Tidak mudah luluh.

...Saat ada satu atau dua orang membawa sebuah kata cinta kepadaku aku hanya tersenyum sambil berucap dalam hati, aku belum bisa percaya. Karena cinta dari manusia itu menurutku bullshiit. ...

...Mungkin belum saatnya aku merasakan cinta dari seorang pria, tapi aku juga tidak berharap. Karena aku takut kecewa. ...

... - Tara-...

Panggilan telepon yang berdurasi kurang dari dua puluh menit itupun berakhir. Komunikasi adalah kunci utama suatu hubungan. Entah itu di keluarga, pasangan atau sahabat. Awan selalu menyempatkan diri menghubungi orang tuanya yang ada di kampung setiap hari. Itu adalah bentuk sayang dan baktinya kepada kedua orang tuanya.

"Jadi rindu pengen pulang kampung," Ucap Awan lirih pada dirinya sendiri.

Awan sudah bekerja di Jakarta selama kurang lebih dua tahun. Bekerja sebagai staf marketing di salah satu perusahaan property di Jakarta. Ia berasal dari Salatiga Jawa Tengah. Setelah selesai sarapan, Awan segera membereskan kamar kost nya mencuci piring dan baju. Itu adalah rutinitas yang selalu Awan kerjakan sendiri. Ia bahkan jarang sekali memakai jasa laundry. Sungguh pria yang mandiri.

* * *

Hari berganti, di pagi yang cerah Tara sedang bersiap pergi ke kantor. Blus warna pink dan bawahan warna hitam dengan rambut di biarkan tergerai indah dan make up yang natural menambah kecantikan Tara.

"Nah, begini baru cantik," ucap Tara setelah memasangkan jepit di rambut.

Sekali lagi ia melihat dirinya di pantulan cermin. Saat dirasa tampilan dirinya sudah cantik ia segera beranjak dari depan cermin dan berjalan keluar.

"Hai, mbak. Selamat pagi!" Sapa Awan yang juga sedang keluar dari halaman tempat kost nya.

Tara menoleh ke arah sumber suara tersebut lalu menjawab. "Pagi, mas."

Awan tersenyum mendengar jawaban dari Tara. Tanpa basa basi lagi ia segera menjalankan motor nya untuk berangkat bekerja. Tidak mau berkala-lama menatap wajah cantik Tara takutnya ia jatuh cinta.

Begitupun dengan Tara ia tidak mau ambil pusing dengan sapaan Awan pagi ini. Menurut nya itu adalah hal yang wajar. Dengan cepat ia juga menjalankan motor matic kesayangan nya. Membelah jalanan di kota Jakarta yang ramai kendaraan roda empat ataupun roda dua.

"Hah, selalu setiap pagi seperti ini, capek di jalan rasanya." keluh Tara saat motor yang ia kendarai tidak bergerak dari tempat nya karena macet.

Akhirnya setelah menempuh perjalanan hampir empat puluh menit Tara tiba di kantor. Ia segera memarkirkan kendaraannya.

"Pagi, pak! " Sapa Tara kepada seorang satpam yang ada di pos satpam sambil berjalan cepat menuju ruangan tempat ia bekerja.

"Pagi, neng cantik. Jangan lari-lari neng! Nanti jatuh."

"Udah telat pak," jawab Tara sedikit berteriak.

"Neng Tara selalu seperti itu kalau pagi," ucap pak satpam. Di sertai gelengan kepala yang selalu melihat Tara selalu begitu.

Jalanan Jakarta padat serta Tara yang sering terlambat sampai kantor tidak membuat gadis itu untuk berangkat ke kantor lebih awal. Selalu saja mengeluh di jalan dan berlarian saat menuju keruangan nya.

"Untung belum terlambat," ucap Tara saat tiba di ruang rapat.

"Kebiasaan ya, suka telat. Udah tahu pagi ini kita akan meeting bersama big bos. Bisa di diberi surat peringatan kalau lo kayak gini terus," tegur Salma.

"Iya, besok ngga lagi deh," jawab Tara sambil mendudukkan tubuhnya di kursi yang terletak di sebelah Salma.

"Dari beberapa bulan lalu juga lo bilang nya besok ngga lagi, besok ngga lagi."

Tara menggaruk kepalanya yang tidak gatal dengan tersenyum. Apa yang di ucapkan Salma benar dirinya sering seperti ini. Tapi tidak pernah sekalipun jera.

"Udah, ngga usah ribut. Yang penting Tara belum telat." Saut salah satu teman Tara bernama Anton.

"Cie, selalu di bela aja. Kalau suka bilang napa sih. Jangan di tahan ntar Tara keburu sama yang lain." Goda Salma.

"Kalau Tara mau ngga apa-apa. Langsung gue ajak nikah dia. Sayangnya ngga mau." Jawab Anton.

"Jangan pesimis gitu dong. Masa iya, menyerah sebelum berperang sih."

" Ibarat udah siap senjata mau perang, belum maju tapi musuhnya udah mundur." Anton merasa kalau usahanya selama ini mendekati Tara sia-sia. Karena Tara sedikitpun tidak memberikan celah kepada Anton untuk mendekati dirinya.

Bukan tidak ingin membina hubungan kepada lawan jenis. Tapi Tara terlalu kecewa dengan masa lalu dan sebuah cinta. Menurutnya cinta dari pria itu adalah bullshiit. Dan sampai sekarang belum ada pria yang bisa benar-benar menyentuh hati Tara. Ia ingin hidup lebih baik, ingin mengumpulkan uang agar bisa mengubah kehidupannya lebih baik lagi dan bisa selalu mengirim uang ke panti asuhan tempat adik-adiknya tanpa harus memikirkan cinta dari seorang pria.

"Kalian ngomongin apa sih ngga jelas." Saut Tara.

"Ngomongin anak ayam tetangga yang hilang," jawab Salma asal.

"Kasian sekali hilang, kayaknya itu ayam yang hilang udah di potong sama tetangga di jadikan opor ayam deh."

"Tara!" Teriak Salma. Selalu seperti ini sahabatnya tidak bisa diajak serius.

Salma sebenarnya kasihan dengan Tara. Hdup seorang diri di kota besar yang awalnya mencari seseorang yang ia suka dari kecil ternyata saat tiba di Tangerang orang yang di cari tidak ada. Di buang orang tua. Di kecewakan seseorang yang sangat berarti dalam hidupnya. Bukankah orang yang sudah mengalami kekecewaan seperti Tara akan sulit untuk percaya kepada orang lain? Bahkan dia tidak ingin membuka hati sama sekali kepada pria manapun. Ia takut membina hubungan, ia takut kecewa. Masa lalu yang sulit sungguh bisa mengubah hati manusia.

Beberapa orang akan tumbuh kuat dengan kasih sayang orang tua. Tapi Tara kuat karena kerasnya hidup. Tapi itulah kehidupan, tak ada yang semulus jalan tol yang tanpa hambatan. Tapi satu yang menjadi keyakinan Tara, ia yakin Tuhan baik maha baik. Dan dia hanya percaya cinta dari Tuhan.

"Ngga usah teriak, Salma. Gue belum tuli," tegur Tara.

"Habis lo nyebelin banget sih. Kan gue usaha jadi mak comblang buat lo."

"Mau jadi mak comblang kok jomblo."

"Iya, juga ya."

Akhirnya mereka berdua tertawa. Tak ketinggalan Anton pun ikut tertawa melihat perdebatan dua orang yang saling bersahabat tersebut.

Anton adalah teman kantor satu team di bagian marketing bersama Salma dan Tara. Ia adalah pria baik dan juga teman satu gereja dengan Tara. Bahkan beberapa kali mereka pergi ke gereja bersama. Tidak hanya sekali Anton mengutarakan isi hatinya tapi Tara dengan tegas menolak. Karena ia menganggap Anton hanya teman baik. Bahkan Tara sudah kenal dengan keluarga Anton. Sikap kedua orang tua Anton yang menganggap Tara anak sendiripun tak mampu meluluhkan hati gadis tersebut. Tara hanya menganggap Anton sahabat.

"Oh, iya. Besok minggu kita ada tugas gereja lo. Nanti aku jemput aja ya?" Ucap Anton pada Tara.

"Oke, gue tunggu." Jawab Tara.

Ruang rapat di jika perlahan oleh seseorang dari luar. Seketika menghentikan perdebatan antara mereka. Dua orang pria dan satu perempuan berjalan masuk ke ruangan.

"Eh, lo kerja disini?" tanya seorang pria sambil menunjuk Tara.

"Iya, kok bisa lo ada di sini sih." Jawab Tara spontan. Sedetik kemudian ia menutup mulutnya.

Visual

Tara

Awan

Terpopuler

Comments

Ayano

Ayano

😳Woow
Cantik

2023-08-07

0

Ayano

Ayano

Kalo gak nikah ama pria kamu mau nikah ama sapa Tar 😓😓😓
Aduh😱

2023-08-07

0

Ayano

Ayano

Ampun
Aku ngerasa beneran lagi nonton sinetron dalem banget ya allah😭😭

Wak wak, jenius kalo bikin kata-kata

2023-08-07

0

lihat semua
Episodes
1 Gara-gara nasi uduk.
2 Cinta itu menurut ku bullshiit.
3 Perdebatan di pagi hari.
4 Semua akan sembuh pada saatnya.
5 Tidak mudah luluh.
6 Hanya teman.
7 Aku takut memulai sebuah hubungan.
8 Janji itu hanya sebuah kata yang bisa di langgar siapapun.
9 Membalas sakit mu hanya akan menambah lukamu.
10 Butuh bantuan tapi gengsi.
11 Benci dan cinta itu, beda tipis.
12 Lepaskan yang tidak bisa di genggam.
13 Rasa sayang muncul karena terbiasa.
14 Itu artinya kau sedang jatuh cinta.
15 Aku rela asal dia bahagia.
16 Bohong kalau aku tidak cemburu.
17 Segenap jiwa dengan satu hati dan sebuah rasa.
18 Hati yang beku mulai mencair.
19 Masih tetap peduli.
20 Ia jadi wanita kuat bukan karena cinta, tapi karena luka.
21 Pilihlah apa yang menurutmu benar.
22 Keputusan tetap ada padamu, karena hidupmu kamu sendiri yang tentukan.
23 Dia lebih suka menunjukkan sikap, dan aku jadi suka.
24 Aku sudah lama kehilangan pundak untuk bersandar.
25 Cintaku terhalang restu.
26 Aku di patahkan lagi.
27 Harapan yang ku pikir indah, ternyata hanya semu.
28 Aku mencintai dia karena Allah, dan aku memilih tidak bersama juga karena-Nya.
29 Bunga itu layu sebelum mekar, seperti harapanku.
30 Aku pergi untuk meninggalkan cintaku.
31 Apakah kamu tahu arti ketulusan itu apa?
32 Kalau sudah jodoh tidak akan kemana.
33 Kita sama-sama perempuan.
34 Mencari tahu keberadaan Tara.
35 Terbiasa sendiri dan akan terus begini.
36 Surat untuk Anton.
37 Terbiasa kesepian.
38 Kekuatan sebuah doa.
39 Kembali redup , karena dia yang memberi cahaya pergi.
40 Apakah ini yang namanya jodoh?
41 Aku percaya semua adalah rencana-Nya.
42 Bertemu kembali.
43 Jadi, gimana maunya?
44 Aku tidak terima penolakan.
45 Kita batalkan saja pernikahan nya.
46 Melepas dia tanpa batas.
47 Ayo, kita menikah!
48 Antara suara adzan dan lonceng yang berdentang.
49 Azam VS Awan.
50 Hari bahagia.
51 Akhirnya, sah.
52 Tidak akan terpuruk hanya karena cinta.
53 Ayo, segera hamilin mas! Eh, halalin dulu.
54 Aku, milikmu mas.
55 Biar mas, kepengen.
56 Apa kau tahu, arti sahabat itu apa?
57 Inilah, arti persahabatan yang tulus.
58 Ikuti lah, kata hati.
59 Hampir kebablasan.
60 Kita berbeda.
