"Ayah Kaisar sangat bermurah hati kepada Putri ini. Terima kasih banyak, semoga kesejahteraan mengiringi ayah Kaisar." Balas Putri Fangyin yang berbanding terbalik dengan isi hatinya. Dia tidak rela provinsi yang sudah dia kembangkan menjadi daerah sukses sekarang ini akan di pindah kepimpinan kepada kakak kelimanya. Walaupun kakak kelimanya sangat pandai dan seorang sarjana tinggi.
"Putri ini izin undur diri karena sudah letih ayah Kaisar," ungkapnya yang di izinkan Kaisar Gaozo.
Putri Fangyin kembali ke kediamannya yang di dekatnya terdapat paviliun lotus indah. Dia memasuki kamarnya lalu segera mengambil secarik kertas dan sebuah pena. Sang putri menuliskan beberapa patah kalimat di dalamnya kemudian dia membuka jendela kamarnya, meniupkan sejenis alat peluit. Tiba-tiba datanglah seekor elang besar sedikit bercorak merah di leher mendarat di sudut jendela kamarnya. Sang putri mengikatkan surat itu di kaki si elang kemudian memerintahkannya terbang dengan isyarat yang hanya diketahui antara hewan dan majikan itu.
"Pergilah dan sampaikan yang terdapat di dalamnya," lirihnya menatap langit biru.
\=\=\=\=\=\=
Di gerbang masuk ibukota Yan, Kazuki dan seorang pemuda sebagai teman barunya mengantri masuk untuk pengecekan oleh petugas penjaga gerbang perbatasan ibukota Kekaisaran Yan.
Karena suhunya sekarang ini sangat tinggi Kazuki meminum air perbekalannya sampai habis tak bersisa, perutnya sampai kembung. Saking panasnya. Burung-burung bersembunyi di balik awan dari teriknya matahari. Kazuki menarik leher teman barunya dengan lengannya yang bernama Jian itu kemudian berseru.
"Aku pasti akan memenangkan sayembara bunga istana, Jian. Kalau aku menang, pasti bisa makan apapun sampai puas!"
"Haha, kalau saudara menang, saudara akan dinikahkan dengan putri Kaisar, loh. Iya sih bisa makan enak." Mereka berdua sama-sama tidak sinkron.
"Tunggu dulu, maksudnya bunga istana itu putri Kaisar?" tanya Kazuki yang dibalas anggukan. Pemuda itu tersenyum getir, batinnya terkulai lemas karena angan-angan nya bunga istana itu seperti token makan gratis apapun di manapun. Konyol sekali, semua toko pasti bangkrut jika ada yang seperti itu.
"Waduh bagaimana, ya? Jadi ikut atau tidak ... aku belum ada niatan menikah nih!" Jian mengedikkan bahunya sambil terkekeh melihat tingkah konyol temannya itu.
"Kalau saudara menang, belum tentu langsung di nikahkan. Apalagi putri Kaisar, pernikahannya dapat memakan waktu hingga 3 bulan."
"Apa?!" teriak Kazuki kaget mengundang tatapan heran orang-orang di sana yang kebanyakan adalah pedagang dari luar kota.
"Syutt jangan keras-keras! Tentu saja bukan hanya pernikahan, lamaran dan adat kebiasaan lainnya juga di lakukan," jelas Jian.
"Oh, katakan lebih awal!" Mereka berdua kompak tertawa.
Kini giliran penjaga memeriksa token identitas Kazuki bertuliskan Han yang terlihat mencurigakan. Token miliknya satu-satunya yang hari ini dilihat si penjaga berwarna emas melambangkan keluarga bangsawan.
"Siapa namamu?" tanyanya yang tidak di mengerti Kazuki.
"Eum, iya-iya," balasnya yang terdengar aneh di telinga si penjaga.
"Nama aneh macam apa itu, ya sudahlah sana masuk!" ujar si penjaga mengijinkan.
Kedua pria muda itu pergi menuju ke sebuah penginapan sederhana dan menginap di sana. Kedua-duanya dipertemukan atas tujuan yang sama yaitu mengikuti sayembara wajib dengan Jian yang mewakili keluarganya yang terpilih. Sementara Kazuki mewakili keluarga Han yang tidak memiliki keturunan laki-laki. Pak tua Longwei sudah berdiskusi dan bertukar beberapa informasi dengan Kazuki kemarin sehingga dia kemari sudah mempunyai perbekalan lahir batin.
"Tapi aku masih heran saudara Han yang seorang bangsawan memakai pakaian yang ... unik sekali!" celoteh Jian. Dia sudah melihat token bangsawan milik Kazuki.
'Tidak usah menghina secara halus begitu. Walaupun kamu benar,' batin Kazuki.
"Ngomong-ngomong apa tujuanmu mengikuti sayembara ini?" tanya Kazuki yang menata bekalnya.
"Sayembaranya kan harus diikuti setiap perwakilan keluarga. Tidak perlu tujuan tidak masalah, hanya saja sepertinya aku ingin membawa banyak buruan binatang Kultivasi untuk meningkatkan Kultivasi ku."
'Kultivasi itu seperti Cakra ya di dunia ini?'
"Oh, memangnya kamu sudah di tingkat apa?"
"Aku tingkat bumi keempat, saudara. Saudara sendiri?"
"Eum, sepertinya aku sama denganmu..." ujarnya sedikit panik.
"Sepertinya?" gumam Jian heran.
\=\=\=\=\=\=\=
Hari Pelaksanaan Sayembara akhirnya tiba. Di daerah pusat kota Yan rombongan Kaisar termasuk para pangeran, putri dan para bangsawan memasuki balai pusat kota yang sudah siap menyambut mereka, dengan iringan prajurit yang panjangnya sejauh mata memandang. Masyarakat yang ikut hadir melihat para perwakilan sayembara yang sudah hadir berbaris di tengah pelataran luas kecuali dua pemuda yang masih belum hadir ketika seorang petugas mengabsen.
Kazuki dan Jian datang terlambat karena sedikit berdebat dengan pemilik penginapan yang tidak sengaja menumpahkan bekal milik Kazuki pagi petang tadi. Ninja pengelana itu menggunakan jurus teleportasinya sehingga dengan tiba-tiba mereka sampai di area berkumpul tepat di hadapan keluarga Kaisar.
Kazuki mengusap tengkuknya kikuk dan tertawa menyindir diri sendiri di balik maskernya karena menjadi pusat perhatian, sementara Jian dengan gesit segera bersimpuh serta menunduk di hadapan Kaisar Gaozo yang menatap mereka penuh intimidasi. Jian menarik syal merah Kazuki membuat pemuda itu ikut bersimpuh karena takut syalnya sobek.
"Ampun tuan Kaisar atas keterlambatan hamba. Hamba siap menerima konsekuensi yang di berikan!" ucap Jian dengan lantang. Kazuki keheranan dengan Jian.
'Apa perlu sampai sebegitunya?' batinnya yang hanya diam sedari tadi.
"Bangunlah pemuda berbaju merah," perintah sang Kaisar.
Jian segera bangkit, diikuti Kazuki.
"Kenapa kamu juga ikut bangkit?" tanya Jian berbisik di hadapan keluarga bangsawan itu.
"Lah, memangnya kenapa?" balas Kazuki bertanya balik juga dengan berbisik.
"Ya tunggu Kaisar memerintahkan mu!"
"Ya suka-suka aku lah mau berdiri sekarang atau nanti!" balas Kazuki berbisik tidak terima.
Kaisar dengan wajah datar semakin terlihat sungutnya hingga dengan inisiasi seorang Jenderal dari deret meja bangsawan langsung berdiri membawa tombaknya dan tanpa aba-aba mengayunkan tombak itu pada Kazuki, beruntung dia memiliki reflek cepat dalam menghindar. Kazuki tersenyum miring pada Jenderal yang tersulut amarahnya karena Kazuki yang bersikap tanpa etiket Kekaisaran dihadapan Kaisar. Jenderal berumur itu kembali mengayunkan tombaknya lebih cepat membuat Kazuki yang menghindar dengan cara mundur semakin terhimpit kebelakang.
Semua orang sangat syok melihat Kazuki yang dapat menghindar dengan gesit bahkan melompat-lompat tinggi, berjalan di dinding tanpa kesulitan termasuk para bangsawan juga terkejut. Padahal untuk ukuran Wanquan masa kini di butuhkan konsentrasi tinggi untuk sekedar melayang, bukan terbang.
Di saat ada kesempatan Kazuki menggunakan jurus bayangannya yang berhasil mengecoh Jenderal besar bernama Zuan itu.
"Berhenti!" Kaisar angkat bicara. Kaisar menatap sengit Kazuki yang dibalas tak kalah sengit pemuda itu. Jenderal Zuan pun berhenti menyerang dan memperhatikan junjungan nya tersebut.
"Simpan tenaga kalian. Gunakan saat kita sampai di hutan hang selatan, paham. Sekarang panglima Kim anda bisa mulai." Aba-aba sang Kaisar yang di patuhi pria gagah dengan jubah perak yang bertugas mengatur pelaksanaan sayembara.
Panglima Kim menghadap seluruh peserta sayembara sembari menarik napas panjang "Sayembara Bunga Istana resmi dimulai!"
Whooooaaaaa!
Siapakah yang akan menjadi pemenang sayembara yang membawa nasib Putri Fangyin?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments