Cinta itu perasaan yang indah dan dahsyat tapi juga perih. Sebagian bahagia karena nya tapi sebagian lagi menderita.
Apa! Lo serius?" Tanya Salma sambil berteriak.
"Dua kali serius ini nasi uduk dia yang bayar."
"Aduh gue jadi enak deh kalau gini." Ucap Salma.
"Dimana-mana kalau di kasih sungkan lah, malah lo keenakan ya?"
"Iya lah, enak. Lagian gratis tinggal makan juga gue kan." Salma mengambil sendok dan segera menyantap nasi uduk tersebut tanpa rasa sungkan.
Tara hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabat nya tersebut. Salma seorang wanita yang baik dan ceria tapi sikapnya berubah sedikit jutek saat ia di tinggal sang ke kasih yang bernama Darren. Pacaran hampir lima tahun sudah saling mengenal keluarga satu sama lain bahkan mereka sudah merencanakan pernikahan tapi Darren meninggalkan nya begitu saja.
Dan sejak saat itu hidup Salma berubah. Setiap akhir pekan ia selalu pergi ke klub malam dengan minum minuman keras. Cinta itu adalah perasaan yang indah dan dahsyat tapi, juga perih. Dan Salma merasakan perihnya saat ini. Ada sebagian orang beruntung soal cinta, tapi sebagian lagi seperti Salma merana dan dalam kondisi terpuruk karena cinta.
"Salma, mau sampai kapan lo minum-minum kayak gini? Semua ngga akan berubah. Dan Darren ngga akan balik lagi sama lo. Kalau lo kayak gini terus malah lo nyakitin diri sendiri."
Salma menghentikan kunyahan nya. Sesat ia menatap wajah cantik Tara lalu berkata." Gue tahu, tapi seenggaknya gue sedikit lupa rasa sakit gue. "
" Rasa sakit macam apa yang kau rasakan? Di tinggal pacar? Kau punya orang tua dan saudara yang sayang sama lo. Ada gue, kita semua support lo. Tolong jangan seperti ini lagi!" Pinta Tara.
" Gue ngga tahu sampai kapan gue kayak gini. Tapi penyesalan gue ngga akan hilang Tara. Setiap hari penuh akan kenangan gue dan Darren. Malam minggu selalu bersama kita nonton atau sekedar ke apartemen dia untuk menghabiskan malam bersama."
"Artinya Tuhan baik sama lo. Karena sekarang dia di jauhkan dari lo. Dan apapun yang pernah lo dan dia lakukan dulu biarlah itu jadi kenangan kalian. Jangan di ingat lagi. Tata hidupmu Salma. Hidup itu terlalu berharga untuk kita meratapi sesuatu yang membuat kita semakin sakit." Jelas Tara.
" Lo ngga tahu gimana rasanya di tinggal begitu saja Ra. Lo ngga tahu gimana rasanya udah mempunyai mimpi bersama tapi harus kandas begitu saja. Bahkan saat gue udah nyerahin semua ke dia Ra. Lo ngga tahu Ra!"
Salma menangis tersedu. Rasanya ia sudah tidak tahan meluapkan rasa sedihnya. Berbeda dari hari minggu lainnya. Tara biasanya hanya akan membiarkan Salma makan dan tidur di tempatnya. Tapi hari ini tidak lagi, Tara tidak tahan dengan tingkah Salma yang semakin menggila.
"Iya gue ngga tahu karena gue ngga percaya cinta Salma. Dan lo apa tahu rasanya tumbuh di panti asuhan lo ngga tahu wajah ke dua orang tua lo. Hidup sebatang karya di kota orang. Bahkan pernah gue makan mie instan satu bungkus untuk satu hari. Apa lo pernah Salma? " Tanya Tara, suaranya tertahan. Ia berusaha mati-matian menahan agar air matanya tidak jatuh.
" Maafin gue, sungguh gue ngga bermaksud gitu, Ra." Salma merasa bersalah atas apa yang ia ucapkan. Ia menganggap dirinya paling menderita padahal ada wanita yang lebih menderita di hadapannya saat ini.
Saat kita merasa sakit dan sedih disitulah kita merasa menjadi manusia paling susah dan terpuruk di dunia. Tapi coba renungkan lah ada banyak orang yang merasakan kesakitan jauh lebih sakit dari kita. Mereka mampu bangkit lagi, begitupun kita yang harus bangkit dari kesedihan.
