Ninja Pengelana Dunia Kultivasi
"Lebih baik menyerah saja, Kazuki!" desak pemuda gemuk bermasker di sampingnya. Kazuki menengok kebelakang di balik pohon tempatnya bersembunyi, kembali memastikan beberapa orang yang mengejar mereka tidak menemukan jejaknya.
Kazuki menghadap temannya membuka masker ninja untuk menetralkan napas kemudian berseru, "Kita harus segera melaporkannya kepada Yakunin Ninja!"
(Yakunin\= Ninja tingkat tinggi)
"Kamu gila?! Yakunin Ninja tidak pernah melewati desa ini setelah beberapa puluh tahun. Siapa yang ingin pergi ketempat yang dia sendiri tidak tahu?!" protes pemuda gendut bernama Shinjiro frustasi mengacak rambut gondrongnya.
"Ck." Bayangan kejadian yang baru saja terjadi beberapa saat yang lalu berputar di benak Kazuki.
Flashback
Di tengah rapat para tetua desa Ninja klan Ishikawa, desa yang terdiri dari dua klan yakni klan Ishikawa dan Kaga, Kazuki dan Shinjiro yang tidak sengaja bersantai di atap balai desa tersebut mendengarkan percakapan para tetua desa.
"Dan lagi-lagi, Seizen meminta kita memberikannya tumbal untuk ritualnya!" teriak seseorang di dalam terdengar kesal.
Mendengar teriakkan itu Kazuki dan Shinjiro memasang telinganya baik-baik, tidak berniat menguping dan sekedar penasaran.
"Dewa, ampuni hamba. Sebaiknya kita berikan saja apa maunya. Tetap ada timbal balik pada setiap hal yang bersinggungan dengannya bukan, mari kita ambil sisi baiknya!"
"Ya, kamu benar," sahut yang lain sependapat.
Dua pemuda di atap balai Kazuki dan Shinjiro sama-sama terkejut, tidak bisa berkata-kata. Mereka berdua mendadak merasakan bulu kuduknya berdiri ketika kepala desa menyebutkan nama keramat itu. 'Seizen' Ninja pengkhianat yang di segel oleh Ketua Yakunin Ninja pertama.
Karena telah menguasai semua jurus terlarang dan menggunakannya untuk menguasai dunia. Seizen membantai seluruh klannya, dan memerangi seluruh klan ninja lainnya. Seizen menggunakan kekuatan terkutuk menghidupkan yang sudah mati. Dan dia disebut-sebut menjadi dewa kematian karena setiap menggunakan jurus terlarang membutuhkan pengorbanan nyawa manusia.
Itu adalah Legenda lama bagi klan-klan masa ini.
Tak begitu lama terdengar suara asing seperti semilir angin. Kazuki dan Shinjiro kabur begitu saja ketika mendengar suara itu. Itu adalah tanda jurus mengendap ninja bayangan yang mempunyai tugas menjaga tuan.
Rupanya Ninja bayangan memang mengawasi di sana, mereka mengejar Kazuki dan Shinjiro,"Berhenti di sana!" teriak suara itu.
"Apa ini, bukannya mereka hanya mendongeng satu sama lain?" Lontar Shinjiro panik sambil menengok ke belakang mengekor Kazuki di depannya.
"Menurutku juga begitu, tapi dengan menyewa ninja bayangan, menurutku juga tidak begitu!" Balas Kazuki yang terus menerus melompati cabang pohon dengan cepat tak tentu arah demi menghindari ninja bayangan.
"Kita tidak bisa terus lari. Perangi saja, Shinjiro!"
"Perangi katamu?!"
"Ayo Shinjiro, Hi no Kiri!"
Jurus kabut api milik Kazuki menghalangi jalan para ninja bayangan. Ditambah Shinjiro yang menggunakan jurus tanahnya yang membentuk dinding tanah tinggi untuk beberapa saat mereka dapat bernapas lega. Tiba-tiba dari arah kabut..
Gulungan sebesar tangan dilemparkan kepada Kazuki, dan pemuda itu pun menangkapnya sambil kebingungan. Sebelum sempat membuka gulungannya ledakan terjadi.
DUAARR
"AKHH!!"
"SHINJIRO!"
Kazuki menyimpan gulungan itu di kantongnya kemudian melihat keadaan Shinjiro. Beruntung ninja gemuk itu baik-baik saja hanya sedikit luka bakar jika menggunakan teknik ninja medis pasti langsung sembuh. Ledakan itu di kenal baik oleh Kazuki, di mana itu adalah jurus kepala klan Ishikawa. Apa yang kepala klan lakukan dengan menyerang anggotanya sendiri?
"Cepat pegang tanganku!" perintah Kazuki yang di lakukan Shinjiro.
Mereka berdua berpindah tempat dengan cepat menunju pinggiran desa menggunakan jurus teleportasi Kazuki. Kazuki dan Shinjiro beristirahat sejenak di sana.
Flashback end
"Tetua desa, kepala klan dan beberapa ninja bayangan terlibat, ini pasti benar. Apa yang harus kita lakukan?" gumam Kazuki yang termenung menatap langit gelap.
Di tengah pemikirannya tidak sengaja dia mengingat gulungan aneh yang di berikan oleh sosok misterius di dalam kabut tadi kepadanya. Kazuki membukanya perlahan dan membaca dengan teliti, isi gulungan sangat kompleks dengan beberapa simbol asing dituliskan di sana.
Shinjiro yang di sebelah Kazuki masih terengah karena akumulasi lemak di tubuhnya menghambat udara keluar masuk, dia melihat kiri dan kanan dengan wajah suram. Perasaan Shinjiro berisi ketakutan yang berlebihan kemudian dia menggoyangkan pelan pundak temannya yang sedang fokus membaca benda asing.
"Tempat ini sepertinya tidak aman, Kazuki!" ujar Shinjiro.
"Tunggu sebentar!" balas Kazuki yang masih fokus dengan gulungannya.
Bayangan horor mencekam menyerang benak Shinjiro ditambah suasana yang gelap minim penerangan selain cahaya bulan. Si penakut itu tiba-tiba berdiri dan berlari tanpa suara menuju arah desa meninggalkan Kazuki. Sementara Kazuki yang tidak sadar temannya pergi malah mempraktekkan segel jurus asing dari gulungan ungu itu. Dengan lirih dia mengucapkan nama jurusnya, "Senzo daidai no kabe o tōrinu keru."
Sninnggg
***
Brak
"Ukkh...iteh."
Kazuki membuka matanya perlahan-lahan, beradaptasi dengan cahaya mentari yang bersinar terik di atas kepalanya.
Tubuhnya terasa lemas tak berdaya menahan berat badannya sendiri ketika berusaha bangun kemudian ambruk lagi ke bumi. Mata hijaunya menatap kosong langit biru yang luas. Dedaunan pohon menghalangi panasnya cahaya matahari menuju matanya. Bibir itu menggumamkan nama sesuatu. Tiba-tiba sosok hitam memancarkan aura gelap muncul dengan mata merah dan senyum mengerikan dari atas kepala Kazuki, membuka lebar mulut penuh gigi tajamnya dan hendak menelan pemuda itu. Hap
"Hah, hush hoh..hoh!" Detak jantungnya meningkat bersamaan hilangnya bayangan hitam tadi yang dia kira adalah imajinasinya sendiri.
Kazuki memegangi dadanya yang telanjang sambil matanya mengitari sekitaran yang terdapat banyak objek berwarna hijau. Pemuda itu berdiri sedikit membungkuk sambil tetap memandangi sekitar. Pepohonan tinggi dan besar sangat sering matanya tangkap. Bunga-bunga dengan ukuran yang tidak biasa dan hewan-hewan yang ukurannya juga terlihat seperti dua kali lipat lebih besar dari biasanya begitu merata di sini.
"Di mana ini?" lirih Kazuki merasa asing dengan tempat ini.
Hawa sejuk dihirupnya dengan nyaman, namun badannya menggigil dengan tiba-tiba. Kazuki langsung keheranan karena tadinya cuacanya sangat panas nan cerah mendadak berubah sedikit mendung dan angin sejuk berhembus. Dia berada di puncak bukit yang tinggi.
"Grr...aku butuh pakaian," lirihnya bergetar mengusap lengannya sambil memandang adanya pemukiman di daerah lereng dari sana.
Kazuki berjalan melewati setiap bangunan di pemukiman dengan corak dan arsitektur yang aneh namun indah. Tak jarang dia terpukau melihat ukiran berbentuk hewan-hewan yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Ninja yang bertelanjang dada itu tidak sadar jika banyak orang yang juga berada di sana menatapnya sinis karena dianggap tidak sopan, berjalan di keramaian tanpa memakai busana. Kazuki baru menyadari hal itu setelah ketika dua orang yang berpakaian prajurit memberhentikannya di jalan dan menegurnya. Bahasa mereka sedikit sama namun berbeda membuat Kazuki kebingungan mendengar mereka berbicara.
Ninja itu dengan inisiatif menggunakan isyarat tangan untuk setiap kata yang ingin diucapkannya. Namun hasilnya tetap sama, para prajurit itu juga hanya paham beberapa kata saja. Tapi entah karena tak sengaja atau apa Kazuki seperti nya mengatakan sesuatu yang salah, sehingga tangannya di ikat oleh dua prajurit tersebut dan di seret paksa oleh mereka ke suatu tempat.
"Hei, bisakah kalian katakan bagian mana ucapanku yang salah?" tanyanya sudah pasrah mau di bawa ke mana. Kazuki nyengir ketika kedua prajurit itu hanya diam enggan menjawab dan hanya menatap lurus ke depan jalan.
Jadi, di sepanjang jalan orang-orang banyak yang melihat Kazuki diseret menghadap belakang dengan kaki yang menjuntai, benar-benar kelihatan lemas. Beruntung alas kakinya masih ada sehingga kakinya tidak lecet.
"Siapa itu, wajahnya asing?"
"Iya, jangan-jangan mata-mata dari kekaisaran musuh!" Gunjing ibu-ibu yang sedang bersantai di kedai teh yang jaraknya cukup jauh dari jalan yang dilalui Kazuki.
"Tapi, dia terlihat lemah."
'Ewewewe...bicara saja sesuka kalian, dasar orang-orang aneh. Pakai baju haruskah kain panjangnya sampai kaki. Seperti takut sekali kulitnya terlihat!' Alis pemuda itu berkerut dan bibirnya monyong. Jelas sekali dia tidak terima dengan ucapan ibu-ibu tadi yang terdengar olehnya. Tentu saja ada teknik untuk bisa mendengar dari jarak sejauh itu.
Setelah beberapa saat perjalanan mereka bertiga sampai di sebuah bangunan bernuansa hitam dengan atmosfer seperti sebuah tempat pemenjaraan. Kazuki menatap horor bangunan besar itu.
'Haruskah aku melarikan diri?' batin Ninja berambut hitam pendek itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Game Over
saya suka gaya penulisannya enak dibaca
2023-12-31
0
Erarefo Alfin Artharizki
halo thor, ceritanya bagus
2023-04-26
1
jelas, sape yang buat dulu
2023-02-27
9