Perlakuan Kasar

Jingga yang mendengar setiap kata yang keluar dari mulut Mama, mertuanya lekas mempercepat langkahnya untuk kembali ke kamar, rasanya begitu sakit menjadi seseorang yang sama sekali tak di harapkan, baik oleh suami dan mertua. Tak ada tempat berbagi dan berkeluh kesah selain sang Maha Pencipta.

.

.

.

“Jingga sangat layak menjadi bagian dari keluarga ini, justru Fajarlah yang tak layak bersanding dengan wanita sebaik Jingga. Papa berani jamin itu, sudah lama Papa mengamati sendiri segala kegiatan dan tingkah laku Jingga”. Pak Angga berlalu meninggalkan istrinya yang masih kesal.

Bu Nadin hanya diam tak menanggapi ucapan suaminya, baginya Jingga tetaplah seorang upik abu.

***

Pagi harinya Fajar terbangun dengan kondisi yang sudah membaik, kesadarannya kembali sempurna setelah semalam menghabiskan malam dengan minum-minuman beralkohol. Matanya menerjap-nerjap kala cahaya matahari masuk dalam kamarnya.

“Siapa yang berani membuka jendela kamar?”, teriaknya dengan kasar, dan melempar bantal ke arah wanita itu.

Ya dia adalah Jingga, Jingga membuka korden dalam kamar tersebut bertujuan untuk, mempersilahkan sang fajar yang hangat mengisi ruangannya, berharap fajar dapat memberikan sentuhan hangat untuk membuka hari yang lebih baik.

Fajar mengumpulkan tenaganya dan melangkah mendekat ke arah Jingga, yang tampak ketakutan dengan teriakan sang suami.

“Maaf...maaf...maafkan saya tuan’, ucapnya dengan terbata-bata dan menundukkan kepalanya.

“Kau benar-benar membuatku murka, dengan segala perilaku dan kehadiranmu di sini”.

Tangan Fajar terulur menarik tangan Jingga, dengan sangat kasar dan menyeretnya menjauh dari jendela, kemudian menutup kembali jendela tersebut, seakan tidak mempersilahkan sang Fajar yang hangat untuk masuk ke dalam kamarnya.

Kini Fajar beralih menarik kerudung Jingga, dengan sangat kasar.

“Siapa yang memberimu ijin untuk tinggal di kamar ini? Heh!”.

“Maafkan saya tuan maaf...”.

Jingga berusaha menahan tangisnya, namun ia tak dapat menahan ringisan rasa sakitnya kala tangan kekar itu dengan sangat kasar menarik kerudung dan rambut yang ada di dalamnya.

“Jangan berani sentuh apapun yang ada di sini, tempatmu di belakang upik abu”.

Lagi-lagi Fajar memperjelas ucapannya, tentang status Jingga, yang hanya di anggap sebagai upik abu.

Mendengar ringisan Jingga, yang tampak kesakitan membuat Fajar tertawa penuh dengan kepuasan.

“Lihat saja sampai kapan kamu akan sanggup dengan pernikahan ini, akan aku pastikan kamu yang meminta cerai dariku!”.

Fajar dengan kasar menghempaskan tubuh Jingga, hingga terjatuh dan kepalanya terbentur di atas ranjang mewahnya.

“Auh”, rintihnya dengan memegang pelipis kepalanya yang memar.

“Kau pergi dari sini sekarang juga”. Titahnya dengan menunjuk ke arah pintu keluar kamar tersebut.

Dengan sempoyongan Jingga keluar dari kamar menuju dapur.

***

Dapur

Sebelum sampai di dapur, Jingga menyempatkan diri untuk merapikan kembali jilbab dan bajunya, serta membasuh wajahnya di kamar mandi yang ada di ruangan lain dalam rumah itu. Ia membersihkan wajahnya, hingga tak terlihat wajah sembabnya setelah menangis. Jingga menari nafas dalam-dalam menetralkan segala kegundahan dalam hatinya, mencoba memberikan senyum termanis yang dia mampu meskipun hatinya sedang tercabik-cabik.

“Istighfar Jingga, istighfar, bagaimanapun juga dia adalah suami kamu, laki-laki yang harus kamu hormati”, ucapnya dalam hati dengan mengelus dadanya.

“Nak Jingga apa yang terjadi? Kok ke kamar mandi di sini?”, tanya Pak Angga yang tiba-tiba muncul dari ruangan rumah itu.

“Oh itu Tuan, kamar mandi mas Fajar menggunakan kloset duduk saya tidak terbiasa dengan itu”, ucapnya dengan senyum tak ingin memberitahu apa yang terjadi padanya dan suaminya.

Karena menjaga aib suami adalah bagian dari marwah istri.

“Jangan panggil saya Tuan, panggil Papa seperti Fajar”, ucap Pak Angga dengan tersenyum hangat.

