Bab 2

Flash Back

" Tolong percaya sama aku Mas, aku gak selingkuh..." Lirih Puspita ditengah isakannya. Tangannya memegang satu kaki suaminya yang tengah menatapnya penuh amarah.

" Lalu apa namanya jika bukan selingkuh? Ha! Kita baru menikah satu bulan, dan kamu sudah hamil 6 minggu. Kamu dengar? ENAM MINGGU!!!." Mahesa menendang Puspita yang sedari tadi bersimpuh dihadapannya. Ia tak peduli dengan perasaan wanita yang telah berselingkuh darinya itu.

Ia tak menyangka, wanita yang begitu dicintainya telah berkhianat. Wanita yang ia perjuangkan mati-matian untuk mendapat restu ibunya, ternyata hanya seorang pengkhianat.

" Kita bisa tanya sama dokter Mas, mereka pasti bisa menjelaskan." Balas Puspita berderai air mata, ia sungguh tak terima dituduh berselingkuh, padahal jelas-jelas Mahesa yang pertama kali menyentuhnya.

" Udahlah, gak usah ngeles!." Cibir Rita, kakak Mahesa menatap Puspita dengan pandangan menghina.

" Masa nikah baru satu bulan, hamilnya 6 minggu. Jelas kamu pasti berhubungan sama orang lain sebelum nikah sama Mahesa." Lanjutnya membuat seluruh keluarga yang ada disana menatap Puspita dengan pandangan jijik.

Puspita hanya bisa menahan agar tangisnya tak semakin menjadi. Dengan tubuh yang lemah karena menangis, ia bangkit, lantas menatap keluarga suaminya dengan tatapan tajam. Kemudian menatap sang suami yang telah terhasut ucapan kakak ipar dan sahabatnya.

" Kamu tau betul Mas, kamu yang pertama..." Lirihnya dengan putus asa. Ia tahu, tak akan ada yang mempercayainya. Semua dengan cepat termakan hasutan Tania, sahabatnya sendiri.

Yah, ia sendiri tak menyangka, jika seseorang yang telah ia anggap sahabat telah memfitnahnya dengan keji.

Ia tak menyangka, Tania telah menjebaknya untuk datang kerumah keluarga suaminya yang tengah merayakan ulang tahun keponakan suaminya. Keluarga yang tak pernah merestui hubungannya dengan Mahesa.

Benar, pernikahannya tak pernah mendapat restu dari ibu mertuanya. Karena Sinta, ibu mertuanya lebih menginginkan Tania sebagai menantu. Sinta tak pernah menginginkannya, karena dirinya hanya perempuan dari keluarga miskin.

Tapi Mahesa tetap kekeuh dengan pendiriannya untuk menikahi dirinya. Padahal ia sudah mengatakan berulang kali ia tak ingin menikah tanpa restu.

" Mereka udah nerima kamu jadi menantu kok, tenang aja." Tania berucap manis memaksanya menghadiri acara ulang tahun keponakan iparnya.

" Kamu yakin?." Tanyanya dengan ragu. Dan Tania, wanita yang didambakan mertuanya sebagai menantu itu mengangguk cepat.

" Bagaimana Mas?." Tanya Puspita pada sang suami, yang juga diasingkan oleh keluarganya karena menikahi dirinya.

" Terserah kamu saja." Jawab Mahesa.

" Baiklah, aku akan datang. Semoga ini akan menjadi awal yang baik untuk kita semua."

Dan kini, bukan awal yang baik yang terjadi. Namun justru peristiwa yang menjadi titik balik kehidupannya. Ia telah dihina dan dipermalukan hanya karena kesalahpahaman, atau lebih tepatnya sebuah fitnah.

" Aku ada kejutan lho untuk kalian semua." Ditengah acara, Tania memberikan selembar kertas pada Sinta. Yang tak lain adalah hasil lab yang menyatakan Puspita hamil.

Tadinya Puspita ingin memberitahukannya sendiri. Ia tak tahu, jika Tania mengambil laporan kehamilan itu tanpa sepengetahuannya.

Namun, usia kehamilan yang lebih lama dibanding usia pernikahan membuat kesalah pahaman. Tentu saja karena kurangnya penjelasan dokter.

" Bagaimana bisa kamu hamil 6 minggu? Pernikahan kaliankan baru 1 bulan?." Tanya Santi setelah melihat laporan kehamilan Puspita.

" Ada apa Ma?." Tanya Mahesa penasaran.

" Lihat saja sendiri." Santi memberikan kertas labnya.

" Sebenernya aku gak tega mengatakan hal ini disaat momen yang bahagia seperti ini. Tapi kalian harus tau_" Tania menghentikan ucapan sejenak, lantas melirik  Puspita dengan senyuman licik.

" Dia pasti hamil sebelum menikah dengan Mahesa." Lanjutnya membuat semua orang tercengang.

Puspita mencoba menjelaskan, namun teriakan dari suaminya membuatnya bungkam seketika.

" Apa-apaan ini! Dengan siapa kamu melakukan ini!." Teriak Mahesa emosi. Dia tak tahu jika istrinya sedang mengandung, bahkan sudah 6 minggu dipernikahannya yang belum genap 1 bulan.

" Siapa lagi kalau bukan Revan, temen deketnya itu." Tania kembali bicara, yang tentu saja membuat suasana semakin panas.

Puspita terus mencoba menjelaskan apa yang dokter katakan padanya, namun tak ada yang mau mendengarkannya sedikitpun. Terlebih, suaminya sendiri sudah kalap oleh emosi. Ia hanya bisa terisak menatap Tania, sahabat yang telah tega memberikan fitnah keji padanya.

" Wanita miskin seperti dia selalu menginginkan uang. Dia pasti merayu Mahesa hanya demi mendapat harta. Tak heran jika dia sekarang hamil anak orang lain." Ujar Santi, ibu Mahesa sekaligus mertua Puspita.

Puspita semakin terisak, harga dirinya sungguh telah direndahkan. Jika ia tahu akan begini jadinya, ia tak mungkin menerima ajakan Tania yang memaksanya datang.

" Kalau aja dulu kamu dengerin kita, pasti hal ini gak akan terjadi. Mau taruh dimana muka kita, nama keluarga kita sudah tercoreng gara-gara wanita murahan ini." Ujar Rita membuat Mahesa semakin terbakar emosi.

" Kalau aja dulu kamu nurut sama Mama dan nikah sama Tania, pasti kita tidak perlu merasakan hal memalukan ini." Ujar Santi merangkul Tania, wanita yang diinginkannya sebagai menantu.

" Puspita Maharani, detik ini... Aku Mahesa Adinata, menjatuhkan talak padamu."

Jedduar!!!

Terkejut mendengar apa yang baru saja ia dengar. Puspita menatap suaminya penuh kebingungan.

" Mas?."

" Sekarang kamu bukan istriku lagi. Pergilah sejauh mungkin! Jika suatu saat kita bertemu, anggaplah jika kita tidak saling mengenal!."

Puspita menatap suaminya dengan peradaan kecewa. Ia tak menyangka cinta suaminya begutu dangkal, hingga dengan mudah percaya pada orang lain tanpa menyelidiki kebenaran lebih dulu.

" Kamu menalakku hanya karena sebuah kesalah pahaman, bahkan tanpa mendengarkan penjelasanku?. Baiklah, aku akan terima talakmu dengan senang hati."

Mahesa menatap mantan istrinya dengan heran.

" Tapi ingat! Cepat atau lambat kebenaran pasti akan terungkap pada waktunya. Pada saat itu, jangan pernah menyesali keputusanmu."

Raut wajah penuh keyakinan pada Puspita membuat Mahesa gelisah. Tiba-tiba, ia merasa telah membuat keputusan yang salah.

" Pria yang lebih mempercayai orang lain dari pada istrinya, tidak layak menjadi ayah dari anakku." Puspita memegang perutnya, seakan menegaskan jika anak dalam kandungannya hanya miliknya seorang.

Ia menatap semua orang yang ada disana dengan tajam, menunjukan jika dirinya tak lemah. Dia tak bisa diinjak-injak, terlebih hanya karena omong kosong seseorang.

" Gak usah belagu, kami gak akan pernah menyesali perceraian kalian. Beruntung kalian baru nikah 1 bulan. Oh ya... Jangan harap kamu dapat sebagian harta Mahesa. Kamu tidak akan mendapatkannya." Ucap Rita.

" Kamu tidak perlu khawatir. Sepeserpun, aku tidak akan membiarkan anakku makan dari uang kalian."

" Ya jelaslah, anak dari hasil hubungan kamu sama Revan, ya minta uangnya sama dialah." Tania semakin menikmati pertunjukkan. Ia begitu puas menyingkirkan Puspita dari Mahesa, pria yang sudah lama ia cintai.

" Setiap perbuatan memiliki timbal baliknya sendiri." Balas Puspita, menatap tajam mantan sahabatnya itu.

" Maksud kamu apa, ha? Kamu do'ain aku dapet karma?." Sentak Tania tak terima.

" Sudah kukatakan, setiap perbuatan memiliki timbal baliknya sendiri. Aku tak perlu susah-susah melakukannya."

Hari itu, ia telah menjadi janda dengan pernikahan satu bulan. Ia pergi, membawa luka yang tak akan pernah ia lupakan. Berjanji merawat calon anaknya sepenuh hati. Ia akan menjadi ibu, sekaligus ayah bagi anaknya.

Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!