Srak srak srak
Pagi hari yang dingin dengan hembusan angin yang, benar benar akan membuat jari jari kecil Zhen membeku. Dan dia masih harus mencuci banyak baju yang dikumpulkan padanya.
"Kau harus menyelesaikan semuanya sebelum siang, mengerti? Kalau aku lihat kau kabur dari tugas maka aku akan mengatakannya pada Nyonya!?" pelayan dengan mata yang galak itu pergi tanpa sepatah kata lagi.
Zhen menengok beberapa wadah besar di belakangnya yang penuh dengan baju. "Apa aku bisa selesai sebelum siang?" cucian yang sebelumnya bahkan belum selesai tapi mereka menambahnya lagi.
Beberapa waktu Zhen mencucui beberapa pakaian, tangannya mulai membeku dan perih. Air sungai yang dingin seperti es, adalah yang terburuk.
"Hei, kau!?"
Seseorang memanggilnya. Terlihat seorang pria tinggi, berjubah putih bersih, rambut putih panjang yang diikat tinggi, kulitnya sangat putih, dan dia memakai topeng yang menutupi bagian atas wajahnya. Namun masih terlihat jelas mata merahnya dengan bulu mata yang lentik.
'Apa dia salah satu petinggi? Tidak tunggu, aku pikir petinggi itu dipenuhi dengan orang orang tua yang keriput dan perut yang buncit, tapi sekali lihat saja dia pasti pria tampan. Siapa dia?' Zhen mundur satu langkah ke belakang. Bersiap untuk kabur kalau pria didepannya itu berbahaya.
Melihat Zhen ketakutan pria itu mencoba menenangkan anak itu, "Oh, kau tidak perlu takut padaku, aku tidak berbaha…"
clek
Setetes darah menetes dari tangan pria itu yang dipenuhi darah. Dan sepertinya itu bukan darahnya.
Tanpa aba aba Zhen langsung pergi dari tempatnya. Tidak ada pria jahat yang mengatakan dirinya penjahat. Seratus persen dia pasti penjahat.
"Ah, ini merepotkan." ujar pria itu. Dengan kecepatan yang tak bisa dibayangkan, pria itu melesat ke arah Zhen berlari. Dia mengangkat anak itu tinggi tinggi agar tak lari.
Zhen mmemberontak dengan meggerakkan seluruh tubuhnya, "Aaaahh!? Tooloong!? Ada olang jahat yang ingin menculikku hmph__!?"
Pria itu membungkan mulut Zhen agar tidak berteriak lebih keras. 'Mana mungkin aku ingin menculik anak sendiri.' pikirnya. Dia adalah Jiayuan yang ingin melihat keadaan Zhen. "Ssttt diam!? Atau aku akan memberikanmu pada raja beruang!? Aku dengar raja beruang sedang mencari anak kecil untuk makan malamnya. Pertama dia akan memakan bola matamu, kemudian tangan, kaki, dan terakhir otak__"
"Hiks hiks…aku… tidak ingin dimakan…beluang…" Zhen menangis membayangkan dirinya dimakan beruang besar.
Jiayuan menatap bocah cengeng yang merupakan anaknya. Tidak disangka Zhen anak yang cengeng. "Mmm, baiklah aku tidak akan memberikanmu ke raja beruang. Lagipula dia juga tidak suka dengan anak kecil yang cengeng dan kurus sepertimu. Setidaknya kau harus gemuk dulu sebelum dimakan." ujar Jiayuan menoel pipi Zhen yang tirus. Setelah itu mereka berjalan ke tempat semula. Jiayuan menatap semua pakaian kotor yang belum di cuci, "Apa itu semua pakaianmu?" tanyanya.
Zhen menggeleng.
"Bukan? Lalu pakaian siapa?"
"Aku tidak tahu."
"Terus kenapa kau yang mencucinya?"
"Aku di suluh."
"Dan kau benar benar menurutinya?" Jiayuan tak mengerti, dia pikir ras naga itu seseorang yang memiliki harga diri tinggi dan sombong. Karena rata rata mereka semua begitu.
Zhen menelengkan kepalanya tak mengerti. Semua orang bekerja, terutama yang lemah. Dan dirinya lemah, berarti harus bekerja. Kalau tidak bekerja, nanti akan dapat hukuman, bukannya begitu? Tapi kenapa rasanya pria yang menggendongnya ini menganggap itu jawaban yang salah.
GRRWL
Terdengar suara perut kelaparan.
"Pff, kau lapar?"
Zhen hanya terdiam malu. Kalau dipikir pikir Mei belum memberinya sup hari ini karena dia sedang diberi tugas membersihkan pavilium oleh Jiafen. Karena hari hari di bulan ini akan sangat sibuk bagi para pelayan.
"Aku lihat ada banyak ikat disana. Bagaimana kalau kita makan ikan bakar? Apa kau mau?"
"Ikan bakar?" membayangkannya saja sudah hampir membuat air liurnya menetes. 'Eh, tidak tidak, ada banyak pekerjaan yang menunggu.' Zhen menggeleng cepat, "Aku halus bekelja!?" ujarnya tegas.
"Waduh~ sayang sekali~ padahal ikan bakar buatanku sangat enak. Ikan bakar dengan perpaduan bumbu spesial dicampur kecap asin dan mentega. Sepertinya aku harus memakan semuanya sendiri.Sayang sekali…" Jiayuan melirik diam diam Zhen. Air liurnya sudah hampir menetes. "Jangan khawatir, akan ada seseorang yang mengerjakan tugasmu. Sekarang ayo kita ini perutmu dulu. Bukannya bekerja juga butuh tenaga? Kalau tenagamu tidak ada, mana bisa bekerja dengan cepat."
"Kau benal, ayo makan!?"
"Kau ini, mudah sekali dimanipulasi."
...***...
Plash!?
Zhen menangkap ikan disungai bersama pria misterius yang ditemuinya. "Aku menangkap satu!?" teriaknya dengan wajah yang senang.
"Bagus sekali, taruh ikannya disana!?"
Dengan hati hati ia menaruh ikan yang ia dapat ke tempat ikan ikan yang dikumpulkan. Rasanya aneh, sebelumnya air sungai ini dingin. Tapi ia merasa kalau airnya malah hangat. 'Tapi bukannya itu bagus? Aku jadi tidak kedinginan. Karena airnya hangat aku jadi ingin mandi.' Zhen memandangi air sungai yang dalamnya tidak seberapa. Untuknya, dalamnya sepinggang. Tapi untuk pria itu, bahkan tidak sampai lutut.
Jiayuan mulai membuat api. Dia mengeluarkan isi perut ikan, menusuk akan dengan kayu lalu mulai membakarnya. Panasnya api membuat sisik ikan perlahan lepas, dia mulai membaluri permukaan dengan bumbu yang sudah dicampur. Bau dari ikan bakar sudah tercium wanginya. Mata merah Zhen bahkan tak bisa berpaling dari ikan ikan yang di masak. "Ini, yang pertama untukmu!?" Jiayuan memberikan ikan paling besar untuk Zhen.
Kedua tangan kecilnya memegang tusuk ikan. Tapi ia hanya melihat dan tidak memakannya.
"Kenapa kau tidak makan?" tanya Jiayuan heran.
"Aku menunggu mu makan!?" ujar Zhen.
'Aku menunggumu makan.' tiba tiba Jiayuan teringat dengan kenangan bersama Huai Yu yang juga mengatakan hal yang sama. Serasa dirinya sedang bernostalgia bersama seseorang yang sudah meninggal. 'Saat itu apa ya jawabanku? Ah, ya benar!?' dia mengambil salah satu ikan yang telah masak. "Lihat? Aku sudah ambil satu."
Dengan lahap ia memakan ikan bakar ditangannya. Rasanya sangat enak dengan bumbu yang terasa nikmat. Apalagi kalau makan dengan ikan tangkapan sendiri.
'Apanya yang tidak lapar, dia makan dengan sangat rakus sekarang.' pikir Jiayuan dengan senyum tipisnya.
Tempat Zhen mencuci baju
Srak srak srak
Beberapa pria dengan pedang di punggung mereka mencuci baju kotor yang tersisa.
"Kenapa jadi kita yang mencuci baju? Bukannya tuan bilang ada misi?" tanya seorang pria berambut pirang.
"Dasar bodoh, yang dimaksud misi itu adalah ini!?" jawab yang lain sembari membilas pakaian.
"Bukankah itu bagus, kita jadi bisa melihat pakaian dalam wanita disini." ujar yang lain menatap mesum segitiga merah di tangannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
????
aku penasaran apa yang terjadi??
2023-03-15
1