NovelToon NovelToon

Gadis Cerdas Tersembunyi

Bab 1

"Mom!" Pada saat itu, Greisy masih berada diusia 7 tahun. Gadis kecil itu terlihat kebingungan ketika ibunya melepaskan genggaman tangan dan pergi meninggalkan dirinya begitu saja.

"Dad, ada apa dengan ibu? kenapa dia marah padaku?" tanya gadis itu begitu menyedihkan, dia memandang punggung ibunya yang menjauh. " Dad, kemana kita akan pergi?" Namun, pertanyaannya tidak dijawab dan ayahnya hanya menarik tangan gadis itu dan membawanya pergi dari tempat tinggal mereka.

Lalu ketika telah sampai ke tujuan, gadis itu terkejut karena dirinya telah berada di tempat yang tidak diinginkan oleh semua orang di negara tersebut.

"Tuan, katakan alasannya!" Seorang Prajurit Militer bertanya pada ayah Greisy tentang maksud tujuan laki-laki itu menempatkan seorang gadis kecil di wilayah menyedihkan.

Ya,

Tempat itu adalah tempat pembuangan bagi warga yang tidak lagi berguna untuk negara dan tempat pelatihan bagi para bangsawan yang belum mampu menguasai empat keahlian suku bangsa.

"Putriku tidak sedikitpun menguasai keahlian suku bangsa," jawab ayah Greisy sontak mengejutkan gadis yang sebenarnya telah mampu menguasai empat keahlian suku bangsa dengan baik.

"Dad, apa yang kau katakan?" Pertanyaan gadis itu juga tak kunjung dijawab oleh ayahnya, "Daddy!" panggilannya juga demikian.

Ayahnya hanya membawa Greisy masuk ke dalam pintu utama wilayah pembuangan dan melepaskan genggaman tangan untuk gadis malang itu.

"Dad!" Laki-laki itu bahkan memerintahkan seorang wanita tua untuk menahan Greisy.

"Grei, mulai sekarang kau akan tinggal di sini!"

Tahun 2039 seharusnya menjadi masa kejayaan bagi dunia karena pada tahun itu abad kecanggihan akhirnya tiba.

Para Peneliti telah banyak menemukan berbagai jenis alat-alat luar biasa begitupula dengan sistem-sistem teknologi yang menakjubkan.

Tetapi sayang, pada tahun itu bencana besar tiba-tiba terjadi. Bencana itu meluluh-lantakan dunia hingga benua-benua terpecah belah menjadi beberapa bagian pulau. Lalu daratan mulai menipis dan lautan hampir menguasai penuh seluruh bagian bumi.

Di belahan bumi, terdapat sebuah negara yang telah muncul akibat bencana. Negara itu telah berdiri lama mulai dari tahun 2041 hingga tahun 2203.

Sistem Pemerintahan negara adalah Monarki Modern yang dipimpin oleh seorang Ratu.

Dikatakan Modern karena dunia tidak lagi memiliki sumber daya alam yang memadai untuk membuat kembali alat-alat kecanggihan dan sistem-sistem teknologi yang sempurna seperti abad kecanggihan sebelumnya.

Greisy Hawysia adalah seorang wanita yang hidup di negara tersebut. Wanita ini sedikit berbeda, bukan karena keadaan fisiknya tetapi karena nasibnya yang tidak beruntung.

"Terima kasih, Nyonya!" dia dibuang, dia diabaikan dan segala usahanya bahkan tidak terakui.

Greisy hanya bisa melihat, ibu yang membuangnya sedang membagikan beberapa hadiah untuk warga wilayah pembuangan tanpa bergeming sedikitpun.

'Kenapa?' dia bertanya-tanya di dalam hati. 'Kenapa ibu yang membiarkannya hidup di wilayah pembuangan dan tidak mengizinkannya tinggal bersama, mengabaikannya begitu saja padahal dia juga adalah salah satu warga yang tinggal di wilayah tersebut dan berhak mendapatkan hadiah dari ibunya?'

Greisy hanya dapat menghela nafas pasrah ketika ibunya telah pergi, memasuki kereta api bawah tanah tanpa melihat ke arah wanita itu sedikitpun.

Itu menyesakan hati. Membuatnya ingin menangis marah hanya saja, dia tidak dapat melakukannya.

"Menyingkirlah kau parasit!" warga di sana juga tidak menyukainya. Mereka membenci Greisy yang tak kunjung keluar dari wilayah mereka padahal wanita itu adalah seorang bangsawan kerajaan yang seharusnya tidak menetap di wilayah tersebut.

Sebagai seorang bangsawan, mengapa dia harus tinggal di wilayah mereka yang sering kekurangan makanan? Begitulah alasan para warga membencinya.

Greisy tidak memiliki pilihan lain selain menetap di wilayah tersebut. Teman sekalipun ia tidak memiliki lalu kemana lagi ia akan pergi sementara keluarganya sendiri membuang wanita itu dan dia tidak memiliki banyak uang serta makanan untuk pergi.

"Maaf, bisakah kau...," bahkan setiap kali ia ingin mengucapkan kalimat pada seseorang di kampusnya, semua orang mengabaikannya.

"Apakah jaringan terbaru yang dibuat dapat mempercepat sistem kerja AL3W?" pertanyaan yang ia lontarkan juga diabaikan oleh dosen tempat ia menimbah ilmu.

"Padahal aku telah berusaha tetapi kenapa kertasku menjadi kosong?" jawaban yang telah ia tulis juga tidak terlihat di dalam kertas kerjanya.

Lalu kenapa dia masih diizin berkuliah meskipun nilainya berada pada peringkat paling akhir?

"Aku sudah selesai." Meskipun terabaikan dan tidak terakui, tetapi Greisy masih memiliki kesempatan untuk menikah dengan seorang pangeran negara.

Itu adalah perintah dari ratu negara karena orang tua Greisy merupakan bangsawan kelas atas dan termasuk bagian dari 4 keluarga besar yang memimpin negaranya.

Dia berharap jika suatu hari ia menikah dengan tunangan yang telah dipilih, ia bisa keluar dari wilayah pembuangan dan memiliki satu orang saja untuk menjadi temannya berbicara.

Tetapi sayang, Pangeran Negara tidak sedikitpun menunjukan ketertarikannya pada Greisy. Bahkan di acara makan malam yang mereka lakukan atas perintah Ratu, laki-laki tersebut pergi begitu saja setelah menghabiskan makanannya diikuti oleh beberapa Tentara Militer Penjaga.

Greisy hanya bisa menggenggam garpu erat karena lagi dan lagi, ia diabaikan.

Wanita itu mulai berdiri dan menatap ke bawah melalui dinding kaca lalu menemukan tunangannya sedang tersenyum bahagia berbicara dengan wanita lain di depan restoran.

Kenapa tunangannya bisa berbicara begitu bahagia dengan wanita lain tetapi tidak dengannya yang sedari tadi berharap bisa mengobrol dengan baik?

Greisy hanya butuh teman, dia tidak ingin diam untuk selamanya.

Dia tidak ingin berbicara sendirian.

Dia tidak ingin diabaikan, dia tidak ingin dibuang.

Kenapa dia berbeda dari kebanyakan wanita yang lain?

Kenapa setiap orang yang berbicara padanya selalu terdengar marah dan tidak menyukai?

Lalu bagaimana cara bagi dirinya agar membalas pembicaraan jika mereka yang berbicara saja tidak menyenanginya.

"Aaahhh hikksss!" dia sangat berharap pada siapapun manusia yang mendengar teriakannya di dalam sebuah gua tempat ia terbiasa menenangkan diri.

Tolonglah, tolonglah lihat ke arahnya!

Tolonglah ajak ia berbicara meskipun hanya sebentar saja dengan cara yang baik!

Tolonglah jangan membenci dirinya!

Tolonglah lihat bahwa dia telah berusaha keras untuk menguasai profesi suku bangsa!

Tolonglah!

"Ahhhh hiksss hikkss." Tolonglah dirinya yang merasa kesepian dengan kesendiriannya.

Setelah merasa puas berteriak dan menangis, setelah hatinya merasa lega, Greisy yang tadinya duduk di atas batu besar mulai berdiri dan memandang ke dalam gua.

Ia melihat bayangan punggung seorang laki-laki, lalu bayangan itu dengan cepat menghilang.

Greisy tersenyum pahit.

Sesungguhnya ia sangat merindukan seseorang yang pernah mengisi kesepiannya.

Tetapi hatinya mulai membenci dengan cepat.

"Kenapa dia harus meninggalkanku? Padahal aku sangat membutuhkannya?" Greisy menghapus air mata di kedua pipi dengan kedua punggung telapak tangan.

"Hikss hikss!" tetapi sayang, air matanya tak juga ingin berhenti, dia masih ingin terus menangis karena hatinya memang sangat terluka.

"Anda mendapatkan panggilan ke istana, Nona!"

Seorang Tentara Militer menginformasikan perintah lalu berjalan menuju mobil dan membukakan pintu untuk Greisy masuk ke dalam.

"Kenapa tiba-tiba?" Bertanya sekalipun percuma, karena sang pemberi informasi tidak akan mungkin mengetahui alasannya.

Ini bukan pertama kali dirinya pergi ke istana negara karena dirinya pernah belajar di sekolah negara.

Meskipun demikian, bukan berarti dirinya berhak untuk datang melalui jalur istimewa layaknya seorang bangsawan kerajaan, melainkan hanya melalui pintu belakang saja, pintu tempat jalur para pelayan dan penjaga biasanya berlalu.

Dia berharap suatu hari dirinya dapat berdiri di depan istana dan berjalan di atas karpet merah.

Sangat berharap hingga ia tidak berniat sekalipun untuk berhenti berusaha dan diakui oleh negaranya sendiri.

Kini Greisy telah berdiri di ruang pertemuan antar dua keluarga.

Keluarga Ratu Negara dan Keluarga Greisy untuk membahas tentang tanggal pernikahan dirinya dengan Pangeran Negara.

Sedikit lagi, sedikit lagi ia pasti akan terakui.

Greisy mulai mengembangkan senyuman manis ketika pintu ruang pertemuan terbuka. Lalu melangkah masuk ke dalam dan melihat punggung seorang laki-laki yang sangat ia rindukan.

Ya.

Dia merindukan ayahnya yang sedang berdiri berhadapan dengan Tunangannya.

Dia juga melihat Ratu Negara dan juga suami pemimpin negara tersebut di sana.

"Aku tidak ingin menikah dengannya, batalkan saja perjodohan ini, Ibu!"

Pupus sudah.

Harapan Greisy kini telah sirna.

Wanita itu bahkan menghentikan langkah dan tidak lagi berniat untuk mendekati.

"Apa?" Ratu Negara tidak kalah terkejut dengan pernyataan yang dilontarkan oleh putranya. "Apa yang barusan kau ucapkan, Shin Alley?" tanya wanita itu masih tidak percaya.

"Aku tidak sedikitpun menyukainya meskipun aku telah mencobanya."

Benar.

Greisy sebenarnya sudah mengetahui hal tersebut. Hanya saja hatinya masih sangat berharap meskipun hanya sedikit saja. Tetapi ternyata memang tidak ada kesempatan baginya untuk dicintai.

Bagaimana mungkin untuk dicintai jika diajak berbicara sedikitpun ia tidak pernah?

"Aku mohon, aku mohon jangan batalkan pernikahan ini!" mata Greisy membesar ketika melihat perilaku ayah yang ia rindukan.

Kenapa ayahnya sampai melakukan hal tersebut hanya agar ia menikah dengan Pangeran Negara? Mungkinkah jika ia berhasil menikah, dirinya akan diakui oleh kedua orang tuanya? Dan jika gagal, mungkinkah ia akan selamanya dibenci, dibuang dan diabaikan lagi?

