Pria kejam

Kenzo sangat membenci tangisan seorang wanita, lalu ia meninggalkan Alena yang masih menangis.

"Bram siapkan pernikahanku besok di Mansion ini, jangan sampai keluarga ku tahu."

"Baik Tuan."

Kenzo Alvaro pria dingin dan kejam yang ditakuti semua orang kecuali ayahnya yang bisa menguasai sikap seorang Kenzo.

Kenzo tidak ingin pernikahannya diketahui Tuan Albert karena ini akan membuat rencananya hancur.

Kekasih Kenzo bernama Aurora telah pergi meninggalkannya itu karena Tuan Albert yang tak merestui hubungan dengan Aurora. Entah kemana Aurora pergi, sudah dua tahun Kenzo masih belum mengetahui keberadaannya.

Tujuannya menikahi Alena hanya untuk bermain main saja, meluapkan kemarahannya pada sang ayah. Sebenarnya Kenzo tidak ada niat untuk menikah, akan tetapi Bagas menjual seorang gadis padanya dan ini membuat pikirannya seolah dikuasai iblis.

Kenzo mengendarai mobilnya ke sebuah rumah di pinggir hutan, ia menghabiskan waktunya di sana dengan minuman alkohol yang sudah kecanduan bagi tubuhnya.

"Mainanku gadis belia haha." suara tertawa Kenzo yang membuat semua orang takut tapi tidak dengan Bram yang setia menunggu sampai tuannya mabuk.

Bruk Kenzo terjatuh kelantai, ia sudah menghabiskan beberapa botol alkohol membuat tubuhnya melemah. Jika ia sedang tidak baik baik saja maka alkohol lah teman hidupnya, kemudian dengan sigap Bram mengangkat tubuhnya lalu membawa ke tempat tidur tuannya.

"Aku harap anda akan berubah setelah menikah dengan nona muda." ujarnya.

***

Alena yang berada di dalam kamar, ia sedang mencari ide untuk kabur dari Mansion ini. Pelan pelan ia membuka pintu lalu berjalan ke arah tangga untuk mencari pintu keluar, akan tetapi ia tidak menemukan pintunya. Sudah setengah jam Alena berjalan jalan di dalam Mansion namun belum berhasil untuk keluar.

Dimana pintu keluarnya, kenapa sangat luas sekali.

"Anda mau kemana nona."

"Tuan Bram, saya mau ke toilet." gugupnya.

"Toiletnya ada didalam kamar anda nona, jangan berbohong pada saya. Saya tahu kau ingin mencoba untuk kabur."

Alena pun kembali lagi ke kamar yang di tempati nya, rencananya kali ini gagal karena Bram memang selalu mengawasi Alena dari pantauan cctv.

Kenapa dia selalu ada dimana mana, bukannya tadi ia pergi dari sini dengan tuannya.

Alena terpaksa berdiam diri lagi di kamarnya.

"Permisi nona, ini makan malam mu."

"Tunggu." Alena menghentikan langkah pelayan lalu ia memohon pada pelayan itu.

"Mbak tolong saya, dimana pintu keluarnya. Saya nggak betah disini."

"Maaf nona saya juga hanya bekerja disini untuk tuan Kenzo, maaf saya tak bisa membantu anda."

kenzo sudah terbangun dari mabuknya, lalu ia kembali ke Mansion dijemput oleh Bram.

"Bram bagaimana dengan gadis itu?"

"Dia mencoba untuk kabur tuan."

"Apa? berani beraninya dia mempermainkan ku."

Dengan dikuasai amarah Kenzo ingin segera menemui Alena.

Pintu kamar dibuka dengan kasar membuat Alena teronjak kaget.

"Tuan?" Kenzo mencengkram dagu Alena dengan keras membuat Alena kesakitan.

"Sakit tuan, kenapa dengan anda."

"Berani beraninya kau berniat kabur dari sini hah, kau sudah ku beli dengan harga yang tinggi. Seharusnya kau melayaniku dengan baik."

"Maafkan saya tuan,"

"Jangan menangis, aku tak ingin melihat air mata buaya mu itu." Kenzo melepaskan tangannya dari dagu Alena lalu ia mendekatkan wajahnya

Cup

Kecupan pertama untuk Alena, sebelumnya Kenzo tak pernah melakukan ini dengan wanita lain walaupun banyak yang menginginkannya akan tetapi Kenzo selalu menolak wanita entah itu dari kalangan Atas atau bawah.

Plak Alena dengan berani menampar Kenzo.

"Beraninya kau mengecup bibirku yang masih suci hah." namun Kenzo malah tersenyum sinis dengan aura yang menakutkan bagi Alena.

"Berani sekali kau menamparku gadis, tapi ini tamparan lembut bagiku. Kau akan menjadi istriku besok lalu aku akan melakukannya lebih dari ini." seketika itu juga seluruh tubuh Alena bergetar, ia sangat takut dengan ucapan Kenzo. Haruskah ia menikah dengan pria dingin dan kejam.

Berani sekali gadis itu menamparku, ini membuatku semakin tertarik dengannya. Tak pernah ada yang menolak ku seperti ini, aku semakin penasaran dengan gadis yang akan ku nikahi besok.

"Bram kenapa wanita itu menolak ku."

"Apa maksudmu tuan."

"Gadis itu menamparku setelah ku kecup bibir nya."

"Kenapa dia berani sekali Tuan."

"Itulah yang membuatku semakin tertarik padanya."

Baru kali ini aku mendengar tuan Kenzo mengecup seorang wanita, apakah ini pertanda tuan kenzo akan membuka hatinya untuk wanita lagi.

Sudah lama tuan Kenzo seperti ini , semoga ini awal yang baik untuknya.

Bram sangat berharap tuannya untuk kembali seperti dulu, pria yang lembut dan penyayang itulah sikap asli dari pria bernama Kenzo.

Malam ini Alena pertama kali makan malam dengan pria yang akan jadi suaminya.

Tak ada suara di antara mereka berdua hanya dentingan sendok yang terdengar.

"Tuan saya sudah selesai."

"Kalau begitu, suapi aku dengan mulutmu."

"Apa maksud mu tuan."

"Kau tak boleh membantahku, cepat lakukan."

"Aku tak bisa tuan."

"Baiklah akan ku praktikan, biar kau bisa." kemudian Kenzo menyuapkan nasi ke mulutnya lalu ia mendekatkan ke mulut Alena dengan membuka paksa mulut Alena.

Makanan dari mulut Kenzo berhasil masuk ke mulut Alena membuat Alena mual lalu ia berlari ke wastafel dan memuntahkan nya.

"Berani sekali kau memuntahkan makananku." teriaknya, Kenzo langsung menghampiri Alena lalu ia menarik paksa tangan nya.

"Lepaskan aku tuan," Alena terus saja berontak membuat Kenzo semakin marah.

Diseretnya Alena dengan kasar menuju kamarnya.

Bruk,, Kenzo mendorong Alena dengan kasar.

"Sakit tuan."

"Berani sekali kau membantahku hah." dengan marahnya Kenzo manarik rambut Alena kebelakang.

"Ampun tuan, ini sakit."

"Kau pantas mendapatkannya gadis kecil."

"Hiks hiks ampun tuan." kemudian Kenzo melepaskannya, ia tak ingin melihat air mata Alena.

"Pelayan." Panggilnya.

"Ya tuan ada apa?"

"Cepat ambil nasi tadi dan bawa kesini."

Apa dia gila! kenapa dia melakukan ini padaku, ini membuatku mual.

"Ayo cepat kunyah makanan ini dan masukkan ke mulutku lewat mulutmu!" Alena menggelengkan kepalanya, ia tak mengerti dengan pikiran pria yang ada dihadapannya.

"Cepat, atau kau akan ku jual pada pria hidung belang."

Alena menuruti keinginan Kenzo, ia sangat takut jika harus di jual pada pria hidung belang.

Lalu Alena mendekatkan bibirnya ke mulut Kenzo, lagi lagi ia merasa mual kemudian ia berlari ke kamar mandi dan memuntahkan kembali makanan yang ada di mulutnya.

"Sial, beraninya kau." Kenzo menarik Alena kembali dengan kasar.

"Malam ini aku mengampuni mu, tapi tidak dengan besok kau akan menjadi istri ku. Kau harus menuruti keinginanku, ingat itu."

Alena menangis kembali setelah kepergian Kenzo.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!