"Semoga cepat mati saja deh kau, biar di gantikan yang lebih baik. Amin." Ucap Dae hwa berdoa agar doanya terkabulkan
Keesokan harinya saat Dae hwa mau pergi ke Perusahaan, dia mampir sebentar ke Cafe untuk membeli kopi.
"Pagi yang cerah di awali dengan kopi yang indah bukan dengan pikiran. L For Lesti L For kopi enak." Ucap bahagia Dae hwa masuk ke Cafe.
"Permisi mbak, saya mau pesan kopi cappucino panas ya 1." Pesan Dae hwa kepada pelayan tersebut.
"Baik kak boleh tunggu sebentar ya." Jawab pelayan tersebut.
"Ok mbak." Duduk untuk menunggu kopinya.
Setelah menunggu beberapa menit akhirnya kopi ya siap juga." Kopi cappucino." Panggil pelayan tersebut.
Berdiri dan menghampiri meja tadi."Saya mba." Jawab Dae hwa.
"Jadi berapa mba?." Tanya Dae hwa.
"Jadi."Terhenti.
"Saya ambil kopi cappucino ini." Ucap yang tidak lain lagi ialah Jung woo yang baru datang dan langsung mengambil kopi milik Dae hwa.
Dae hwa yang sedang mengambil uangnya langsung menatap ke arah sumber suara tersebut." Eh, kau si gila kebersihan kan. Enak saja anda ambil kopi saya, tidak boleh." Ucap Dae hwa tegas mengambil kopi yang ada ditangan Jung woo.
Mengambil kembali kopi yang ada di tangan Dae hwa." Mba saya bayar dua kali lipat." Ucap Jung woo kepada pelayan tersebut.
"Eh, tapi pak." Bingung pelayan tersebut.
"Enak saja, saya sudah menunggu lama disini, bisa bisanya anda tinggal ambil, antri dong!." Tegas Dae hwa kesal dan menatapnya.
"Saya bayar 3 kali lipat." Ucap Jung woo menatap pelayan tersebut dan mengabaikan Dae hwa.
"Maaf banget pak, kakak ini yang pesan duluan, kalau bapak mau bapak bisa menunggu sebentar." Jawab pelayan tersebut.
"Saya tidak mau menunggu." Ucap Jung woo berwajah dingin.
Tanpa basa basi Dae hwa langsung meletakkan uang tersebut di atas meja dan langsung merebut kopinya dan pergi dengan menginjak sepatu Jung woo dengan kesal.
"Dasar gila kebersihan." Ucap Dae hwa membawa kopinya lalu pergi berlari dengan kencang.
"Dasar anak itu!. Beraninya dia bilang aku gila." Ucap Jung woo marah hingga mengepalkan tangannya kesal.
"Apa saya perlu melakukan tindakan pak?." Tanya anak buahnya.
"Tidak usah, biarkan saya saja yang mencari tahu tempat kerjanya dimana dan saya kira saya cukup tertarik dengan wanita itu." Ujar Jung woo tersenyum.
Di Perusahaan."Huh, hah." Ucap kelelahan Dae hwa karena berlari.
"Kau kenapa Dae hwa?." Tanya Hana yang baru datang melihat Dae hwa yang ngos ngosan.
Menatapnya." Kau tau tidak, tadi aku bertemu si gila kebersihan itu lagi. Kenapa setiap hari aku harus bertemu dengannya. Masa saat aku membeli kopi tadi tiba tiba dia merebut pesanan ku, enak saja dia, ya aku langsung lari sambil membawa kopi ini dan menginjak sepatu mahalnya itu." Jawab Dae hwa meminum kopinya karena kelelahan.
"Astaga Dae hwa, kau sangat berani, nanti dia manggil anak buahnya baru tau kamu." Ucap Hana.
"Biarin aja, lagian sih, dia bikin aku kesal mulu, sudahlah aku mau bekerja. Selamat bekerja Hana sayang." Jawab Dae hwa tersenyum kepada Hana.
"Selamat bekerja juga sayang." Ucap Hana ikut tersenyum.
Dimeja Dae hwa." Fyuh, berkas ini sudah selesai, aku harus mengantarkannya ke pak manager nih." Ucap Dae hwa merapikan berkas tersebut untuk di bawa ke ruangan pak manager.
Sesampai ruangan pak manager." Permisi pak, apa saya boleh masuk?." Tanya Dae hwa sambil membawa berkas yang cukup banyak.
"Masuklah." Jawab pak Rangga.
Dae hwa pun masuk kedalam dan langsung meletakkan berkas tersebut di atas meja pak Rangga.
"Ini pak berkas yang bapak suruh siapkan, saya sudah menyiapkannya pak." Ucap Dae hwa.
"Kerja bagus, besok kita akan rapat dengan perusahaan Braid dan kau ikut saya rapat besok dan ini berkas yang harus kau siapkan untuk rapat besok. Bisa disiapkan dae hwa?." Tanya pak Rangga sambil melipat tangannya.
Menunduk." Baik pak, saya akan melakukannya dengan semaksimal mungkin, jika tidak ada yang lain saya pergi dulu pak." Jawab Dae hwa menunduk.
"Kembalilah bekerja." Ujar pak Rangga melihat berkas tersebut.
"Baik pak, saya permisi dulu." Jawab Dae hwa pergi dari ruangan tersebut.
Menuju mejanya, Dae hwa kembali bertemu dengan Ana si pembully.
"Hello, siapa nih yang katanya di hukum oleh pak manager, kasihan banget lhoo." Ucap mengejek Ana.
Dae hwa hanya terdiam dan melewatinya." Hei anak bodoh, beraninya kau mencueki aku. Kau pikir kau secantik apa hah!." Kesal Ana karena di abaikan.
Berbalik badan." Ngapain aku harus meladeni orang yang lidahnya seperti buaya, dasar wanita buaya." Jawab Dae hwa langsung pergi meninggalkan Ana yang kesal.
Setelah Dae hwa pergi." Mengepalkan tangannya." Dasar anak itu, dia pikir siapa dia, berani beraninya di mengabaikanku. Kita lihat saja, masih beranikah kau mencueki aku, aku akan membuatmu berlutut di hadapan ku." Ucap kesal Ana.
Dimeja Dae hwa dan meregangkan badannya." Argh, hari ini sungguh melelahkan ya. Baru juga pagi dan kenapa aku cukup kelelahan ya, sudahlah." Ucap Dae hwa meminum kopinya kembali.
"Mana besok aku harus rapat lagi dan ini berkasnya harus siap juga hari ini. Hadeh, lelahnya mencari uang, mau gimana lagi, kalau mau rebahan dapat uang ya nyewa tuyul aja lah di shopee." Ucap batin Dae hwa tertawa karena perkataannya sendiri.
"Perlu dicoba juga sih. Hahahaha, ya kali, sudah deh, kok jadi bahas itu. Sekarang aku harus menyiapkan berkas ini agar pak manager tidak marah lagi denganku." Langsung fokus kembali mengerjakan berkasnya.
"Siang pun datang saat tiba jam istirahat." Fyuh, istirahat juga nih. Aku jemput Hana dan Eun ji deh untuk menggibah bareng." Dalam hati Dae hwa sambil tersenyum.
Saat mau menyusul ke meja Hana dan Eun ji. Dae hwa pun berpapasan dengan mereka.
"Eh, Hana, Eun ji, kebetulan banget nih aku berjumpa kalian." Ucap Dae hwa.
"Ada apa Dae hwa?." Tanya mereka berdua.
"Kalian mau kekantin juga kan?." Tanya Dae hwa kembali.
"Selamat anda mendapatkan 100 M dipotong pajak 100% karena anda benar." Jawab Eun ji tertawa.
"Aku ikut juga, nanti aku traktir deh." Ucap Dae hwa menggandeng tangan mereka berdua.
"Yeah, akhirnya si royal mentraktir kita juga, yeah." Ucap bahagia Hana.
Sesampai kantin dan mereka sudah duduk di tempat biasa mereka makan." Kalian pesan saja yang kalian mau, aku traktir kok." Ujar Dae hwa tersenyum.
"Ok, kami akan memesan banyak banyak, tidak apa apa kan dae hwa sayang?." Tanya Eun ji memasang wajah imut.
"Bolehkan." Hana pun ikut memasang wajah imut dan memohon.
"Siapa yang akan tahan melihat wajah imut kalian itu, cepatlah pesan sepuas kalian. Aman, ada uang ya aja kok, pesan semau kalian zheyeng." Jawab Dae hwa mengkibas uangnya.
"Siap bosss!."
"Bu, pesan ramen ya 3, puding ya 3 juga." Ucap Eun ji kepada ibu kantin.
"Saya juga bu, pisang coklat ya 3 dan jangan lupa biasa bu teh dingin ya 3 juga." Teriak Hana juga memesan banyak tanpa segan segan.
"Perut kalian terbuat dari apa sih, astaga." Memegang dahinya.
"Perut kami ini terbuat dari,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
ittsme_you
dukung dae hwa lawan ana si caper itu.Pikmi😏
2023-03-06
0
ittsme_you
tau tak pa thor
2023-02-26
0