sarapan di atas meja makan. Setelah selesai menyajikan makanannya di meja makan tersebut, Rifda menyuruh Senja untuk membangunkan Angkasa dan Akhas.

Senja kembali menaiki anak tangga dan pergi ke kamar kekasihnya, ia mengetuk pintu kamar laki-laki itu dan memanggil nama Angkasa secara halus. Setelah ketukan kelima, akhirnya Angkasa membukakan pintu kamarnya, yang di mana ia tengah memakai sebuah peci di kepalanya dan memakai sarung di bawahnya, serta baju gamis putih.

Ya, Angkasa baru saja selesai menunaikan shalat subuh.

"Emmm, kamu udah selesai sholat?" Tanya Senja kikuk.

"Udah, kenapa sayang?" Jawab Angkasa seraya tersenyum kepada gadisnya.

"Emmmm, sarapan gih, aku sama umi udah masak, nanti kalau udah selesai ganti baju, kamu langsung turun ya," ujar Senja.

"Iya sayang, yaudah aku ganti baju dulu ya," jawab laki-laki itu.

Setelah memberitahu Angkasa untuk segera sarapan bersama, kemudian Senja pergi ke kamarnya. Kamar tamu yang di mana di sana masih ada Akhas yang tengah tertidur pulas. Ya, sesuai keinginan anak kecil itu, Senja dan Akhas tidur di ranjang yang sama.

Senja tersenyum melihat anak kecil di hadapannya yang tengah melintasi alam mimpi. Entah apa yang di mimpikan Akhas, sampai-sampai ia mengigau dan tersenyum-senyum sendiri, melihat hal itu Senja tak tega untuk membangunkannya. Namun karena ini adalah perintah dari Rifda, maka ia harus membangunkan Akhas untuk pergi sarapan bersama. Senja duduk di sisi kasur, ia mengelus-elus lembut puncak kepala anak kecil itu.

"Khas, Akhas, bangun udah pagi," panggil Senja seraya menggoyang-goyangkan tubuh Akhas secara perlahan-lahan.

Akhas menguap lebar, ia membuka matanya dan melihat Senja tengah tersenyum di hadapannya.

"Pagi sayang, gimana tidurmu nyenyak ya?" Ucap Senja.

"Kak Senjaa, kak Senja tau nggak, Akhas mimpi kak Senja terbang sambil ketawa-ketawa, terus kak Senja ngelambain tangan ke Akhas, hehehe," Akhas cengengesan di depan Senja.

Mendengar hal itu, Senja tersenyum dan kembali mengelus-elus kepala Akhas, dan segera gadis itu menggendong anak itu untuk pergi ke kamar mandi dan membasuh mukanya.

Setelah selesai, Senja dan Akhas menuruni anak tangga dan segera bergabung dengan umi, abi dan kakaknya untuk sarapan bersama.

Jam sudah menunjukkan pukul 06.30, selain memasak, Senja juga membantu Rifda untuk mencuci piring yang kotor. Setelah itu Senja pamit kepada Rifda dan Umar untuk kembali ke rumahnya, gadis itu diantar oleh Angkasa menggunakan kendaraan yang selalu laki-laki itu bawa. Senja berharap semoga mamanya tidak marah dan melakukan kekerasan padanya lagi.

Sesampainya di rumah Senja, gadis itu pamit kepada Angkasa dan segera berlari masuk ke dalam rumah. Sebenarnya Angkasa ingin mengantarkan Senja masuk ke dalam rumahnya, namun Senja menolak secara tegas agar Angkasa langsung pulang saja, sudah beberapa kali Angkasa membujuk gadis itu, tapi tetap di tolak olehnya.

Senja sudah tiba di depan pintu rumahnya, gadis itu kemudian membuka pintu utama yang ternyata sudah tidak terkunci. Kemudian ia masuk dan melihat mamanya yang sedang menghubungi seseorang, dari ujung seberang sana terdengar suara seorang pria yang tengah bercanda gurau dengan Risa. Senja dengan berani mendekat ke arah mamanya.

"Maa," Panggil Senja yang membuat Risa kaget dan spontan menoleh ke arah gadis itu.

"Siapa itu, ma?" Tanya Senja.

Risa tidak menghiraukan pertanyaan anaknya, wanita itu kemudian mendekat ke arah Senja dan mengajak anaknya untuk duduk di sofa, wanita itu mengelus-elus kepala anaknya.

"Maafin, mama ya sayang, mama pernah mukulin kamu saat mama tidak dalam keadaan sadar," ucap Risa dan kemudian memeluk anaknya itu.

Senja yang sudah lama tidak merasakan dekapan mamanya tanpa aba-aba air mata gadis itu mencelos. Senja menangis di dekapan mamanya, tapi ada rasa aneh dan was-was yang selalu Senja rasakan, ada rasa yang mengganjal dalam dirinya, seperti ia harus lebih waspada dan bersiap hati untuk ke depannya.

Pada pukul 17.00 sore. Senja pergi ke halaman depan rumahnya, gadis itu tersenyum sembari menyiram tanaman yang ada di halaman itu. Ia senang karena mamanya telah berubah, sekarang mamanya tidak memukulinya lagi dan beer-beer yang ada di lemari pendingin sekarang sudah hilang sepenuhnya.

Senja bersenandung kecil, netranya menatap ke luar gerbang dan melihat anak kecil yang tengah bermain dengan riang di sana. Senyum cerah yang ada pada wajah gadis kecil tersebut mengingatkannya pada dirinya saat masih kecil dulu.

Senja dulu juga senang bermain dengan riang, saat itu Senja selalu di temani oleh papa dan mamanya, mengingat-ingat kenangannya yang dulu, membuat Senja kembali murung. Kemudian gadis itu menutup matanya dan menghela napas pelan.

Senja kembali membuka matanya dan melihat ke arah langit yang masih cerah dengan sinar matahari. Langit yang berwarna jingga dengan di hiasi oleh awan-awan yang beraneka bentuk, membuat Senja tersenyum dan mengangkat satu jari telunjuk ke atas langit. Gadis itu kemudian menuliskan sesuatu di sana dengan langit sebagai kertasnya dan angin sebagai tintanya. Walaupun tidak terlihat tapi itu adalah keinginan dari Senja.

Senja mengukir sebuah nama, netranya terus menerus menatap ke arah langit yang kian menggelap, dan gulita hampir menyelimuti cakrawala. Matahari tenggelam secara perlahan-lahan dan bulan sudah mulai muncul dengan bentuk dan sinarnya yang unik, membuat Senja kembali berharap bahwa apa yang ada dalam benak, pikiran dan perasaannya tidak benar-benar terjadi.

Episodes
1 PROLOG [ Revisi ]
2 Chapter 01. Berharap Pada Hari Esok [ Revisi ]
3 Chapter 02. Memory [ Revisi ]
4 Chapter 03. Kehangatan keluarga Angkasa [ Revisi ]
5 Chapter 04. Perasaan & Harapan [ Revisi ]
6 Chapter 05. Sang Hujan [ Revisi ]
7 Chapter 06. Sebelum Retakan
8 Chapter 07. Awal Retaknya Hubungan.
9 Chapter 08. Goresan Luka
10 Chapter 09. Kisah Kelam Risa & Kebenaran tentang Senja
11 Chapter 10. Jejak Darah
12 Chapter 11. Kunjungan Berakhir Pilu
13 Chapter 12. Kunjungan Berakhir Pilu ll
14 Chapter 13. Sunyi
15 Chapter 14. Hilangnya Kepercayaan
16 Chapter 15. Tuduhan
17 Chapter 16. Cacian kepada Insan tak Bersalah
18 Chapter 17. Diam Tak Merubah Apapun
19 Chapter 18. Hukuman dengan Ancaman
20 Chapter 19. Runtuh
21 Chapter 20. Lengkara Putri Samudra
22 Chapter 21. Biola Lengkara
23 Chapter 22. Muak
24 Chapter 23. Satu yang Terungkap
25 Chapter 24. Tuduhan Kembali
26 Chapter 25. Cacian bukanlah Perhatian
27 Chapter 26. Yang Terbaik dalam Memberi Luka
28 Chapter 27. Tunangan
29 Chapter 28. Pembawa Sial
30 Chapter 29. Antara Hidup dan Mati
31 Chapter 30. Maaf dan Terima Kasih
32 Chapter 31. Janji Terakhir
33 Chapter 32. 00.00
34 Chapter 33. Memungkinkan yang Tidak Mungkin
35 Chapter 34. Terungkap
36 Chapter 35. Terungkap ll
37 Chapter 36. Antara Senang dan Sedih
38 Chapter 37. Siuman
39 Chapter 38. Bernostalgia
40 Chapter 39. Jantung Hati
41 Chapter 40. Pelukan
42 Chapter 41. Selamat Ulang Tahun
43 Chapter 42. From All Pain
44 Chapter 43. Menuju Keabadian
45 Chapter 44. Kenangan yang Harus Dilupakan?
46 Chapter 45. Karma
47 Chapter 46. Detak Jantung
48 Chapter 47. Bunga Tidur
49 Chapter 48. Medali untuk Lengkara
50 Chapter 49. Pamitan Terakhir
51 Epilog [ END ]
Episodes

Updated 51 Episodes

1
PROLOG [ Revisi ]
2
Chapter 01. Berharap Pada Hari Esok [ Revisi ]
3
Chapter 02. Memory [ Revisi ]
4
Chapter 03. Kehangatan keluarga Angkasa [ Revisi ]
5
Chapter 04. Perasaan & Harapan [ Revisi ]
6
Chapter 05. Sang Hujan [ Revisi ]
7
Chapter 06. Sebelum Retakan
8
Chapter 07. Awal Retaknya Hubungan.
9
Chapter 08. Goresan Luka
10
Chapter 09. Kisah Kelam Risa & Kebenaran tentang Senja
11
Chapter 10. Jejak Darah
12
Chapter 11. Kunjungan Berakhir Pilu
13
Chapter 12. Kunjungan Berakhir Pilu ll
14
Chapter 13. Sunyi
15
Chapter 14. Hilangnya Kepercayaan
16
Chapter 15. Tuduhan
17
Chapter 16. Cacian kepada Insan tak Bersalah
18
Chapter 17. Diam Tak Merubah Apapun
19
Chapter 18. Hukuman dengan Ancaman
20
Chapter 19. Runtuh
21
Chapter 20. Lengkara Putri Samudra
22
Chapter 21. Biola Lengkara
23
Chapter 22. Muak
24
Chapter 23. Satu yang Terungkap
25
Chapter 24. Tuduhan Kembali
26
Chapter 25. Cacian bukanlah Perhatian
27
Chapter 26. Yang Terbaik dalam Memberi Luka
28
Chapter 27. Tunangan
29
Chapter 28. Pembawa Sial
30
Chapter 29. Antara Hidup dan Mati
31
Chapter 30. Maaf dan Terima Kasih
32
Chapter 31. Janji Terakhir
33
Chapter 32. 00.00
34
Chapter 33. Memungkinkan yang Tidak Mungkin
35
Chapter 34. Terungkap
36
Chapter 35. Terungkap ll
37
Chapter 36. Antara Senang dan Sedih
38
Chapter 37. Siuman
39
Chapter 38. Bernostalgia
40
Chapter 39. Jantung Hati
41
Chapter 40. Pelukan
42
Chapter 41. Selamat Ulang Tahun
43
Chapter 42. From All Pain
44
Chapter 43. Menuju Keabadian
45
Chapter 44. Kenangan yang Harus Dilupakan?
46
Chapter 45. Karma
47
Chapter 46. Detak Jantung
48
Chapter 47. Bunga Tidur
49
Chapter 48. Medali untuk Lengkara
50
Chapter 49. Pamitan Terakhir
51
Epilog [ END ]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!