61 Apakah, ini yang namanya bahagia mempunyai keluarga?
62 Ini saja, sudap cukup buat ku.
63 Happy Ending.
64 All about novel ini.
65 Big Thanks My Sweet Reader.
66 Bonchap 1 (Bertemu untuk berpisah)
67 Bonchap 2 ( Membuka hati untuk kesekian kali)
68 Bonchap 3 ( Pesta pertunangan)
69 Bonchap 4 ( Mengukir cerita cinta)
70 Bonchap 5. Last
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Gara-gara nasi uduk.
2
Cinta itu menurut ku bullshiit.
3
Perdebatan di pagi hari.
4
Semua akan sembuh pada saatnya.
5
Tidak mudah luluh.
6
Hanya teman.
7
Aku takut memulai sebuah hubungan.
8
Janji itu hanya sebuah kata yang bisa di langgar siapapun.
9
Membalas sakit mu hanya akan menambah lukamu.
10
Butuh bantuan tapi gengsi.
11
Benci dan cinta itu, beda tipis.
12
Lepaskan yang tidak bisa di genggam.
13
Rasa sayang muncul karena terbiasa.
14
Itu artinya kau sedang jatuh cinta.
15
Aku rela asal dia bahagia.
16
Bohong kalau aku tidak cemburu.
17
Segenap jiwa dengan satu hati dan sebuah rasa.
18
Hati yang beku mulai mencair.
19
Masih tetap peduli.
20
Ia jadi wanita kuat bukan karena cinta, tapi karena luka.
21
Pilihlah apa yang menurutmu benar.
22
Keputusan tetap ada padamu, karena hidupmu kamu sendiri yang tentukan.
23
Dia lebih suka menunjukkan sikap, dan aku jadi suka.
24
Aku sudah lama kehilangan pundak untuk bersandar.
25
Cintaku terhalang restu.
26
Aku di patahkan lagi.
27
Harapan yang ku pikir indah, ternyata hanya semu.
28
Aku mencintai dia karena Allah, dan aku memilih tidak bersama juga karena-Nya.
29
Bunga itu layu sebelum mekar, seperti harapanku.
30
Aku pergi untuk meninggalkan cintaku.
31
Apakah kamu tahu arti ketulusan itu apa?
32
Kalau sudah jodoh tidak akan kemana.
33
Kita sama-sama perempuan.
34
Mencari tahu keberadaan Tara.
35
Terbiasa sendiri dan akan terus begini.
36
Surat untuk Anton.
37
Terbiasa kesepian.
38
Kekuatan sebuah doa.
39
Kembali redup , karena dia yang memberi cahaya pergi.
40
Apakah ini yang namanya jodoh?
41
Aku percaya semua adalah rencana-Nya.
42
Bertemu kembali.
43
Jadi, gimana maunya?
44
Aku tidak terima penolakan.
45
Kita batalkan saja pernikahan nya.
46
Melepas dia tanpa batas.
47
Ayo, kita menikah!
48
Antara suara adzan dan lonceng yang berdentang.
49
Azam VS Awan.
50
Hari bahagia.
51
Akhirnya, sah.
52
Tidak akan terpuruk hanya karena cinta.
53
Ayo, segera hamilin mas! Eh, halalin dulu.
54
Aku, milikmu mas.
55
Biar mas, kepengen.
56
Apa kau tahu, arti sahabat itu apa?
57
Inilah, arti persahabatan yang tulus.
58
Ikuti lah, kata hati.
59
Hampir kebablasan.
60
Kita berbeda.
61
Apakah, ini yang namanya bahagia mempunyai keluarga?
62
Ini saja, sudap cukup buat ku.
63
Happy Ending.
64
All about novel ini.
65
Big Thanks My Sweet Reader.
66
Bonchap 1 (Bertemu untuk berpisah)
67
Bonchap 2 ( Membuka hati untuk kesekian kali)
68
Bonchap 3 ( Pesta pertunangan)
69
Bonchap 4 ( Mengukir cerita cinta)
70
Bonchap 5. Last

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!