Bab 2 Perlakuan Yang Beda

"Clara!!" tegur bu Siska agak kesal melihat Clara hanya acuh.

"Hah? Eh apa, Ma?" tanya Clara terkejut.

"Ck, dasar kau kalau sudah makan, tidak akan ingat apapun. Mana bekal suamimu?" tanya bu Siska lagi.

Namun nada bicaranya lembut, tidak seperti saat bicara dengan Zakia.

"Hehe maaf, Ma. Aku belum sempat menyiapkan bekal mas Ronald, kan aku belum selesai sarapan, Ma" jawab Clara santai. 

"Tapi Ronald sudah mau berangkat," sahut bu Siska.

"Kia, tolong bungkusin bekal mas Ronald, dong. Kau kan sudah selesai sarapan!" titah Clara seenaknya.

"Tapi, Mbak. Aku...."

Belum sempat Zakia menjawab, ibu mertuanya sudah terlebih dahulu menyela.

"Aku apa Zakia? Dasar pemalas! Disuruh hal sepele itu saja masih perhitungan dengan tenaga. Clara kan belum selesai sarapan, sedangkan kau sudah kenyang dari tadi. Dasar tidak tau terima kasih, sudah diizinkan tinggal dan makan gratis di rumah ini l, masih aja banyak tingkah," maki bu Siska.

"Bukan begitu maksud aku, Ma. Tapi..."

"Tidak ada tapi-tapian, Kia. Sekarang cepat siapkan bekal makan siang untuk Ronald, aku tidak mau anakku jadi sakit karena makan yang bukan masakan rumah. Tjdak perlu banyak alasan, seharusnya kau bersyukur sudah diterima di rumah ini. Atau kau mau aku usir dari rumah ini sekarang juga, hah?

Mau kemana kalian setelah aku usir memangnya? Jadi pemulung atau ke rumah orang tuamu yang hidup melarat itu?" tanya bu Siska mengejek sembari menghina.

Zakia hanya diam menahan air mata sebisa mungkin. Lalu Zakia pun segera membungkus bekal untuk Ronald. Hampir setiap hari ia yang menyiapkan bekal untuk Ronald, sedangkan suaminya tidak pernah diperlakukan seperti itu oleh mertuanya. Perlakuan yang berbeda kepada anak yang terlahir dari rahim yang sama.

"Bungkusin buat gue juga dong, Mbak Kia. Gue mau bawain bekal buat Sisi, siswi yang baru pindah kemarin ke sekolah kami. Mau PDKT gue, pilih menu yang terlezat, Mbak!" perintah Doni, anak bungsu di rumah itu yang masih duduk di kelas 2 SMA.

Tapi sikapnya sangat tidak sopan dan bicaranya juga kasar, terutama pada Zakia. Zakia mengangguk dan menyiapkan bekal yang diminta oleh Doni.

"Wihh gebetan baru lagi, Don? Bukannya cewek yang kemarin baru 2 hari jadian?" tanya Ronald dengan bangga.

"Iya dong, Kak. Namanya juga anak muda, gak akan betahlah dengan satu wanita. Apalagi ceweknya bulukan. Sisi ini beda, Kak. Dia saat ini primadona di SMA Sinar Sakti. Pokoknya gue yang harus mendapatkannya!" ucap Doni yakin.

"Bagus, itu baru adik gue! Tapi apa cewek yang kemarin gak bakal ngamuk kalau tau lu deketin tuh cewek baru?" tanya Ronald. 

"Ya bodo amat, Kak. Itu urusan mereka nanti, gue hanya melakukan apa yang gue suka. Namanya juga anak muda, Kak. Masih butuh kebebasan, emang kakak yang udah habis masanya untuk bermain api. Kakak kan udah ada pawang, sekali berulah maka akan kena tulah!" jawab Doni terbahak.

"Sialan lu, Don. Tapi kakak orang yang paling beruntung, karena bisa mendapatkan mbak Clara. Belum ada kan cewek lu yang bisa mengalahkan kecantikan mbak Clara?" tanya Ronald, ia berujar bangga dengan kecantikan istrinya.

Clara tersipu mendengar pujian suaminya itu. Sedangkan bu Siska hanya menggeleng melihat tingkah anak-anaknya.

"Banser sih, Kak. Mbak Clara masih menjadi nomor satu yang menjuarai kemolekan para wanita. Tapi gue masih berusaha mencari cewek seperti mbak Clara, yang memiliki tubuh ideal," ucap Doni.

"Pasti lah, Don. Kan mbak full perawatan. Mana sama dengan si burik." Clara ikut bersuara sambil melirik kearah Zakia.

Zakia hanya diam, lagi pula yang dikatakan oleh Clara itu memang benar. Jangankan untuk merawat diri, untuk istirahat saja ia bahkan tidak punya waktu. Setiap hari ia hanya berteman daster lusuh dan tumpukan cucian kotor. Setelah itu ia masih akan mengerjakan tugas lain dari mertua dan juga istri kakak iparnya.

"Ini mas bekalnya sudah siap," ucap Zakia sambil memberi bekal makan siang Ronald, tapi hanya diacuhkan. 

Zakia kembali meletakkan makanan itu dimeja makan. 

"Kalau begitu aku pamit dulu, Ma, Clar. Lu mau nebeng gak, Don? tanya Ronald pada Doni.

" Ihh ogah, Kak. Apa kata dunia kalau Doni diantar ke sekolah. Harga diri, Men!" ucap Doni.

"Huh sok cool banget lu. Ya udah gue cabut duluan," ucap Ronald.

Kemudian ia mencium punggung tangan ibunya, lalu beralih mencium kening istrinya yang saat itu sudah duduk manis di depan televisi menonton gosip selebriti sambil mengemil. Padahal mereka baru saja selesai sarapan.

"Hati-hati dijalan, Mas. Oh ya mas, aku minta uang dong, Mas. Nanti ada reuni teman lama dan aku perlu perawatan dulu ke salon sebelum pergi. Skincare aku juga udah pada habis, Mas," ucap Clara dengan suara lembut.

"Bukannya baru 4 hari yang lalu aku transfer uang bulanan kamu, Clar? Masa udah habis aja?" tanya Ronald.

"Ya elah, Mas. Cantik itu kan butuh modal. Kebutuhan aku banyak, Mas. Aku dandan cantik kan untuk kamu juga, Mas. Memangnya kamu gak bangga punya istri cantik dan pandai merawat diri?" rayu Clara dengan bergelayut manja di lengan suaminya.

"Ya sudah, Oke! Nanti aku transfer setelah sampai di kantor!" jawab Ronald akhirnya.

"Makasih, Mas. Mas memang suami terbaik di dunia. Makin sayang deh," ucap Clara memuji dengan suara manja.

"Iya dong, Sayang! Aku akan membahagiakanmu dengan berbagai macam kemewahan dan juga menuruti semua yang kau inginkan. Karena aku sangat mencintaimu." Ronald berkata sambil merangkul pundak Clara, tapi sudut matanya masih mencuri pandang ke arah Zakia yang masih sibuk membereskan piring kotor bekas makan mereka tadi.

Zakia tidak acuh, dia fokus membersihkan meja makan dan mengangkat piring kotor ke daput, karena itu sudah jelas akan menjadi tugasnya nanti.

"Kenapa sih mas kok melihat kearah dapur terus? Ada apa disana? " tanya Clara heran.

"Eh itu, Clar. Aku rasa, aku meninggalkan suatu barang yang penting di kamar mandi. Aku cek dulu, deh. Siapa tau itu penting untuk pekerjaan hari ini," jawab Ronald.

"Ck, ada-ada aja sih, Mas. Meletakkan barang kok di kamar mandi. Ya udah, aku aja yang cek. Memangnya barang apa, Mas?" tanya Clara.

"Flashdisk kantor, Clar. Tadi aku lupa pas mandi gak menaroh dulu di kamar. Biar aku aja yang cek, sekalian kebelet," sahut Ronald.

"Oh ya udah kalau gitu, Mas," ucap Clara.

Ia juga sebenarnya malas untuk mencek barang yang dikatakan Ronald, karena gosip selebriti favoritnya sudah mulai.

Ronald tersenyum misterius, lalu berjalan menuju kamar mandi yang letaknya di sebelah dapur.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

d2h_verluthver

d2h_verluthver

ini si Ronald jangan jangan suka sama Zakia.

2023-03-29

1

💞Erra Tarmizi💞

💞Erra Tarmizi💞

gimana sih anak, depan orang tua bisa ngomog gituan 🤔

2023-03-08

1

Aiz Aisyah

Aiz Aisyah

ronald ada maksud lain tuh kayaknya....

2023-02-23

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 45 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!