Ronald berjalan ke arah kamar mandi dengan senyum misterius diwajahnya. Rencana licik yang tersimpan rapi di otaknya, pagi ini hendak ia lancarkan.
Zakia yang tengah sibuk mencuci piring kotor di dapur tidak menyadari kehadiran kakak iparnya disana, hingga sebuah tangan kekar menyentuh pergelangan tangannya saat ia membilas piring.
Prang...
Piring ditangan Zakia terlepas, ia sangat terkejut melihat Ronald sudah berada dibelakangnya dengan senyuman yang menurutnya sangat mengerikan.
"Ka-k Ronald. Apa yang kakak lakukan disini?" tanya Zakia gagap.
Ia sangat takut melihat wajah kakak iparnya yang menatapnya dengan lekat.
"Tentu saja aku ingin melihatmu, Sayang," jawab Ronald sambil mengedipkan mata sebelah kepada Zakia.
"Ta-tapi kenapa, Kak? Maksud aku..."
Zakia semakin takut melihat Ronald yang mendekatinya.
"Hei apa apa denganmu adik ipar? Tentu saja aku kesini untuk mencuci tangan, apa kau buta?" ucap Ronald membuat Zakia sedikit lega.
"Kalau begitu silahkan cuci tangan, Kak. Aku akan membereskan piring pecah ini nanti saja. Permisi..."
Zakia meletakkan pecahan piring di tangannya di westafel dan bergegas pergi, namun Ronald kembali mencegahnya.
"Yang aku katakan tadi itu benar, Zakia. Apa kau tidak tertarik?" ucap Ronald membuat Zakia heran.
Karena ia tidak merasa pernah berbincang dengan kakak iparnya pagi ini, tapi sekarang Ronald berkata aneh.
"Maksud kakak perkataan yang mana?" tanya Zakia.
"Ck, jangan pura-pura tidak tau, Kia. Aku tau betul kau juga menginginkan hal itu," sahut Ronald semakin membuat Zakia bingung.
"Maaf, Kak. Tapi aku benar-benar tidak mengerti maksud kakak. Aku pamit dulu, kak. Masih banyak pekerjaan yang harus aku lalukan," jawab Zakia.
"Sampai kapan kau akan betah menjadi babu di rumah ini dan menjadi istri dari pegawai biasa itu, Zakia?" tanya Ronald lagi lagi mengurungkan langkah Zakia.
"Sampai suamiku bisa memberikan kehidupan yang layak untuk kami, Kak," jawab Zakia tanpa ragu.
"Oh ya? Apa kau yakin suamimu itu akan memberikan kehidupan yang layak untukmu? Aku sih tidak yakin, lebih baik kau hidup bersamaku dan aku akan menjadikanmu sebagai ratu," ucap Ronald.
"Maaf, aku benar-benar tidak mengerti dengan maksud kakak. Aku ini adalah adik ipar kak Ronald, dan mas Bryan adalah suamiku. Jadi kakak jangan bicara yang aneh-aneh," ucap Zakia.
"Jangan munafik, Kia. Aku tau setiap wanita pasti ingin dimanja, termasuk kau. Jadilah bagian dari hidupku maka aku akan memberikan semua yang kau inginkan," ucap Ronald semakin melantur.
"Jangan konyol, Kak. Aku ini adalah adik ipar mu dan kau sudah punya istri," sahut Zakia berani.
"Itu masalah gampang, Kia. Aku akan...."
"Akan apa, Mas? Apa yang kalian lakukan disni?" tanya Clara mengagetkan mereka.
"Eh, Sayang. Itu, aku..."
"Astaga ya Tuhan. Lihat apa yang terjadi dengan piring kesayangan mama. Pasti si buruk ini yang melakukannya bukan? Awas saja, mama pasti akan memberimu pelajaran. Mamaaaa.....!" teriak Clara memanggil ibu mertuanya.
Sedangkan Zakia sudah terlihat sangat cemas karena yang pecah tadi adalah piring kesayangan ibu mertuanya.
"Ada apa sih, Clar? Kuping mama sampai sakit karena teriakanmu, ini lagi kenapa malah rame-rame disini. Bukannya Ronald ada meeting pagi ini?" tanya bu Siska.
"Lihat itu, Ma. Lihat apa yang terjadi dengan piring kesayangan mama," ucap Clara sambil menujuk kearah westafel.
Mata bu Siska melebar melihat piring mahal yang menjadi favoritnya itu sudah berkeping-keping. Ia menatap tajam kearah Zakia, Zakia sudah pucat karena takut. Ia sudah tau jika sebentar lagi ia akan dimaki karena sudah memecahkan piring mahal itu, meskipun ia tidak sengaja.
"Hei pembawa petaka! Apa yang sudah kau lakukan dengan piring mahalku hah? Dasar tidak becus dalam mengerjakan apapun!" maki bu Siska.
"Maaf, Ma. Aku tidak sengaja, tadi..."
"Tadi Zakia bengong sambil mencuci piring, Ma. Untung aku tegur, jika tidak pasti semua piring dan gelas kesayangan mama akan hancur oleh wanita ini," potong Ronald saat Zakia ingin menjawab.
Wajah bu Siska langsung memerah, ia sangat geram melihat menantunya yang tidak becus dalam bekerja itu.
"Oh jadi kau sengaja melakukan ini, Kia? Apa kau tau berapa saya membeli piring itu? Bahkan kau mungkin tidak pernah memegang uang sebanyak itu, dan sekarang kau malah dengan sengaja membuat piring itu pecah. Dasar tidak berguna!" bu Siska kembali memberikan perkataan pedasnya.
"Maaf, Ma. Aku benar-benar tidak sengaja, Ma!" sahut Zakia yang sudah meneteskan air mata.
Ia juga tidak diizinkan untuk membela diri, Ronald selalu momotong ucapannya saat ia akan membela diri.
"Kau pikir dengan kata maafmu itu, piring mahalku bisa kembali hah? Makanya kalau punya otak itu dipakai, jangan cuma bisanya merugikan orang lain. Sekarang cepat bereskan semuanya, setelah itu bersihkan semua pekarangan rumah, itupun belum bisa menghilangkan rasa kesalku padamu!" bu Siska tidak mau mendengarkan apapun dari mulut menantunya itu.
"Baik, Ma. Aku akan membereskan semuanya," jawab Zakia patuh. Ia tidak bisa melawan perintah mertuanya karena nanti masalahnya pasti akan semakin rumit.
*****
PT Armada Jaya.
Pikiran tidak menentu dan tidak karuan dirasakan oleh para karyawan PT Armada Jaya yang mengikuti meeting pagi ini.
Karena kondisi perusahaan yang merosot parah dan bisa dikatakan sangat buruk disebabkan oleh para petinggi perusahaan yang masih membudayakan praktek korupsi, hingga akhirnya kebusukan tersebut tercium juga oleh pak Ranenda selaku pemilik PT Armada Jaya.
Hari ini di adakan meeting dadakan di kantor, karena omset perusahaan yang sangatjauh dari kata normal, akhirnya pak Ranendra, CEO perusahaan itu datang berkunjung dan meminta untuk mengadakan meeting dengan seluruh karyawan. Karena setelah ditinjau lebih jauh, omset perusahaan menurun drastis karena adanya penyeludupan dana oleh beberapa pihak di perusahaan.
Akibat dari keserakahan mereka, sekarang orang yang tidak ada sangkut pautnya pun terkena imbasnya. Ibarat hanya satu yang makan cempedak, tapi semua orang ikut kena getahnya.
"Baiklah, kami selaku pihak PT Armada Jaya akan mengambil tindakan tegas untuk masalah yang saat ini terjadi di perusahaan. Karena omset yang menurun dan tidak sesuai, maka dengan terpaksa dan sangat menyesal kami akan melakukan pengurangan beberapa karyawan demi menyelamatkan dan menstabilkan kondisi perusahaan kita.
Kepada yang namanya tertera di dalam daftar yang dirumahkan, kami memohon maaf dan terimakasih atas jasa-jasanya selama ini demi kemajuan perusahaan. Dan untuk pesangon kami akan usahakan namun tentunya harus bersabar dulu, pasti secepatnya akan kami proses," ucap pak Ranendra menerangkan.
Dag dig dug.
Dag dig dug..
Semua karyawan menunggu dengan was-was, tidak terkecuali Bryan. Ia sangat cemas jika sampai namanya masuk ke daftar karyawan yang dirumahkan, maka ia pasti akan dalam masalah besar nanti.
"Baiklah berdasarkan hasil keputusan meeting pagi ini, dengan terpaksa kami akan merumahkan beberapa karyawan demi menstabilkan kembali kondisi perusahaan, dan beberapa karyawan itu adalah...."
Dag dig dug....
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments