Bab 3

Tatapan kedua bola matanya terlihat tajam.

Ia begitu fokus menatap ke arah satu tujuan.

Perlahan-lahan ia mengangkat kedua tangan yang tampak menggenggam sebuah pistol baretta berwarna silver.

Ya.

Dia adalah Greisy, wanita cantik berusia 19 tahun yang merupakan seorang Classie Dominan dari suku Hze, wilayah kerajaan.

Classie dominan sendiri merupakan sebuah tingkatan khusus dari para bangsawan suku Hze yang diberikan pada anak dari hasil pernikahan antara seorang bangsawan murni kerajaan dengan bangsawan percampuran dari suku Hze. Greisy merupakan salah seorang dari tingkatan tersebut.

Greisy memiliki Wajah yang lonjong dan pipinya terlihat sedikit tirus karena dia memiliki tubuh yang lumayan kurus namun tidak terlalu tinggi.

Bola mata wanita itu berwarna coklat terang, dihiasi dengan bulu mata lentik dan alis mata yang panjang.

Hidungnya tidak terlalu mancung dan terlihat sedikit kecil begitu pula dengan bibir tipis dan mungilnya yang tampak pendek dan sedikit menciut ketika ia diam.

Tubuhnya yang tidak terlalu tinggi, berukuran kisaran sekitar 161 cm dan terlihat seksi dengan lekukan pinggang ketika ia mengenakan suit ketat berwarna hitam yang menutupi hingga sampai ke mata kakinya.

Greisy adalah seorang putri dari kedua pasangan suku Hze.

Ayahnya merupakan seorang bangsawan murni yang disebut dengan Classa Utama. Classa adalah panggilan khusus untuk bangsawan laki-laki dan Classie merupakan panggilan khusus untuk bangsawan wanita.

Ibu Greisy merupakan seorang bangsawan Classie dominan dari hasil pernikahan seorang bangsawan wanita murni dengan Classa biasa yang berasal dari percampuran pernikahan antara suku Lzen dan suku Ozui.

Maka dari itu, Greisy memiliki gelar kebangsawanan sebagai seorang Classie Dominan, yang merupakan tingkatan gelar kedua tertinggi setelah Classie utama dan sebelum Classie biasa, yang merupakan Classie percampuran antar Suku bangsa.

Greisy telah ditempatkan lama di Wilayah pembuangan dengan alasan bahwa dirinya tidak mampu menguasai empat keahlian suku bangsa.

Karena itu, hampir selama hidupnya, ia telah tinggal di wilayah pembuangan, yaitu wilayah bawah tanah yang sangat sedikit tersinari oleh cahaya matahari, sehingga kulit bersih dan putih Greisy terlihat sangat pucat dan tak sedikitpun tampak memerah karena kekurangan sumber Vitamin D.

Wanita itu kelihatan seperti sebuah boneka hidup yang tak bernyawa, terlebih lagi ketika ia berdiri dan hanya memfokuskan diri pada satu tujuan saja. Hal itu semakin membuatnya terlihat seperti sebuah patung pajangan pada sebuah museum.

Takkk..

Seorang laki-laki dewasa terlihat menitihkan sebuah titik pada sebuah papan sasaran berbentuk petak dan memiliki gambar-gambar lingkaran pada permukaannya.

"Di sini!" Seru laki-laki dewasa tersebut memberikan arahan dari kejauhan pada Greisy yang sontak menurunkan tangan. "Kalau kau gagal maka aku akan mencatat usahamu sebagai kegagalan dan kau tidak memiliki kesempatan berlatih lagi hari ini." Kelanjutan dari kalimat laki-laki yang cukup jauh dari posisi Greisy berada, semakin menyudutkan wanita yang masih berdiri pada garis persiapan.

"Komandan, kenapa kau memberikan tugas yang begitu berat untuk Greisy? dan lagi bukankah posisi dan jarak Greisy juga lebih jauh dari tempat kita semua biasa berlatih?"

Sepertinya salah seorang pelajar yang berasal dari suku Hze dan turut menerima pelatihan di wilayah pembuangan, yang memang merupakan tempat pelatihan bagi kalangan suku Hze, mulai mengajukan keberatan ketika ia melihat keadaan Greisy yang tampak sedang menahan kesedihan.

