Gadis Cerdas Tersembunyi
"Mom!" Pada saat itu, Greisy masih berada diusia 7 tahun. Gadis kecil itu terlihat kebingungan ketika ibunya melepaskan genggaman tangan dan pergi meninggalkan dirinya begitu saja.
"Dad, ada apa dengan ibu? kenapa dia marah padaku?" tanya gadis itu begitu menyedihkan, dia memandang punggung ibunya yang menjauh. " Dad, kemana kita akan pergi?" Namun, pertanyaannya tidak dijawab dan ayahnya hanya menarik tangan gadis itu dan membawanya pergi dari tempat tinggal mereka.
Lalu ketika telah sampai ke tujuan, gadis itu terkejut karena dirinya telah berada di tempat yang tidak diinginkan oleh semua orang di negara tersebut.
"Tuan, katakan alasannya!" Seorang Prajurit Militer bertanya pada ayah Greisy tentang maksud tujuan laki-laki itu menempatkan seorang gadis kecil di wilayah menyedihkan.
Ya,
Tempat itu adalah tempat pembuangan bagi warga yang tidak lagi berguna untuk negara dan tempat pelatihan bagi para bangsawan yang belum mampu menguasai empat keahlian suku bangsa.
"Putriku tidak sedikitpun menguasai keahlian suku bangsa," jawab ayah Greisy sontak mengejutkan gadis yang sebenarnya telah mampu menguasai empat keahlian suku bangsa dengan baik.
"Dad, apa yang kau katakan?" Pertanyaan gadis itu juga tak kunjung dijawab oleh ayahnya, "Daddy!" panggilannya juga demikian.
Ayahnya hanya membawa Greisy masuk ke dalam pintu utama wilayah pembuangan dan melepaskan genggaman tangan untuk gadis malang itu.
"Dad!" Laki-laki itu bahkan memerintahkan seorang wanita tua untuk menahan Greisy.
"Grei, mulai sekarang kau akan tinggal di sini!"
Tahun 2039 seharusnya menjadi masa kejayaan bagi dunia karena pada tahun itu abad kecanggihan akhirnya tiba.
Para Peneliti telah banyak menemukan berbagai jenis alat-alat luar biasa begitupula dengan sistem-sistem teknologi yang menakjubkan.
Tetapi sayang, pada tahun itu bencana besar tiba-tiba terjadi. Bencana itu meluluh-lantakan dunia hingga benua-benua terpecah belah menjadi beberapa bagian pulau. Lalu daratan mulai menipis dan lautan hampir menguasai penuh seluruh bagian bumi.
Di belahan bumi, terdapat sebuah negara yang telah muncul akibat bencana. Negara itu telah berdiri lama mulai dari tahun 2041 hingga tahun 2203.
Sistem Pemerintahan negara adalah Monarki Modern yang dipimpin oleh seorang Ratu.
Dikatakan Modern karena dunia tidak lagi memiliki sumber daya alam yang memadai untuk membuat kembali alat-alat kecanggihan dan sistem-sistem teknologi yang sempurna seperti abad kecanggihan sebelumnya.
Greisy Hawysia adalah seorang wanita yang hidup di negara tersebut. Wanita ini sedikit berbeda, bukan karena keadaan fisiknya tetapi karena nasibnya yang tidak beruntung.
"Terima kasih, Nyonya!" dia dibuang, dia diabaikan dan segala usahanya bahkan tidak terakui.
Greisy hanya bisa melihat, ibu yang membuangnya sedang membagikan beberapa hadiah untuk warga wilayah pembuangan tanpa bergeming sedikitpun.
'Kenapa?' dia bertanya-tanya di dalam hati. 'Kenapa ibu yang membiarkannya hidup di wilayah pembuangan dan tidak mengizinkannya tinggal bersama, mengabaikannya begitu saja padahal dia juga adalah salah satu warga yang tinggal di wilayah tersebut dan berhak mendapatkan hadiah dari ibunya?'
Greisy hanya dapat menghela nafas pasrah ketika ibunya telah pergi, memasuki kereta api bawah tanah tanpa melihat ke arah wanita itu sedikitpun.
Itu menyesakan hati. Membuatnya ingin menangis marah hanya saja, dia tidak dapat melakukannya.
"Menyingkirlah kau parasit!" warga di sana juga tidak menyukainya. Mereka membenci Greisy yang tak kunjung keluar dari wilayah mereka padahal wanita itu adalah seorang bangsawan kerajaan yang seharusnya tidak menetap di wilayah tersebut.
Sebagai seorang bangsawan, mengapa dia harus tinggal di wilayah mereka yang sering kekurangan makanan? Begitulah alasan para warga membencinya.
Greisy tidak memiliki pilihan lain selain menetap di wilayah tersebut. Teman sekalipun ia tidak memiliki lalu kemana lagi ia akan pergi sementara keluarganya sendiri membuang wanita itu dan dia tidak memiliki banyak uang serta makanan untuk pergi.
"Maaf, bisakah kau...," bahkan setiap kali ia ingin mengucapkan kalimat pada seseorang di kampusnya, semua orang mengabaikannya.
"Apakah jaringan terbaru yang dibuat dapat mempercepat sistem kerja AL3W?" pertanyaan yang ia lontarkan juga diabaikan oleh dosen tempat ia menimbah ilmu.
"Padahal aku telah berusaha tetapi kenapa kertasku menjadi kosong?" jawaban yang telah ia tulis juga tidak terlihat di dalam kertas kerjanya.
Lalu kenapa dia masih diizin berkuliah meskipun nilainya berada pada peringkat paling akhir?
"Aku sudah selesai." Meskipun terabaikan dan tidak terakui, tetapi Greisy masih memiliki kesempatan untuk menikah dengan seorang pangeran negara.
Itu adalah perintah dari ratu negara karena orang tua Greisy merupakan bangsawan kelas atas dan termasuk bagian dari 4 keluarga besar yang memimpin negaranya.
Dia berharap jika suatu hari ia menikah dengan tunangan yang telah dipilih, ia bisa keluar dari wilayah pembuangan dan memiliki satu orang saja untuk menjadi temannya berbicara.
Tetapi sayang, Pangeran Negara tidak sedikitpun menunjukan ketertarikannya pada Greisy. Bahkan di acara makan malam yang mereka lakukan atas perintah Ratu, laki-laki tersebut pergi begitu saja setelah menghabiskan makanannya diikuti oleh beberapa Tentara Militer Penjaga.
Greisy hanya bisa menggenggam garpu erat karena lagi dan lagi, ia diabaikan.
Wanita itu mulai berdiri dan menatap ke bawah melalui dinding kaca lalu menemukan tunangannya sedang tersenyum bahagia berbicara dengan wanita lain di depan restoran.
Kenapa tunangannya bisa berbicara begitu bahagia dengan wanita lain tetapi tidak dengannya yang sedari tadi berharap bisa mengobrol dengan baik?
Greisy hanya butuh teman, dia tidak ingin diam untuk selamanya.
Dia tidak ingin berbicara sendirian.
Dia tidak ingin diabaikan, dia tidak ingin dibuang.
Kenapa dia berbeda dari kebanyakan wanita yang lain?
Kenapa setiap orang yang berbicara padanya selalu terdengar marah dan tidak menyukai?
Lalu bagaimana cara bagi dirinya agar membalas pembicaraan jika mereka yang berbicara saja tidak menyenanginya.
"Aaahhh hikksss!" dia sangat berharap pada siapapun manusia yang mendengar teriakannya di dalam sebuah gua tempat ia terbiasa menenangkan diri.
Tolonglah, tolonglah lihat ke arahnya!
Tolonglah ajak ia berbicara meskipun hanya sebentar saja dengan cara yang baik!
Tolonglah jangan membenci dirinya!
Tolonglah lihat bahwa dia telah berusaha keras untuk menguasai profesi suku bangsa!
Tolonglah!
"Ahhhh hiksss hikkss." Tolonglah dirinya yang merasa kesepian dengan kesendiriannya.
Setelah merasa puas berteriak dan menangis, setelah hatinya merasa lega, Greisy yang tadinya duduk di atas batu besar mulai berdiri dan memandang ke dalam gua.
Ia melihat bayangan punggung seorang laki-laki, lalu bayangan itu dengan cepat menghilang.
Greisy tersenyum pahit.
Sesungguhnya ia sangat merindukan seseorang yang pernah mengisi kesepiannya.
Tetapi hatinya mulai membenci dengan cepat.
"Kenapa dia harus meninggalkanku? Padahal aku sangat membutuhkannya?" Greisy menghapus air mata di kedua pipi dengan kedua punggung telapak tangan.
"Hikss hikss!" tetapi sayang, air matanya tak juga ingin berhenti, dia masih ingin terus menangis karena hatinya memang sangat terluka.
"Anda mendapatkan panggilan ke istana, Nona!"
Seorang Tentara Militer menginformasikan perintah lalu berjalan menuju mobil dan membukakan pintu untuk Greisy masuk ke dalam.
"Kenapa tiba-tiba?" Bertanya sekalipun percuma, karena sang pemberi informasi tidak akan mungkin mengetahui alasannya.
Ini bukan pertama kali dirinya pergi ke istana negara karena dirinya pernah belajar di sekolah negara.
Meskipun demikian, bukan berarti dirinya berhak untuk datang melalui jalur istimewa layaknya seorang bangsawan kerajaan, melainkan hanya melalui pintu belakang saja, pintu tempat jalur para pelayan dan penjaga biasanya berlalu.
Dia berharap suatu hari dirinya dapat berdiri di depan istana dan berjalan di atas karpet merah.
Sangat berharap hingga ia tidak berniat sekalipun untuk berhenti berusaha dan diakui oleh negaranya sendiri.
Kini Greisy telah berdiri di ruang pertemuan antar dua keluarga.
Keluarga Ratu Negara dan Keluarga Greisy untuk membahas tentang tanggal pernikahan dirinya dengan Pangeran Negara.
Sedikit lagi, sedikit lagi ia pasti akan terakui.
Greisy mulai mengembangkan senyuman manis ketika pintu ruang pertemuan terbuka. Lalu melangkah masuk ke dalam dan melihat punggung seorang laki-laki yang sangat ia rindukan.
Ya.
Dia merindukan ayahnya yang sedang berdiri berhadapan dengan Tunangannya.
Dia juga melihat Ratu Negara dan juga suami pemimpin negara tersebut di sana.
"Aku tidak ingin menikah dengannya, batalkan saja perjodohan ini, Ibu!"
Pupus sudah.
Harapan Greisy kini telah sirna.
Wanita itu bahkan menghentikan langkah dan tidak lagi berniat untuk mendekati.
"Apa?" Ratu Negara tidak kalah terkejut dengan pernyataan yang dilontarkan oleh putranya. "Apa yang barusan kau ucapkan, Shin Alley?" tanya wanita itu masih tidak percaya.
"Aku tidak sedikitpun menyukainya meskipun aku telah mencobanya."
Benar.
Greisy sebenarnya sudah mengetahui hal tersebut. Hanya saja hatinya masih sangat berharap meskipun hanya sedikit saja. Tetapi ternyata memang tidak ada kesempatan baginya untuk dicintai.
Bagaimana mungkin untuk dicintai jika diajak berbicara sedikitpun ia tidak pernah?
"Aku mohon, aku mohon jangan batalkan pernikahan ini!" mata Greisy membesar ketika melihat perilaku ayah yang ia rindukan.
Kenapa ayahnya sampai melakukan hal tersebut hanya agar ia menikah dengan Pangeran Negara? Mungkinkah jika ia berhasil menikah, dirinya akan diakui oleh kedua orang tuanya? Dan jika gagal, mungkinkah ia akan selamanya dibenci, dibuang dan diabaikan lagi?
"Paman, aku pikir mimpimu itu terlalu tinggi!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments