Nara menatap Bora dengan dalam. Dia bingung harus bagaimana, di sisi lain, dia tidak ingin terlibat dengan ruh pemilik tubuhnya saat ini, tetapi di sisi lain juga Nara kasihan melihat Bora. Walau bagaimanapun dia tetap membutuhkan bantuan Bora agar semua orang tidak curiga sehingga dia bisa membalaskan dendam tanpa harus takut ketahuan.
"Aku bisa melihatmu, Bora." Nara mengucapkan itu dengan suara yang sangat pelan. Gadis hantu di depannya semakin mendekat, wajahnya berseri dengan mata berbinar.
"Aku tahu," jawabnya. Senyum tersungging di bibir keduanya, hubungan antara hantu dan manusia resmi di mulai, mereka sama-sama memiliki tujuan, tapi dengan arah yang berbeda, Nara ingin membalaskan dendam, sementara Bora ingin membuat hidupnya menjadi sempurna agar kedua orangtuanya bahagia.
"Bantu aku untuk menjadi Bora," pinta Nara. Bora mengangguk mengiyakan. Tentu saja, akan sangat menyenangkan jika menjadi dirinya. Tentu hal pertama yang harus Nara lakukan adalah belajar memahami kebiasaan sehari-hari Bora. Dari cara berpakaian, selera makan, bersosialisasi, dan semua hal itu harus melekat pada diri Nara. Beruntungnya Bora tidak lemah, dia cenderung baik tapi licik. Hanya saja, otaknya agak kurang dalam hal akademik.
"Apa ku sangat cerdas?" tanya Bora saat melihat tulisan tangan Nara, terlebih ketika Nara mengerjakan soal di buku pelajarannya, ini benar-benar sangat luar biasa.
"Aku akan mulai dengan urusan ku, kau cari dimana bayi itu, dan aku akan menjadikan mu Bora yang sempurna," kata Nara. Gadis itu menatap pantulan wajahnya dari cermin, dia sangat tahu jika dibelakangnya ada Bora hanya saja tidak nampak di cermin tersebut. " Kau bisa pergi ke rumah sakit sendiri 'kan?" tanya Nara menelisik.
"Akan aku coba," jawab Bora. Dia bisa menyentuh sesuatu dan bisa menembus tembok, seharusnya dia juga bisa menghilang, tapi bagaimana caranya, dia akan mempelajari itu semua. Saat itu dia sempat bertemu dengan hantu senior, mereka mungkin bisa membantunya untuk bisa survive di tengah-tengah kehidupan manusia.
....
Sarapan pagi itu terasa sangat hening, Junmyeon memerhatikan anak bungsunya dengan seksama. Bora tidak biasanya diam seperti ini, biasanya dia akan banyak bicara, tapi kenapa setelah kecelakaan banyak hal-hal aneh terjadi. Perubahan Bora memang tidak signifikan, tapi tentu hal kecil tentang Bora saja mereka sangat hafal, jadi saat semuanya tidak sama, mereka adalah orang pertama yang akan tahu perubahan tersebut.
"Ma, Pa!" panggil Nara setelah sarapan paginya habis. Gadis itu menunduk dengan perasaan gelisah, apakah ada kemungkinan permintaanya diwujudkan.
"Iya, Sayang. Kenapa Nak?" tanya Yuri, ibu dari Bora. "Ada yang sakit, apa kepalanya masih suka pusing?"
Nara menggeleng, bukan, dia bukan ingin mengeluh, tapi ia hanya menginginkan sesuatu. "Bora mau pindah sekolah, Bora gak nyaman di sekolah lama," bohongnya yang tentu saja tidak diketahui oleh Junmyeon dan Yuri.
Kedua itu saling menatap satu sama lain. Selama Bora sekolah, tidak pernah ada masalah, kenapa baru sekarang dia meminta pindah, tapi jika mereka tidak menuruti keinginan Bora, mereka takut kalau nantinya Bora malah stress, baik Junmyeon ataupun Yuri tidak ingin hal tersebut terjadi.
"Papa akan urus semuanya, mau pindah ke mana?" tanya Junmyeon. Ia menenggak air di dalam gelas dalam beberapa kali tarikan napas.
"Yeonwo School!"
"Really?" tanya Yuri seraya melirik ke arah suaminya. Sekolah ini tak lebih baik dari sekolah Bora sekarang, jadi mereka agak sedikit terkejut.
"Hmmm ... Bora ingin suasana baru, boleh 'kan, Ma. Pa," rengeknya dan langsung dipangguki oleh kedua orangtuanya. Nara bersorak heboh dalam hati. Akhirnya apa yang dia inginkan akan segera terwujud, membuat anak-anak itu sengsara, dan membuat para bajingan itu merasakan balasan atas kesalahan mereka di masa lalu.
....
"Kakak ke kantor dulu, ya! Baik-baik di sekolah," ujar seorang pria seraya mengusap puncak kepala Nara. Gadis itu tersenyum, agak dipaksakan karena sebenarnya dia teramat sangat risih menerima sentuhan dari seorang pria meskipun itu adalah Kyung-jin, kakak dari Bora, tapi untuk Nara, Kyung-jin tidak lain dan tidak bukan hanyalah sejenis spesies yang sama dengan para bajingan di masa lalunya.
Mobil mewah milik Kyung-jin melesat meninggalkan Nara di gerbang Yeonwo School, sekolah yang menjadi saksi jika dulu Nara sempat menerima kemesraan dan juga pelecahan sampai pemerkosaan di sini. Jantung Nara berdegup sangat kencang, gadis itu menunduk seraya memegangi dadanya, tubuhnya mendadak sakit dan gatal, Nara memejamkan mata, dia berusaha untuk menepis bayangan di masa lalu meski itu sangat sulit.
"Kau baik-baik saja 'kan?" tanya Bora khawatir. Hantu itu berdiri tepat di depan Nara, memperhatikan wajah pucatnya cemas.
"I'm oke," jawab Nara akhirnya. Gadis itu mengembuskan napas berat, dia menatap bangunan mewah itu dengan tekad yang pasti. Hari ini, semuanya akan kembali dimulai, Nara telah bangkit, dan dia tidak akan menjadi Nara si target bullying, Nara akan menjadi pemeran utama, tak masalah menjadi antagonis, yang terpenting dia bisa bertahan sampai akhir.
Nara melangkahkan kakinya penuh percaya diri. Gadis itu menjadi pusat perhatian seantero sekolah. Jangankan murid pria, murid wanita saja banyak yang terpesona dengan kecantikan yang Nara miliki sekarang.
Bora tersenyum sangat lebar, hantu itu ternyata lebih bahagia daripada Nara. Dulu, dia memang seberani ini, akan tetapi dia sepertinya cenderung centil, petakilan dan mudah dibohongi. Namun, pembawaan Nara sangat berbeda, gadis itu menggunakan tubuhnya dengan sangat maksimal sehingga para pria pun seperti akan menumpahkan air liurnya.
Kening Nara mengkerut ketika sepasang netranya tak sengaja melihat para gadis menyeret gadis lain ke samping gedung sekolah, lebih tempatnya ke tempat pembakaran sampah. Senyum menyeringai muncul, Nara mengikuti kemana orang-orang itu pergi.
"Nara, kau mau ke mana? Kelas mu ada di sana!" tunjuk hantu Bora ke arah bangunan lain, tapi tidak Nara gubris sama sekali. Mau tidak mau dia mengikuti Nara sampai pada akhirnya mata Bora terbelalak. Gadis itu membekap mulutnya tidak percaya. Bisa-bisanya manusia bertingkah seperti ini. Kenapa para siswa ini bertingkah menjijikkan.
Senyum evil kembali terlihat dari wajah Nara. Gadis itu mengeluarkan ponsel miliknya untuk merekam semua kejadian di depan. Puas dengan video, dia beralih ke kamera, akan tetapi sayangnya blitz kameranya menyala sehingga orang-orang gila itu menoleh.
Minho, bajingan gila itu melepaskan gadis yang tengah diciumnya, menghempaskan tubuh gadis itu ke tanah. Si gadis hanya bisa menangis sesenggukan, dia merapatkan kembali seragamnya yang dibuat acak-acakan oleh Minho dan kawan-kawan.
"Siapa kau!" ketus Minho dengan wajah sangarnya.
Nara tersenyum, dia tidak menjawab dan malah berjalan mendekat, Nara menatap orang itu satu persatu, ternyata wajah mereka sama sekali tidak berubah, baik dulu atau sekarang, mereka tetap memiliki wajah iblis.
"Hei! Apa yang kau lakukan?" teriak Minho lagi saat Nara ingin membantu gadis tadi berdiri. "Jangan menggangguku, atau kau ingin bermain dengan kami?" ucap Minho mengejek. Pria itu, juga teman-temannya tertawa terbahak-bahak. Mereka membayangkan betapa asyiknya 'bermain' dengan gadis secantik ini.
"Apa kalian yakin kalian bisa lolos setelah aku sebarkan ini?" sarkas Nara memperlihatkan foto pada ponselnya. Anak-anak itu saling menatap, wajah mereka mendadak pucat pasi, Minho ingin merebut ponsel dari tangan Nara, akan tetapi Nara yang lebih sigap langsung memasukan ponsel itu ke dalam saku roknya. Minho menggeram, air wajahnya semakin tidak menyenangkan, semua tawa itu berubah menjadi kemarahan. Sangat jelas jika saat ini Minho begitu ingin membuat perhitungan dengan Nara.
Tanpa merasa takut, Nara mencondongkan tubuhnya ke arah Minho, kemudian berbisik. "Apa kau tahu, gadis yang kalian perkosa dan kalian siksa sudah mati?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Zay Wex
wow.. cerita nya seru othor..
2023-02-28
0
Kin
berhasil memberikan 1 hadiah dan 1 vote, lanjutt thorr! semangat trus yaa!!
2023-02-27
0
Cahaya yani
ayoo donk thoor up ny jgn klmaan, nnti mlh lumutan q lht belum up ..
2023-02-26
0