ATBM Bab 4. Permainan Dimulai

Nara tersenyum meremehkan. Gadis itu menarik diri, menatap teman-teman Minho satu persatu. "Jangan pikir karena kalian anak orang kaya, kalian bisa bertingkah seenaknya. Aku memegang kartu kalian," sarkas Nara menggoyangkan ponselnya. Gadis itu berjongkok, membantu gadis yang tadi hendak dilecehkan oleh Minho agar mereka bisa segera menjauh dari tempat itu.

"Wuahhh ... keren, kamu memang keren, Nara!" puji Bora di samping Nara. Hantu itu menoleh ke belakang, menatap Minho dan teman-temannya seraya menjulurkan lidah. Mampus sudah anak-anak itu. Tapi, kenapa sekolah ini sangat menakutkan, apa tidak ada yang mau menghentikan kegilaan Minho.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Nara pada gadis di depannya. Nara melepaskan cardigan miliknya kemudian memakaikan cardigan itu pada gadis di depannya yang sekarang tengah duduk di bangku tak jauh dari gedung sekolah. "Aku Bora, aku bukan orang jahat," ulangnya lagi.

Gadis itu tetap diam, kepalanya masih menunduk, tidak ingin mendongak ke arah Nara karena mungkin dia masih sangat takut dan malu. Nara tidak mengambil pusing, ia berbalik lantas pergi dari sana. Bora terus saja berjingkrak heboh. Dia tak henti-hentinya memuji Nara karena keberaniannya itu.

"Aku suka wanita tangguh," kata Bora yang hanya mendapatkan senyuman tipis dari Nara. Bora hanya tidak tahu bagaimana pengecutnya dia dahulu.

Di tempat lain sekelompok siswa itu terlihat gelisah dan juga sangat takut setelah mendapatkan ancaman dari Nara. Minwo dan Taeil terus saja bergerak mondar mandir seperti setrikaan di laundry. Sedangkan Minho malah menunduk dengan wajah kesalnya.

"Sialan itu cewek. Dia siapa sih, perasaan bukan anak sekolah ini deh," kata Minwo dengan segala pemikirannya.

"Dia kayaknya anak baru," sahut Sarang. Kang Sarang, salah satu anggota dari geng menyebalkannya si Minho CS. Mereka semua anak-anak orang kaya sehingga mudah bagi mereka untuk merundung orang lain. "Yang lebih aneh, kenapa dia tahu kalau si Nara udah mati. Yang dia maksud cewek sialan itu 'kan?"

Semakin gugup lah mereka setelah mendapatkan pernyataan dari Sarang. Memang benar, satu minggu yang lalu mereka mendengar kabar kalau Nara sudah meninggal, alasannya meninggalnya tidak ada yang tahu karena pihak keluarga merahasiakannya.

Namun, poin yang harus mereka garis bawahi adalah, kenapa perempuan tadi tahu kalau Minho dan teman-temannya suka meruda paksa gadis itu.

"Aku balik ke kelas dulu," kata Minho. Sebagai ketua kelas, tentu dia tidak boleh membuat citra buruk di depan murid lain atau bahkan di depan guru. Ya, meskipun pada kenyataannya mereka tidak sebaik itu, tetap harus ada sisi baik yang mereka tunjukkan pada orang lain.

Sarang mengembuskan napas berat, dia menarik sahabatnya Hari dan Mina untuk mengikuti ketua kelas. Tentu Minwo dan Taeil juga ikut karena mereka berada di kelas yang sama.

....

Kelas yang semula riuh mendadak hening ketika guru yang menjadi wali kelas mereka masuk ke ruangan. Beliau tidak sendiri karena di belakangnya ada seorang siswi yang sangat cantik.

"Morning, class!"

"Morning, Ssaem!" jawab Mereka semua serempak.

"Baiklah ... hari ini kita kedatangan siswi pindahan dari SKY Internasional School."

"Wuahhhhh!" Semua murid di ruangan itu kembali riuh, mereka saling berbisik dan membanggakan sekolah tersebut. Gila, bagaimana mungkin orang yang pernah sekolah di sekolah paling bergengsi di kota itu memilih untuk pindah ke seolah yang jelas-jelas akreditasinya di bawah SKY Internasional School.

"Jika bukan karena bangkrut, dia pasti suka membuat masalah," ucap seseorang.

Sarang, Taeil, Hari. Minho, Mina serta Minwo saling menatap satu sama lain. Mereka semua tersenyum sinis ke arah Nara. Namun, tentu saja tidak digubris oleh gadis itu.

"Perkenalkan diri dulu," pinta Ssaem Kim.

Nara pun mengangguk. Ia berjalan agak ke depan, lantas memperkenalkan dirinya. "Hai semuanya, aku Han Bora, kalian bisa panggil aku Bora. Senang bertemu dengan kalian." Senyum simpul tersungging di bibir Nara. Dia membungkuk cukup dalam sehingga wajahnya tertutupi oleh rambutnya yang panjang. Senyum itu tiba-tiba menghilang, tergantikan dengan smirk luar biasa, matanya menatap tajam ke arah Minho, Sarang dan juga teman-temannya yang lain.

"Dasar brengsek," umpat Bora seperti hendak meninju Minho akan tetapi tentu dia tidak bisa melakukan itu karena tidak semua hal yang ada di dunia manusia bisa dia sentuh. Bora berdecih sebal. Dia berjalan mendekati bangku kosong yang akan duduki oleh Nara.

"Hai!" sapa seorang gadis dari arah depan Nara yang telah duduk di bangkunya.

"Aku Eunhae." Gadis itu mengeluarkan tangan kepada Nara. Nara pun menerimanya meskipun agak kurang suka. Senyum dia berikan meski tak sampai ke matanya karena dia benar-benar terpaksa melakukan itu.

"Terima kasih," ujar Eunhae lagi. Berbanding terbalik dengan Nara, gadis itu malah terlihat sangat senang karena bisa berkenalan dengan Nara.

"Cih ... sok banget jadi cewek. Tunggu aja, tadi kamu bisa ngancem kita. Akan ada waktunya dimana ancaman itu berbalik pada dirimu sendiri, Bora." Sarang tersenyum menyeringai. Ia kembali menatap ke arah depan setelah puas membayangkan betapa buruknya nasib Bora nanti saat dia masuk ke dalam jebakannya.

"Kamu suka sama dia," tuduh Taeil pada Minwo.

"Apaan sih. Tapi si Bora ini cantik banget ya, dia juga kayaknya pinter."

Minho mendelik, dia ikut melirik ke arah Nara yang duduk di jajaran bangku sebelah. Memang agak depan dari bangkunya, akan tetapi wajah Bora cukup jelas saat dilihat dari posisi itu. "Cih, cewek aneh!" gumam Minho.

"Noh Nara, si Minho ngatain kamu cewek aneh. Bukannya dia yang gila ya," gerutu Bora. Nara lagi-lagi tidak menggubris hal tersebut karena dia juga mendengar apa yang baru saja Minho katakan.

Saat jam pelajaran berakhir, Nara diminta untuk membawakan buku ke ruang guru karena ketua kelas saat itu sedang tidak ada. Kenapa guru itu harus meminta dia yang membawakan buku-buku itu, apa tidak ada orang lain. Benar-benar sangat mengesalkan.

"Aku bantu, Ra!" ucap Eunhae seraya mengambil sebagian buku dari tangan Nara. Gadis itu pun hanya tersenyum kecil. Sebenarnya dia ingin mengatakan kalau dia tidak membutuhkan bantuan, tapi kasihan juga Eunhae jika dia terus-menerus menolak kebaikannya.

"Aku ingin bantu, tapi enggak bisa," kata Bora. Nara mengembuskan napas pelan. Kenapa juga hantu di sebelahnya ini sangat cerewet.

"Sudah sampai, biar aku saja." Nara mengambil buku-buku itu dari tangan Eunhae lantas masuk ke ruang guru. Selepas menaruh buku-buku itu di atas meja Ssaem Kim, atensi Nara terfokus pada sebuah meja guru yang berada di paling ujung. Jantungnya kembali berdegup sangat kencang, kepala Nara seperti di hantam batu besar saking sakitnya dia kala itu.

"Hentikan, jangan, jangan lakukan ini, aku mohon, lepaskan aku. Saaem, lepaskan aku. Aku mohon."

Terpopuler

Comments

Cahaya yani

Cahaya yani

jgn" si saem yg mmperkosa si nara

2023-02-28

1

Aini Chayankx Ahmad N

Aini Chayankx Ahmad N

lebih semangat kak.aku gregetan ma novelmu kak.
semangat ya Nara, jangan kalah lagi

2023-02-28

0

Kin

Kin

lanjuuttt

2023-02-28

0

lihat semua
Episodes
1 ATBM Bab 1. Dua garis biru
2 ATBM Bab 2. Kehidupan Kedua
3 ATBM Bab 3. Kesepakatan
4 ATBM Bab 4. Permainan Dimulai
5 ATBM Bab 5. Kebenaran
6 ATBM Bab 6. Memanfaatkan
7 ATBM Bab 7. Menemukan
8 ATBM Bab 8. Tebusan 1M
9 ATBM Bab 9. Pertolongan Myung-Soo
10 ATBM Bab 10. Anak Kita
11 ATBM Bab 11. Kelakuan Nara/Bora
12 ATBM Bab 12. Kelakuan Minho CS
13 ATBM Bab 13. Mengancam
14 ATBM Bab 14. Calon Istri
15 ATBM Bab 15. Ketahuan Iseng
16 ATBM Bab 16. Tidak Salah
17 ATBM Bab 17. Galaunya Nara dan Bora
18 ATBM Bab 18. Ketahuan
19 ATBM Bab 19. Salah Paham
20 ATBM Bab 20. Keputusan Myung-Soo Dan Nara
21 ATBM Bab 21. It's Useless
22 ATBM Bab 22. Never give up
23 ATBM Bab 23. Suatu Saat Akan Gugur
24 ATBM Bab 24. Ketakutan Jian Man
25 ATBM Bab 25. Pembalasan Nara
26 ATBM Bab 26. Myung-Soo Marah?
27 ATBM Bab 27. Hidung Belang
28 ATBM Bab 28. Ketakutan Minho CS
29 ATBM Bab 29. Sangat Lucu
30 ATBM Bab 30. Myung-Soo Menyesal
31 ATBM Bab 31. Masih Mengelak
32 ATBM Bab 32. Maju Selangkah
33 ATBM Bab 33. Kejahilan Bora
34 ATBM Bab 34. Keburukan Sarang
35 ATBM Bab 35. Keegoisan Nara
36 ATBM Bab 36. Menghajar Orang Gila
37 ATBM Bab 37. Keperdulian Henry
38 ATBM Bab 38. Hal Menyebalkan
39 ATBM Bab 39. Cemburunya Myung-Soo
40 ATBM Bab 40. Takluk Tapi Tidak Tunduk
41 ATBM Bab 41. Tidak Bisa Ditunda
42 ATBM Bab 42. Kebodohan Sarang
43 ATBM Bab 43. Kekacauan
44 ATBM Bab 44. Sarang Tumbang
45 ATBM Bab 45. Kemarahan Seseorang
46 ATBM Bab 46. Kedatangan Jessica
47 AtBM Bab 47. Meminta Maaf
48 ATBM Bab 48. Giliran Minho
49 ATBM Bab 49. Semuanya Sudah Berakhir
50 ATBM Bab 50. Cintanya Berbalas
51 ATBM Bab 51. Berterima Kasih
52 ATBM Bab 52. Mengikhlaskan
Episodes

Updated 52 Episodes

1
ATBM Bab 1. Dua garis biru
2
ATBM Bab 2. Kehidupan Kedua
3
ATBM Bab 3. Kesepakatan
4
ATBM Bab 4. Permainan Dimulai
5
ATBM Bab 5. Kebenaran
6
ATBM Bab 6. Memanfaatkan
7
ATBM Bab 7. Menemukan
8
ATBM Bab 8. Tebusan 1M
9
ATBM Bab 9. Pertolongan Myung-Soo
10
ATBM Bab 10. Anak Kita
11
ATBM Bab 11. Kelakuan Nara/Bora
12
ATBM Bab 12. Kelakuan Minho CS
13
ATBM Bab 13. Mengancam
14
ATBM Bab 14. Calon Istri
15
ATBM Bab 15. Ketahuan Iseng
16
ATBM Bab 16. Tidak Salah
17
ATBM Bab 17. Galaunya Nara dan Bora
18
ATBM Bab 18. Ketahuan
19
ATBM Bab 19. Salah Paham
20
ATBM Bab 20. Keputusan Myung-Soo Dan Nara
21
ATBM Bab 21. It's Useless
22
ATBM Bab 22. Never give up
23
ATBM Bab 23. Suatu Saat Akan Gugur
24
ATBM Bab 24. Ketakutan Jian Man
25
ATBM Bab 25. Pembalasan Nara
26
ATBM Bab 26. Myung-Soo Marah?
27
ATBM Bab 27. Hidung Belang
28
ATBM Bab 28. Ketakutan Minho CS
29
ATBM Bab 29. Sangat Lucu
30
ATBM Bab 30. Myung-Soo Menyesal
31
ATBM Bab 31. Masih Mengelak
32
ATBM Bab 32. Maju Selangkah
33
ATBM Bab 33. Kejahilan Bora
34
ATBM Bab 34. Keburukan Sarang
35
ATBM Bab 35. Keegoisan Nara
36
ATBM Bab 36. Menghajar Orang Gila
37
ATBM Bab 37. Keperdulian Henry
38
ATBM Bab 38. Hal Menyebalkan
39
ATBM Bab 39. Cemburunya Myung-Soo
40
ATBM Bab 40. Takluk Tapi Tidak Tunduk
41
ATBM Bab 41. Tidak Bisa Ditunda
42
ATBM Bab 42. Kebodohan Sarang
43
ATBM Bab 43. Kekacauan
44
ATBM Bab 44. Sarang Tumbang
45
ATBM Bab 45. Kemarahan Seseorang
46
ATBM Bab 46. Kedatangan Jessica
47
AtBM Bab 47. Meminta Maaf
48
ATBM Bab 48. Giliran Minho
49
ATBM Bab 49. Semuanya Sudah Berakhir
50
ATBM Bab 50. Cintanya Berbalas
51
ATBM Bab 51. Berterima Kasih
52
ATBM Bab 52. Mengikhlaskan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!