Dibantu Olehnya

Irul mendekati Shari yang sedang mengelap kaca jendela. Dia tersenyum ke arah Shari, lalu berdiri di sampingnya.

"Shari, kamu lembut sekali." puji Irul.

Shari menundukkan pandangan, di depan Irul. "Heheh... tidak juga. Ini hanya menjadi pembawaan, karena aku sudah terbiasa."

"Nah, gitu dong. Membuatmu senyum susah sekali. Kamu itu cuek Shari, aku ingin melompat agar kamu tertawa." Irul tegak pinggang, terus memperhatikan gerak tangan Shari.

"Janganlah, nanti kamu dikira beruang keluaran terbaru." Shari kesusahan meraih bagian yang paling tinggi.

Irul mendekati Shari. "Sini, biar aku bantu lap kacanya. Kamu sedikit pendek, aku 'kan tinggi." Mengayunkan tangan ke arahnya.

Shari menoleh ke arah Irul, dan terkesima dengan sifat baiknya. Belum lagi kalau senyum, sampai membuat hatinya meleleh. "Iy... iya Irul. Ini ambil saja lapnya. Namun tidak perlu bilang aku pendek." Tangannya bergemetar grogi, menahan perasaan yang disembunyikan.

Irul mengambil lap di tangan Shari. Sungguh jantungnya berdegup kencang, entah perasaan apa yang Tuhan titipkan. Shari takut dengan rasa itu, jadi berusaha untuk menepisnya.

Irul mengelap kaca, tanpa menginjak kursi seperti Shari. Beberapa menit saja sudah selesai, namun tangan Shari menjadi dingin. Tidak tahu mengapa, sebelumnya Shari tidak pernah merasa seperti ini.

”Ya Allah, aku takut perasaan ini diketahui tukang bully. Aku tidak ingin timbul fitnah, biarlah Engkau saja yang mengetahui.” batin Shari.

Shari segera pergi, setelah Irul memberikan lap. Setelah jauh dari orang yang dicinta, baru dia merasa lega. Sungguh sulit mengendalikan diri, namun dia yakin bisa. Cukup sekitarnya tidak menyadari, dia pasti aman-aman saja.

Setelah selesai membantu Shari, Irul kumpul bersama Bara. Teman-teman yang lain juga ikut duduk bersama. Ada Yutra, Bara, Babay, Gugus, Ande, dan Gundi.

Bara mendekati Irul. "Kamu mau punya pacar 'kan Irul. Aku saranin kamu pacaran dengan Nikna saja."

"Dia mana mau sama aku." jawabnya.

"Sudahlah mengaku saja, kalau kamu suka padanya. Ande dan Cekka siap membantu kok, kamu tinggal tembak dia di waktu yang tepat." Bara mengajari temannya.

"Heheh... boleh juga." jawab Irul.

SMK Pelangi Senja mengadakan apel pagi, lalu tidak lama kemudian usai dilaksanakan. Semua siswa dan siswi masuk ke dalam kelas. Shari berdiri di depan pintu kelas, karena masuk lebih dulu dari yang lain.

Irul tersenyum ke arah orang di belakang Shari, namun Shari merasa itu tertuju padanya. Dia tidak sadar, bahwa ada perempuan di belakangnya. Shari terkejut saat Irul melewati dirinya, lalu berbicara dengan Nikna. Shari menoleh ke belakang, dan melihat Irul memberikan es krim kotak.

"Ini untuk kamu." ucap Irul.

Nikna tersenyum. "Terima kasih." jawabnya.

Shari diam saja, meski sedikit merasa cemburu. Sekarang memilih fokus pada apa yang papan tulis sajikan, mengenai perbandingan sebuah kata.

"Besar memiliki makna luas, tidak sempit. Sedangkan kecil memiliki makna tidak lapang. Apa kalian paham? ujar ibu Aira.

"Paham Bu." jawab semuanya serentak.

Irul memanggil Shari. "Shari, apa kamu ada dua pena?" tanyanya.

"Tidak ada, namun temanku punya dua pena." Shari menoleh ke arah teman sebangkunya.

Qusna menoleh ke orang, yang duduk di belakangnya. Dia memberikan pada Irul, yang memang membutuhkannya.

Nikna sedang berkumpul bersama Yuli, Kiras, Ratia, dan Yani. Mereka sedang asyik mengobrol, lalu disusul oleh Babay, Gundi, dan Bara. Tiba-tiba nimbrung ikut duduk, sambil melihat keseruan yang dibahas.

"Kalian asyik sekali, apa yang dibicarakan?" tanya Gundi.

"Kami sedang membicarakan mengenai flora dan fauna." jawab Yuli.

"Hahah... aku paling malas bahas materi pelajaran." Nikna tersenyum ke arah teman-temannya.

"Jelas, karena kamu orang yang paling rajin." canda Bara.

Nikna menepuk pundak Bara. "Huu... sangat tidak berperasaan. Aku hanya ingin bilang, kalau kamu laki-laki malas."

"Jangan keterlaluan Nikna, meski kamu lebih baik daripada kami. Namun ini tidak lucu." jawabnya santai, diiringi wajah lelucon.

"Ternyata, kamu sadar diri juga." ujar Nikna.

"Eh, aku selalu sadar kok." jawab Bara.

Keesokan harinya, Irul bergandengan tangan dengan Nikna. Shari melihatnya dari kejauhan, terdiam seribu bahasa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!