Setelah berjam-jam melakukan perjalanan Rombongan Marquis Violeta akhirnya melewati Hutan Tanpa nama dan sampai di Jalan Utama. Mereka melanjutkan perjalanan hingga dua jam dan kemudian beristirahat di bawah pohon siang harinya.
Para Ksatria mulai membangunkan kamp untuk peristirahatan, sementara para pelayan mulai menyiapkan alat-alat masak dan piring.
Gray mencoba membantu para pelayan menyiapkan piring namun para pelayan menolaknya secara halus. Akhirnya Gray pun hanya duduk dan bersandar di bawah pohon, menikmati pemandangan di sekitarnya sambil menghirup udara segar.
Ibu dan Cherry menghampiri Gray dan ikut bersandar di bawah pohon bersamanya. Sementara Nox, ayahnya terlihat mengatur keamanan para Ksatria dan membagi tugas.
“Ibu kita akan beristirahat berapa lama?” Gray bertanya.
“Ehm mungkin sekitar satu jam nak, kuda-kuda kita setidaknya harus beristirahat selama itu agar mengembalikan tenaga mereka.” Jawab ibu Gray.
“Begitu...”
Ditengah pembicaraan Gray dan orang tuanya seorang pelayan muda mereka. Menawarkan minuman dingin dan beberapa cemilan.
A : Ilustrasi
“Oh terima kasih.” Gray mengambilnya dengan cepat, meminum dan memakannya.
“Pelan-pelan saja nak.” Ibu Gray mengambilnya bersamaan dengan Cherry, keduanya meminum dengan elegan berbanding terbalik dengan Gray.
Gray terkekeh kecil lalu meletakkan kembali gelas itu di atas nampan kayu yang dibawakan pelayan. Pelayan muda itu menikmati keharmonisan keluarga Marquis sambil tersenyum tipis.
“Ngomong-ngomong ibu berapa lama kemungkinan kita akan sampai di ibukota?” Gray kembali bertanya.
“Hmm mungkin satu setengah hari, seharusnya malam ini kita akan sampai di Kota Tearus yang lokasinya tidak terlalu jauh dari ibukota. Dan akan sampai di Ibukota sore hari besok.” Ibu Gray menjawab sambil menyentuh dagunya. Sebuah kebiasaan unik milik ibunya yang tak jarang dilihat oleh Gray.
Gray mendengarkan dengan seksama, namun matanya melihat ke arah pelayan muda tadi yang sudah pamit undur diri. Menurutnya pelayan tadi hanya dua tahun lebih tua dari Gray, itu membuatnya agak terkejut karena keluarganya memiliki pelayan sekecil itu.
“Baguslah, aku tidak begitu menyukai perjalanan lama ibu.” Ucap Gray tersenyum menatap ibunya.
Ketika Gray baru saja selesai berbicara, seorang pelayan muda yang menawarkan makanan ringan dan minuman tadi kembali.
“Tuan muda, Nona muda dan Nyonya, Tuan Nox menunggu kehadiran kalian di Tenda makan.” Pelayan muda itu menyampaikan informasi dengan menunduk hormat.
“Terima kasih telah memberitahu kami manis.” Cherry mengelus rambut pelayan muda itu kemudian pergi lebih dulu. Ibu dan Gray juga berterimakasih dan kemudian pergi.
**
Makanan disajikan seperti biasa, baik rasa maupun pelayanannya sama ketika di kediaman. Hanya ruangan/tendanya yang kurang nyaman. Setelah Gray selesai makan dia keluar dan berjalan menuju pohon tempat dia bersandar tadi.
Namun sesampainya di sana, Gray menemukan pelayan muda yang membawakan air tadi sedang tidur dengan nyenyak bersandar di bawah pohon.
Gray merasa tidak tega membangunkannya namun karena khawatir pelayan mudanya itu tertinggal ia mau tak mau mencoba membangunkannya. Dalam perjalanan ke pohon tadi, Gray menemukan para Ksatria sedang mengemasi tenda dan para pelayan sedang membersihkan peralatan memasak.
Karena itu ia menduga rombongan Marquis akan kembali melanjutkan perjalanan tidak lama lagi.
Gray mencubit pelan pipi pelayan mudanya, kemudian mengelus rambutnya. Akan tetapi, pelayan muda itu benar-benar tak kunjung bangun. Alhasil Gray meminta seorang Ksatria dan Pelayan untuk menggendongnya ke kereta kuda.
**
Perjalanan kembali dilanjutkan, Rombongan Marquis dengan cepat meninggalkan lokasi tempat peristirahatan sebelumnya.
Sepanjang perjalanan Gray menghabiskan waktunya untuk tidur. Waktu berlalu dengan singkat rombongan Marquis kemudian sampai di Kota Tearus pada malam harinya.
Protokol keamanan di Kota Tearus bisa dibilang sangat ketat, namun liontin pengenal Marquis Violeta membuat Rombongan Marquis dapat masuk bahkan tanpa di periksa.
Rombongan Marquis beristirahat di sebuah Villa yang dimiliki Marquis Violeta di Kota Tearus. Gray melanjutkan tidurnya di kamar Villa karena sepanjang perjalanan rasanya dia ingin muntah karena goyangan kereta yang di rasakan.
Pada pagi harinya keluarga Marquis makan bersama di ruang makan sebelum kembali berangkat.
**
Rombongan Marquis kembali melakukan perjalanan ke Ibukota, tapi perjalanan kali ini lebih cepat dibandingkan sebelumnya. Kereta kuda juga hanya diberikan waktu istirahat setengah jam dibandingkan sebelumnya pada siang hari, namun sebagai gantinya kuda diberi makanan dengan kualitas terbaik untuk menjaga staminanya.
“Perjalanan kali ini dipercepat, memangnya ada apa?” Cherry bertanya.
“Tidak ada apa-apa, ayah hanya ingin mengecek sesuatu di ibukota.” Nox mengelus kepala putrinya, sambil tertawa kecil.
Kereta kuda keluarga Marquis awalnya berjalan lancar, semua orang di dalam kereta tidur karena tidak memiliki kegiatan lainnya. Tapi tiba-tiba saja kereta kuda yang membawa Gray dan keluarganya berhenti.
Hal itu membuat beberapa anggota keluarga di dalam kereta terjatuh ke lantai akibat goncangan yang tiba-tiba dan terbangun dari tidurnya.
“Ada apa ini? Kenapa kalian menghentikan kereta secara tiba-tiba?” Setelah kembali mengatur posisinya Nox menanyakan tentang apa yang terjadi di luar.
“Tuan Nox, sepertinya ada bandit yang mencoba menghentikan kita.” Jawab seseorang di luar kereta.
“Bandit? Berapa banyak?”
“Kalau dari yang saya perhatikan jumlah mereka mungkin lebih dari dua ratus orang Tuan.”
Nox menelan ludah, sebenarnya ia tidak takut dengan jumlah para bandit. Namun para Ksatria yang dirinya miliki saat ini hanyalah puluhan. Nox khawatir mungkin beberapa Ksatria nya akan mati di sini untuk melindungi keluarganya.
“Ayah?” Cherry menatap Nox ketakutan.
“Tidak apa-apa nak, ayah akan keluar sebentar dan kita akan kembali melanjutkan perjalanan.” Nox mengelus kepala putrinya.
“Apa kau akan keluar sayang?”
“Para Ksatria kita membutuhkan ku, aku akan menempatkan beberapa Ksatria untuk menjaga kalian semua.” Setelah berbicara seperti itu Nox mencium kening istrinya.
Kedua pasangan suami istri itu menempelkan kening mereka, kemudian berbicara.
“Berjanjilah ini akan segera berakhir.”
“Istriku kau tau aku ini adalah pria yang kuat jadi tolong percaya padaku.”
Nox melepaskan kening dari istrinya kemudian menatap putra bungsunya, Gray.
“Jagoan kecil aku percayakan padamu untuk melindungi ibu dan kakakmu, mengerti?”
“Aku mengerti ayah.” Jawab Gray singkat.
Nox mengelus kepala putra bungsunya kemudian keluar dari kereta kuda.
**
Pada dasarnya Keluarga Marquis Violeta memiliki sejarah sebagai bangsawan yang menjaga perbatasan Selatan sejak Kerajaan pertama kali didirikan. Tapi seiring waktu berjalan mereka sekarang lebih dikenal sebagai bangsawan kaya raya yang bergerak dalam bisnis pasar.
Namun mereka juga dikenal karena hubungan baiknya dengan keluarga Kerajaan dan pengaruhnya dalam mengatur atau bahkan menggerakkan arus harga pasar.
Keluarga Marquis Violeta juga sangat terkenal dengan berbagai barang buatannya yang sering memecahkan berbagai masalah. Salah satu produk mereka yang terkenal adalah Detection Tool, sebuah barang dengan fungsi pendeteksi area sekitar.
Namun karena mereka dikenal sebagai keluarga bisnis sejak perang besar puluhan tahun lalu berakhir. Orang-orang mulai melupakan kekuatan tempur Marquis Violeta dan meremehkan kekuatan tempurnya.
Padahal kekayaan mereka juga diikuti dengan prestasi-prestasi hebat. Nox, kepala keluarga Marquis Violeta misalnya. Selain menjadi pengusaha di usia muda, ia juga merupakan lulusan Heaven Academy yang mendapatkan gelar Immortal Ice Witch.
Setelah keluar dari kereta kuda, Nox berjalan lalu berdiri paling depan, menatap dengan berani ke arah ratusan bandit di depannya.
“Apa mau kalian?” Tanya Nox dengan dingin.
Beberapa bandit menatap Nox sambil tertawa. Kemudian salah satu bandit yang menjadi pemimpinnya maju ke depan dan menjawab perkataan Nox.
“Keinginan kami? Tinggalkan semua harta dan wanita kalian, maka aku akan memikirkan untuk membiarkan kalian lewat.” Pemimpin bandit itu menjawab dengan arogan.
“Kau terlalu arogan! Maka aku tidak akan ragu untuk melenyapkan kalian.” Nox menatap sekumpulan bandit itu dingin.
“Aku akan menganggap itu pernyataan perlawanan, semuanya serang!” Bandit itu berteriak memerintahkan.
Karena mereka dalam posisi tidak menguntungkan puluhan Ksatria keluarga Marquis Violeta segera memasang kuda-kuda bertahan.
Sementara itu Nox yang berada di garis depan mulai merapal mantra dari tangannya. Saat para bandit mendekat, sebuah gunung es seukuran ombak kecil menghantam mereka semua, menewaskan puluhan bandit dalam waktu singkat.
Para bandit seketika terdiam karena melihat sihir besar tersebut.
“Bukankah ada rumor bahwa kepala keluarga Marquis Violeta adalah seorang penyihir khusus?” Melihat puluhan dari mereka tewas dalam sekejap mata, membuat hatinya goyah.
“Iya aku juga pernah mendengarnya.”
Sratt... Sratt...
Pemimpin bandit itu tiba-tiba datang dan menebas kedua bandit yang sedang berbicara.
“Kenapa kalian semua diam? Terus serang! Aku yakin dia tidak bisa mengeluarkan sihirnya terus menerus!”
Melihat ratusan Bandit berlari ke arah mereka, beberapa Ksatria mulai panik dan gemetar. Namun mereka saling menguatkan satu sama lain agar tidak goyah dengan banyaknya musuh.
Nox mendengus beberapa kali karena sepertinya gertakannya masih belum cukup untuk menakuti para Bandit. Ia sebenarnya tidak ingin menggunakan Mana lebih dari ini karena luka lamanya, tapi sepertinya ia tidak bisa berkompromi.
Nox mengalirkan seluruh Mana miliknya yang berada di jantung ke kaki kanannya. Kemudian setelah itu dia melepaskan mantra.
“Ice Magic – Eternal Ice!” Nox menghentakkan kakinya, seketika tanah di bawah kakinya mulai berubah menjadi es.
Es kemudian menyebar 50 meter ke tanah di depan Nox, dalam sekejap saat menghantam ratusan Bandit yang sedang menyerang. Mereka semua berubah menjadi sekumpulan patung es utuh. Meskipun tidak semua Bandit terkena karena jarak, itu telah membunuh 8/10 dari total mereka.
“Eukkk.”
Tentu saja karena itu para bandit yang tersisa lari ketakutan. Mereka saat ini hanya bersyukur karena tidak berada di garis depan, jika tidak, mereka mungkin akan ikut mati beku oleh sihir Nox.
“Kita berhasil...” Nox tersenyum melihat semua Ksatria di belakangnya, tetapi tidak lama kemudian ia kehilangan kesadarannya.
Melihat hal tersebut, para Ksatria segera membawa Nox untuk mendapatkan pengobatan pertama dan memberinya waktu istirahat.
Perjalanan kemudian dilanjutkan setelah para Ksatria membersihkan patung es yang menghalangi jalan.
**
Setelah satu jam perjalanan rombongan Marquis Violeta akhirnya tiba di Ibukota. Berbeda dengan kota-kota sebelumnya, suasana di ibu kota sangat ramai dan padat. Marquis Violeta bukan satu-satunya bangsawan yang tiba hari ini, pada saat yang sama bangsawan lain yaitu Duke Harsela tiba di ibu kota.
Kedua keluarga Bangsawan bertemu dan saling bertukar sapa, meskipun secara gelar Marquis Violeta di bawah Duke Harsela. Namun kekuatan tempur keduanya tidak begitu jauh, membuat Duke Harsela pun tidak begitu berani meremehkan apalagi menyinggung Marquis Violeta sembarangan.
Kedua keluarga kemudian memutuskan untuk makan bersama di sebuah Restoran ibu kota. Karena hal itu, rombongan keduanya bergabung sehingga membuat orang-orang terpaksa menyingkir dari jalan. Tidak sedikit juga orang yang menatap rombongan gabungan antara dua bangsawan itu.
Tidak sedikit juga yang beranggapan aneh tentang Duke Harsela dan Marquis Violeta yang memiliki suatu hubungan khusus terkait pertunangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 19 Episodes
Comments