Bab 4. Sisi gila

"Ugh… uugh…" rasa sakit berdenyut di kepala kecilnya. Suara suara aneh yang terus menyuruhnya untuk membunuh terus berdengung. "Hah…hah…"

"Ck ck ck, berapa kali kukatakan? Cari tumbal untuk meredakan kutukanmu!? Dasar bocah keras kepala." ujar seekor burung gagak bermata merah. Burung itu adalah kabut hitam yang menjelma menjadi gagak.

Zhen melirik kesal gagak di depannya. Bukannya membantu burung itu malah menceramahinya. Gagak itu bilang kalau ingin kutukan naganya reda, maka ia harus membunuh seseorang. Tapi Zhen masih ragu melakukan itu. Membunuh bukan masalah gampang untuknya. "Diamlah, buat saja suala di kepalaku hilang!?" ujar Zhen.

"Hmph, dasar tukang suruh!?" gagak itu mengibaskan sayapnya ke kepala Zhen. Dari sayapnya keluar asap hitam pekat.

Setelah gagak itu mengibaskan sayapnya, suara sura yang berdengung di kepalanya menjadi jauh lebih redam. Gagak itu hanya bisa meredakan suara suara aneh di kepalanya. Sedangkan sakitnya tidak. Yah, ini saja sudah cukup untuknya daripada tidak sama sekali. Tapi tetap saja, "Hiks… hiks…huu…" Zhen menangis.

"Haih… kenapa kau malah menangis? Penerusku tidak boleh cengeng!?" gagak itu menggeplak kepala Zhen.

"Hiks, aku lindu ibu…"

Gagak itu menatap Zhen yang terus menangis. "Hmph, dasar lemah!?"

greb

"A apa yang kau lakukan? Lepas!?" tiba tiba saja Zhen memeluk gagak itu erat. Dia memberontak ingin lepas, namun pelukan Zhen lebih kuat dari yang dipikirkan.

"Hiks, huuu…"

Mendengar tangisan Zhen yang terus berlanjut, gagak itu akhirnya diam tidak melawan. "Hmph!? Hanya kali ini aku akan membiarkannya."

...***...

Terdengar suara berisik dari luar yang membuat Zhen terbangun karenanya. Ia bangun dengan mata yang masih mengantuk. "Ada apa disana?" tanyanya.

Dirinya segera turun dan berlari menuju pintu keluar. Dilihatnya ada ramai orang berkumpul mengelilingi sesuatu. "Ada apa? tanyanya.

Orang orang didepannya menengok ke belakang melihat tepat ke arah Zhen. Tatapan yang mereka berikan agak lain. Biasanya mereka akan menatap dengan sinis, namun kali ini tatapan yang mereka berikan terlihat agak cemas dan ragu.

Tanpa berkata kata lagi mereka membuka jalan untuk Zhen melihat apa yang sedari tadi mereka lihat.

Sungguh terkejutnya ia ketika melihat ada banyak darah berceceran. Matanya melebar melihat sosok yang biasa bersamanya, kini hanya tersisa kepalanya. Didepannya tergeletak kepala Mei yang terpenggal. Tubuh kecilnya bergetar melihat kejutan tak terduga ini.

"Pergi…" ujar Zhen dingin.

Mereka saling melihat satu sama lain dengan ragu. "'Tapi…"

Belum selesai berkata kata mereka sudah mendapatkan tatapan dingin dari bocah yang mereka remehkan. Seketika rasa takut menjalar ke seluruh tubuh mereka. 'M mata itu, dia benar benar merupakan keturunan naga. Hanya dengan tatapannya saja kami sudah ketakutan. Lebih baik aku segera pergi dari sini.' pikir salah satu pelayan. Dia segera melangkahkan kakinya pergi dari tempatnya.

Melihat salah satu teman mereka pergi, satu persatu pelayan disana mengikutinya pergi. Sekarang hanya tinggal Zhen seorang dengan kepala Mei. Ia mengambil kepala Mei memeluknya erat dan membawanya masuk ke dalam kamar.

Draak

Zhen terduduk lemas sambil memeluk sebuah kepala. Ia tidak bisa berpikir apa apa sekarang. Kepalanya terasa kosong, bahkan hanya untuk mengucapkan satu kata terasa sulit. Tatapannya kosong dengan air mata yang berlinang, hatinga terasa sangat sakit dan pilu. Ini kedua kalinya seseorang meninggalkannya setelah ibunya.

Tiba tiba kabut hitam keluar dari keningnya membentuk burung gagak bermata merah. "Hm? Ada apa denganmu?" tanya burung itu penasaran. Dia melirik ke arah kepala yang dipegang Zhen, "Aah, jadi kau seperti itu karena ini? Ya ampun~ siapa yang tega memenggal kepala pelayan itu, ya?" gagak itu diam diam melirik Zhen. Namun reaksinya masih tetap sama, diam saja.

"Haih, kau sedih hanya karena seorang pelayan? Ck, benar benar lemah!?" gertaknya.

"………"

Namun masih belum ada reaksi sama sekali dari anak itu. Dia berjalan menaiki pundak Zhen. Melihat dari samping tatapan kosong anak itu, "Nasib mu benar benar sial, aku harap aku tidak tertular nasib sialmu!?"

"………"

"Kau dengar? Bocah bernasib sial?"

"………"

"Ah, lupakan saja. Kurasa mentalmu sudah hancur. Lihat dirimu, ku tebak sebentar lagi kau akan gila, ha ha ha ha ha ha……" tawanya hambar. "Ming Jiazhen, apa kau akan terus seperti ini?"

"………"

Gagak itu menatap tajam Zhen, 'Terakhir kali dia seperti ini setelah kematian Huai Yu. Saat itu tangisannya sangat kencang memanggil ibunya. Dia tidak ingin makan hampir seminggu dan mengisolasi dirinya didalam kamar. Saat itu dia sama saja dengan mayat hidup. Untungnya ada pelayan itu yang membantunya kembali seperti semula. Tapi sekarang… siapa yang akan membantunya pulih? Tidak mungkin aku dengan mulut sarkasku.'

"Hmph, terserah!? Aku tidak perduli lagi padamu!?" burung itu menguap menjadi kabut hitam, kembali masuk ke diri Zhen.

Hingga hari berlalu tiba tengah malam. Zhen masih berada dalam keadaan yang sebelumnya.

Draak

Pintu kamar terbuka dengan keras, terlihat seorang pria berotot kekar dengan pakaian penjaga. Zhen melirik pria itu dengan tatapan kosongnya. Tiba tiba pria itu menarik kerah belakang bajunya hingga terangkat ke atas. Pria itu menatapnya dengan tajam lalu melirik sesuatu yang Zhen peluk. "Menyedihkan." ujarnya. "Aku tidak menyangka anak menyedihkan ini adalah keturunan tuan Jiayuan. Sulit dipercaya."

Pria itu mengulurkan tangannya ke depan wajah Zhen, dan kemudian semuanya menjadi gelap.

...***...

Saat dirinya bangun, sebuah tempat gelap dan sunyi yang saat ini adalah tempatnya. Kedua tangan dan kakinya dirantai dengan rantai yang panjang. Ia menengok kesana kemari dengan gelisah, "Kemana Mei?" tanyanya panik.

"Apa kau mencari ini?" tanya seseorang sembari menenteng kepala seseorang.

Mata Zhen terbelalak kaget melihat Jiafen memegang kepala Mei. Ia berlari menuju Jiafen dengan terburu buru, "Mei!? Meiii!?" teriaknya panik.

duak

Bruk

Tiba tiba kaki seseorang menendang kepalanya. Pandangannya berkunang kunang, darah terlihat keluar dari hidungnya.

"Berisik sekali!? Kau bisa mengganggu orang lain tidur!?" ujar Jiafen dengan smirk di wajahnya.

Zhen melirik Jiafen serta seseorang yang baru saja menendangnya. Ternyata dia adalah pria kekar yang datang ke kamarnya. Ia kembali melihat kepala Mei yang masih dipegang Jiafen, "Mei…"

Jiafen melirik kepala ditangannya. "Hm~ kau ingin ini? Hm?" tanyanya dengan senyum cantik diwajahnya.

Dengan kaku Zhen mengangguk. Ia mengulurkan tangan kecilnya sembari tersenyum senang ketika Jiafen memberikan kepala Mei padanya.

Namun tiba tuba saja kepala itu terbakar hangus ileh api yang membara.

Pluk

Mata Zhen terbelalak kaget melihat itu. Ia segera mencoba memadamkan apinya dengan tangan kecil miliknya. Akan tetapi panas api ternyata lebih panas dari apa yang ia pikir. Tapi siapa yang peduli? Zhen tetap berusaha memadamkannya dengan tangan walaupun telapak tangannya melepuh.

Jiafen terbelalak kaget melihat aksi bocah itu, "Wang Zi, cepat hentikan bocah gila itu!? Atau kita dalam masalah besar!?" pinta Jiafen.

"Baik, Nyonya!?"

Pria bernama Wang Di tersebut menarik tubuh kecil Zhen dari kobaran api. "Tidaak!? Meiiii!? Meiii!? Tolong Mei!? Dia terbakar!?" teriak Zhen berlinang air mata.

plak

Jiafen menampar Zhen keras agar membuatnya diam, "Sadarlah!? Dia sudah meninggal!? Apa kau mengerti?" tercetak sebuah senyum kemenangan di wajahnya.

Bruk

Wang Di melempar kasar tubuh kecil Zhen hingga menabrak dinding. Jiafen bersama pengawalnya pergi.

Beberapa saat kemudian, kepala Mei yang terbakar telah sepenuhnya menjadi abu.

crak crak

Suara rantai begitu nyaring dimalam hari setiap Zhen berjalan. Dia berjongkok menatap kosong ke abu bekas bakaran. "Tenang saja Mei, kita akan selalu belsama." ujarnya. Senyum lebar dengan tatapan matanya yang kosong, ia mengambil abu Mei dan memasukkannya kedalam mulut kecilnya. Memakannya sampai habis tak tersisa. "Sekalang kita akan selalu belsama Mei~ Belsama dengan ibu juga~ ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha…"

"Dasar… bocah gila." ujar gagak yang sedari tadi di samping Zhen.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Episodes
1 Prolog
2 Bab 1. Ming Jiazhen dan hubungan buruk
3 Bab 2. Ikan bakar
4 Bab 3. Membuli anak lemah
5 Bab 4. Sisi gila
6 Bab 5. Orang gila didalam sel
7 Bab 6. Menawarkan diri
8 Bab 7. Keterikatan
9 Bab 8. "Aku memakanmu"
10 Bab 9. Menghadiri pemakaman
11 Bab 10. Masalah uang
12 Bab 11. Suasana buruk
13 Bab 12. Teknik pertama “Chain”
14 Pengumuman
15 Bab 13. Perjalanan menuju Chiliang
16 Bab 14. Serangan bandit
17 Bab 15. Kota Chiliang
18 Bab 16. Acting
19 Bab 17. Gadis yang jatuh cinta
20 Bab 18. Skandal
21 Bab 19. Skandal 2
22 Bab 20. Penerus?
23 Bab 21. Awal mula
24 Bab 22. Jiwa jiwa jahat
25 Bab 23. Bertemu musuh lama
26 Bab 24. Bertemu musuh lama 2
27 Bab 25. Anak cengeng
28 Bab 26. Dokter kecil
29 Bab 27. Rekan penjahat
30 Bab 28. Elixir berharga
31 Bab 29. Gelombang baru
32 Bab 30. Di dalam mimpi
33 Bab 31. Tusukan dari belakang
34 Bab 32. Mimpi buruk
35 Bab 33. Kendali
36 Bab 34. Lilin khusus
37 Bab 35. Jebakan licik
38 Bab 36. Penjahat keji
39 Bab 37. Hallo
40 Bab 38. Rencana yang akan datang
41 Bab 39. Kencan singkat
42 Bab 40. Kebencian Zhen
43 Bab 41. Pengkhianat
44 Bab 42. Kebenaran Shuhee
45 Bab 43. Masa lalu Bai Yue
46 Bab 44. Masa lalu Huai Yu
47 Bab 45. Villain terbesar sepanjang masa
48 Bab 46. Yi…Er…San!?
49 Ban 47. Kucing merah
50 Bab 48. Tabib jenius
51 Bab 49. Teknik Golden First Dragon
52 Bab 50. Pertarungan maniak
53 Bab 51. Menjadi pemimpin klan
54 Bab 52. Pedang keadilan Hayun
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1. Ming Jiazhen dan hubungan buruk
3
Bab 2. Ikan bakar
4
Bab 3. Membuli anak lemah
5
Bab 4. Sisi gila
6
Bab 5. Orang gila didalam sel
7
Bab 6. Menawarkan diri
8
Bab 7. Keterikatan
9
Bab 8. "Aku memakanmu"
10
Bab 9. Menghadiri pemakaman
11
Bab 10. Masalah uang
12
Bab 11. Suasana buruk
13
Bab 12. Teknik pertama “Chain”
14
Pengumuman
15
Bab 13. Perjalanan menuju Chiliang
16
Bab 14. Serangan bandit
17
Bab 15. Kota Chiliang
18
Bab 16. Acting
19
Bab 17. Gadis yang jatuh cinta
20
Bab 18. Skandal
21
Bab 19. Skandal 2
22
Bab 20. Penerus?
23
Bab 21. Awal mula
24
Bab 22. Jiwa jiwa jahat
25
Bab 23. Bertemu musuh lama
26
Bab 24. Bertemu musuh lama 2
27
Bab 25. Anak cengeng
28
Bab 26. Dokter kecil
29
Bab 27. Rekan penjahat
30
Bab 28. Elixir berharga
31
Bab 29. Gelombang baru
32
Bab 30. Di dalam mimpi
33
Bab 31. Tusukan dari belakang
34
Bab 32. Mimpi buruk
35
Bab 33. Kendali
36
Bab 34. Lilin khusus
37
Bab 35. Jebakan licik
38
Bab 36. Penjahat keji
39
Bab 37. Hallo
40
Bab 38. Rencana yang akan datang
41
Bab 39. Kencan singkat
42
Bab 40. Kebencian Zhen
43
Bab 41. Pengkhianat
44
Bab 42. Kebenaran Shuhee
45
Bab 43. Masa lalu Bai Yue
46
Bab 44. Masa lalu Huai Yu
47
Bab 45. Villain terbesar sepanjang masa
48
Bab 46. Yi…Er…San!?
49
Ban 47. Kucing merah
50
Bab 48. Tabib jenius
51
Bab 49. Teknik Golden First Dragon
52
Bab 50. Pertarungan maniak
53
Bab 51. Menjadi pemimpin klan
54
Bab 52. Pedang keadilan Hayun

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!