Mengutarakan Keinginan

“Yang masak Nona Jingga nyonya, jawab pelayan dengan hati-hati takut kena marah majikannya karena dengan lancangnya mempersilahkan nona dalam rumah itu untuk memasak.

“Pagi-pagi sekali non Jingga sudah ke dapur untuk memasak”.

“Jingga yang masak? Benarkah?”, kini giliran Papa yang bertanya pada pelayan itu.

“Iya tuan, saya sudah melarangnya untuk tidak turut serta memasak tapi non Jingga tetap memaksa untuk memasak pagi ini”.

“Lihat Ma, menantu kita pandai sekali bukan membuat sarapan nasi pecel kesukaan kamu dan Fajar, aku tidak salah pilih menantu kan Ma”. ucap Papa dengan senyum menyindir Mama.

“Kamu saja mengakui jika sarapan nasi pecel itu begitu enak sekali”, lagi-lagi Papa tersenyum penuh kemenangan.

Sedangkan Mama, tersenyum masam mendengar penuturan suaminya antara kesal dan malu.

“Halah masak begini saja semua juga pasti bisa”, ucapnya dengan kesal kala telah menghabiskan sepiring nasi pecel tersebut.

“Baiklah kalau begitu besok Mama yang masak untuk sarapan kita”, lagi-lagi Papa menambah kekesalan di hati Mama.

Mama Nadin mencoles, dan meninggalkan meja makan.

Sementara itu Jingga, memberanikan diri untuk membuka percakapan dengan suaminya.

“Jadi bagaimana mas apa nasi pecelnya enak?”.

“Biasah saja”, jawabnya dengan datar padahal dalam hati Fajar mengatakan ini enak sekali, baru kali ini makan nasi pecel dengan bumbu seenak ini.

Keluarga Dirgantara, memanglah orang yang kaya raya dengan banyak memiliki perusahan yang tersebar di Surabaya, hanya saja untuk soal makan lidah mereka benar-benar orang Jawa, yang menikmati makan khas desa seperi nasi pecel, panggang ayam, sambel terasi dan juga aneka lalapan. Mereka tidak biasa untuk sarapan roti tawar, pance cake ataupun pizza.

Pagi itu layaknya suami istri pada umunya Jingga mengantarkan Fajar, yang hendak berangkat kerja sampai di depan pintu, tak lupa adegan mencium tangan dan juga kening yang terpampang di depan pak Angga.

Hatinya menghangat kala melihat adegan itu, begitu juga dengan Jingga, meskipun ini hanya sandiwara tapi membuatnya merasa menjadi istri yang sesungguhnya.

Pak Angga dan Fajar, berangkat bersama hanya saja dalam mobil yang berbeda, dua generasi ini enggan untuk tampil bersama dalam apapun kecuali acara tertentu yang memang mengharuskan keduanya untuk datang secara bersamaan.

Sepeninggalan suaminya yang berangkat bekerja, Jingga kembali ke dapur untuk membantu pelayan di sana membersihkan sisa-sisa sarapan. Beberapa kali pera pelayan tersebut melarangnya hanya saja Jingga tetap kekeh untuk membantu mereka.

Tanpa sepengatahuan Jingga, diam-diam bu Nadin mengintip aktivitas yang di lakukan Jingga di dapur.

“Dasar upik abu, jiwa budaknya masih saja meronta-ronta, meski sudah jadi menantu orang kaya”, ucapnya dalam hati kemudian meninggalkan dapar itu.

***

Malam harinya adalah waktu yang ingin Jingga lewati, berharap pagi akan lekas muncul. Berada dalam posisi satu kamar bersama suami yang tak menginginkannya, merupakan sesuatu yang sulit untuk di jalani, ingin rasanya pindah ke kamar yang lain, bukankah di sini banyak sekali kamar hanya saja itu tak mungkin terjadi selama mereka masih dalam rumah yang sama dengan orang tua Fajar.

Menjelang pukul sembilan malam Fajar, baru pulang dari kerja, ia enggan untuk lekas pulang karena akan melihat wajah Jingga yang begitu sangat tak di inginkannya. Sepulang dari kerja Fajar lekas masuk dalam kamarnya dan melewatkan makan malam bersama yang berlangsung lebih dari satu jam yang lalu.

Tanpa perlu meminta ijin dan mengetuk pintu Fajar, dengan santainya melangkah menuju kamarnya, sedangkan Jingga sedang berbaring di atas kasur empuk itu dengan memainkan ponselnya.

Fajar menatap Jingga, dengan dingin kala melihat ia terbaring di atas kasurnya. Menyadari hal itu Jingga lekas berdiri dan merapikan bad cover yang melengkung akibat tertindih oleh tubuhnya.

“Maaf Tuan”, ucapnya lirih lagi-lagi Jingga, menundukkan badannya tak berani menatap wajah sang suami.

Sementara Fajar berlalu melewati Jingga, begitu saja dan menuju kamar mandi. Beberapa langkah kemudian Fajar menghentikan langkahnya.

“Kamu bisa tidur di mana saja, kecuali di situ”, Fajar menunjuk tempat tidurnya memperingatkan Jingga.

“Aku tidak akan bertanggung jawab jika kamu berani tidur di atas situ”.

Fajar mengatakan dengan cukup dingin, sedingin cuaca malam itu yang kebetulan sedang hujan lebat.

Fajar kembali melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi.

Sementara Jingga, memilih untuk merebahkan diri di atas sofa yang ada di dalam kamar itu, bagi Jingga sofa dalam kamar Fajar, jauh lebih empuk berkali-kali lipat jika di bandingkan dengan kamar tidurnya di rumah pak Hermawan.

Ia mulai mencoba memejamkan matanya, meringkuk di atas sofa dengan bantal tas ransel yang ia bawa, tak ada selimut yang menutupi tubuhnya.

Empat puluh menit kemudian, Fajar sudah keluar dari kamar mandi, aroma sabun dan sampo yang begitu harum menyeruak hingga di hidung Jingga. Ia yang pura-pura tertidur masih dengan jelas dapat merasakan keharuman dan kesegaran itu.

Sementara Fajar tak mempedulikan keberadaan Jingga, ia menganggap Jingga adalah mahkluk transparan yang tak kasat mata. Dengan santainya ia melenggang mengganti baju dan membuka handuknya.

“Toh wanita itu juga sudah tertidur, apa pedulinya aku”, ucap Fajar dalam hati.

📞Berdering.....

📞Berdering....

Alunan ponsel Fajar, berbunyi membuatnya lekas mempercepat untuk ganti baju dan mengangkat telfonnya.

Mendadak alunan suara Fajar, menjadi lembut dan penuh cinta kala menerima panggilan tersebut.

“Iya sayang, maaf kemarin malam zaki membawaku pulang, bagaimana kegiatan kamu hari ini?”, tanyanya dengan lembut pada seorang wanita di sana.

“Iya sayang, aku pastikan akan lekas membawa upik abu ini keluar dari rumah, tenanglah aku tak akan menyentuhnya, jangankan untuk menyentuhnya melihatnya saja aku sudah jijik”.

“Bagaimana bisa ia mengatakan jijik pada wanita yang halal untuk ia sentuh, sedang mengatakan rindu dan sayang pada wanita yang haram untuk ia sentuh”.

Sungguh hati Jingga, terasa sakit tercabik-cabik kala mendengar penuturan suaminya pada wanita lain. Meskipun mereka menikah bukan atas nama cinta, dan baru saling mengenal tak seharusnya Fajar mengatakan hal itu.

Jingga merubah posisinya, membalikkan tubuhnya agar tak mendengar perbincangan mereka, ingin lekas mengakhiri malam itu.

***

Pagi harinya Jingga bangun terlebih dahulu untuk menjalankan ibadah seperti biasah, di atas sajadah ia kembali menuangkan segala rasa sesak yang ada di hatinya.

“Ya Allah aku percaya akan janjimu, jika wanita baik hanya untuk laki-laki yang baik begitu pula sebaliknya, hamba hanya ingin dikuatkan dan di beri kesabaran yang luas seluas luasnya”, rintih Jingga dalam doanya.

Setelah menjalankan sholat ia lekas ke de dapur menyiapkan sarapan untuk semuanya, kali ini Jingga memasak pecel lele.

“Pagi semuanya ada hal yang ingin Fajar sampaikan”, ucapnya dengan santai kala sampai di depan meja makan.

DEG.

"Apa yang ingin ia katakan?".

Terpopuler

Comments

Anis Mawati

Anis Mawati

yang bawa pulang zaki pa reza y

2025-03-12

0

Susi Sidi

Susi Sidi

solehnya istri mu Fajar.. 😍😍

2023-03-20

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Kehiupan Baru
2 Rumah Utama
3 Sebuah Kenyataan
4 Perlakuan Kasar
5 Mengutarakan Keinginan
6 Pindah Rumah
7 Pertolngan
8 Welcme To The Jungle
9 Hanya sebatas Mahkluk Transparan
10 Mulai Bekerja
11 Sepenggal Do'a
12 Pernikahan Yang Tidak Di Inginkan
13 Sebuah Perhatian
14 Merawat Mama Mertua
15 Merawat Mertua 2
16 Sebuah Ketulusan
17 Menyenangkan Suami
18 Dinginnya Fajar
19 Cantik
20 Menghadiri Pesta
21 Pesta
22 Pelukan
23 Sisi Lain Fajar
24 Bersikap Layaknya Orang Asing
25 Aturan Pernikahan
26 Sisi Lain Bu Nadin
27 Menjalankan Tugas
28 Ruang Spa
29 Ruang Spa 2
30 Ruang Spa 3
31 Kedatangan Oma
32 Ujian Pertama Dari Oma
33 Ujian Oma 2
34 Apakah Dia?
35 Sulit Di Mengrti
36 Sulit Di Mengerti 2
37 Sulit Di Mengerti 3
38 Sulit Di Pahami
39 Sulit Di Pahami
40 Sulit Di Pahami
41 Hukuman Oma
42 Tempat Asing
43 Pilian Yang Sulit
44 Hari Pertama
45 Kekesalan Fajar
46 Makan Malam
47 Selai Belimbing
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 26
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 Terjerat Pesona Bad Boy Tampan
86 85
87 86
88 87
89 88
90 89
91 90
92 91
93 92
94 93
95 94
96 95
97 96
98 97
99 98
100 99
101 100
102 101
103 102
104 103
105 104
106 105
107 106
108 107
109 108
110 109
111 110
112 111
113 112
114 113
115 114
116 115
117 116
118 117
119 118
120 119
121 120
122 121
123 122
124 123
125 124
126 125
127 126
128 127
129 128
130 129
131 130
132 BAB 131
133 BAB 132
134 BAB 133
135 134
136 135
137 136
138 137
139 138
140 139
141 140
142 141
143 142
144 143
145 144
146 145
147 146
148 147
149 148
150 149
151 150
152 151
153 152
154 153
155 154
156 155
157 156
158 157
159 158
160 159
161 160
162 161
163 162
164 163
165 164
166 165
167 166
168 167
169 168
170 169
171 170
172 171
173 172
174 173
175 174
176 175
177 176
178 177
179 178
180 179
181 Promo Novel Baru Mengejar Cinta Fatimah
Episodes

Updated 181 Episodes

1
Awal Kehiupan Baru
2
Rumah Utama
3
Sebuah Kenyataan
4
Perlakuan Kasar
5
Mengutarakan Keinginan
6
Pindah Rumah
7
Pertolngan
8
Welcme To The Jungle
9
Hanya sebatas Mahkluk Transparan
10
Mulai Bekerja
11
Sepenggal Do'a
12
Pernikahan Yang Tidak Di Inginkan
13
Sebuah Perhatian
14
Merawat Mama Mertua
15
Merawat Mertua 2
16
Sebuah Ketulusan
17
Menyenangkan Suami
18
Dinginnya Fajar
19
Cantik
20
Menghadiri Pesta
21
Pesta
22
Pelukan
23
Sisi Lain Fajar
24
Bersikap Layaknya Orang Asing
25
Aturan Pernikahan
26
Sisi Lain Bu Nadin
27
Menjalankan Tugas
28
Ruang Spa
29
Ruang Spa 2
30
Ruang Spa 3
31
Kedatangan Oma
32
Ujian Pertama Dari Oma
33
Ujian Oma 2
34
Apakah Dia?
35
Sulit Di Mengrti
36
Sulit Di Mengerti 2
37
Sulit Di Mengerti 3
38
Sulit Di Pahami
39
Sulit Di Pahami
40
Sulit Di Pahami
41
Hukuman Oma
42
Tempat Asing
43
Pilian Yang Sulit
44
Hari Pertama
45
Kekesalan Fajar
46
Makan Malam
47
Selai Belimbing
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
26
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
Terjerat Pesona Bad Boy Tampan
86
85
87
86
88
87
89
88
90
89
91
90
92
91
93
92
94
93
95
94
96
95
97
96
98
97
99
98
100
99
101
100
102
101
103
102
104
103
105
104
106
105
107
106
108
107
109
108
110
109
111
110
112
111
113
112
114
113
115
114
116
115
117
116
118
117
119
118
120
119
121
120
122
121
123
122
124
123
125
124
126
125
127
126
128
127
129
128
130
129
131
130
132
BAB 131
133
BAB 132
134
BAB 133
135
134
136
135
137
136
138
137
139
138
140
139
141
140
142
141
143
142
144
143
145
144
146
145
147
146
148
147
149
148
150
149
151
150
152
151
153
152
154
153
155
154
156
155
157
156
158
157
159
158
160
159
161
160
162
161
163
162
164
163
165
164
166
165
167
166
168
167
169
168
170
169
171
170
172
171
173
172
174
173
175
174
176
175
177
176
178
177
179
178
180
179
181
Promo Novel Baru Mengejar Cinta Fatimah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!