Greisy Hawysia melihat ayahnya menurunkan kedua lutut kaki di hadapan tunangan yang tampak memakai seragam militer berwarna merah, dan memiliki jejeran lima lambang bintang di salah satu bahu.
"Aku mohon, Jangan batalkan pernikahan ini, Ewald!"
Ayah wanita itu menjatuhkan air mata. Ia membelakangi Greisy yang juga mulai berlinangan air mata dan wanita tersebut merasa sangat sedih mendengarkan permohonan dari ayahnya.
Sementara itu, Pangeran Negara menghela nafas, pertanda bahwa ia tidak menyukai sikap dari ayah Greisy. "Hm!" dia tersenyum remeh memandang wanita yang mulai menurunkan kedua lutut kaki dengan tubuh gemetaran dan bergumam di dalam hati.
'Jika berlutut dapat membuat dirinya keluar dari wilayah pembuangan dan dapat membuatnya diakui serta disayangi oleh kedua orang tuanya maka ia akan melakukannya. Ia akan berlutut dan meminta.'
"Aku mohon, Yang Mulia!" ucap Greisy, dia benar-benar memohon untuk dikasihani.
Tetapi sayangnya...
"Paman, aku pikir mimpimu itu terlalu tinggi!" Pangeran Negara tidak memberikan belas kasih sedikitpun.
"Bagaimana mungkin aku bisa menikah dengan wanita seperti dirinya? meskipun dia berasal dari suku Hze tetapi tetap saja, bagiku dia tidak ada artinya." Dia bahkan begitu tega memandang Greisy dengan sebelah mata.
"Ewald Alley, aku mohon padamu!"
Ayah Greisy begitu sangat memohon. Entah apa tujuan dan maksudnya, hanya saja, Zizi Lishia meyakini bahwa ayahnya melakukan hal itu untuk kebaikan dirinya.
"Yang Mulia, aku akan berusaha sekeras mungkin untuk menjadi berarti bagimu nanti." Greisy juga tak kalah berusaha untuk meyakinkan.
Sunggui demi Ayah dan Ibu yang ia sangat rindukan. Baginya tidak masalah untuk terus berusaha membuat Pangeran Negara mencintainya.
"Berhentilah Ian! Apa yang kau lakukan?"
Ayah Pangeran Negara yang sedari tadi terkejut, terlihat mulai mengambil tindakan, begitu pula dengan Ratu Negara yang sedari tadi menyaksikan perbuatan putranya yang begitu tega.
"Ewald Alley, kenapa kau seperti itu?"
Dengan masih bersikap tenang dan duduk di atas kursi, Ratu Negara mempertanyakan keputusan putranya bersamaan dengan kedatangan seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah ibu dari Greisy Hawysia.
"Aku tidak ingin kau memaksaku, Mommy. Aku benar-benar tidak ingin menikah dengan putri paman Ian itu. Kumohon, biarkan aku memilih pasanganku sendiri!"
Pangeran Istana sungguh meminta. Dia bahkan tidak ingin melihat wajah ayah Greisy yang telah berdiri di hadapannya kembali karena permintaan ayah dari laki-laki tersebut.
"Apa yang kau lakukan? Kenapa kau ada di sini?"
Ibu Greisy benar-benar terkejut ketika melihat putrinya berlutut dan dia terlihat tidak menginginkan keberadaan putrinya di sana.
"Kenapa kau tidak ingin menikah dengan Greisy? bukankah sangat baik jika kau bisa menikah dengan Classie dominan?" Ratu Negara masih belum menyetujui permohonan Pangeran Negara.
"Grei, berdirilah!" Dan dia memerintahkan Greisy untuk tidak berlutut kembali.
"Maafkan saya, Yang Mulia!"
Greisy segera berdiri untuk melaksanakan perintah dari ratu. Ia merasa bersedih karena ibunya menjaga jarak dengan dirinya.
"Mom, aku bukanlah seorang Putra Mahkota yang berkewajiban untuk menikah dengan wanita pilihan petinggi negara, aku hanyalah pangeran negara yang berhak memutuskan pasanganku sendiri. Ella, ibu kenal dia? dia adalah wanita yang sangat pintar dan aku juga menyukainya, dia juga bersedia menjadi istriku serta patuh padaku, jadi izinkan aku menikah..."
"Ewald Alley!"
Kali ini ayah dari Pangeran Negaralah yang berucap marah. " kau benar-benar keterlaluan, sadarlah bahwa kau adalah seorang pangeran dan kau tahu bahwa Greisy adalah bangsawan terhormat! harusnya kau bahagia bisa menikah dengannya," bentaknya marah,
"Bagaimana mungkin aku bisa menikah dengan wanita bodoh seperti dia, Daddy? Di kampus dia bahkan tidak memiliki teman, dia bahkan tidak menguasai keahlian 4 suku bangsa dan selama ini, dia juga tinggal di luar wilayah istana, bagaimana mungkin kalian ingin aku menikah dengannya dan mempermalukan aku di depan para bangsawan kerajaan? aku tidak mau menikah dengannya, aku tidak mau Chyrill menghinaku dan meremehkanku!" Pangeran negara mengalihkan pandangan matanya ke arah ibu Greisy yang berada di depan pintu, "benarkan Bibi Maida? Putrimu ini sangat bodoh sampai kau saja menyembunyikannya di luar wilayah kerajaan agar dia tidak mempermalukanmu di depan para bangsawan kerajaan, lalu ketika teman-temanmu bertanya, kau hanya mengatakan bahwa putrimu sangat menyukai untuk tinggal di wilayah perkebunan, iyakan? Ibunya saja tidak menyukainya lalu bagaimana mungkin aku bisa menyukainya?" bentak tegas Pangeran Negara, meenyatakan kalimat tersebut tanpa mempedulikan perasaan orang-orang di sekitarnya.
"A... pa, apa yang kau bilang barusan? Grei, benarkah kau tidak bisa menguasai 4 Keahlian suku bangsa?" tanya Ratu Negara.
Pernyataan Pangeran Negara sungguh mengejutkan ibunya hingga wanita itu bertanya pada Greisy dengan nada yang sangat kecewa.
Greisy menggelengkan kepala. " Tidak!"
"Benar, Putriku ini sangat bodoh, maka dari itu aku mengeluarkannya dari wilayah istana."
Sungguh menyakitkan.
Ketika Greisy ingin memberitahukan kebenaran tentang dirinya, ibu wanita itu malah membuatnya tidak dapat membuktikan bahwa dia sebenarnya telah menguasai lebih dari empat keahlian suku bangsa.
Kenapa ibunya melakukan itu? Kenapa ibunya tidak memikirkan perasaannya dan membuktikan sendiri bahwa Greisy bukanlah orang yang gagal?
"Keluarlah!" Dan bahkan ibunya sampai mengusir Greisy dari ruangan tersebut.
"Grei, sebaiknya kau kembalilah dulu ke rumah! Pertemuan ini harus diakhiri sampai di sini saja dulu."
Dan Ratu Negara telah memberikan perintah untuknya pergi.
"Apa salahnya? kenapa ibu dan ayahnya begitu membenci dirinya tanpa melihat usahanya terlebih dahulu?"
****
"Hm!" Seorang laki-laki terlihat duduk dengan senyuman tipis di wajahnya.
Seragam militer yang ia kenakan berwarna merah dan seragam itu mampu membuat wajahnya terlihat sangat mempesona.
Alisnya tebal, bulu matanya lentik, poni rambutnya menyamping naik sedikit ke atas, kulitnya putih cerah dan dia memiliki bola mata berwarna hitam lekat.
Postur tubuhnya sangat atletis, itu membuatnya semakin terlihat perkasa dan juga menawan dengan rahang yang lebar serta tegas, lalu leher yang lumayan panjang, kemudian juga sebuah jakun yang tampak menonjol di pertengahan leher.
Laki-laki itu tampak duduk tegak sembari memandang seorang laki-laki berseragam militer lain, namun seragam laki-laki lain itu berwarna putih dan dia berdiri di depan laki-laki yang duduk tersebut dengan penghalang meja di antara keduanya.
"Lihat ini juga!" laki-laki berseragam putih menyodorkan sebuah lembaran kertas yang langsung diterima oleh laki-laki yang sedang duduk tersebut.
"Hm, lucu sekali!" laki-laki yang duduk tegak itu, tersenyum sangat kesal namun sepertinya ia mampu untuk menyembunyikan kekesalannya dari laki-laki di hadapannya. "Jadi kenapa mereka menyembunyikannya dariku? bukankah seharusnya dia menjadi pasanganku?" Laki-laki itu bertanya sembari memandang ke arah sebuah foto seorang wanita muda yang tampak beraut wajah sedih.
"Meskipun dia berasal dari suku Hze, tetapi dia sangatlah bodoh dan tidak seorangpun bangsawan mau berteman dengannya."
Laki-laki berseragam militer berwarna putih itu terlihat membuang wajah sembari menghela napas, tanda ia sangat kesal saat itu, "Bibi Maida benar-benar sangat keterlaluan pada putrinya sendiri." Lalu mengeluhkan isi hatinya kemudian memandang kembali ke arah dokumen-dokumen penting di atas meja.
"Aku ingin kau membawaku ke wilayah pembuangan!" Laki-laki yang duduk mulai berdiri sembari mengenakan jas tebal panjang yang tadinya menggantung pada sebuah gantungan kayu di samping meja kerjanya.
Jas tebal berwarna hitam yang terlihat sangat mewah dengan desain fantastik dan juga merupakan barang edisi terbatas, yang hanya mampu dimiliki oleh sebagian orang saja di dunia pada masa itu.
"Haa? Kenapa kau ingin bertemu dengannya, Chyr?" tanya laki-laki berseragam putih mengikuti langkah kaki dari laki-laki yang telah berjalan keluar ruang kerjanya dan disambut hormat oleh para tentara di depan pintu tersebut.
"Sempurna." Laki-laki berseragam merah itu adalah Putra Mahkota negara NTC.
Putra Mahkota yang begitu dicintai oleh rakyatnya.
Ya, Dia adalah Chyrill Eldzhar Haeland.
Sementara itu, dua orang laki-laki berseragam militer berwarna putih dan berwarna hitam tampak keluar dari sebuah pintu lift.
"Xul, kau mau kemana?" tanya seorang laki-laki berseragam hitam mulai mempercepat langkah untuk menghampiri Putra Mahkota begitupula dengan teman di sampingnya.
"Sempurna? Chyrill, kau tadi bicara apa?" tanya laki-laki berseragam putih yang sedari tadi mengikuti langkah Putra Mahkota, dia terlihat kebingungan dengan ucapan Putra Mahkota tadinya.
"Dia sangat sempurna untuk dijadikan tidak berguna." Begitulah Jawaban Putra Mahkota untuk para bawahan sekaligus teman-temannya hingga ketiga orang di sekitarnya merasa kebingungan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments