Tiga orang pelayan datang ke kamar Alena yang diperintahkan oleh tuan Kenzo untuk mengubah penampilan Alena.
"Nona mari mandi dulu "
"Saya bisa sendiri, jangan paksa saya."
"Ini perintah tuan, jangan membuatnya marah."
Alena pasrah dengan pelayang itu, ia tidak bisa berontak lagi. Untuk mandi pun ia harus dimandikan oleh pelayan.
Ini sangat memalukan, perkara mandi pun harus dengan orang lain. Aku sudah tidak sanggup lagi tinggal di Mansion terkutuk ini.
"Sekarang tinggal di make up nona, ini pasti membuat suami anda terpesona."
Rasanya aku ingin muntah mendengar kata kata suami, apakah kehidupanku hanya sampai sini. Selanjutnya aku akan tersiksa di sini.
"Nona jangan menangis, hapus air mata mu nona. Ini membuat makeup nya jadi berantakkan.
Aku tak peduli dengan pelayan ini, aku tak ingin bicara. Semua yang ada di Mansion ini sangat menyebalkan.
"Sudah selesai nona, kami pergi dulu."
Setelah pelayan tidak ada dihadapannya lagi lalu datanglah tuan dingin dan kejam, namun Alena juga mengakui bahwa calon suaminya sangatlah tampan jika pria itu bersikap baik mungkin Alena akan terpesona dengan ketampanan nya.
"Mari menikah denganku." Kenzo mengulurkan tangannya, begitupun dengan Alena, ia menerima uluran itu.
"Kau sangat cantik sekali istri ku." Walaupun di puji oleh calon suami, Alena tetap biasa saja. Ia bukan wanita yang haus akan ujian, dan ini membuat Kenzo bertanya tanya. Bari kali ini ia menemukan wanita yang tidak tergoda padanya.
Sangat menarik gadis ini.
Pak penghulu sudah datang, Kenzo maupun Alena duduk berdampingan. Tidak ada tamu yang datang, hanya ada para pelayang di mansion ini.
Sekarang Alena sudah menjadi istri sah tuan Kenzo, ia sudah mempersiapkan diri dengan sikap kejamnya Kenzo.
"Brak bawa istriku ke kamarku, aku sedang ada urusan."
"Baik tuan."
Kemudian Alena mengikuti Bram dari belakang.
"Bram."
"Ya nona ada apa?"
"Aku lebih baik menikah dengan mu daripada dengan dia."
"Nona jaga ucapan mu,"
"Haha kau lucu sekali Bram, aku semakin menginginkan mu." Alena mencoba merayu Bram, ia punya rencana untuk mendekati Bram.
"Nona tolong jaga ucapanmu, kau jangan macam macam dengan tuan ku."
Alena tertawa mendengar ucapan Bram yang seperti ketakutan pada tuannya.
Kemudian Bram kembali ke bawah untuk menemui Kenzo.
"Tuan kenapa?"
"Kita sedang ada urusan dengan tuan Alex, kau harus ikut denganku."
"Baik tuan."
"Tolong siapkan senjataku Bram, kita datangi mereka."
Bram mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, mereka menuju villa yang lumayan jauh dari kotanya.
Brak pintu dibuka dengan kasar.
"Dimana tuan mu, panggil dia sekarang juga,"
Alex adalah bawahan Kenzo, namun ia malah mengingkari janjinya dan membuat Kenzo marah besar.
"Ada apa tuan."
"Cih rupanya kau pura pura polos Alex, aku sudah memberitahumu jangan pernah membongkar rahasiaku pada ayah, kau malah menghancurkan semuanya."
"Tapi ayahmu mengancam ku tuan."
"Rupanya kau lebih memilih ayahku, kau membuat kekasih ku semakin jauh dariku, itu semua karena kau yang selalu memberi tahu ayah ku."
"Ampun tuan, saya hanya terpaksa.:
"Baiklah kalau begitu kau harus memilih, mati atau pergi dari kota ini dan jangan pernah menampakan hidung mu."
"Saya lebih baik pergi tuan, saya belum siap untuk mati."
"Pergilah dan jangan pernah kembali lagi." lalu alex pergi dari hadapan Kenzo, siapa yang tak takut pada Kenzo anak dari mantan seorang mafia.
Semoga saja tuan Kenzo tidak pulang, aku sangat takut padanya.
Baru saja Alena berharap dalam hatinya, namun tiba tiba Kenzo datang tanpa mengetuk pintu.
"Tu tuan, anda sudah kembali." Kenzo tidak menjawab pertanyaan Alena, ia langsung melemparkan jaketnya kesembarang arah.
"Tolong pijit kepalaku."
"Baik tuan."
"Ah sialan, kau ingin membunuhku ya."
"Tapi ini sudah pelan tuan."
"Cih, pelan kan lagi." Alena tidak mengerti dengan sikap suaminya ini, menurutnya ia sudah melakukannya dengan benar.
"Pijitan mu tidak enak, kau malah membuat kepalaku sakit." bentaknya.
"Tapi saya sudah melakukannya dengan benar tuan."
"Kau berani membantahku hah, sekarang cuci kaki ku pakai air hangat."
"Baik tuan," Alena langsung buru buru menyiapkan air hangat, ia tak ingin membuatnya marah lagi.
Satu persatu sepatu Kenzo telah dibuka dengan hati hati lalu ia membersihkan nya dengan air hangat.
"argh sialan ini terlalu panas." lagi lagi Alena membuat kesalahan.
"Tapi ini air nya hangat tuan, tuan bisa mencobanya menggunakan tangan tuan."
"DIAM."
"Maafkan saya tuan."
"Kau sudah ku beli seharga 1 milyar, tapi melakukan ini saja kau tidak becus Alena." Kenzo memang selalu marah marah jika sedang ada masalah apalagi masalah itu ada sangkut pautnya dengan sang kekasih maka ia akan marah kepada siapapun yang ada disana. Akan tetapi mulai hari ini kemarahannya ia lampiaskan pada Alena.
Kemudian Alena mengganti air hangatnya.
"Cepat lakukan lagi, bersihkan kaki ku sampai bersih." lagi lagi Kenzo marah pada Alena namun kali ini ia menumpahkan airnya pada kepala Alena.
"Ini terlalu dingin sialan." Alena hanya bisa sabar dengan mengusap dadanya.
Tuhan berikanlah aku kesabaran yang lebih untuk menghadapi harimau tanpa taring.
"Sekarang kau harus mencium kaki ku, kalau bisa kau harus menjilatnya."
"Apa maksud mu tuan?"
"Jangan membantah, cepat lakukan."
"Saya tidak mau tuan."
"Beraninya kau membantahku, cepat lakukan atau aku akan membuatmu kesakitan."
Alena dengan pasrahnya menuruti keinginan Kenzo, ia mencium kaki Kenzo dengan perasaan perih dihatinya.
"Bagus, kau harus nurut padaku. Kau bukan istri ku tapi kau hanya budak ku, ingat itu."
Air mata Alena menetes, ia sangat terluka dengan perkataan suaminya itu.
"Dan kau harus ingat, aku tidak akan pernah meniduri mu jadi kau jangan berharap di sentuh oleh ku."
"Aku tak ingin di sentuh oleh mu tuan, aku tak terpesona dengan ketampanan mu jadi tenang saja, aku tak akan berharap di sentuh oleh mu."
Sialan, wanita ini menolak ku mentah mentah. Dia bilang tak terpesona olehku, awas saja kau Alena. Aku akan membuatmu semakin menderita disini.
"Jangan terlalu jual mahal gadis, aku tahu kau hanya wanita murahan."
"Saya tidak seperti itu, saya tidak pernah bermain dengan pria lain dan saya tegaskan, saya masih suci tuan."
"Aku tak percaya, kau rela menikah dengan ku hanya dengan uang satu milyar." ujarnya dengan senyum sinis.
Alena tidak bisa berkata kata lagi, ia tak tahu kenapa ayahnya bisa menjual ia dengan harga yang sangat mahal, sedangkan Alena tidak tahu dengan uang itu. Akan tetapi Kenzo menganggapnya Alena lah yang terlalu cinta harta dan ia rela menyerahkan diri padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments