5 Tahun kemudian
Plak
bruk
Seorang wanita berparas cantik dengan hanfu merah yang indah di tubuhnya, baru saja menampar seorang bocah lima tahun dengan tangannya yang ringan. Wanita itu bernama Jiafen. Tatapannya menatap puas disertai senyum jahat di wajahnya. "Bangun!?" ujarnya.
Dia menatap lalang seorang anak kecil yang sangat kecil di tanah yang kotor. Ming Jiazhen. Anak kedua dari ketua klan Guaiwu, salah satu klan besar di tiga dunia. Dengan rambut yang acak acakan berwarna hitam, tubuh yang kumuh dekil, dan tentu saja kurus kering, anak itu bangun sekuat tenaga dengan tangan yang bergetar. Bangunnya sempoyongan karena tamparan keras itu membuat kepalanya pusing. pipinya yang tirus seketika memerah dan sudut bibirnya berdarah.
"Sebagai hukuman kau telat bangun, bersihkan halaman belakang!? kau mengerti?!"
"Baik, ibu." jawab Zhen.
"Mei, antarkan dia ke halaman belakang. Tapi jangan membantunya, apa kau paham?" tegasnya terdengar dingin.
"……Baik, Nyonya." jawab Mei.
Setelah Jiafen pergi barulah mereka bisa bernafas lega. Aura mengintimidasi wanita itu benar benar membuat mereka sesak nafas.
"Tuan muda, ayo!?" ajak Mei dengan penuh kelembutan pada suaranya yang manis.
Tangan kecil Zhen bergerak agak ragu meraih tangan besar Mei. Namun pada akhirnya ia menggapai tangan itu karena itu adalah satu satunya tangan hangat yang memeluknya. "Mei, kau tidak boleh belsikap baik padaku. Nanti ibu malah!?" suaranya yang kecil dan manis masih terdengar cadel di umurnya lima tahun.
Dengan senyumannya yang hangat Mei menenangkan Zhen yang khawatir dengan dirinya, "Tidak apa apa, asalkan tidak ketahuan Nyonya rahasia kita aman. Ayo kita melewati jalan yang sepi agar tidak seorang pun yang lihat. Bagaimana?"
Tampak senyum senang di wajah kecil Zhen, "Em!?" jawabnya riang.
Lima tahun lalu, setelah Huai Yu berhasil menyelamatkan anaknya empat tahun setelahnya wanita itu meninggal. Zhen yang masih berumur empat tahun harus kehilangan ibunya. Karena khawatir dengan tidak ada yang mendidiknya, ketua klan membuat Zhen menjadi anak angkat istri pertamanya yaitu Jiafen.
Berharap di rawat dengan benar, Jiafen justru selalu menyiksa Zhen. Dikarenakan kebenciannya pada Huai Yu, dia melampiskan dendamnya pada Zhen yang merupakan anak dari Huai Yu. Di tambah lagi dengan kebencian dari orang orang di sana dengan ras naga, mereka semakin menjadi jadi.
'Dengan kompak mereka menutupi kebenarannya dari ketua klan, mereka benar benar sampah. Sungguh, aku ingin sekali membunuh mereka satu persatu. Tapi dengan kekuatanku yang tidak seberapa, mungkin aku sudah mati duluan. Haah, aku juga harus kenunjukkan perhatianku secara diam diam pada tuan muda. Kalau tidak, Jiafen bisa bisa memenggal kepalaku. Bagaimanapun, aku tidak boleh mati dulu. Demi janjiku pada Nyonya Huai Yu.' Mei memiliki janji dengan Huai Yu. Sebelum kematiannya, wanita itu memberitahukan beberapa rahasia besar padanya. Rahasia yang mungkin hanya diketahui oleh tiga orang. Huai Yu, dirinya, dan seseorang yang tidak disebutkan.
"Mei!?"
Suara Zhen yang memanggilnya sontak membuatnya kaget. Apa dia melamun terlalu lama? Mungkin saja karena bocah itu sekarang dengah menatapnya. "Iya? Ada apa tuan muda?" tanyanya lembut.
"Apa kau sakit? Dali tadi Mei diam telus." tanyanya.
"Oh, tidak, aku tidak apa apa. Aku hanya sedikit merasa bersalah karena pipi anda di tampar. Itu pasti sangat sakit, kan?" tanyanya.
"Tidak, ini tidak tellalu sakit. Yang sakit itu saat Ibu menyambuk dengan cambuk." jelasnya.
Mata Mei sedikit terbelalak dengan nafas yang tercekat, "Itu…" dia merasa tidak tega mendengarnya. "Ayo kita bersihkan sama sama saja. Karena halaman belakang selalu sepi, tidak akan ada orang yang melihatnya." ujarnya mengalihkan topik.
"Tapi kan…"
"Nah, ayo~"
Mei membersihkan dedaunan kering yang gugur. Dengan senyum diwajahnya dia membantu Zhen dengan senang hati.
"Wanita yang baik."
Zhen melirik kabut hitam yang setengah tubuh yang melayang di sebelahnya. Kabut itu memperhatikan Mei yang tengah menyapu.
"Hei, bagaimana kalau kau menumbalkannya? Kulihat ranahnya lumayan untuk seorang pelayan. Kau bisa bertambah kuat dengan cepat dan dapat menekan kutukan naga juga. Bukankah itu namanya sekali dayung dua pulau terlampaui?" ujarnya bayangan itu. Namun Zhen tak menggubrisnya. Ia hanya fokus menyapu dedaunan kering.
"Huh, pura pura tuli? Kau memang bocah yang keras kepala. Baiklah, aku akan lihat bagaimana kau akan kesakitan lagi malam ini karena kutukan itu. Ming Jiazhen, kau tidak akan bisa lari dari takdirmu." kabut itu perlahan menghilang.
Zhen terhenti ketika mendengar kata kata yang terakhir. Wajahnya yang datar berubah sedih.
...***...
Ruangan pribadi Jiafen terlihat begitu rapi mewah. Ada banyak barang barang antik yang terpajang. Seorang lelaki dewasa duduk bersaka Jiafen, menikmati taman kecil bersama didepan mereka. Dia pria berambut putih panjang, berpakaian hanfu biru yang mewah, bermata merah, dan berparas rupawan. Ketua klan Guaiwu, Ming Jiayuan.
"Aku dengan Jun sudah menembus tingkat Chuqiong, kau pasti senang mendengarnya." ujarnya dengan senyum di wajahnya yang tampan.
"Tentu saja, dia adalah kebanggaanku. Memangnya tuanku tidak senang kalau anak tuanku mencapai prestasi?" tanyanya dengan pipi merona.
"Apa yang kau katakan? Memangnya aku sebrengsek apa sampai sampai tidak senang dengan pencapaian anak sendiri?"
Jiafen tersenyum malu malu mendengarnya.
"Ini, hadiah untuk Jun karena berhasil melewati nasib buruk dan ini untukmu. Terimalah!?" Jiayuan memberikan dua hadiah berbeda.
Menerima hadiah tersebut, Jiafen semakin senang. Senyum senang tidak pernah lepas dari wajahnya. Tapi beberapa detik kemudian Jiayuan menanyakan pertanyaan yangvmembuat senyumnya luntur.
"Lalu, bagaimana kabar anak itu? Kau mengasuhnya dengan baik, kan? Karena aku sangat sibuk aku jadi tidak bisa memperhatikannya. Kau harus menjaganya baik baik, Huai Yu pasti akan sangat berterima kasih nanti." ujarnya.
Mendengar itu Jiafen langsung merasa kesak dan marah. 'Wanita jal*ng!? Bahkan setelah mati masih saja mengganggu.' dengan cepat dia mengatur raut wajahnya, "Tentu saja aku mengurusnya dengan baik!? Apa tuanku tidak percaya?" tanyanya pura pura sedih.
Jiayuan menatap wanita itu, "Hmm… baiklah kalau kau berkata begitu." ujarnya sembari meneguk secangkir teh di tangannya. Diam diam dia melirik Jiafen yang tampak kesal. "Jiafen…" panggilnya.
Sontak Jiafen langsung menengok Jiayuan yang tiba tiba kemanggil dengan namanya. "A ada apa tuanku?"
"Jangan termakan oleh kebencianmu, atau kau akan binasa karenanya." ujar Ming Jiayuan tanpa menatap wajah istrinya.
Kata katanya, seperti sudah tahu segalanya. Tentu saja, pria secerdas Jiayuan mana mungkin tidak tahu apa yang terjadi di dalam klannya sendiri. Dia sudah mengetahuinya dari dulu. Dari kebencian Jiafen pada Huai Yu sampai penyiksaannya pada Zhen. Bukan hanya Jiafen, tapi seluruh klan membenci anak itu. Ada semacam aura yang membuat siapapun yang melihat anak itu akan merasa jijik dan benci. Apalagi Zhen keturunan ras naga yang sejak dulu sudah memiliki hubungan buruk dengan klan. Pandangan orang orang terhadap Zhen semakin buruk karenanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
????
uhh aku tak bisa membayangkan betapa imutnya~✨✨✨✨
2023-03-15
0