NovelToon NovelToon

Ninja Pengelana Dunia Kultivasi

Berpindah Dunia

"Lebih baik menyerah saja, Kazuki!" desak pemuda gemuk bermasker di sampingnya. Kazuki menengok kebelakang di balik pohon tempatnya bersembunyi, kembali memastikan beberapa orang yang mengejar mereka tidak menemukan jejaknya.

Kazuki menghadap temannya membuka masker ninja untuk menetralkan napas kemudian berseru, "Kita harus segera melaporkannya kepada Yakunin Ninja!"

(Yakunin\= Ninja tingkat tinggi)

"Kamu gila?! Yakunin Ninja tidak pernah melewati desa ini setelah beberapa puluh tahun. Siapa yang ingin pergi ketempat yang dia sendiri tidak tahu?!" protes pemuda gendut bernama Shinjiro frustasi mengacak rambut gondrongnya.

"Ck." Bayangan kejadian yang baru saja terjadi beberapa saat yang lalu berputar di benak Kazuki.

Flashback

Di tengah rapat para tetua desa Ninja klan Ishikawa, desa yang terdiri dari dua klan yakni klan Ishikawa dan Kaga, Kazuki dan Shinjiro yang tidak sengaja bersantai di atap balai desa tersebut mendengarkan percakapan para tetua desa.

"Dan lagi-lagi, Seizen meminta kita memberikannya tumbal untuk ritualnya!" teriak seseorang di dalam terdengar kesal.

Mendengar teriakkan itu Kazuki dan Shinjiro memasang telinganya baik-baik, tidak berniat menguping dan sekedar penasaran.

"Dewa, ampuni hamba. Sebaiknya kita berikan saja apa maunya. Tetap ada timbal balik pada setiap hal yang bersinggungan dengannya bukan, mari kita ambil sisi baiknya!"

"Ya, kamu benar," sahut yang lain sependapat.

Dua pemuda di atap balai Kazuki dan Shinjiro sama-sama terkejut, tidak bisa berkata-kata. Mereka berdua mendadak merasakan bulu kuduknya berdiri ketika kepala desa menyebutkan nama keramat itu. 'Seizen' Ninja pengkhianat yang di segel oleh Ketua Yakunin Ninja pertama.

Karena telah menguasai semua jurus terlarang dan menggunakannya untuk menguasai dunia. Seizen membantai seluruh klannya, dan memerangi seluruh klan ninja lainnya. Seizen menggunakan kekuatan terkutuk menghidupkan yang sudah mati. Dan dia disebut-sebut menjadi dewa kematian karena setiap menggunakan jurus terlarang membutuhkan pengorbanan nyawa manusia.

Itu adalah Legenda lama bagi klan-klan masa ini.

Tak begitu lama terdengar suara asing seperti semilir angin. Kazuki dan Shinjiro kabur begitu saja ketika mendengar suara itu. Itu adalah tanda jurus mengendap ninja bayangan yang mempunyai tugas menjaga tuan.

Rupanya Ninja bayangan memang mengawasi di sana, mereka mengejar Kazuki dan Shinjiro,"Berhenti di sana!" teriak suara itu.

"Apa ini, bukannya mereka hanya mendongeng satu sama lain?" Lontar Shinjiro panik sambil menengok ke belakang mengekor Kazuki di depannya.

"Menurutku juga begitu, tapi dengan menyewa ninja bayangan, menurutku juga tidak begitu!" Balas Kazuki yang terus menerus melompati cabang pohon dengan cepat tak tentu arah demi menghindari ninja bayangan.

"Kita tidak bisa terus lari. Perangi saja, Shinjiro!"

"Perangi katamu?!"

"Ayo Shinjiro, Hi no Kiri!"

Jurus kabut api milik Kazuki menghalangi jalan para ninja bayangan. Ditambah Shinjiro yang menggunakan jurus tanahnya yang membentuk dinding tanah tinggi untuk beberapa saat mereka dapat bernapas lega. Tiba-tiba dari arah kabut..

Gulungan sebesar tangan dilemparkan kepada Kazuki, dan pemuda itu pun menangkapnya sambil kebingungan. Sebelum sempat membuka gulungannya ledakan terjadi.

DUAARR

"AKHH!!"

"SHINJIRO!"

Kazuki menyimpan gulungan itu di kantongnya kemudian melihat keadaan Shinjiro. Beruntung ninja gemuk itu baik-baik saja hanya sedikit luka bakar jika menggunakan teknik ninja medis pasti langsung sembuh. Ledakan itu di kenal baik oleh Kazuki, di mana itu adalah jurus kepala klan Ishikawa. Apa yang kepala klan lakukan dengan menyerang anggotanya sendiri?

"Cepat pegang tanganku!" perintah Kazuki yang di lakukan Shinjiro.

Mereka berdua berpindah tempat dengan cepat menunju pinggiran desa menggunakan jurus teleportasi Kazuki. Kazuki dan Shinjiro beristirahat sejenak di sana.

Flashback end

"Tetua desa, kepala klan dan beberapa ninja bayangan terlibat, ini pasti benar. Apa yang harus kita lakukan?" gumam Kazuki yang termenung menatap langit gelap.

Di tengah pemikirannya tidak sengaja dia mengingat gulungan aneh yang di berikan oleh sosok misterius di dalam kabut tadi kepadanya. Kazuki membukanya perlahan dan membaca dengan teliti, isi gulungan sangat kompleks dengan beberapa simbol asing dituliskan di sana.

Shinjiro yang di sebelah Kazuki masih terengah karena akumulasi lemak di tubuhnya menghambat udara keluar masuk, dia melihat kiri dan kanan dengan wajah suram. Perasaan Shinjiro berisi ketakutan yang berlebihan kemudian dia menggoyangkan pelan pundak temannya yang sedang fokus membaca benda asing.

"Tempat ini sepertinya tidak aman, Kazuki!" ujar Shinjiro.

"Tunggu sebentar!" balas Kazuki yang masih fokus dengan gulungannya.

Bayangan horor mencekam menyerang benak Shinjiro ditambah suasana yang gelap minim penerangan selain cahaya bulan. Si penakut itu tiba-tiba berdiri dan berlari tanpa suara menuju arah desa meninggalkan Kazuki. Sementara Kazuki yang tidak sadar temannya pergi malah mempraktekkan segel jurus asing dari gulungan ungu itu. Dengan lirih dia mengucapkan nama jurusnya, "Senzo daidai no kabe o tōrinu keru."

Sninnggg

***

Brak

"Ukkh...iteh."

Kazuki membuka matanya perlahan-lahan, beradaptasi dengan cahaya mentari yang bersinar terik di atas kepalanya.

Tubuhnya terasa lemas tak berdaya menahan berat badannya sendiri ketika berusaha bangun kemudian ambruk lagi ke bumi. Mata hijaunya menatap kosong langit biru yang luas. Dedaunan pohon menghalangi panasnya cahaya matahari menuju matanya. Bibir itu menggumamkan nama sesuatu. Tiba-tiba sosok hitam memancarkan aura gelap muncul dengan mata merah dan senyum mengerikan dari atas kepala Kazuki, membuka lebar mulut penuh gigi tajamnya dan hendak menelan pemuda itu. Hap

"Hah, hush hoh..hoh!" Detak jantungnya meningkat bersamaan hilangnya bayangan hitam tadi yang dia kira adalah imajinasinya sendiri.

Kazuki memegangi dadanya yang telanjang sambil matanya mengitari sekitaran yang terdapat banyak objek berwarna hijau. Pemuda itu berdiri sedikit membungkuk sambil tetap memandangi sekitar. Pepohonan tinggi dan besar sangat sering matanya tangkap. Bunga-bunga dengan ukuran yang tidak biasa dan hewan-hewan yang ukurannya juga terlihat seperti dua kali lipat lebih besar dari biasanya begitu merata di sini.

"Di mana ini?" lirih Kazuki merasa asing dengan tempat ini.

Hawa sejuk dihirupnya dengan nyaman, namun badannya menggigil dengan tiba-tiba. Kazuki langsung keheranan karena tadinya cuacanya sangat panas nan cerah mendadak berubah sedikit mendung dan angin sejuk berhembus. Dia berada di puncak bukit yang tinggi.

"Grr...aku butuh pakaian," lirihnya bergetar mengusap lengannya sambil memandang adanya pemukiman di daerah lereng dari sana.

Kazuki berjalan melewati setiap bangunan di pemukiman dengan corak dan arsitektur yang aneh namun indah. Tak jarang dia terpukau melihat ukiran berbentuk hewan-hewan yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Ninja yang bertelanjang dada itu tidak sadar jika banyak orang yang juga berada di sana menatapnya sinis karena dianggap tidak sopan, berjalan di keramaian tanpa memakai busana. Kazuki baru menyadari hal itu setelah ketika dua orang yang berpakaian prajurit memberhentikannya di jalan dan menegurnya. Bahasa mereka sedikit sama namun berbeda membuat Kazuki kebingungan mendengar mereka berbicara.

Ninja itu dengan inisiatif menggunakan isyarat tangan untuk setiap kata yang ingin diucapkannya. Namun hasilnya tetap sama, para prajurit itu juga hanya paham beberapa kata saja. Tapi entah karena tak sengaja atau apa Kazuki seperti nya mengatakan sesuatu yang salah, sehingga tangannya di ikat oleh dua prajurit tersebut dan di seret paksa oleh mereka ke suatu tempat.

"Hei, bisakah kalian katakan bagian mana ucapanku yang salah?" tanyanya sudah pasrah mau di bawa ke mana. Kazuki nyengir ketika kedua prajurit itu hanya diam enggan menjawab dan hanya menatap lurus ke depan jalan.

Jadi, di sepanjang jalan orang-orang banyak yang melihat Kazuki diseret menghadap belakang dengan kaki yang menjuntai, benar-benar kelihatan lemas. Beruntung alas kakinya masih ada sehingga kakinya tidak lecet.

"Siapa itu, wajahnya asing?"

"Iya, jangan-jangan mata-mata dari kekaisaran musuh!" Gunjing ibu-ibu yang sedang bersantai di kedai teh yang jaraknya cukup jauh dari jalan yang dilalui Kazuki.

"Tapi, dia terlihat lemah."

'Ewewewe...bicara saja sesuka kalian, dasar orang-orang aneh. Pakai baju haruskah kain panjangnya sampai kaki. Seperti takut sekali kulitnya terlihat!' Alis pemuda itu berkerut dan bibirnya monyong. Jelas sekali dia tidak terima dengan ucapan ibu-ibu tadi yang terdengar olehnya. Tentu saja ada teknik untuk bisa mendengar dari jarak sejauh itu.

Setelah beberapa saat perjalanan mereka bertiga sampai di sebuah bangunan bernuansa hitam dengan atmosfer seperti sebuah tempat pemenjaraan. Kazuki menatap horor bangunan besar itu.

'Haruskah aku melarikan diri?' batin Ninja berambut hitam pendek itu.

Di Tengah Perang Besar

"Masuk!"

"Tidak!"

"Kubilang masuk!"

"Kenapa aku harus menurut padamu?!"

bugh

"ITTE!"

BUGH

"Hoi ... dia bisa berkelahi!" sahut rekan prajurit yang dipukul oleh Kazuki perutnya.

Prajurit besar itu terkapar, wajahnya terlihat sangat kesakitan dan dia menekan keras bagian perutnya yang terasa perih. Sepertinya pukulan Kazuki terlalu keras untuk dirinya.

"Jangan diam saja, hentikan dia!" perintah prajurit yang terkapar itu.

Kazuki mengangkat tangan kirinya, memperlihatkan telapak tangannya pada prajurit kurus yang masih berdiri gemetar.

"Aku tidak bermasalah." ujarnya dengan tenang.

Prajurit kurus itu pun diam sebentar, mempelajari mimik pemuda itu kemudian saling kontak mata dengan rekannya untuk menilai hal tersebut.

"Baiklah, kamu pemuda tidak jelas, kami akan melepaskanmu. Tapi pakailah baju terlebih dahulu!" ujar si prajurit kurus sambil bertolak pinggang.

Prajurit besar bangkit kemudian mengajak Kazuki masuk ke bangunan mirip rumah hantu itu. Kazuki yang sedari tadi sepenuhnya tidak mengerti apa yang sedang di bicarakan dua orang itu akhirnya hanya mengekor di belakang.

Prajurit bertubuh besar menyerahkan sebuah pakaian sederhana berwarna merah dan hitam kepada Kazuki. Tidak sampai di situ, dua prajurit yang melihat Kazuki sepertinya tidak mengerti cara pakainya pun berusaha mencontohkan dengan benar.

"Pemuda ini aneh sekali, dia seakan-akan bukan berasal dari sini," lontar si prajurit kurus keheranan.

"Kamu benar saudaraku, aku juga belum pernah mendapatkan serangan fisik sekuat itu sebelumnya. Tidakkah dia menguasai kultivasi spiritual tingkat tinggi?" Kali ini Kazuki mengerti apa yang prajurit besar ucapkan.

Batinnya bergelut tentang sebab keberadaannya di sini. Terakhir kali dia melepaskan jurus aneh dari gulungan-

"Dimana gulungannya?!" teriaknya histeris memeriksa seluruh bagian celananya.

Kosong~

"Astaga, padahal dengan adanya itu Yakunin Ninja pasti akan percaya... Yakunin Ninja itu dongeng atau asli, ya? Akh aku pusing dengan semua ini!" Kedua prajurit yang sedari tadi memperhatikan Kazuki, dibuat kepelikan ketika pemuda itu berteriak sambil menggaruk-garuk kepalanya.

"Dia mungkin sudah gila," ujar si kurus.

"Iya, kudengar orang gila memang tidak pernah menahan diri. Apalagi pukulan tadi."

"Kau tidak terima ya dikalahkan pemuda ini dalam sekali pukul?"

"Iya, maksudku tidak."

'Ya sudahlah, kuharap aku menemukan bantuan dengan berada di sini. Kalau begitu, aku akan kembali ke bukit tadi saja, mungkin saja gulungannya masih ada di sana!' batinnya optimis sedikit harap harap cemas.

Kazuki membungkuk sebentar dengan maksud berterima kasih kemudian pergi dari sana dengan meloncat dari atap ke atap membuat dua prajurit itu menjatuhkan rahangnya.

'Kalau tidak salah seharusnya ke arah sini. Ck, seberapa jauh dua prajurit itu menyeret ku. Kenapa daerah pemukimannya luas sekali!' batin Kazuki kesal. Dia berhenti sejenak di atap bangunan tinggi melihat sekeliling. Pandangannya berhenti pada suatu objek yang kira-kira sejauh 1 km darinya. Sekelompok orang berjubah, merapalkan sebuah mantra membentuk lingkaran asing bercahaya kemudian betapa terkejutnya pemuda itu, sebuah bongkahan batu api raksasa di hempaskan menuju tempatnya. Tepat di sini, di titik Kazuki berdiri. Orang-orang yang sadar ketika mendengar suara gesekan udara mulai berlarian panik.

Mau tidak mau, siap tidak siap Kazuki memusatkan seluruh cakranya menuju satu titik kemudian mengeluarkan jurus kehampaan. Beruntung sudut tembakan 70° sehingga dia mendapat waktu tambahan mengeluarkan jurus pamungkasnya itu.

Swooshh

Sebelum benturan terjadi batu raksasa berapi itu sudah lenyap di makan jurus Kazuki. "Hahh, hahhh...sial, bisa-bisa aku pingsan di sini. Tidak ah, turun dulu!" Kazuki turun ke bawah lalu menyandarkan punggungnya ke bangunan tadi yang sudah sepi karena orang-orang terlanjur pergi menyelamatkan diri tadi.

"Apa aku boleh mencuri?"

BRAAKHHHGG

Ternyata tembakannya tidak hanya sekali melainkan berkali-kali namun dengan batunya kali ini jauh lebih kecil dari yang pertama sehingga Kazuki yang sempat terkena tepian tembakan batunya tidak cedera parah.

Pounnnngghh

"Suara apa itu?" gumam Kazuki, dia menaiki atap bangunan tinggi itu kembali kemudian memusatkan matanya pada pemandangan yang menakjubkan.

Gerombongan pasukan infanteri, kavaleri dan pasukan udara yang jumlahnya sangat banyak berterbangan tampak menyerbu ke arah para pelempar batu berada. Beberapa dari mereka heran melihat Kazuki yang melongo menyaksikan mereka melintas.

Sebuah regu berisi belasan orang yang terbang mendarat di atap mendekati Kazuki, pemuda itu sedikit was-was. Ternyata mereka adalah pasukan medis, mereka menyembuhkan luka pendarahan dan lecet di badan Kazuki dengan semulus-mulusnya. Kemudian mereka memberikan pakaian baru kepada pemuda itu, karena baju barunya tadi sudah rusak dan robek terkena lemparan batu.

"Terima kasih!" tutur Kazuki dengan sedikit tersenyum. Mereka nampak keheranan mendengar bahasanya, tapi ketua mereka, wanita bercadar yang menyembuhkan Kazuki mengangguk dengan senyuman tersembunyi kemudian pergi.

'Dia mengerti bahasaku? Atau hanya sekedar tahu maksudku?' batin Kazuki memandangi pasukan itu pergi.

Pertarungan dahsyat mulai terjadi ketika ribuan pasukan kubu dari timur, yang menyerang menggunakan batu bermunculan dari balik bukit melakukan perlawanan hingga efeknya sampai pada desa tempat Kazuki berada.

"Kalau begini sudah jelas, perang antar klan. Aku tidak bisa memeriksa gulungannya, karena sudah pasti hancur, apalagi dengan kekuatan sebesar itu," keluhnya pada diri sendiri. Tiba-tiba ia tersadar akan sesuatu, dia menatap kedua tangannya.

"Kekuatan wanita itu, juga memulihkan cakraku?!" kagetnya.

"Pasukan medis saja sekuat itu, apalagi pasukan tempurnya, hhh," kekehnya suram.

'Dunia ini jelas berbeda dari duniaku, aku bisa terlempar ke sini itu pasti karena jurus itu. Gulungan jurus terlarang? Mungkin dengan mengulang jurusnya bisa membuatku kembali ke sana, jenius!' batinnya bersorak senang.

Kazuki kemudian meninggalkan area peperangan itu, menuju barat. Berharap menemukan tempat serupa dengan di dunia asalnya, di mana hutan hujan penuh cakra alam.

"Kalau aku bisa menemukan tempat itu, maka klan pasti akan selamat dari Seizen!" yakin nya.

\=\=\=\=\=\=\=

Istana Kekaisaran Yan

Di singgasana agung yang di duduki Kaisar Yan Gaozo yang memegang tahta kaisar semenjak 20 tahun penobatan kini terlihat lemas. Pikirannya berkecamuk, tak bisa tenang memikirkan nasib kekaisaran Yan yang di tepi kehancuran, melawan kekaisaran Dong yang dipimpin oleh Empress baru menduduki tahta kaisar yang telah meninggal, Meng Xiao.

Permaisuri Xiang, mencoba menenangkan sang kaisar dengan mengajaknya beristirahat di kediaman Kaisar agar melupakan sejenak konflik Istana. Tapi sang Kaisar menolak dengan halus.

Sang Putri dari permaisuri Xiang bernama Yan Fangyin yang ikut setiap rapat menteri memperhatikan dengan teliti tiap hari, jumlah laporan permasalahan semakin bertambah entah dalam bidang ekonomi, pertahanan atau lainnya. Putri Fangyin amat sangat mensyukuri keberadaan akademi Kultivasi dan spiritual di kekaisaran Yan yang mampu menjadi kekuatan tambahan pertahanan kekaisaran. Daerah tenggara kekaisaran hampir berhasil direbut Kekaisaran Dong. Namun lewat jalur politik, sang Putri berhasil mencegah semua itu. Dia adalah seorang jenius politik dan kultivasi, di mana Putri Fangyin sendiri sudah berada pada Kultivasi Bumi tingkat 6 di usianya yang ke 18 tahun. Di mana normalnya baru bisa di capai usia 25 tahun, dia 7 tahun lebih cepat. Sementara kultivasinya berada pada bumi tingkat empat. Itu adalah hal yang bagus bagi Kekaisaran, namun hal itu sangat amat memalukan bagi kaisar Gaozo sebagai seorang ayah memanfaatkan putri-putrinya yang seharusnya terjaga di dalam istana malah bergerak keluar menyelesaikan masalah istana.

Putri Fangyin pun undur diri dari rapat malam hari itu setelah mendengar tanda pasukan perang sudah kembali. Perang di timur memakan waktu 3 pagi 3 malam. Para pangeran Kultivator yang menyertai perang segera di bawa masuk menuju kediaman pangeran untuk beristirahat. Sementara itu Putri Fangyin menemui sang kakak, Putri Qiaofeng yang menyertai perang sebagai ketua pasukan medis.

"Jiejie, bagaimana keadaan, Jiejie? Istirahatlah di kamar Meimei, untuk malam ini saja!" Bukan karena apa dia memaksa, hanya saja kakak perempuan satu ini sangat saleh dan tahu diri. Dan si adik yang menyayanginya begitu perhatian terhadap hal itu. Adik kandungnya ini spesial dan dispesialkan oleh Kekaisaran.

"Jiejie baik-baik saja, Meimei." Qiaofeng memegang kedua lengan Fangyin membuat adiknya menatapnya lekat.

"Jiejie sudah menemukan-nya!"

Dekrit Kekaisaran

"Nyam!"

"Duh! Panas!"

"Hahaha, makanya hati-hati kalau makan! Masih panas di telan langsung!" Kazuki ikut terkekeh mendengar ucapan pedagang roubao itu. Dia sedang duduk menekuk lutut ke dada di atas kotak dekat gerobak roubou kedai teh sambil memakan roubou panas yang diberikan percuma oleh si pedagang.

"Ya habisnya ini enak sekali, sih!" Kazuki mengambil gigitan panas lagi. Dia sedang berteduh dari gerimis pagi yang mendung.

"Ack!"

"Haha, banyak orang mengatakan seperti itu!" paparnya percaya diri. Kazuki menjulingkan matanya mendengar hal itu. Tidak aneh sih, kedai si pedagang ramai pembeli. Pastinya dagangannya enak.

"Ngomong-ngomong anak muda, bajumu bagus sekali." Pedagang itu menunjuk pakaian Kazuki sambil tersenyum. Kali ini pemuda itu kebingungan dengan ucapan si pedagang, dia kembali tidak tahu maksudnya. Alhasil karena berpikir terlalu berlebihan Kazuki melepaskan bajunya, hendak diberikannya pada si pedagang. Dia mengira si pedagang menginginkan pakaiannya sebagai ganti roubao gratis itu, walaupun harganya tidak seimbang.

"Eh-eh..bukan itu yang ku maksud!" Pedagang menggeleng-gelengkan kepala agar Kazuki mengerti, tapi pemuda 20 tahun itu tetap kekeh ingin memberikan pakaian yang sepertinya dapat terjual mahal itu.

Karena si pedagang terus mengelak akhirnya Kazuki melempar baju itu ke muka si pedagang kemudian meloncat pergi ke atap.

"Telanjang dada begini tidak akan membuatku mati!" lontarnya sok kuat. Angin sejuk tiba-tiba berhembus.

"Di-di-dingin-!"

Haccho!

Setelah sarapan di pagi gerimis, Kazuki pergi ke daerah air terjun yang sudah diketahuinya sejak kemarin malam untuk berlatih di sana. Dia memperkuat jurus-jurus yang sudah dipelajari, yang dengan itu dia berhasil membuat rumah dari jurus kayunya.

Kazuki juga berusaha mencari alternatif termudah untuk mengendalikan elemen tanpa perlu menggunakan segel tangan terlebih dahulu. Dia mulai bisa sedikit demi sedikit mengendalikan elemen udara dengan memusatkan cakra di pergelangan tangan dan kaki.

5 hari berlalu dia habiskan untuk berlatih pengendalian elemen sambil mencari informasi tentang hutan hujan cakra hingga terdengarlah kabar datangnya dekrit kekaisaran.

Di depan balai kota di mana terdapat papan pengumuman di sana, penduduk berkumpul menyaksikan seorang prajurit utusan Kekaisaran datang membawakan gulungan berisi dekrit kekaisaran. Kazuki di atap penginapan tidak jauh dari sana segera memasang telinga agar tidak ketinggalan pengumuman yang akan di sampaikan.

"Dekrit Kekaisaran, atas izin surga dan kehendak Kaisar, bahwasanya datangnya dekrit ini kejatuhan sampai pada 15 hari ke depan, akan dilaksanakan sayembara di hutan provinsi Hang selatan. Targetnya adalah penangkapan hewan spiritual, dengan jumlah tidak terkhusus kan. Bagi seorang pemenang maka kaisar sendiri akan memberikan baginya bunga istana!"

Whooaa

Teriak penduduk histeris, pemenang sayembara akan dijadikan menantu Kaisar. Entah akan di nikahkan dengan Putri yang mana.

Sementara itu Kazuki yang tengah mengamati dengan baik, terganggu di tengah-tengah oleh datangnya elang hitam dengan sedikit warna merah di lehernya mematuknya beberapa kali. Hingga Kazuki hanya sempat mendengar setengah dari pengumuman.

"Perwakilan satu pria tiap keluarga. Para wakil keluarga yang mengikuti sayembara akan di umumkan 3 hari ke depan, selesai!" prajurit itupun turun dari panggung dan segera mencari minum untuk membasahi tenggorokannya yang kering setelah berteriak.

"Astaga, apa yang di ucapkan nya terakhir tadi, ini semua salahmu, elang!" sentak Kazuki pada si elang.

tuk

"Au, tanganku, ku bakar baru tahu!" burung itu pun menciut.

"Yang pasti di daerah bernama ibukota Kekaisaran akan di adakan sayembara berhadiah!" Senyum miringnya tercetak jelas. Kazuki pergi dari sana meloncat-loncat ke arah barat. Di tengah jalan dia mencuri sehelai syal merah dari penduduk yang berpapasan dengannya untuk di gunakan sebagai baju. Dengan penuh semangat Kazuki mengatur seluruh strateginya di kepala.

\=\=\=\=\=\=

"Kaisar mengadakan sayembara di dalam dekrit yang baru-baru ini, Meimei, kamu tahukan apa yang akan terjadi?" tanya Putri Qiaofeng pada adiknya dengan wajah khawatir. Sementara Putri Fangyin dengan wajah datarnya yang cantik, kali ini tidak tertutupi cadar hanya diam.

Pandangannya menelisik kertas dengan cap merah yang tengah dipegangnya.

"Meimei sangat mengerti, Jiejie." Sang kakak terlihat kebingungan dengan reaksi adiknya. Dia berpindah duduk di samping sang adik agar lebih dekat kemudian memegang pergelangan tangan sebelah kiri adiknya. Sebelum Putri Qiaofeng dapat berbicara Putri Fangyin angkat suara.

"Meimei sudah memperhitungkan semuanya, Jiejie tidak perlu khawatir. Semuanya akan baik-baik saja, ini juga merupakan bentuk kesalehan bagi Meimei kepada ayahanda Kaisar dan ibu Permaisuri." Sang kakak tetap khawatir karena adiknya mengatakan kalimat itu dengan wajah tanpa ekspresi.

Dirinya yang sudah berusia 22 tahun belum juga di nikahkan oleh kaisar karena pernikahan anggota istana adalah upacara sakral yang memakan waktu cukup lama. Sementara Putri Qiaofeng sendiri tidak keberatan menunda pernikahannya disebabkan perang dua Kekaisaran.

Namun kini kaisar mengadakan sayembara kepada masyarakat Kekaisaran Yan secara bebas dengan hadiah bunga istana kepada seorang pemenang. Maka siapa lagi kalau bukan Putri Fangyin yang baru saja memasuki masa usia untuk menikah yang akan dinikahkan oleh pria asing pemenang sayembara. Karena Putri Qiaofeng sudah mengatakan kepada sang ayah agar menunda pernikahannya. Masalahnya yang nantinya akan dinikahkan dengan adiknya adalah pria asing, itu sebabnya Putri Qiaofeng khawatir. Bisa saja yang memenangkan sayembara adalah pria jelek, kalangan rendah, dan random sekali. Maka apakah pantas hal tersebut untuk Putri kebanggaan Kekaisaran.

Empress Dong akan tertawa mendengar hal ini.

"Huh, Jiejie hanya mengkhawatirkanmu, tidak lebih!" Putri Fangyin tersenyum lembut mendengarnya.

"Baiklah, Jiejie akan kembali ke kamar, panggil saja jika Meimei butuh sesuatu," pesannya yang diangguki lucu adiknya.

"Yang terpilih sudah datang."

\=\=\=\=\=\=

Kazuki berkelana menuju sebuah kota yang ramai dengan hal-hal yang berbeda dari beberapa kota yang di lewati Kazuki lainnya. Di kota ini para wanita seperti tidak diharuskan memakai cadar dan penutup kepala. Mereka dibebaskan memakainya atau tidak memakainya tanpa adanya kesenjangan sosial. Rupanya para wanita di negeri ini sedikit sama seperti di negerinya yaitu sama-sama malu-malu tapi mau. Mau tapi tidak berani bersuara.

Hingga sampailah langkah Kazuki di depan tempat surga dunia bagi para pria. Rumah bordil. Kazuki melangkah kedalam dengan cengengesan.

"Eit!"

"Tunjukan token keanggotaan anda!" perintah seorang wanita menghadang jalannya.

"Hah?!"

"Tunjukan token keanggotaan anda~" Ulang wanita itu.

"Hah, apa?!"

"Hush syeh syuh!" Wanita itu memanggil penjaga tempat itu dan mengusir Kazuki dengan kasar. Bahkan Kazuki sampai di giring menjauhi tempatnya berjarak 10 m.

'Eoh, niat sekali mereka menemaniku sejauh ini,' batinnya kesal.

Kazuki pun tidak jadi mampir, dan memilih melanjutkan perjalanannya. Di tengah jalan terkadang dia di godai oleh beberapa gadis muda karena hanya memakai kain yang dibelit-belitkan asal sehingga lekuk tubuhnya terlihat. Kazuki tersenyum manis membalas gadis-gadis itu. Memang dia...

Sampai malam harinya dia tiba di depan sebuah penginapan ke tujuh yang ditemuinya. Saking penuhnya seluruh penginapan di kota ini dia sampai harus memutari tiap jalan yang cukup padat. Rupanya kota ini dikunjungi banyak orang.

"Satu kamar, tolong."

"Biaya semalam nya 1 perak." Mahal sekali batin Kazuki. Dia membayar dengan uang curian di jalan, dan beberapa kayu dari jurusnya yang ia jual.

Dia diantar dua pelayan wanita yang menawarkannya menggosok saat mandi, akhirnya malam dingin berubah menjadi malam hangat. Kepalanya di pijat atas permintaan Kazuki sendiri yang mengiming-imingi uang tip. Siapa yang nolak tip di sini, para pelayan memang tidak diberikan gaji oleh pemilik penginapan dan hidup bergantung pada tip tamu.

"Terima kasih banyak, tuan."

"Terima kasih juga nona-nona."

"Hah, indahnya hidup bila setiap saat seperti ini."

Senyumannya luntur seketika begitu suara ketukan kasar terdengar dari pintu kamarnya. Pemuda itu segera keluar dari air lalu mengenakan celananya dan melilitkan kain syalnya.

"Hm, siapa?" Di depannya pemilik penginapan yang menyapanya tadi terlihat kikuk dan takut kemudian menjelaskan maksud 'mengganggu' nya ini.

"Tuan Ishi, beliau adalah seorang yang penting di Kekaisaran dan hendak menginap di sini malam ini saja. Karena kamarnya habis jadi-"

"Uhuh?" wajah sinis Kazuki juga menakuti pemilik.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!