2. Pria Bermata Cokelat

Edward Megantara, anak konglomerat yang baru-baru ini terpukul karena papanya meninggal. Mamanya mulai mencemaskannya dan menyuruhnya segera pulang dari Adelaide begitu ia lulus kuliah.

Mamanya mencemaskan kelangsungan bisnis keluarga mereka. Edward adalah anak satu-satunya dan ia susah diatur.

Edward berjiwa bebas. Ia ingin lepas tangan dari bisnis ini. Ia ingin sekolah film seperti mimpinya, tapi mamanya terus memaksanya untuk sekolah bisnis. Akhirnya toh ia lulus juga.

Tapi ia sudah mulai lelah diatur-atur terus. Papanya yang biasa membelanya juga sudah tiada. Ia ingin kabur dari tanggung jawab ini tapi mamanya membuatnya tertahan di sini.

"Kamu kerja di sini?" tanya Edward yang sejak tadi matanya tidak lepas-lepas memandang Kalula yang berlesung pipit dan berkulit putih itu.

Kalula menggeleng. Ia memakai blus warna putih dan rok selutut berwarna hitam. Disibakkannya anak rambutnya yang jatuh ke belakang telinganya.

Sungguh gerakan itu seperti slow motion yang memikat Edward. Ia makin terpana.

"Aku ada wawancara. Kayaknya telat. Semoga masih ada kesempatan. Aku tadi kesiangan bangun. Aku pergi dulu, ya," ucap Kalula yang langsung berlari masuk ke dalam ruangan.

Edward langsung bergerak gesit memanggil manager cafe. Pria berkemeja biru itu menghadap padanya dengan bingung.

"Ada apa, Pak Edward?" tanya Dika sang manager cafe itu. Ia bingung kenapa Edward yang tadinya hendak pulang setelah mengecek salah satu cabang cafe ini memanggilnya lagi. Apa ia punya kesalahan? Dika menatap boss barunya itu dengan takut-takut.

"Cewek yang tadi, Dik. Katanya dia telat wawancara. Memang kita butuh karyawan baru, ya?" tanya Edward.

"Oh, iya, Pak. Pelayan yang kemarin resign, jadi butuh pengganti baru. Ada apa ya, Pak?" tanya Dika dengan bingung.

"Nggak papa. Kamu lolosin dia, ya. Terus biarin besok saya masuk kerja juga di sini. Jangan panggil saya Pak. Panggil saya Edward. Bilang sama yang lain juga yang sudah terlanjur tahu siapa saya.

Jangan sampai mereka tahu saya pemilik tempat ini. Saya pengen pura-pura jadi karyawan. Jangan tanya kenapa dan jangan banyak tanya. Jangan bilang sama mama saya juga. Oke? Ya sudah sana pergi," ucap Edward.

Dika menatap bingung. Bukannya pergi tapi ia hanya berdiam diri di tempat dengan panik.

Sungguh ia tidak mengerti dengan perintah boss barunya ini. Edward yang baru pertama kali datang ke sini untuk sekedar mengecek cabang cafe tiba-tiba mau ikutan kerja di sini?

"Kenapa lagi? Kamu bingung? Udahlah. Pokoknya nanti saya kasih bonus tambahan kalau kalian tutup mulut. Tadi siapa yang sudah terlanjur tahu kalau saya anaknya bu Amel? Cuma kamu kan sama cowok tadi? Pokoknya besok saya kerja di sini.

Sekarang ada posisi barista kosong, kan? Ada atau nggak ada saya akan tetap datang besok. Biarin saya di situ. Ngerti? Sudah sana!" Edward lalu mendorong Dika menjauh.

Dika masih kebingungan tapi Edward memberi kode ke arah Kalula yang sedang duduk menunggu di dalam ruangan dengan pintu kaca transparan itu.

"Terima." Edward memberi kode tanpa suara.

Dika hanya mengangguk dengan pasrah. Entahlah apa rencana Edward itu. Ia tak paham. Yang jelas dia tidak mau melanggar perintah boss-nya.

***

Siang itu Kalula meninggalkan area cafe dengan senyum terkembang. Ya, ia diterima bekerja di sana.

Dika sang manager cafe yang tadi mewawancarainya langsung menerimanya tanpa banyak tanya.

"Hei, gimana wawancaranya?" tanya Edward yang tiba-tiba sudah muncul menyapanya.

"Aku diterima. Oh ya, kamu ngapain masih di sini?" tanya Kalula.

Suasana hatinya sedang bagus. Ia yang biasanya tidak akan ramah pada orang yang tak dikenal itu mendadak menjadi ramah.

"Oh, aku tadi juga barusan wawancara. Mulai besok aku kerja di situ jadi barista." Edward membual. Padahal mobil sport-nya terparkir di depan cafe itu.

Mobil mewah itu sekarang ia lewati seolah bukan ia pemilik mobilnya. Ia terus bicara mengikuti Kalula.

"Oh ya, salam kenal. Aku Kalula," ucap Kalula yang langsung menghentikan langkahnya dan mengulurkan tangannya ke arah Edward.

"Aku Edward," ucapnya sambil menyambut uluran tangan itu. Sejak tadi wajahnya tidak berhenti tersenyum.

Kalula sungguh-sungguh membuatnya merasa bersemangat. Ia yang awalnya menolak permintaan mamanya untuk mengelola tempat-tempat usaha mereka jadi berubah pikiran.

Ya, baiklah. Daripada kabur-kaburan lagi dan membuat mamanya sakit-sakitan, lebih baik ia turuti saja mamanya.

Gampang, kan? Tinggal beberapa hari sekali mendatangi cafe mereka dan juga cabang-cabangnya. Juga beberapa tempat usaha lain di dalam kota juga. Yang di luar kota itu urusan mamanya.

Mamanya bilang ini sebagai latihan saja. Siapa tahu Edward nyaman dan setuju untuk mewarisi juga mengambil alih semua bisnis keluarganya itu.

"Aku senang dapat teman baru, lolos wawancara kerja juga. Gimana kalau aku traktir makan? Ini sudah masuk jam makan siang belum, sih?" ucap Edward lalu dengan spontan ia melihat jam tangannya.

Ya, jam tangan mahal yang tidak mungkin dimiliki barista cafe lalu ia sembunyikan di balik punggung. Ia menatap Kalula dengan nyengir.

Untung Kalula tidak menyadari gelagat itu. Ia hanya mengangguk saja. Entah kenapa ia menyetujui ajakan Edward

"Ke sana, yuk." Tunjuk Kalula sambil berjalan menuju ke arah gerobak bakso di pinggir trotoar yang rindang itu.

"Oke." Edward menyahut dengan agak ragu tapi wajahnya tetap tersenyum.

Ia dibesarkan di sangkar emas. Ke mana-mana diantar jemput sopir dengan mobil mewah. Mana ia pernah makan di pinggir jalan begitu. Tapi demi Kalula ia mengangguk saja.

Entah kenapa setiap Kalula sedang asyik bicara, seolah-olah ada energi darinya yang menyalur untuknya. Tak lepas-lepas ia menatapnya. Ia kagum dan makin ingin mengenal sosok itu. Kalula yang selalu terlihat ceria.

Dan esoknya di cafe itu, Edward terus menerus mencuri-curi pandang ke arahnya sambil mencari-cari kesempatan untuk sekedar mengobrol atau menghabiskan waktu bersama saat jam istirahat.

Dika menatap boss-nya dengan cemas. Ia bingung kenapa pria itu mau saja disuruh-suruh para karyawan yang lain yang tidak tahu siapa jati dirinya sebenarnya. Tapi Edward selalu mengancam Dika dengan pelototan matanya.

"Udah, jangan bilang-bilang. Suruh-suruh aku saja tidak apa-apa. Jangan terlalu sungkan dan kaku begitu. Nanti yang lain malah akan curiga. Sekarang aku karyawan dan kamu atasannya. Oke?" Edward menyikut perut Dika yang mengikutinya dengan cemas ke toilet.

Hari-hari terus berjalan hingga tak terasa sudah seminggu. Edward merasa waktunya kurang untuk bisa dekat dengan Kalula. Ia pun mencari segala cara untuk lebih dekat dengan gadis itu.

Kalula tidak menyadarinya dan menganggap Edward hanya teman bekerja biasa saja. Ia fokus saja jangan pekerjaannya dan sesekali mencuri waktu untuk menghubungi Edo yang jauh di Tokyo sana.

Walaupun Jakarta dan Tokyo hanya punya selisih waktu 2 jam, tapi perbedaan waktu itu cukup mengganggu juga. Apalagi Edo juga sibuk dengan lingkungan barunya, kesibukannya di kampus, dan banyak hal lagi yang harus dia urus sebagai mahasiswa baru.

Kalula merasa terabaikan. Pikirannya jadi kemana-mana karena takut Edo makin dekat dengan Erina.

Ia trauma karena pernah diselingkuhi Edo. Dan rasa ketakutan itu membuat pikirannya beracun.

Sore itu setelah berganti pakaian dan bersiap hendak pulang, Kalula menatap handphone-nya dia melihat akun sosial media Erina yang ia ikuti karena mereka saling mengenal saat seleksi dulu.

Kalula melihat kebersamaan 5 kandidat yang lulus beasiswa itu sedang makan bersama di sebuah resto. Rasa iri mengguncang hatinya. Seharusnya ia di sana, di antara mereka.

Mereka mengunggah foto juga beberapa video bersama. Dan dari video itu Kalula melihat Erina dan Edo duduk bersebelahan. Hatinya langsung panas.

Erina juga secara khusus memposting foto selfie mereka berdua yang sedang menikmati makanan. Sungguh ini hanya pertemanan biasa saja. Toh Erina juga berfoto dengan yang lain juga. Tapi hati Kalula terlanjur panas.

Ia mematikan handphone-nya dan berjalan pulang dengan murung. Edward mengikutinya dan terus berusaha sok akrab mengajaknya bicara.

Dengan semua sandiwara Edward, akhirnya Kalula yang kesepian dan sedang dilanda cemburu itu setuju untuk menghabiskan makan malam bersama di warung bakso tempat mereka dulu makan saat pertama kali bertemu.

Padahal sebenarnya tempat itu adalah tempat makan favorit Edo dan Kalula.

"Pacarku jarang mengabari. Katanya sibuk. Tapi aku melihat foto ini. Menurut kamu mereka berteman saja atau ada hubungan lebih? Apa aku terlalu berlebihan ya karena aku cemburu?" Akhirnya Kalula yang sudah mulai terpancing itu curhat dengan Edward.

Edward langsung menatap kecewa.

Oh, ternyata Kalula sudah punya pacar.

Diliriknya layar handphone Kalula. Kalula menunjukkan foto Edo dengan Erina.

"Kayaknya temenan. Tapi kok deketan gini, sih. Kamu yakin mereka nggak ada apa-apa?" Edward justru mengompori dan menghasut Kalula yang sedang galau.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

Secangkir Kopi

Secangkir Kopi

si Edward, ketok e ape nulung, tapi ape menthung🤣

2023-04-16

1

lihat semua
Episodes
1 1. Mimpi yang Lepas
2 2. Pria Bermata Cokelat
3 3. Sebuah Pelukan Hangat
4 4. Bukan Anak Kandung!
5 5. Apartemen Edward
6 6. Hasutan Mama Tiri
7 7. Itu Suara Siapa?
8 8. Jangan Pulang!
9 9. Adukan Saja
10 10. Putus Saja!
11 11. Siapa Gadis Itu?
12 12. Kecemasan Amelia Santono
13 13. Kunjungan Mendadak
14 14. Please, Ma!
15 15. Meluruskan
16 16. Telepon dari Tokyo
17 17. Dear, Seira
18 18. Merayu Seira
19 19. Trik Ampuh
20 20. Dua Hantaman
21 21. Menemui Seira
22 22. Tempat Impian
23 23. Pasar Malam
24 24. Mata-Mata Edo
25 25. Pengacau di Cafe
26 26. Paspor dan Visa Edward
27 27. Terbirit-Birit
28 28. Dia Punya Pacar
29 29. Kesepakatan 3 Bulan
30 30. Kita Sudah Putus
31 31. Kuaduin ke Kalula!
32 32. Seira dan Tingkah Liarnya
33 33. Jatuh Cinta Sungguhan
34 34. Tatapan Musuh
35 35. Aku Tahu Rahasiamu
36 36. Bicara dengan Kepala Dingin
37 37. Skakmat!
38 38. Kita Putus Saja
39 39. Pelukan Hangat di Antara Sakura yang Gugur
40 40. Godaan Terberat
41 41. Malam Panas
42 42. Kita ini Apa?
43 43. Mengakulah!
44 44. Aku Akan Pindah
45 45. Pengakuan Jujur
46 46. Trik Licik Si Cowok Kaya
47 47. Panggilan Mantan
48 48. Malam Tanpa Rumah
49 49. Cerita Mantan ASPRI
50 50. Tidak Usah Sok Polos
51 51. Tawaran Pekerjaan
52 52. Ketika Sang Nyonya Bertemu Kalula
53 53. Ya, Saya Kalula
54 54. Janji-Janji Surga
55 55. Terbujuk
56 56. Mengakulah...
57 57. Matre!
58 58. Menjauh dari Keduanya
59 59. Rahasia Edo
60 60. Bertahanlah, Do!
61 61. Pengakuan Mengejutkan dari Beni
62 62. Laporan Sponsor
63 63. Teka-Teki di Kepala Edo
64 64. Terhanyut
65 65. Sakit Parah
66 66. Tentengan Belanjaan Mahal
67 67. Noda Lipstik
68 68. Kita Malu
69 69. Gosip Buruk Seira
70 70. Mana yang Duluan
Episodes

Updated 70 Episodes

1
1. Mimpi yang Lepas
2
2. Pria Bermata Cokelat
3
3. Sebuah Pelukan Hangat
4
4. Bukan Anak Kandung!
5
5. Apartemen Edward
6
6. Hasutan Mama Tiri
7
7. Itu Suara Siapa?
8
8. Jangan Pulang!
9
9. Adukan Saja
10
10. Putus Saja!
11
11. Siapa Gadis Itu?
12
12. Kecemasan Amelia Santono
13
13. Kunjungan Mendadak
14
14. Please, Ma!
15
15. Meluruskan
16
16. Telepon dari Tokyo
17
17. Dear, Seira
18
18. Merayu Seira
19
19. Trik Ampuh
20
20. Dua Hantaman
21
21. Menemui Seira
22
22. Tempat Impian
23
23. Pasar Malam
24
24. Mata-Mata Edo
25
25. Pengacau di Cafe
26
26. Paspor dan Visa Edward
27
27. Terbirit-Birit
28
28. Dia Punya Pacar
29
29. Kesepakatan 3 Bulan
30
30. Kita Sudah Putus
31
31. Kuaduin ke Kalula!
32
32. Seira dan Tingkah Liarnya
33
33. Jatuh Cinta Sungguhan
34
34. Tatapan Musuh
35
35. Aku Tahu Rahasiamu
36
36. Bicara dengan Kepala Dingin
37
37. Skakmat!
38
38. Kita Putus Saja
39
39. Pelukan Hangat di Antara Sakura yang Gugur
40
40. Godaan Terberat
41
41. Malam Panas
42
42. Kita ini Apa?
43
43. Mengakulah!
44
44. Aku Akan Pindah
45
45. Pengakuan Jujur
46
46. Trik Licik Si Cowok Kaya
47
47. Panggilan Mantan
48
48. Malam Tanpa Rumah
49
49. Cerita Mantan ASPRI
50
50. Tidak Usah Sok Polos
51
51. Tawaran Pekerjaan
52
52. Ketika Sang Nyonya Bertemu Kalula
53
53. Ya, Saya Kalula
54
54. Janji-Janji Surga
55
55. Terbujuk
56
56. Mengakulah...
57
57. Matre!
58
58. Menjauh dari Keduanya
59
59. Rahasia Edo
60
60. Bertahanlah, Do!
61
61. Pengakuan Mengejutkan dari Beni
62
62. Laporan Sponsor
63
63. Teka-Teki di Kepala Edo
64
64. Terhanyut
65
65. Sakit Parah
66
66. Tentengan Belanjaan Mahal
67
67. Noda Lipstik
68
68. Kita Malu
69
69. Gosip Buruk Seira
70
70. Mana yang Duluan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!