Laki-laki dewasa itu mulai melangkah, menapakan kaki pada rerumputan liar di dalam sebuah ruangan luas yang dindingnya terbuat dari pembakaran tanah liat.

Di atap dinding ruangan, terlihat beberapa lubang pipa yang mungkin digunakan untuk memasukan udara luar ke dalam ruangan tersebut.

Cahaya matahari di sore hari turut ikut masuk ke dalam, menyinari ruangan berdindingkan tanah liat yang dibakar tersebut dan mengenai bagian wajah Greisy.

Baakk...

Greisy tertegun, tubuhnya tampak bergerak maju ketika ia menerima pukulan punggung dari laki-laki dewasa yang merupakan pengajarnya di wilayah pembuangan tersebut.

"Dia adalah Classie Dominan," ucap laki-laki dewasa itu, membuat Greisy menegakan tubuh kembali setelah tadinya tak seimbang. "Seorang Classie dominan harus dilatih lebih keras dibandingkan dengan Classie biasa sepertimu, kau sudah paham itu?" wanita itu hanya terdiam ketika mendengar suara bentakan keras di dekat telinga.

"Tapi, bukankah itu sangat keterlaluan?" bisik seorang wanita yang tampak berdiri di samping kiri Greisy dan Greisy mampu mendengarkannya.

"Sudahlah, tutup mulutmu dan jangan ikut campur! dia memang diperlakukan berbeda sejak dari dulu." Teman dari wanita yang berbisik itu memberikan peringatan, mungkin ia telah mengenal Greisy sebelumnya.

"Jawab aku! kau sudah paham?" laki-laki dewasa yang berdiri di samping Greisy kembali melontarkan pertanyaan dengan nada keras yang mampu menggema di dalam ruangan tersebut.

"Maafkan saya pak guru! Sekarang saya sudah paham." Seorang penduduk dari suku Hze yang tadinya merasa iba melihat keadaan Greisy, terpaksa mengurungkan niat untuk melontarkan pendapatnya kembali dan dia hanya bisa melirik Greisy dari kejauhan ruangan yang begitu luas di sana.

"Lakukan!" Laki-laki dewasa itu memberikan perintah untuk Greisy yang mulai mengangkat pistolnya kembali.

Dia sudah tahu hasilnya bahkan sebelum dirinya menarik pelatuk pistol.

Sekeras apapun dirinya berusaha, sehebat apapun yang ia lakukan, secerdas apapun dirinya.

Dooorrrr..

Dia tidak akan pernah diakui.

Meskipun demikian, dia akan tetap berusaha. Meskipun demikian dia akan tetap belajar dan berlatih. Hingga sampai mereka melihat ke arahnya, hingga sampai mereka datang dan memeluknya dan hingga sampai dia mendapatkan kasih sayang.

"Dia berhasil!"

"Dia berhasil!"

"Greisy, kau hebat sekali!"

"Classie dominan bahkan lebih kuat dibandingkan Classie Utama."

"Aku pikir dia telah setara dengan kehebatan putri negara."

"kau ini bicara apa? memangnya kau pernah melihat putri negara?"

'Aku gagal,' Greisy Hawysia bergumam lagi di dalam hati sembari menurunkan kedua tangannya.

"Tidak, kau masih belum berhasil dan aku menganggap keberhasilanmu ini hanyalah sebuah awal. Aku perintahkan padamu untuk mengulangi tembakan 99 kali lagi setelah sesi pelatihan ini usai, kau paham?" Laki-laki dewasa itu mulai menepuk pelan punggung Greisy Hawysia untuk menyingkir dari posisinya, "selanjutnya!"

"Kenapa dia tega sekali?"

"99 kali tembakan, bukankah itu tidak masuk akal?"

"Di istana kerajaan, aku tidak pernah melihat mereka melatih para Classie utama semengerikan itu. Apalagi, Greisy hanyalah bangsawan Classie dominan."

"Berhentilah berbicara! atau kau akan mendapatkan hukuman nanti."

Greisy Hawysia hanya bisa tersenyum pahit, menahan rasa kekecewaan yang selalu ia rasakan sembari melangkah menuju ke pintu keluar karena sesi pelatihan untuknya telah berakhir.

*****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!