Satu-satunya orang yang peduli dengan Jingga di rumah ini hanyalah pak Angga saja.

“Nak Jingga, Papa harap kamu bisa bersabar menghadapi sikap Fajar. Sebenarnya Fajar laki-laki yang baik nak, hanya saja dia sedikit sombong dan gengsi. Emosinya juga sering meledak-ledak kala sedang banyak pikiran. Kesalahan kami terlalu memanjakan dengan segala fasilitas yang ada”.

“Papa harap nak Jingga, dapat memberikan warna yang berbeda dalam kehidupan baru Fajar”.

Jingga kembali menganggukkan kepalanya, seakan mengerti tugasnya sebagai istri memanglah harus membawa suami dalam kebaikan, mengingatkannya kala ia sedang lalai.

“Jingga permisi dulu ya Pa, mau ke dapur menyiapkan sarapan”.

Pak Angga, tersenyum mendengar penuturan menantu barunya yang begitu baik.

Sesampainya di dapur Jingga, lekas menghampiri beberapa pelayan yang sedang sibuk mempersiapkan sarapan pagi itu.

“Pagi bik, bisa saya bantu?”.

“Eh jangan Nona, nanti kalau Tuan besar lihat pasti marah”. ucapnya dengan takut kala melihat Jingga memasangkan celemek di tubuhnya.

“Tidak-tidak bi, saya mau bantu memasak. Papa Angga sudah tahu jika saya bantu masak hari ini, oh ya biasanya mas Fajar kalau pagi sarapan apa?”. Tanya Jingga, dengan kembali memasang celemek di tubuhnya.

Pelayan tersebut tak berani menolak permintaanya untuk membantu memasak, apalagi Jingga, mengatakan jika sudah izin pada Tuan Angga.

“Tuan muda biasanya sarapan nasi pecel non, kalau nyonya Nadin sarapan apa saja asalkan ada jus buah alpukat di sampingnya, jika tuan besar akan mengikuti menu yang ada asalkan ada kopi yang terhidang di atas meja”.

“Baiklah bik, saya kan membuat sarapan nasi pecel pagi ini’.

Beberapa pelayan membantu Jingga menyiapkan peralatan yang ada, karena memang Jingga, belum tahu seluk beluk rumah itu. Tangganya dengan cukup piawai meracik bumbu untuk nasi pecel. Tak butuh waktu yang lama nasi pecel dengan segala pelengkapnya sudah siap tersaji dan tinggal menghidangkan.

Semua pelayan yang ada di dapur hanya melongo, melihat kepiawaian Jingga dalam mengolah masakan, mereka tertegun tak biasanya seorang gadis cantik jaman sekarang pandai, dan begitu lincah ketika berhadapan dengan bahan-bahan yang ada di dapur.

Beberapa menit kemudian Jingga mampu menyelesaikan tugasnya membuat sarapan, berikut beberapa minuman khusus yang biasanya di minum baik oleh Mama dan Papa mertuanya. Jingga lekas menyajikan dengan begitu menarik semua makanan tersebut.

Setelah menyiapkan semua sarapan pagi itu, dengan cukup perlahan Jingga melangkahkan kakinya kembali ke kamar untuk mengganti baju yang terkena masakan. Langkahnya begitu pelan, mengendap-endap takut mengganggu penghuni kamar.

“Permisi Tuan saya mau ganti baju”, izinnya pada sang pemilik kamar dengan menundukkan kepalanya.

“Hem”.

Tak butuh waktu yang lama Jingga, lekas keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah rapi bersiap untuk sarapan bersama.

“Tunggu”, ucap Fajar menghentikan langkah Jingga kala ia akan keluar kamar.

Fajar lekas berjalan di sebelah Jingga, untuk turun ke bawah, Fajar tak ingin membuat masalah dengan Papanya pagi itu, ia tak ingin Papanya membahas tentang acara mabuk-mabukan semalam. Jadi ia memutuskan untuk turun bersama Jingga agar tak kena masalah.

Semua sudah berkumpul dan bersiap untuk sarapan pagi, tak banyak obrolan yang di ucapkan semua fokus dengan makanan masing-masing yang terhidang di atas mejanya.

“Kok tumben nasi pecelnya terasa beda?”, tanya Mama pada pelayan kala telah menghabiskan satu porsi nasi pecel tersebut.

Terpopuler

Comments

Susi Sidi

Susi Sidi

mantu mu Jingga lah yang buatin.. 😎😎

2023-03-20

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Kehiupan Baru
2 Rumah Utama
3 Sebuah Kenyataan
4 Perlakuan Kasar
5 Mengutarakan Keinginan
6 Pindah Rumah
7 Pertolngan
8 Welcme To The Jungle
9 Hanya sebatas Mahkluk Transparan
10 Mulai Bekerja
11 Sepenggal Do'a
12 Pernikahan Yang Tidak Di Inginkan
13 Sebuah Perhatian
14 Merawat Mama Mertua
15 Merawat Mertua 2
16 Sebuah Ketulusan
17 Menyenangkan Suami
18 Dinginnya Fajar
19 Cantik
20 Menghadiri Pesta
21 Pesta
22 Pelukan
23 Sisi Lain Fajar
24 Bersikap Layaknya Orang Asing
25 Aturan Pernikahan
26 Sisi Lain Bu Nadin
27 Menjalankan Tugas
28 Ruang Spa
29 Ruang Spa 2
30 Ruang Spa 3
31 Kedatangan Oma
32 Ujian Pertama Dari Oma
33 Ujian Oma 2
34 Apakah Dia?
35 Sulit Di Mengrti
36 Sulit Di Mengerti 2
37 Sulit Di Mengerti 3
38 Sulit Di Pahami
39 Sulit Di Pahami
40 Sulit Di Pahami
41 Hukuman Oma
42 Tempat Asing
43 Pilian Yang Sulit
44 Hari Pertama
45 Kekesalan Fajar
46 Makan Malam
47 Selai Belimbing
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 26
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 Terjerat Pesona Bad Boy Tampan
86 85
87 86
88 87
89 88
90 89
91 90
92 91
93 92
94 93
95 94
96 95
97 96
98 97
99 98
100 99
101 100
102 101
103 102
104 103
105 104
106 105
107 106
108 107
109 108
110 109
111 110
112 111
113 112
114 113
115 114
116 115
117 116
118 117
119 118
120 119
121 120
122 121
123 122
124 123
125 124
126 125
127 126
128 127
129 128
130 129
131 130
132 BAB 131
133 BAB 132
134 BAB 133
135 134
136 135
137 136
138 137
139 138
140 139
141 140
142 141
143 142
144 143
145 144
146 145
147 146
148 147
149 148
150 149
151 150
152 151
153 152
154 153
155 154
156 155
157 156
158 157
159 158
160 159
161 160
162 161
163 162
164 163
165 164
166 165
167 166
168 167
169 168
170 169
171 170
172 171
173 172
174 173
175 174
176 175
177 176
178 177
179 178
180 179
181 Promo Novel Baru Mengejar Cinta Fatimah
Episodes

Updated 181 Episodes

1
Awal Kehiupan Baru
2
Rumah Utama
3
Sebuah Kenyataan
4
Perlakuan Kasar
5
Mengutarakan Keinginan
6
Pindah Rumah
7
Pertolngan
8
Welcme To The Jungle
9
Hanya sebatas Mahkluk Transparan
10
Mulai Bekerja
11
Sepenggal Do'a
12
Pernikahan Yang Tidak Di Inginkan
13
Sebuah Perhatian
14
Merawat Mama Mertua
15
Merawat Mertua 2
16
Sebuah Ketulusan
17
Menyenangkan Suami
18
Dinginnya Fajar
19
Cantik
20
Menghadiri Pesta
21
Pesta
22
Pelukan
23
Sisi Lain Fajar
24
Bersikap Layaknya Orang Asing
25
Aturan Pernikahan
26
Sisi Lain Bu Nadin
27
Menjalankan Tugas
28
Ruang Spa
29
Ruang Spa 2
30
Ruang Spa 3
31
Kedatangan Oma
32
Ujian Pertama Dari Oma
33
Ujian Oma 2
34
Apakah Dia?
35
Sulit Di Mengrti
36
Sulit Di Mengerti 2
37
Sulit Di Mengerti 3
38
Sulit Di Pahami
39
Sulit Di Pahami
40
Sulit Di Pahami
41
Hukuman Oma
42
Tempat Asing
43
Pilian Yang Sulit
44
Hari Pertama
45
Kekesalan Fajar
46
Makan Malam
47
Selai Belimbing
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
26
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
Terjerat Pesona Bad Boy Tampan
86
85
87
86
88
87
89
88
90
89
91
90
92
91
93
92
94
93
95
94
96
95
97
96
98
97
99
98
100
99
101
100
102
101
103
102
104
103
105
104
106
105
107
106
108
107
109
108
110
109
111
110
112
111
113
112
114
113
115
114
116
115
117
116
118
117
119
118
120
119
121
120
122
121
123
122
124
123
125
124
126
125
127
126
128
127
129
128
130
129
131
130
132
BAB 131
133
BAB 132
134
BAB 133
135
134
136
135
137
136
138
137
139
138
140
139
141
140
142
141
143
142
144
143
145
144
146
145
147
146
148
147
149
148
150
149
151
150
152
151
153
152
154
153
155
154
156
155
157
156
158
157
159
158
160
159
161
160
162
161
163
162
164
163
165
164
166
165
167
166
168
167
169
168
170
169
171
170
172
171
173
172
174
173
175
174
176
175
177
176
178
177
179
178
180
179
181
Promo Novel Baru Mengejar Cinta Fatimah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!