Bab 2

Yumna berdiri didepan sebuah bank dengan berkas pengajuan pinjaman. Namun setelah melihat data didalamnya, pengajuan pinjaman itu di tolak.

"Apa yang harus aku lakukan?" Yumna mengusap keringat yang membasahi dahinya.

Sejak pagi dia antri begitu lama. Dan saat ini jam sebelas siang. Udara begitu terik, ditambah lagi dia tidak pulang dengan hasil yang di harapkan.

Kemana lagi aku harus meminjam uang? Jika sampai pabrik ditutup, rumah di sita, lalu kami akan tinggal dimana?

Yumna mengedarkan pandangannya dan berhenti di sebuah kedai minuman. Dia melangkah kearah kedai itu untuk menghilangkan dahaganya.

"Aku sangat haus. Sebaiknya aku minum disana sambil mencari solusi masalah ini,"

Saat akan menyeberang, tiba-tiba sebuah mobil melaju dengan kencang dan karena tadi pagi hujan, maka ada sisa genangan air di sepanjang jalan itu.

"Hei!"

Yumna berteriak karena baju dan berkasnya terciprat air genangan itu.

Dari spion terlihat mantan suaminya dan Inara tersenyum jahat.

"Dasar!"

"Apa yang dia lakukan disana!"

"Entahlah! Bukan urusan kita!"

Yumna melihat nomor seri mobil yang berjalan kencang di hadapannya. Meskipun dia tahu kalau ada orang akan menyebrang, namun sopir itu tetap urakan di jalan.

"Dasar! Mentang-mentang punya mobil! Seenaknya saja!"

"Aduh! Bajuku jadi kotor! Jika begini maka aku harus pulang. Bagaimana aku bisa pergi ke bank lain dalam kondisi kotor dan basah?"

"Tapi...kalau tidak salah...itukan mobilnya Mas Anjar. Apakah itu mereka?"

"Ah, sudahlah. Hari ini aku memang tidak beruntung. Pinjaman ditolak dan bajuku basah. Tapi tidak papa. Besok aku akan mencari pinjaman lagi. Dan kata ayah, tetap harus berusaha, karena dengan usaha yang tidak berhenti, pasti akan ada jalan yang terbuka. Sekarang memang belum, tapi besok, pasti akan akan menemukan jalannya...."

.

Tiba-tiba, ada pembeli di kedai itu yang Yumna kenal sangat dekat. Dia adalah Lusi. Teman baiknya dulu. Ketika ayahnya berjaya dan pabrik itu maju, maka Yumna sering mentraktir Lusi. Dan Lusi bekerja di salah satu bank swasta.

Itu terlihat dari seragam yang dia pakai. Dan memang, Yumna belum pernah mengajukan pinjaman di bank itu.

"Lusi....."

Panggil Yumna ketika Lusi sedang memesan es di kedai itu. Dia bekerja di sebuah bank dan kantornya berada di dekat jalan itu.

"Yumna....!" Lusi menoleh dan menghampiri Yumna.

"Hai....apa yang kau lakukan disini?" Lusi terkejut karena sudah lama dia tidak bertemu dengan Yumna. Suami Yumna selalu melarang Lusi datang karena katanya membawa pengaruh negatif untuk Yumna.

Dan sejak saat itu, Lusi tidak pernah bertemu dengan Yumna lagi.

"Kau tidak pernah datang lagi menemuiku. Kenapa?" tanya Yumna pada Lusi.

"Aku takut pada suamimu. Dia tidak suka aku datang ke rumahmu. Jadi lebih baik aku tidak menggangu mu...."

"Sekarang kau bebas kerumahku. Dia sudah tidak tinggal di rumahku lagi," terang Yumna.

Tentu saja Lusi terkejut mendengarnya. Tidak ada kabar angin atau gosip namun tiba-tiba bercerai. Padahal menurut penglihatan Lusi, rumah tangga Yumna jauh dari kata ada masalah serius.

"Ceritanya panjang...." ucap Yumna.

.

Esok harinya, Lusi benar-benar datang kerumah Yumna. Namun Yumna tidak ada dirumah, dia sedang pergi keluar untuk meminjam uang ke berbagai bank.

"Bagaimana kabarmu dan kakakmu Ronan?"

Rachel mengangkat kedua bahunya dan sedikit mencebikan bibirnya.

"Ayah dan ibu bercerai. Itu hal yang tidak pernah kami duga. Dan Ronan, dia patah hati...."

"Patah hati?"

Rachel lalu menjelaskan siapa gadis yang di nikahi ayahnya itu. Dia adalah kekasih kakaknya Ronan. Sekarang sedang hamil anak ayahnya.

"Sangat memalukan bukan? Aku malu menyebutnya sebagai ayah. Dan kakak...dia sangat terpukul saat tahu hal itu...."

"Ya Tuhan....maafkan aku. Aku tidak ada saat ibumu sedang dalam masalah yang rumit ini. Jika aku tahu, aku akan datang dan memberikan dukungan untuknya,"

"Sekarang ibu sudah move on Tante...."

"Wanita harus seperti ibumu. Jangan lemah jika para pria mengkhianatinya. Mereka harus mengambil sikap yang tegas. Agar para wanita tetap bisa berdiri dan hidup bahagia meskipun tanpa bantuan mantan suaminya,"

Tiba-tiba ibunya datang dengan baju basah oleh keringat dan wajah berminyak.

"Lusi...."

Yumna kaget saati pulang dan melihat sahabatnya ada dirumahnya.

Mereka lalu duduk dan Yumna mengatakan jika dia sedang dalam masalah besar.

"Ayah sedang pergi keluar kota. Aku tidak bisa membiarkannya bekerja di usia setua itu. Harusnya dia duduk dirumah dan tidak perlu bekerja keras lagi. Tapi...aku bercerai dan ekonomi kami saat ini sedang dalam masalah. Aku setiap hari pergi dari satu bank ke bank lain dan mereka semua tidak bisa meminjamkan uang sebanyak itu padaku,"

"Jika saja aku bisa membantu mu....aku baru saja membeli rumah, dan aku tidak punya simpanan. Tapi besok coba aku ajukan di kantor. Jika bisa maka kau bisa meminjamnya dari kantor kami..."

.

Mario sedang duduk didalam kantor nya. Dia adalah CEO yang baru di sebuah perusahaan dimana Inara dan Anjar bekerja sebagai staf disana.

Mereka tidak saling kenal, Mario tidak tahu jika Anjar adalah mantan suami Yumna. Dan Inara adalah mantan kekasih Ronan, anaknya Yumna yang kini menjadi istri Anjar.

Saat ini, Mario akan memimpin rapat yang akan di hadiri oleh Anjar dan juga Inara. Anjar dan Inara bekerja dalam satu divisi. Anjar generasi paruh baya dan Inara generasi muda.

Usia mereka terpaut dua puluh tahun. Tapi mereka tetap tidak peduli pada batasan usia dan jatuh cinta. Cinta terlarang mereka melanggar semua batasan. Dan mereka tetap tidak mempedulikannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!