"Mulai hari ini kamu harus menyiapkan keperluanku, semuanya kamu harus bisa mengerjakannya, mengerti."
"Saya mengerti tuan."
"Bagus kalau begitu sekarang masak untuk ku yang enak, jika tidak sesuai lidah ku maka kau akan ku hukum." hanya perkara masak tak membuat Alena takut, karena ia sudah mahir dalam memasak.
Siapa takut, kau pasti ketagihan dengan masakanku.
Dengan senyum mengembang di bibir Alena membuat Kenzo jadi curiga.
"Kenapa kamu senyum senyum."
"Tidak apa apa tuan, kalau begitu saya permisi untuk memasak sekarang "
"Waktu mu hanya 15 menit, jika lebih dari itu kau akan di hukum."
Alena langsung pergi menuju dapur, lalu ia mempersiapkan bahan makanannya.
"Nona sedang apa disini," ucap bi Murni pelayan di rumah ini.
"Aku akan memasak untuk tuan."
"kalau begitu biar saya bantu."
"Tak usah bi, nanti dia pasti marah. Aku bisa melakukannya sendiri."
"Baiklah nona kalau begitu saya permisi dulu."
Setelah selesai dengan masakannya Alena langsung menyajikannya di meja makan.
Masih ada waktu 2 menit lagi, aku bisa istirahat sejenak sebelum ketemu si harimau tanpa taring itu.
Tak lama kemudian Kenzo pun turun, lalu ia duduk dimeja makan dengan memandang pada Alena.
"Apa kau tak meracuni makanan ini."
"Tentu saja tuan, untuk apa aku meracuninya kaya ga ada kerjaan."
Kenzo langsung menyicipinya, ia diam sejenak dengan rasa makanan di lidahnya yang menurutnya sangat enak.
"Bagaimana dengan masakanku tuan?"
"Biasa aja."
Bilangnya biasa aja, tapi kenapa makanan nya di habiskan, aku yakin dia sangat menikmati masakanku.
"Aku sudah selesai, hari ini aku berangkat kerja jadi jangan pernah berpikir untuk kabur dari rumah ini. Dan ingat kau harus melayaniku setelah pulang kerja."
"Baik tuan saya mengerti."
"Aku tak suka kamu diam terus disini, jadi aku ingin kau mencuci semua gorden, tanpa mesin cuci."
"Apa, tapi tuan."
"Tak ada bantahan."
Bagaimana bisa, aku harus mencuci gorden sedangkan di Mansion ini gordennya sangat lebar dan panjang.
Alena hanya pasrah pada Kenzo, ia tak bisa membantahnya. Untuk kabur pun ia tidak bisa karena ia ingat pada ayahnya yang sudah mengambil uang dari Kenzo. Walaupun sang ayah jahat tapi Alena tetap menyayanginya karena tidak akan ada dia disini kalau tak ada sang ayah.
Aku jadi rindu ayah, apa dia merindukan ku setelah menjual ku pada harimau.
Seorang pelayan telah memberikan gorden nya pada Alena.
Astaga ini banyak sekali.
"Maaf nona saya tidak bisa membantu mu karena ini perintah tuan."
"Ya tidak apa apa bi, aku bisa mengerjakannya."
***
"Tuan ada kabar baik." ujar Bram.
"Apa itu Bram."
"Aurora sudah diketahui keberadaannya tuan."
"Benarkah dimana dia."
"Dia berada di Amerika."
"Cepat temukan dia, dan bawa ia kesini."
"Baik tuan." Kemudian Bram memerintahkan seorang bawahannya untuk mendapatkan Aurora kembali.
Aurora kau dimana? aku sangat merindukanmu. Maafkan ayahku yang sudah tega memisahkan kita, maafkan aku juga karena sudah menikah dengan wanita lain hanya karena ingin balas dendam perbuatan ayah, apa aku salah Aurora, apa kau akan marah padaku.
Kenzo sedang melamun dengan pikirannya yang tertuju pada Aurora, ia sangat merindukan kekasihnya itu.
"Ah aku tak boleh terlalu memikirkannya, jangan sampai pekerjaanku berantakan hanya memikirkan Aurora. Aku yakin dia pasti kembali padaku, lebih baik aku fokus saja pada pekerjaan ku. Ah iya kenapa aku melupakan gadis yang berada di Mansion ku, aku harus mengecek cctv nya apakah dia berulah lagi?"
Kemudian Kenzo mengecek cctv nya lewat ponsel yang terhubung pada Mansion nya.
Ia melihat Alena sedang mencuci gorden yang sangat menumpuk, ini membuatnya senang dan puas melihat Alena yang kelelahan.
"Hahaha ternyata dia penurut juga, aku jadi lebih suka mengerjainya." ia juga melihat Alena yang terus marah marah pada cuciannya membuat Kenzo ingin tertawa.
"Maafkan aku gadis, kau harus jadi budak ku. Sebenarnya kau tak punya salah padaku tapi itu karena ayahmu yang menginginkan uang 1 milyar membuatku jadi tal suka, kau pasti sudah menikmati uang itu dengan ayahmu. Tapi aku belum merasakan mu apakah masih suci atau sudah tidak suci lagi, ah kenapa aku jadi berpikir kesana." Kenzo menggelengkan kepalanya membuat Bram bingung yang baru saja masuk keruangan Kenzo.
"Tuan, anda kenapa?"
"Ah aku tidak apa apa Bram." Bram hanya menganggukkan kepalanya.
"Bram aku ingin bertanya padamu."
"Tentang apa itu tuan."
"Apakah aku berhak meniduri gadis itu."
"Maksud tuan nona Alena?"
"Ya, apakah aku boleh menidurinya."
"Ya tentu saja tuan itu harus tuan lakukan, kalau tidak em tuan akan rugi karena sudah memberi uang banyak, lagian tuan sudah sah di mata hukum dan agama."
"Kau benar juga Bram, tapi aku tak ingin mengkhianati Aurora kekasih ku."
Kenapa tuan Kenzo ini masih mengharapkan kekasihnya yang sudah 2 tahun menghilang, padahal tuan Albert memisahkan mereka itu karena Aurora bukan wanita yang baik, tapi tuan terlalu cinta padanya sampai tertutup mata hatinya. Semoga saja Alena bisa membuat tuan Kenzo jatuh cinta padanya.
"Bram aku hari ini senang sekali karena sudah mengerjai gadis itu."
"Memangnya tuan mengerjai apa sampai tuan senang."
"Aku menyuruhnya mencuci gorden yang ada di Mansion haha sepertinya dia sangat kelelahan, karena sudah 4 jam ia masih belum selesai."
"Astaga Tuan, ini bisa membuatnya sakit."
"Kau malah membelanya Bram."
"Bukan begitu tuan, nanti jika dia sakit kau yang akan ribet mengurusinya."
"Kamu benar juga Bram, aku harus menghentikannya."
Tiba tiba saja ponsel Kenzo berdering, disana tertera nomor telpon dari Mansion.
"Ya, hallo ada apa."
"Tuan, nona Alena pingsan."
"Bawa saja ia ke kamarnya, dan panggil dokter Rendi."
"Baik tuan."
Bram pun penasaran dengan telpon dari Mansion.
"Ada apa tuan?"
"Baru saja kita bicara tentang Alena, ternyata dia pingsan. Aku ingin menghentikannya tapi dia sudah pingsan duluan Bram, berarti ini bukan salah ku, ini salah dia."
Membuat Bram menepuk jidatnya dengan kebodohan tuannya.
"Mana bisa begitu tuan, dia juga tidak salah hanya saja tuan terlambat."
"Kau menyalahkan ku Bram."
"Memang kenyataannya seperti itu tuan." seketika Bram diam melihat ekspresi Kenzo yang akan marah padanya.
"Apa kau ingin mati Bram, berani sekali kau menyalahkan ku." tegasnya.
"Maafkan saya tuan, maksud saya ini salah nona."
"Nah kalau begini baru asisten setia ku haha." Bram bergidik ngeri dengan suara tertawa Kenzo yang menyeramkan.
***
"Kenapa kalian menyuruh dia mencuci selama 5 jam." tegas dokter Rendi pada pelayan Kenzo.
"Ini perintah tuan Kenzo, bukan perintah kami tuan."
"Kenapa tuan mu sangat kejam sekali pada gadis ini, dia tidak kuat dengan dingin, pertahanan tubuhnya pun sangat lemah seharusnya kalian protes pada tuan kalian, kalau kalian takut padanya kalian bisa membantunya dengan tenaga kalian." Rendi malah memarahi pelayan yang ada di Mansion karena ia tak habis pikir dengan pelayannya yang sangat penurut tanpa ada rasa kasian pada Alena.
"Ini obatnya, tolong berikan pada gadis ini. Saya permisi dulu." ujar Rendi lalu ia pamit meninggalkan Mansion.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments