"Jadi ... bisakah anda angkat kaki, kami akan mengembalikan semua pembayaran anda," tawar si pemilik tersenyum gugup, kedua tangannya digosokkan satu sama lain.
"Ti~dak bisa!"
"Kalau begitu kami akan mengembalikan uang anda dua kali lipat."
"Ti~dak bisa!"
"Kumohon tuan, para pengawal ini-"
serKk
"Ti~dak semudah eh, di mana dia?" Kazuki menengok kanan tidak ada, menengok kiri gelap karena si pemilik tiba-tiba menghilang. Rupanya pria berbadan besar dengan wajah sangar memelototinya dari sisi kanan.
Srettt
"Hoam ngantuk nya." Pintu kamar ditutup oleh Kazuki, dia mencoba tidak memperdulikan suara-suara ancaman memanfaatkan kata uang yang disebutkan orang-orang di luar. Mereka tidak tahu ninja ini begitu lelah karena melakukan perjalanan panjang bermodalkan kaki.
"Berisik sekali, cari saja penginapan lain!" bentak Kazuki terlanjur kesal. Namun berkat itu suara-suara mereka pun hilang. Sunyi sementara.
Dug dug dug
Ketukan di pintu bertubi-tubi, "Tuan Ishikawa bukan?" Tebak seseorang dibalik pintu.
"Yang berasal dari dunia lain," ujarnya dengan suaranya semakin lirih.
Huh?!
"Bagaimana dia tahu?!" gumam Kazuki.
"Aku tahu karena Anda adalah orang yang sudah ditakdirkan," sahut seseorang misterius di balik pintu seakan mengetahui pikiran Kazuki.
'Omong kosong macam apa itu?!' batin Kazuki menyangkal. Dia beranjak dari kasur mengendap-endap mendekati pintu.
"Tetap saja bagaimana kamu tahu itu aku?!" sahut Kazuki pada akhirnya.
'Aku kan terlihat seperti pemuda pada umumnya, dan tidak punya tanda khusus si tubuh...,' batin Kazuki terdiam.
"Simbol hiragana 'Ka' di punggungku?!" desisnya histeris. Kazuki berlari hening menuju kaca dan melihat lilitan syal yang tidak menutupi simbol itu.
"Dia punya mata yang tajam untuk melihat huruf sekecil ini." Dengan menggunakan teknik mata klan Ishikawa, Kazuki dapat membuat dindingnya transparan. Dia bertatapan langsung dengan si pria berkumis di luar. Pria itu mengikuti arah gerak Kazuki seakan ia juga mampu melihat menembus dinding.
Sreett
"Ck!" Kazuki membuka pintunya sedikit dongkol dan berkacak pinggang.
"Siapa kamu sebenarnya??" tanyanya sangat penasaran sekaligus muak.
"Saya adalah pak tua biasa, nama saya Longwei. Bisakah saya bertamu?" tanyanya dengan senyuman yang tak kunjung luntur.
"Hm, masuklah pak tua tak diundang," acuh Kazuki tetap membukakan pintu. Pria tua itu duduk menghadapnya, kali ini senyumannya menghilang.
"Dengar ya pak tua tak di undang, saya sudah memesan kamar ini, dan saya tidak akan pergi. Anda tidak bisa merengek dan mengusir saya begitu saja karena semua itu percuma tidak berguna. Walaupun Anda mengetahui rahasia saya. Saya lelah anda harus tahu itu!" cerocos Kazuki sambil menunjuk-nunjuk pak tua itu. Dirinya masih kesal karena istirahatnya jadi terganggu, apalagi setelah perjalanan yang sangat panjang dari timur. Malam ini adalah waktu berharga dan terpaksa dia harus menerima tamu pembawa masalah batin.
"Tentu saja, saya tidak akan memaksa karena itu merupakan kesalahan saya. Tuan- ekhem pak tua ini hanya ingin memberikanmu sesuatu." Pria tua itu mengeluarkan lempeng besi kuning mengkilat yang terukir tanda pengenal di atasnya sebesar tangan. Dia memberikannya pada Kazuki yang diterima acuh pemuda itu.
Kazuki membolak-balikkan token identitas yang bertuliskan Han diatasnya. Hanya kata itu yang dimengerti oleh Kazuki.
"Itu adalah token keluargaku, Kazuki. Aku meminjamkannya padamu karena dirimu sendiri," ujar Longwei sambil menyisir jenggotnya.
Pria muda itu mendelik, "Katakan lebih jelas!" tuntutnya karena ucapan Pak tua yang berputar-putar. Pak tua itu tersenyum tipis kemudian menjelaskan maksud token identitas dari keluarganya itu.
"Aku mengetahui engkau hendak pergi ke ibukota Kekaisaran untuk mengikuti sayembara bunga istana kan? Ibu kota kekaisaran memiliki keamanan yang sangat ketat dan semakin terisolasi setelah perang. Penduduk tanpa identitas bisa langsung ditangkap jika berkeliaran tanpa membawa token identitas itu. Apalagi yang terpilih, pasti akan segera tertangkap karena dirimu sendiri tidak ada permulaan dengan dunia ini." Kazuki menelisik mata pak tua itu. Sepertinya dia berkata jujur. Namun yang membuatnya heran adalah, kenapa repot-repot dan kenapa dia seakan tahu segalanya tentang dirinya.
"Apa yang Anda maksud dengan yang terpilih? Saya jelas-jelas berada di sini dikarenakan ketidaksengajaan asal Anda tahu," tanyanya lebih sopan.
"Itu semua karena kekuatan Kultivasi Putri Yi. Yi adalah nama kehormatan putri kedua permaisuri sah kaisar." Kazuki menggaruk kepalanya namun mengangguk.
"Ramalan sang putri belum pernah meleset. Dan dua tahun yang lalu tepatnya ketika gerhana rembulan sang putri memberitakan ramalan itu, seorang pemuda yang berasal dari dunia lain membawa kedamaian pada kekaisaran Yan," tutur si pak tua. Kazuki tersenyum miring padanya.
"Kalau begitu sudah jelas, anda punya hubungan tidak asing dengan putri. Bagaimana anda bisa berjalan semulus ini... Pak tua, sebutkan saja siapa identitas aslimu!" kekeh Kazuki yang tak kunjung dibalas Longwei. Kazuki sama sekali tidak peduli pada ramalan yang disebutkan dan lebih memikirkan identitas asli pak tua itu.
"Ya sudahlah, nanti juga tahu sendiri," ujarnya mengalah membuat pak tua Longwei tersenyum lebar dan menepuk pundak Kazuki.
"Pemuda yang terpilih, kalau kamu bisa memenangkan sayembara kamu akan beruntung nantinya," ungkapnya mengundang rasa penasaran Kazuki.
"Yah nanti kamu akan tahu sendiri!" ujarnya dengan senyuman menggoda. Kazuki berteriak penasaran ketika pak tua Longwei keluar pergi dari kamarnya.
'Bagaimana bisa dia tahu segalanya tentangku sejelas ini, apa di dunia ini juga terdapat semacam ninja bayangan. Gerak-gerik ku terus diawasi selama ini?!' batinnya geram.
"Pak tua aneh, dunia aneh. Firasatku mengatakan kehidupanku tidak akan damai setelah ini," gumamnya sambil menatap token emasnya.
\=\=\=\=\=\=
"Putri Yi"panggil sang kaisar pada putrinya. Sang Kaisar sedang menduduki singgasana seperti hari rapat biasanya.
Sang Putri membungkuk hormat kepada kaisar sekaligus ayahnya. Diam beberapa saat sampai sang Kaisar menyuruh gadis cantik itu bangkit.
"Kamu tidak ingin menyampaikan sesuatu?" tanya kaisar inisiatif. Sang permaisuri di sebelah kiri kaisar sedikit terkejut namun tak ditampakkan. Sangat jarang seorang ayah menyuruh seorang anak putrinya untuk berpendapat.
"Tidak Ayah Kaisar, Putri ini berserah kepada apapun keputusan ayah Kaisar," balas putri Fangyin semakin membuat pria bijaksana itu tak puas. Dia merasa terlalu membebankan banyak hal kepada putri kesayangan nya itu.
"Putri Yi, mengenai provinsi Rong ayah akan memberikan tugas pengaturannya kepada kakak kelima mu," ujar sang Kaisar membuat sang Putri sedikit mengangkat pandangannya.
"Ayah merasa telah membebankan mu terlalu banyak, sebaiknya kamu bisa sedikit bersantai, Putriku," ucapnya penuh kasih sayang.
Di samping kanan belakang kaisar, seorang selir tinggi tersenyum miring mendengar percakapan keluarga harmonis itu.
"Tidak akan kubiarkan harmonis lagi lain kali," desisnya penuh kebencian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Ayano
Semangat kak. Nanti diriku mampir again ☺
2023-04-18
0
Bintang Ray234🌸🌸
Semangat terus ya kaka sukses terus kedepannya buat karya karya kaka yang lainnya☺️💪💪👍👍✨🌸🌸🙏
2023-04-07
6