"Gue sayang sama lo. Jadi, jangan siksa lagi diri lo. Ngga ada yang hilang dari dirimu. Lo masih utuh Salma yang sama seperti dulu baik dan cantik Salma yang ceria. Ayo, kembalilah! Gue ngga suka buka kesedihan gue. Tapi ini harus agar lo sadar bahwa lo bukan satu-satunya yang paling sedih di dunia ini. Jadi, tolong jangan mabuk-mabukan lagi Salma. Gue mohon jangan siksa diri lo!"
Salma segera berdiri dan memeluk sahabatnya. Sungguh ia beruntung memiliki sahabat seperti Tara. Dia lupa bahwa sahabatnya adalah seorang yatim piatu yang berjuang sendiri untuk hidup.
" Iya, gue janji ngga akan minum-minum lagi. Gue janji Ra." Ucap Salma.
"Gue pegang janji lo."
"Iya, kakak bawel. Gue beruntung punya sahabat seperti lo deh."
"Gue yang sial punya sahabat kayak lo."
"Tara!" Teriak Salma. Ia merasa tidak terima dengan ucapan Tara yang bilang dia sial sudah mengenal dirinya.
"Gue belum tuli, jangan kenceng-kenceng kalau ngomong," Ucap Tara sambil mengelus telinga kanan nya yang panas karena teriakan Salma.
"Iya, maaf." Sesal Salma.
"Minta maaf terus lebaran masih lama."
"Tara, gue sayang sama lo."
"Tapi gue ngga sayang."
"Yasudah, gue aja yang sayang sama lo."
"Terserah," Tara beranjak dari tempat duduknya meninggalkan Salma begitu saja.
"Dih, ngambek lo ya?"
"Gue ngamuk." Saut Tara.
Persahabatan yang tulus akan menciptakan hubungan yang baik. Jika salah satu dari mereka melakukan kesalahan ia tidak akan menghakimi tapi akan dengan sabar dan senang hati menasihati seperti apa yang di lakukan Tara sekarang. Akan sedih jika salah satunya susah. Akan ada sedikit salah paham tapi pada akhirnya akan kembali akur lagi. Karena sejatinya tidak ada hubungan yang berjalan mulus seperti jalan tol yang bebas hambatan.
***
Sementara itu di tempat lain seorang pria sedang menikmati sarapan bubur sumsum sambil menonton tv. Senyum tak surut dari bibirnya saat melihat adegan demi adegan yang terpampang di layar tv. Pagi ini sarapannya agak beda. Biasanya nasi uduk yang gurih dan pedas tapi, karena seorang wanita ia harus mengalah dan sarapan bubur sumsum.
"Sarapanku sedikit beda hari ini. Tapi, aku seperti tidak asing dengan wanita tadi. Seperti pernah ketemu tapi dimana ya" Ucap Awan pada dirinya sendiri. Ia mengingat kembali pertemuan nya dengan Tara.
Drett... Drett...
Bunyi dari benda pipih yang tergeletak di meja menyadarkan Awan.
"Assalamualaikum Bu?"
"Waalaikumsalam, Nak. Gimana kabar kamu nak?"
"Alhamdulillah baik. Ibu dan bapak bagaimana? Baru mau Awan telepon, malah sudah telepon duluan."
"Alhamdulillah nak, ini ibu lagi di mobil perjalanan menuju rumah sahabat bapak. Mau silaturahmi."
"Hati-hati di jalan bu!"
"Iya. Ibu tutup dulu ya, sudah mau sampai ini. Assalamualaikum?"
"Waalaikumsalam"
Panggilan telepon yang berdurasi kurang dari dua puluh menit itupun berakhir. Komunikasi adalah kunci utama suatu hubungan. Entah itu di keluarga pasangan atau sahabat. Awan selalu menyempatkan diri menghubungi orang tuanya yang ada di kampung setiap hari. Itu adalah bentuk sayang kepada kedua orang tuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Ayano
Kamu cuma butuh dukungan mental untuk sekarang
Nanti akan ada masa semua membaik
2023-08-07
0
Ayano
Nah bener. Kadang kita dijauhkan dari orang karna emang dia gak baik ama kita
2023-08-07
0
Ayano
Kalimatnya dalem banget 😭😭😭
2023-08-07
0