"Paman, aku pikir mimpimu itu terlalu tinggi!"

Bab 2

Greisy Hawysia melihat ayahnya menurunkan kedua lutut kaki di hadapan tunangan yang tampak memakai seragam militer berwarna merah, dan memiliki jejeran lima lambang bintang di salah satu bahu.

"Aku mohon, Jangan batalkan pernikahan ini, Ewald!"

Ayah wanita itu menjatuhkan air mata. Ia membelakangi Greisy yang juga mulai berlinangan air mata dan wanita tersebut merasa sangat sedih mendengarkan permohonan dari ayahnya.

Sementara itu, Pangeran Negara menghela nafas, pertanda bahwa ia tidak menyukai sikap dari ayah Greisy. "Hm!" dia tersenyum remeh memandang wanita yang mulai menurunkan kedua lutut kaki dengan tubuh gemetaran dan bergumam di dalam hati.

'Jika berlutut dapat membuat dirinya keluar dari wilayah pembuangan dan dapat membuatnya diakui serta disayangi oleh kedua orang tuanya maka ia akan melakukannya. Ia akan berlutut dan meminta.'

"Aku mohon, Yang Mulia!" ucap Greisy, dia benar-benar memohon untuk dikasihani.

Tetapi sayangnya...

"Paman, aku pikir mimpimu itu terlalu tinggi!" Pangeran Negara tidak memberikan belas kasih sedikitpun.

"Bagaimana mungkin aku bisa menikah dengan wanita seperti dirinya? meskipun dia berasal dari suku Hze tetapi tetap saja, bagiku dia tidak ada artinya." Dia bahkan begitu tega memandang Greisy dengan sebelah mata.

"Ewald Alley, aku mohon padamu!"

Ayah Greisy begitu sangat memohon. Entah apa tujuan dan maksudnya, hanya saja, Zizi Lishia meyakini bahwa ayahnya melakukan hal itu untuk kebaikan dirinya.

"Yang Mulia, aku akan berusaha sekeras mungkin untuk menjadi berarti bagimu nanti." Greisy juga tak kalah berusaha untuk meyakinkan.

Sunggui demi Ayah dan Ibu yang ia sangat rindukan. Baginya tidak masalah untuk terus berusaha membuat Pangeran Negara mencintainya.

"Berhentilah Ian! Apa yang kau lakukan?"

Ayah Pangeran Negara yang sedari tadi terkejut, terlihat mulai mengambil tindakan, begitu pula dengan Ratu Negara yang sedari tadi menyaksikan perbuatan putranya yang begitu tega.

"Ewald Alley, kenapa kau seperti itu?"

Dengan masih bersikap tenang dan duduk di atas kursi, Ratu Negara mempertanyakan keputusan putranya bersamaan dengan kedatangan seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah ibu dari Greisy Hawysia.

"Aku tidak ingin kau memaksaku, Mommy. Aku benar-benar tidak ingin menikah dengan putri paman Ian itu. Kumohon, biarkan aku memilih pasanganku sendiri!"

Pangeran Istana sungguh meminta. Dia bahkan tidak ingin melihat wajah ayah Greisy yang telah berdiri di hadapannya kembali karena permintaan ayah dari laki-laki tersebut.

"Apa yang kau lakukan? Kenapa kau ada di sini?"

Ibu Greisy benar-benar terkejut ketika melihat putrinya berlutut dan dia terlihat tidak menginginkan keberadaan putrinya di sana.

"Kenapa kau tidak ingin menikah dengan Greisy? bukankah sangat baik jika kau bisa menikah dengan Classie dominan?" Ratu Negara masih belum menyetujui permohonan Pangeran Negara.

"Grei, berdirilah!" Dan dia memerintahkan Greisy untuk tidak berlutut kembali.

"Maafkan saya, Yang Mulia!"

Greisy segera berdiri untuk melaksanakan perintah dari ratu. Ia merasa bersedih karena ibunya menjaga jarak dengan dirinya.

"Mom, aku bukanlah seorang Putra Mahkota yang berkewajiban untuk menikah dengan wanita pilihan petinggi negara, aku hanyalah pangeran negara yang berhak memutuskan pasanganku sendiri. Ella, ibu kenal dia? dia adalah wanita yang sangat pintar dan aku juga menyukainya, dia juga bersedia menjadi istriku serta patuh padaku, jadi izinkan aku menikah..."

"Ewald Alley!"

Kali ini ayah dari Pangeran Negaralah yang berucap marah. " kau benar-benar keterlaluan, sadarlah bahwa kau adalah seorang pangeran dan kau tahu bahwa Greisy adalah bangsawan terhormat! harusnya kau bahagia bisa menikah dengannya," bentaknya marah,

"Bagaimana mungkin aku bisa menikah dengan wanita bodoh seperti dia, Daddy? Di kampus dia bahkan tidak memiliki teman, dia bahkan tidak menguasai keahlian 4 suku bangsa dan selama ini, dia juga tinggal di luar wilayah istana, bagaimana mungkin kalian ingin aku menikah dengannya dan mempermalukan aku di depan para bangsawan kerajaan? aku tidak mau menikah dengannya, aku tidak mau Chyrill menghinaku dan meremehkanku!" Pangeran negara mengalihkan pandangan matanya ke arah ibu Greisy yang berada di depan pintu, "benarkan Bibi Maida? Putrimu ini sangat bodoh sampai kau saja menyembunyikannya di luar wilayah kerajaan agar dia tidak mempermalukanmu di depan para bangsawan kerajaan, lalu ketika teman-temanmu bertanya, kau hanya mengatakan bahwa putrimu sangat menyukai untuk tinggal di wilayah perkebunan, iyakan? Ibunya saja tidak menyukainya lalu bagaimana mungkin aku bisa menyukainya?" bentak tegas Pangeran Negara, meenyatakan kalimat tersebut tanpa mempedulikan perasaan orang-orang di sekitarnya.

"A... pa, apa yang kau bilang barusan? Grei, benarkah kau tidak bisa menguasai 4 Keahlian suku bangsa?" tanya Ratu Negara.

Pernyataan Pangeran Negara sungguh mengejutkan ibunya hingga wanita itu bertanya pada Greisy dengan nada yang sangat kecewa.

Greisy menggelengkan kepala. " Tidak!"

"Benar, Putriku ini sangat bodoh, maka dari itu aku mengeluarkannya dari wilayah istana."

Sungguh menyakitkan.

Ketika Greisy ingin memberitahukan kebenaran tentang dirinya, ibu wanita itu malah membuatnya tidak dapat membuktikan bahwa dia sebenarnya telah menguasai lebih dari empat keahlian suku bangsa.

Kenapa ibunya melakukan itu? Kenapa ibunya tidak memikirkan perasaannya dan membuktikan sendiri bahwa Greisy bukanlah orang yang gagal?

"Keluarlah!" Dan bahkan ibunya sampai mengusir Greisy dari ruangan tersebut.

"Grei, sebaiknya kau kembalilah dulu ke rumah! Pertemuan ini harus diakhiri sampai di sini saja dulu."

Dan Ratu Negara telah memberikan perintah untuknya pergi.

"Apa salahnya? kenapa ibu dan ayahnya begitu membenci dirinya tanpa melihat usahanya terlebih dahulu?"

****

"Hm!" Seorang laki-laki terlihat duduk dengan senyuman tipis di wajahnya.

Seragam militer yang ia kenakan berwarna merah dan seragam itu mampu membuat wajahnya terlihat sangat mempesona.

Alisnya tebal, bulu matanya lentik, poni rambutnya menyamping naik sedikit ke atas, kulitnya putih cerah dan dia memiliki bola mata berwarna hitam lekat.

Postur tubuhnya sangat atletis, itu membuatnya semakin terlihat perkasa dan juga menawan dengan rahang yang lebar serta tegas, lalu leher yang lumayan panjang, kemudian juga sebuah jakun yang tampak menonjol di pertengahan leher.

Laki-laki itu tampak duduk tegak sembari memandang seorang laki-laki berseragam militer lain, namun seragam laki-laki lain itu berwarna putih dan dia berdiri di depan laki-laki yang duduk tersebut dengan penghalang meja di antara keduanya.

"Lihat ini juga!" laki-laki berseragam putih menyodorkan sebuah lembaran kertas yang langsung diterima oleh laki-laki yang sedang duduk tersebut.

"Hm, lucu sekali!" laki-laki yang duduk tegak itu, tersenyum sangat kesal namun sepertinya ia mampu untuk menyembunyikan kekesalannya dari laki-laki di hadapannya. "Jadi kenapa mereka menyembunyikannya dariku? bukankah seharusnya dia menjadi pasanganku?" Laki-laki itu bertanya sembari memandang ke arah sebuah foto seorang wanita muda yang tampak beraut wajah sedih.

"Meskipun dia berasal dari suku Hze, tetapi dia sangatlah bodoh dan tidak seorangpun bangsawan mau berteman dengannya."

Laki-laki berseragam militer berwarna putih itu terlihat membuang wajah sembari menghela napas, tanda ia sangat kesal saat itu, "Bibi Maida benar-benar sangat keterlaluan pada putrinya sendiri." Lalu mengeluhkan isi hatinya kemudian memandang kembali ke arah dokumen-dokumen penting di atas meja.

"Aku ingin kau membawaku ke wilayah pembuangan!" Laki-laki yang duduk mulai berdiri sembari mengenakan jas tebal panjang yang tadinya menggantung pada sebuah gantungan kayu di samping meja kerjanya.

Jas tebal berwarna hitam yang terlihat sangat mewah dengan desain fantastik dan juga merupakan barang edisi terbatas, yang hanya mampu dimiliki oleh sebagian orang saja di dunia pada masa itu.

"Haa? Kenapa kau ingin bertemu dengannya, Chyr?" tanya laki-laki berseragam putih mengikuti langkah kaki dari laki-laki yang telah berjalan keluar ruang kerjanya dan disambut hormat oleh para tentara di depan pintu tersebut.

"Sempurna." Laki-laki berseragam merah itu adalah Putra Mahkota negara NTC.

Putra Mahkota yang begitu dicintai oleh rakyatnya.

Ya, Dia adalah Chyrill Eldzhar Haeland.

Sementara itu, dua orang laki-laki berseragam militer berwarna putih dan berwarna hitam tampak keluar dari sebuah pintu lift.

"Xul, kau mau kemana?" tanya seorang laki-laki berseragam hitam mulai mempercepat langkah untuk menghampiri Putra Mahkota begitupula dengan teman di sampingnya.

"Sempurna? Chyrill, kau tadi bicara apa?" tanya laki-laki berseragam putih yang sedari tadi mengikuti langkah Putra Mahkota, dia terlihat kebingungan dengan ucapan Putra Mahkota tadinya.

"Dia sangat sempurna untuk dijadikan tidak berguna." Begitulah Jawaban Putra Mahkota untuk para bawahan sekaligus teman-temannya hingga ketiga orang di sekitarnya merasa kebingungan.

Bab 3

Tatapan kedua bola matanya terlihat tajam.

Ia begitu fokus menatap ke arah satu tujuan.

Perlahan-lahan ia mengangkat kedua tangan yang tampak menggenggam sebuah pistol baretta berwarna silver.

Ya.

Dia adalah Greisy, wanita cantik berusia 19 tahun yang merupakan seorang Classie Dominan dari suku Hze, wilayah kerajaan.

