" Ehm, soal itu memang sudah saatnya kau mempunyai pacar Dae hwa, lain kali aku akan mengajakmu untuk berkencan." Jawab Hana tersenyum.
"Aku tidak punya waktu untuk berkencan Hana. Kau tau kan aku selalu disibukkan dengan pekerjaan ini semua. Mana sempat aku berkencan." Ucap lelah Dae hwa.
"Sabarlah sayang. Kalau begitu aku pergi dulu ya, soalnya masih ada urusan lain." Ucap Hana menepuk nepuk pundak Dae hwa.
"Baiklah, aku baik baik saja, kau pergilah."
"Aku pergi dulu, dah sayang." Ucap Hana pergi meninggalkan Dae hwa tersenyum.
"Astaga, sahabat sahabat ku selalu saja memaksa ku untuk berkencan. Mana mungkin ada yang mau dengan ku yang seperti ini." Ucap batin Dae hwa meminum kopi pemberian Hana.
"hah, lelahnya, untung Hana membawakan kopi dingin ini, jadinya lebih enakan. Tapi masih banyak berkas yang harus ku siapkan, hari ini sungguh hari menyiapkan bagiku."
"Mana aku tadi berjumpa dengan orang yang aneh dan gila kebersihan itu. Sungguh menganehkan." Ujar batin Dae hwa kembali mengerjakan berkasnya.
Malam pun tiba. Dimana Dae hwa belum menyiapkan berkasnya dan masih beberapa lagi yang harus diselesaikannya.
Sahabat dae hwa datang ke mejanya untuk memeriksa kondisinya." Halo Dae hwa, apa kau sudah siap?." Tanya Eun ji.
"Eh, kalian berdua. Belum nih, masih sedikit lagi, kalau kalian mau pulang duluan, kalian pulang aja." Jawab Dae hwa.
"Apa kau tidak apa apa?." Tanya khawatir Hana.
"Tidak apa apa. Kalian tau kan aku orang yang kuat, jadi kalian tidak usah khawatir denganku, kalian cukup kirimkan aku ayam panggang saja nanti, sebagai kesalahan kalian karena tidak menemaniku." Ucap Dae hwa tertawa tipis.
"Kau selalu saja seperti itu Dae hwa. Baiklah kalau begitu, kami akan kirim ayam sebagai tanda permintaan maaf kami karena tidak menemanimu, yakan Hana." Ucap Eun ji tersenyum.
"Tentu saja dong, Dae hwa kan suka tuh yang ayam ayam. Jangan makan banyak banyak, nanti kamu gendut lagi, kamu kan udah kurus cantik." Ujar Hana mencubit pipi Dae hwa karena lucu.
"Aduhh, sakit tau Hana, Aku kan memang suka ayam, jadi ga masalah dong, yang terpenting aku makan enak." Jawab Dae hwa memegang perutnya.
"Ya, ya, sayang. Kalau begitu kami pulang dulu ya,ayamnya sudah kami pesan nih. Dan akan diantarkan nanti setelah kau siap menyiapkan berkas mu." Ucap Eun ji menunjukkan hp ya.
"Terima kasih banyak kalian berdua, padahal aku tadi hanya berpura pura saja. Kalian malah memesankannya, terima kasih banyak sayang." Berdiri lalu memeluk Eun ji dan Hana.
"Aku juga sayang padamu." Jawab Eun ji dan hana memeluk Dae hwa dengan bahagia.
Melepaskan pelukan." Kalau begitu kami pulang dulu ya, kalau ada apa apa, langsung hubungi kami saja ya." Ujar Hana tersenyum.
"Ok, kalian hati hati juga."
"Iya." Eun ji dan hana pun meninggalkan Dae hwa.
Setelah Eun ji dan Hana pergi." Aku harus secepatnya menyiapkan berkas ini, agar aku bisa makan ayam panggang sepulang nanti." Membayangkan ayam panggang.
Dae hwa pun langsung fokus kembali untuk menyiapkan berkas tersebut. Setelah beberapa menit menyiapkan berkas berkas tersebut, akhirnya Dae hwa menyiapkannya.
"Argh, siap juga nih berkas, dasar pak manager, sudah tidak mau menaikkan jabatan, malah menyuruh pekerjaan atasan, aneh." Ucap batin Dae hwa kesal.
"Aku harus merapikannya dulu, setelah itu aku pulang dan makan ayam panggang panas. Itu pasti akan sangat enak." Kembali membayangkan ayam panggang.
Setelah merapikan berkas berkas tersebut."Mari pulang." Teriak Dae hwa sudah tidak sabar.
Saat berjalan kaki menuju rumahnya. Tiba tiba Dae hwa menemukan seekor kucing kecil lucu yang bersembunyi di sebuah pohon besar dan terus mengeong.
"Meong, meong, meong." Ucap suara kucing mungil tersebut.
Terhenti."Ehh, itu suara apa ya, sepertinya suara kucing. Dimana ya?." Mencari sumber suara kucing tersebut.
Mencari cari dan akhirnya menemukannya di sebuah pohon besar." Wahhh, cantiknya dirimu kucing kecil, kemana pemilikmu. Apa dia tidak sayang padamu, mari ikut denganku ya." Mengelus elus badan kucing mungil tersebut.
"Meong." Ucap manis kucing mungil tersebut.
"Kau sangat lucu kucing manis, aku akan membawa mu sementara tuan mu mencarimu. Kau pasti kelaparan kan, aku akan memberi ayam panggang yang enak untukmu." Ucap Dae hwa merasa ingin terus memeluk kucing tersebut karena lucu dan dae hwa pun menggendongnya lalu membawanya pulang.
Sesampai rumah Dae hwa." Sementara kau disini dulu ya, kucing manis."
"Utut, utut, utut." Ucap Dae hwa terus mengelus badan kucing tersebut.
Kucing tersebut terus bermanja kepada Dae hwa karena tangan Dae hwa begitu hangat dan membuat kucing tersebut merasa hangat.
"Aku mandi dulu ya, kau disini dulu dan jangan kemana mana sayang." Ucap lembut Dae hwa lalu menuju ke kamar mandi untuk mandi karena badannya sudah berkeringat.
Selesai mandi dan sudah berpakaian harum." Mandi memang menyenangkan." Mengeringkan rambutnya yang basah.
Menghampiri lagi kucing mungil tersebut." Kau memang anak baik ya, mau menurut apa yang kakak bilang. Sebentar lagi ayam panggang ya akan datang dan kita akan makan enak malam ini." Ucap Dae hwa mengelus kepala kucing tersebut karena sangat kiyowo.
Bunyi bel rumah."Ting, tong." Bunyi bel rumah Dae hwa.
"Wah, ayamnya sudah datang, sebentar ya sayang. Aku akan mengambil dulu." Berdiri dan membukakan pintu.
Saat membukakan pintu, Dae hwa terkejut karena bukan pengantar makanan tersebut tapi orang yang menabrak ya tadi pagi.
"Eh, kau si gila kebersihan tadi kan. Yang menabrak ku tadi kan. Kenapa berada di rumah ku?." Tanya Dae hwa bingung sekaligus kaget.
"Aku dengar, kau membawa seekor kucing kecil kan. Apa itu benar?." Tanya Jung woo kembali.
"Benar. Apa kau pemiliknya?." Jawab Dae hwa sekaligus bertanya.
"Jika bukan saya pemiliknya, kenapa saya harus datang kemari. Tentu saja saya pemiliknya." Jawab Jung woo dengan muka datarnya.
"Baiklah sebentar, aku akan mengambil kucing mungil tersebut." Masuk ke dalam untuk mengambil kucing tersebut.
Setelah membawa kucing itu ke hadapan Jung woo tapi Dae hwa masih memegangnya.
"Kucing mungil, apa kita bisa bertemu lagi, jadinya kita tidak bisa makan ayam panggang bersama deh karena tuan mu sudah datang. Lain kali kita akan makan bersama ya sayang." Memegang hidung kucing tersebut karena lucu sambil tersenyum bahagia.
Dae hwa pun memberikan kucing tersebut kepada Kung woo." Ini kucing ya saya kembalikan." Ucap Dae hwa memberikan kucing tersebut ke tangan Jung woo.
"Terima kasih banyak, dan ini bayaran karena kau sudah menemukan kucing saya." Ujar Jung woo memberikan uang dari kantongnya.
"Tidak usah pak, saya menolongnya dengan ikhlas kok." Tersenyum.
"Ambillah, aku tidak ingin berhutang budi pada seseorang, ambillah." Memaksa Dae hwa untuk mengambilnya dengan wajah datarnya itu.
"Lebih baik aku terima saja deh, lumayan, bisa buat beli ayam panggang banyak." Ucap batin Dae hwa.
"Baiklah pak, terima kasih banyak." Jawab Dae hwa menunduk.
"Kalau begitu saya pergi dulu." Ucap Jung woo berbalik badan.
"Hei, gila kebersihan, siapa namamu." Teriak Dae hwa dari kejauhan karena Jung woo sudah agak jauh.
Berbalik badan." Nama saya Jung woo dan jangan panggil saya dengan sebutan aneh mu itu karena kau sudah cukup aneh." Jawab Jung woo dengan dinginnya lalu berbalik badan lagi dan pergi meninggalkan Dae hwa.
Jung woo adalah pria dingin, dan tidak pernah berpacaran. Ia sangat fokus dengan Perusahaan nya. Dan ia adalah bos besar di Perusahaan tersebut. Umurnya sudah dibilang 30 tahun sekarang, dengan identitas masih single mulus.
Setelah Jung woo pergi." Dasar gila kebersihan. Kenapa dia,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Munana4_
makasih banyak udah ada waktunya buat mampir 😉
2023-03-19
0
mis FDR
udah mmpir nih kk, semangat 💪
2023-03-19
0
Munana4_
makasih nanti aku buatin yang lebih lucu lagi🤭
2023-02-27
0