Cemburu

________

Ruangan Lab Ipa yang sudah tak terpakai di sulap menjadi tempat tongkrongan anak-anak bandel yang membolos pelajaran.

"Gue denger di kelas cewek Lo ada anak baru," Kata Axel pada Agra.

Asap rokok mengepul, Agra menghisap rasa manis dari rokok yang ter-apit di antara bibirnya.

"Siapa?" Tanya Agra tanpa melirik Axel.

Andreas yang penasaran pun mendekati Sofa panjang yang diduduki Axel dan Agra.

"Katanya sih orang yang dijuluki King Sirkuit, Lo pernah denger nggak?"

"Serius Lo?!" Ujar Andreas terkejut.

Axel mengangguk, "Gosip Gue sumbernya terpercaya."

Agra tak tertarik sedikitpun, Ia hanya fokus pada rokoknya.

Brak!

Pintu terbuka kencang, mereka yang berada di dalam sontak menatap ke pintu, dikhawatirkannya basecamp mereka sudah di ketahui Guru.

Ternyata yang datang adalah Leo, Andreas mendengus padahal Ia sudah panik.

Leo terengah-engah Ia menatap Agra yang sedang merokok. "Agra, cewek Lo makan berduaan di Kantin sama Murid baru."

Agra menginjak puntung rokok dengan sepatunya, tanpa berkata apapun Laki-laki itu meninggalkan basecamp.

"Gue kepo, ikut ah." Axel ikut keluar dari basecamp.

"Gue juga," Andreas menyusul Axel.

"Lah terus Gue ngapain?" Tanya Leo pada diri sendiri.

___________

Setelah bel istirahat berbunyi, Miss Julia mendekati meja Kimy dan Elio.

"Kim, kamu bisa temenin Elio keliling sekolah kita kan?" Tanya Miss Julia.

"Bisa kok, Miss." Sahut Kimy.

"Terima Kasih, ya. Kim,"

"Iya, Miss."

Begitu Miss Julia meninggalkan ruang kelas, Elio menatap Kimy. "Gue laper, Mbak tour guide bisa tunjukkin dimana kantinnya kan?"

Kimy tersenyum geli. "Bisa dong,"

"Lo berdua mau ikut nggak? Kita mau ke kantin." Tanya Kimy pada Sonia dan Ivy yang sedang asik menonton Drakor lewat laptop baru Sonia.

"Kita bawa bekal. Lo berdua aja, Drakor nya lagi seru-serunya." Jawab Ivy tanpa melirik Kimy.

Kimy mendengus melihatnya. "Ayo, El."

Mereka berdua berjalan beriringan menuju kantin, banyak yang menatap mereka bahkan mulai menggosip.

"Mereka kenapa?" Tanya Elio keheranan di tatap sepanjang koridor.

"Nggak usah di pikirin, mereka cuma tertarik sama rupa Lo." Sahut Kimy malas.

Elio tersenyum jahil. "Kalau Mbak Tour Guide tertarik nggak?"

"Gue?" Tanya Kimy menunjuk diri sendiri, "Gue tertarik sama orang bukan dari rupanya, tapi dari sikapnya memperlakukan Gue gimana." Jawaban Kimy membuat Elio tersenyum.

Elio merasa kalau Kimy berbeda dengan kebanyakan gadis, padahal Elio belum lama kenal dengannya.

Sampai di Kantin, Kimy langsung pergi untuk memesan sedangkan Elio melihat-lihat kantin di sekolah barunya.

Beberapa menit kemudian, Kimy kembali dengan nampan di tangannya Elio lekas membantunya untuk menyusunnya di meja.

"Keliatannya enak,"

Kimy mengangguk semangat. "Pangsit di sini paling enak! Pokoknya Lo harus cobain."

Elio terkekeh geli, Kimy sangat cocok menjadi brand ambassador pangsit gemuk ini.

"Btw, Lo kenapa pindah dari sekolah yang lama?"

"Bokap Gue ngerasa kalau di sekolah lama, Gue nggak fokus sama sekolah karena keseringan nongkrong bareng temen."

Kimy mengangguk paham. "Berarti di sekolah ini Lo nggak boleh cari temen."

"Kok gitu?"

"Ya, ntar Lo nongkrong-nongkrong lagi terus di pindahin lagi. Akhirnya Lo nggak kelar-kelar sekolahnya sampe Gue punya cucu."

Elio dan Kimy tertawa bersama berbarengan dengan Agra yang tiba di Kantin, mata tajam Agra menggelap.

Penghuni kantin reflek melirik Agra karena merasa ada aura gelap yang mengelilingi mereka. Bahkan Andreas dan Axel tidak berani mendekat, takut menjadi sasaran empuk.

Agra berjalan mendekati meja mereka, tampaknya Kimy dan Murid baru tidak menyadari kehadirannya mereka masih asik mengobrol sembari sesekali tertawa.

"Eh!" Pekik Kimy terkejut karena tangannya yang tiba-tiba di tarik, "Lo apa-apaan sih?" Protesnya pada Agra.

"Diem!" Agra menggenggam jemari Kimy erat, berjalan terburu-buru keluar dari kantin.

Sedangkan Elio yang khawatir berniat mengejarnya tapi malah dihalang-halangi Andreas dan Axel.

Andreas merangkul bahu Elio agar kembali duduk. "Lo nggak boleh ikut campur urusan rumah tangga orang, Bro."

Axel meneliti tampilan Elio dari atas sampai bawah seperti laser, "Jadi Lo bener King Sirkuit yang famous itu ya?"

Elio menghela nafas frustasi. "Gue nggak ada urusan sama kalian ya, jadi minggir."

"Siapa bilang Lo nggak ada urusan sama kita? Kimy itu Bu bos kita, jadi Lo sebagai pelakor bakal berurusan sama kita." Jelas Axel.

Elio menyugar rambutnya ke belakang. Jika saja ini bukan Kantin yang notabennya banyak orang Ia sudah membuat mereka babak belur.

Dilain tempat tapi di waktu yang sama Agra masih menarik tangan Kimy, rasa perih di pergelangan tangannya akibat Agra yang terlalu erat menggenggamnya mulai terasa menyakitkan.

Agra melepas tangan Kimy begitu sampai di ruang Lab Ipa, Laki-laki itu mengunci pintunya.

"Kok di kunci?" Panik Kimy. Agra menghiraukan rasa panik Kimy dia melenggang pergi ke Sofa.

Kimy mengetuk-ngetuk pintu Lab sekencang-kencangnya dari dalam, berharap ada yang mendengarnya. Ia tidak mau berduaan dengan orang gila ini!

Agra membuka bungkus rokok baru, lalu menyalakannya. Sesekali matanya melirik Kimy untuk memastikan Gadis itu aman.

"Tolong yang di luar bukain!!" Kimy mulai lelah mengetuk dan berteriak.

Wajar saja jika tidak ada yang membukakan pintu, karena wilayah koridor ini sudah lama tidak dilalui orang karena gosip yang di sebarkan anak-anak bandel tentang hantu tanpa kepala, agar basecamp tempat mereka bolos tidak ada yang menggangu.

Kimy berbalik, menatap Agra tajam. "Lo--" Entah kenapa niatnya ingin memaki Laki-laki itu tertelan kembali saat melihat Agra yang sedang merokok.

Kakinya secara reflek berjalan mendekati Sofa panjang yang di duduki Agra, Ia duduk tepat di sisinya.

"Udah puas ngelakuin hal percuma?" Ujar Agra dingin tanpa menatap Kimy.

"Lo kenapa sih?" Bukannya menjawab Kimy justru bertanya balik.

Jujur saja akhir-akhir ini Kimy merasa kalau Agra memperlakukannya seperti kekasih normal lainnya, tidak seperti dua tahun lalu yang terkesan tidak mau perduli urusan masing-masing.

Agra menghembuskan asap-asap yang semula tertampung di mulutnya.

"Berhenti deket sama anak baru itu." Katanya, tidak nyambung sama sekali dengan pertanyaan Kimy barusan.

"Kenapa, Lo cemburu?" Sahut Kimy asal, kenapa juga Agra cemburu padanya.

"Iya."

Kimy terbahak merasa kalau yang diucapkan Agra adalah omong kosong, tapi wajah datar Agra membuat Kimy menghentikan tawanya.

"Oke-oke, Gue nggak deket-deket El--"

Agra mengangkat tangannya membuat Kimy tidak melanjutkan perkataannya, "Jangan sebut namanya."

Kimy mengulum bibirnya menahan segala makian yang siap keluar kapan saja.

"Dasar aneh." Cibir Kimy pelan.

Kimy melirik Agra yang dikelilingi asap nikotin, Ia yang sudah tidak tahan lagi pun merangkak mendekati Agra.

Agra yang tidak memperkirakan pergerakan Kimy yang mendadak itu melebarkan matanya, pikirannya sudah berkeliaran kemana-mana.

Tangan kurus Kimy menyentuh pipi tirus Agra, mengelusnya lembut sampai Agra memejamkan mata terbuai.

Kimy yang melihat itu buru-buru menarik rokok yang masih menggantung di bibirnya. Melemparnya ke lantai lalu menginjaknya.

"Rokok bisa bikin orang segar bugar jadi penyakitan, tau nggak?!" Ujarnya tegas.

Kimy tidak sadar kalau tipu dayanya membuat rona alami di pipi Agra muncul, merambat hingga ke telinganya.

Kemudian Agra berdeham, suasana tiba-tiba canggung begitu Kimy sadar dengan refleknya.

Kimy memperbaiki posisi duduknya, Ia menyelipkan anak rambut ke telinganya berupaya mengalihkan rasa canggung.

Tangan yang digunakan untuk menyelipkan anak rambutnya ditarik pelan Agra.

"Ini kenapa?" Tanyanya pada pergelangan tangan Kimy yang memerah.

Belum sempat Kimy menjelaskannya, Agra sepertinya sudah faham terbukti dari raut wajah muramnya.

Agra bangkit dari Sofa, pergi ke sudut ruangan yang terdapat sebuah lemari. Agra kembali membawa kotak P3K lalu tanpa aba-aba bersimpuh di hadapan Kimy.

Laki-laki itu kembali menarik pelan tangan Kimy, mengoleskan salep pereda nyeri yang terasa dingin di kulit Kimy.

Wajah penuh konsentrasi dan khawatir Agra membuat Kimy merasa hangat.

"Kalau Gue kaya tadi, Lo peluk Gue aja. Gue nggak mau bikin Lo terluka lagi." Agra mendongak hingga pandangan mereka saling bertubrukan.

Kimy tidak menjawab Ia seperti tenggelam ke dalam manik coklat gelap milik Agra.

_________

"Xel, kok basecamp di kunci?"

Axel menatap Andreas, lalu mereka saling tersenyum geli. "Kayanya di dalem lagi ada adegan 18 plus."

"Ngintip yuk."

"Lo aja, Gue masih di bawah umur."

Andreas mendengus, padahal Axel lebih tua darinya satu tahun tapi dia selalu merasa paling muda.

"Daripada gangguin mereka mending kita ke kelas 11 IPA 3."

Kening Andreas berkerut. "Mau ngapain?"

"Cari partner malam Minggu." Axel melenggang menuju kelas yang terkenal penghasil Gadis cantik.

Andreas yang tidak ingin sendirian pun mengikuti langkah Axel, dia memang terkenal playboy meski wajahnya pas-pasan, para gadis tertarik dengannya karena mulutnya yang semanis gulali.

______

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!