Classie dominan sendiri merupakan sebuah tingkatan khusus dari para bangsawan suku Hze yang diberikan pada anak dari hasil pernikahan antara seorang bangsawan murni kerajaan dengan bangsawan percampuran dari suku Hze. Greisy merupakan salah seorang dari tingkatan tersebut.

Greisy memiliki Wajah yang lonjong dan pipinya terlihat sedikit tirus karena dia memiliki tubuh yang lumayan kurus namun tidak terlalu tinggi.

Bola mata wanita itu berwarna coklat terang, dihiasi dengan bulu mata lentik dan alis mata yang panjang.

Hidungnya tidak terlalu mancung dan terlihat sedikit kecil begitu pula dengan bibir tipis dan mungilnya yang tampak pendek dan sedikit menciut ketika ia diam.

Tubuhnya yang tidak terlalu tinggi, berukuran kisaran sekitar 161 cm dan terlihat seksi dengan lekukan pinggang ketika ia mengenakan suit ketat berwarna hitam yang menutupi hingga sampai ke mata kakinya.

Greisy adalah seorang putri dari kedua pasangan suku Hze.

Ayahnya merupakan seorang bangsawan murni yang disebut dengan Classa Utama. Classa adalah panggilan khusus untuk bangsawan laki-laki dan Classie merupakan panggilan khusus untuk bangsawan wanita.

Ibu Greisy merupakan seorang bangsawan Classie dominan dari hasil pernikahan seorang bangsawan wanita murni dengan Classa biasa yang berasal dari percampuran pernikahan antara suku Lzen dan suku Ozui.

Maka dari itu, Greisy memiliki gelar kebangsawanan sebagai seorang Classie Dominan, yang merupakan tingkatan gelar kedua tertinggi setelah Classie utama dan sebelum Classie biasa, yang merupakan Classie percampuran antar Suku bangsa.

Greisy telah ditempatkan lama di Wilayah pembuangan dengan alasan bahwa dirinya tidak mampu menguasai empat keahlian suku bangsa.

Karena itu, hampir selama hidupnya, ia telah tinggal di wilayah pembuangan, yaitu wilayah bawah tanah yang sangat sedikit tersinari oleh cahaya matahari, sehingga kulit bersih dan putih Greisy terlihat sangat pucat dan tak sedikitpun tampak memerah karena kekurangan sumber Vitamin D.

Wanita itu kelihatan seperti sebuah boneka hidup yang tak bernyawa, terlebih lagi ketika ia berdiri dan hanya memfokuskan diri pada satu tujuan saja. Hal itu semakin membuatnya terlihat seperti sebuah patung pajangan pada sebuah museum.

Takkk..

Seorang laki-laki dewasa terlihat menitihkan sebuah titik pada sebuah papan sasaran berbentuk petak dan memiliki gambar-gambar lingkaran pada permukaannya.

"Di sini!" Seru laki-laki dewasa tersebut memberikan arahan dari kejauhan pada Greisy yang sontak menurunkan tangan. "Kalau kau gagal maka aku akan mencatat usahamu sebagai kegagalan dan kau tidak memiliki kesempatan berlatih lagi hari ini." Kelanjutan dari kalimat laki-laki yang cukup jauh dari posisi Greisy berada, semakin menyudutkan wanita yang masih berdiri pada garis persiapan.

"Komandan, kenapa kau memberikan tugas yang begitu berat untuk Greisy? dan lagi bukankah posisi dan jarak Greisy juga lebih jauh dari tempat kita semua biasa berlatih?"

Sepertinya salah seorang pelajar yang berasal dari suku Hze dan turut menerima pelatihan di wilayah pembuangan, yang memang merupakan tempat pelatihan bagi kalangan suku Hze, mulai mengajukan keberatan ketika ia melihat keadaan Greisy yang tampak sedang menahan kesedihan.

Laki-laki dewasa itu mulai melangkah, menapakan kaki pada rerumputan liar di dalam sebuah ruangan luas yang dindingnya terbuat dari pembakaran tanah liat.

Di atap dinding ruangan, terlihat beberapa lubang pipa yang mungkin digunakan untuk memasukan udara luar ke dalam ruangan tersebut.

Cahaya matahari di sore hari turut ikut masuk ke dalam, menyinari ruangan berdindingkan tanah liat yang dibakar tersebut dan mengenai bagian wajah Greisy.

Baakk...

Greisy tertegun, tubuhnya tampak bergerak maju ketika ia menerima pukulan punggung dari laki-laki dewasa yang merupakan pengajarnya di wilayah pembuangan tersebut.

"Dia adalah Classie Dominan," ucap laki-laki dewasa itu, membuat Greisy menegakan tubuh kembali setelah tadinya tak seimbang. "Seorang Classie dominan harus dilatih lebih keras dibandingkan dengan Classie biasa sepertimu, kau sudah paham itu?" wanita itu hanya terdiam ketika mendengar suara bentakan keras di dekat telinga.

"Tapi, bukankah itu sangat keterlaluan?" bisik seorang wanita yang tampak berdiri di samping kiri Greisy dan Greisy mampu mendengarkannya.

"Sudahlah, tutup mulutmu dan jangan ikut campur! dia memang diperlakukan berbeda sejak dari dulu." Teman dari wanita yang berbisik itu memberikan peringatan, mungkin ia telah mengenal Greisy sebelumnya.

"Jawab aku! kau sudah paham?" laki-laki dewasa yang berdiri di samping Greisy kembali melontarkan pertanyaan dengan nada keras yang mampu menggema di dalam ruangan tersebut.

"Maafkan saya pak guru! Sekarang saya sudah paham." Seorang penduduk dari suku Hze yang tadinya merasa iba melihat keadaan Greisy, terpaksa mengurungkan niat untuk melontarkan pendapatnya kembali dan dia hanya bisa melirik Greisy dari kejauhan ruangan yang begitu luas di sana.

"Lakukan!" Laki-laki dewasa itu memberikan perintah untuk Greisy yang mulai mengangkat pistolnya kembali.

Dia sudah tahu hasilnya bahkan sebelum dirinya menarik pelatuk pistol.

Sekeras apapun dirinya berusaha, sehebat apapun yang ia lakukan, secerdas apapun dirinya.

Dooorrrr..

Dia tidak akan pernah diakui.

Meskipun demikian, dia akan tetap berusaha. Meskipun demikian dia akan tetap belajar dan berlatih. Hingga sampai mereka melihat ke arahnya, hingga sampai mereka datang dan memeluknya dan hingga sampai dia mendapatkan kasih sayang.

"Dia berhasil!"

"Dia berhasil!"

"Greisy, kau hebat sekali!"

"Classie dominan bahkan lebih kuat dibandingkan Classie Utama."

"Aku pikir dia telah setara dengan kehebatan putri negara."

"kau ini bicara apa? memangnya kau pernah melihat putri negara?"

'Aku gagal,' Greisy Hawysia bergumam lagi di dalam hati sembari menurunkan kedua tangannya.

"Tidak, kau masih belum berhasil dan aku menganggap keberhasilanmu ini hanyalah sebuah awal. Aku perintahkan padamu untuk mengulangi tembakan 99 kali lagi setelah sesi pelatihan ini usai, kau paham?" Laki-laki dewasa itu mulai menepuk pelan punggung Greisy Hawysia untuk menyingkir dari posisinya, "selanjutnya!"

"Kenapa dia tega sekali?"

"99 kali tembakan, bukankah itu tidak masuk akal?"

"Di istana kerajaan, aku tidak pernah melihat mereka melatih para Classie utama semengerikan itu. Apalagi, Greisy hanyalah bangsawan Classie dominan."

"Berhentilah berbicara! atau kau akan mendapatkan hukuman nanti."

Greisy Hawysia hanya bisa tersenyum pahit, menahan rasa kekecewaan yang selalu ia rasakan sembari melangkah menuju ke pintu keluar karena sesi pelatihan untuknya telah berakhir.

*****

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!