Hana dan Defta tampak turun dari bus, Defta tampak sibuk mengeluarkan barang -barang Hana. Setelah itu mereka menuju kos-kosan yang sebelumnya sudah dicari oleh Hana.
"Boleh nggak nganterin ke kosan?"
Hana terpaku menatap Defta, betapa pria itu sangat perhatian padanya.
"Aku cuma nanya, boleh nggak?"
"Tapi ...."
"Ya udah kalau nggak boleh, tapi lihatlah barang mu banyak sekali , bagaimana kamu membawanya, Dek?"
"Mas, terlambat nanti!"
"Nggak, Mas perlunya besok."
"Benarkah mas mau mengantar ku?"
"Dengan senang hati."
Mereka pun akhirnya berjalan beriringan menuju kos-kosan Hana, karena jarak terminal dengan kos-kosan nya tidak begitu jauh.
Hana membuka pintu rumah mungil itu, karena kuncinya sudah diberikan sejak kos itu di sewa. Kemudian Hana mengajak Defta menemui pemilik kos, untuk memberi tahu kalau Hana sudah menempati nya. Rumah kos-kosan itu tidak begitu jauh dari pemilik nya.
"Assalamualaikum," ucap Hana.
"Wa'alaikum salam." Jawab dari dalam rumah, kemudian seorang wanita paruh baya keluar menemui mereka.
"O, kamu Han, sudah datang?"
"Iya, Ibu."
"Nggak masuk dulu?"
"Nggak Bu, saya cuma memberi tahu kalau saya sudah datang."
"O begitu, ya semoga kamu betah ya!"
Hana hendak berbalik tapi ibu kost menyela.
"Cah Bagus ini siapa?"
Hana menatap Defta seakan meminta jawaban.
"Saya kakak nya Bu, titip adik saya ya, Bu!"
"O tentu." angguk ibu itu percaya begitu saja.
"Mari, Bu." Perempuan itu mengangguk, tersenyum ramah.
Defta mengekor, Hana cuma bisa pasrah harus menerima bantuan Defta terus menerus. Setelah itu mereka beres-beres. Membuang apa yang harus di buang, menata apa yang perlu ditata. Akhirnya semua beres dan Defta pun pamit.
"Aku pergi dulu ya, Han?"
"Mas mau kemana?"
"Memang aku kau suruh nginap di sini?, boleh, siapa takut." Hana mencubit lengan pria itu.
"Aku akan cari penginapan Han, besok aku pulang setelah urusan ku selesai."
"Iya, baiklah mas, kalau begitu."
"Kamu jaga diri baik-baik, jaga kesehatan ya, jangan terlambat makan!"
"Iya, mas."
Defta menuju sebuah penginapan dengan naik taksi. Setelah sampai di sana iapun merebahkan tubuhnya yang terasa penat. Perutnya terasa perih karena lapar. "Astaga tadi kan Hana belum makan, batinnya, tapi apakah gak terlalu cepat kalau aku mengajaknya. Ah entahlah, aku takut kalau perhatian yang ku kasih berlebihan, nanti dia malah menjauh dari ku. Nanti aja kapan-kapan aku akan mengajaknya makan. Defta akhirnya keluar mencari makanan.
Sementara Hana berpikir apa yang bisa dilakukan nya yang bisa mendapatkan uang untuk tambahan kebutuhan hidupnya di kota. Ia ingin menghasilkan uang agar orang tua nya tidak merasa terlalu terbebani.
Sambil melihat-lihat majalah bekas yang ada di sana Hana bagaikan mendapat sebuah ide.
"Apa Aku buat kue aja ya, aku titipkan ke warung-warung. Ya pasti aku bisa, aku kan bisa membuat bermacam-macam kue, aku pergi ke warung-warung aja sekarang, nanyain warung mana yang bisa di titipin kue untuk dijual." Bisik nya dalam hati penuh semangat.
Hana minta izin pada ibu kost untuk mengajak anak nya mendatangi warung-warung tersebut, karena dia belum tahu keadaan sekitar. Setelah sekian jam mereka kembali dengan semangat empat lima karena banyak warung yang mau menerima titipan nya.
"Apakah aku boleh bantuin kakak?"
"Apakah pita mau?" jawab Hana pada gadis anak ibu kost yang bernama pita.
Keesokkan harinya, Hana memulai bisnis nya hingga akhirnya sampai Hana aktif dengan kuliah nya, namun semua tetap berjalan lancar tanpa harus mengganggu. Ibu kos merasa bangga dengan semangat yang dimiliki oleh Hana, tapi siapa sangka dibalik semangat yang dimiliki nya Hana adalah gadis rapuh.
Tak terasa sudah enam bulan Hana dengan kuliahnya. Hari ini badan Hana terasa sangat tidak nyaman, mungkin karena kecapekan. Ia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur yang sangat sederhana itu.Tak lama kemudian Hana terbuai dalam mimpi, sungguh mimpi yang datang tak diundang di siang hari itu, dalam mimpi nya Hana bertemu dengan Andri, Andri tersenyum menatap nya penuh kerinduan. Membelai mesra rambutnya yang tergerai panjang. Seakan benar-benar dalam kehidupan nyata.
"Jangan tinggalkan aku Kak, tidakkah kau tahu betapa aku sangat mencintaimu, lalu mengapa engkau begitu jauh dariku?" dalam mimpi itu Andri hanya diam seribu bahasa. Kemudian berdiri dan berkata, "kita pasti akan bertemu kembali, nanti kan aku dengan seluruh cintamu, percayalah aku hanya untukmu." Setelah itu Andri pergi jauh, sangat jauh. Hana terjaga dari tidurnya, badannya bersimbah peluh, entah karena hari itu begitu panas atau karena terbawa perasaan mimpinya itu.
Air matanya menetes, mengalir begitu saja, semakin lama semakin deras.
"Haruskah aku semakin tersiksa dalam ketidakberdayaan ini?" kutuk nya dalam hati. Kak Andri, aku berharap kita akan bertemu, namun sampai saat ini tak ada titik terang tentang hubungan kita.
Andai saja aku mampu membawamu dalam pelukan kerinduanku, andai aku mampu mengikis jarak antara kita, andai aku adalah gadis beruntung yang ditakdirkan untuk selalu bersamamu.
"Tuhan andai aku bisa memilih, lebih baik tak kurasakan cinta ini, tak ku jadikan dia sebagai tambatan hatiku. Aku mencintai dia, aku merindukan dia, aku tak tahu apakah dia juga merasa kan apa yang aku rasakan. Sebagai hamba Mu, kumohon ....
Hana terisak pilu.
"Ku mohon, seandainya dia adalah jodoh yang Engkau kirim untukku, maka kuatkan lah hati ini, begitu juga dengan dirinya, tapi bila dia bukan lah jodoh yang Engkau pastikan untukku maka ikhlaskan lah hatiku untuk melupakannya."
Bayangan wajah Andri semakin tergambar jelas dalam pandangan Hana yang kosong, seakan ingin menggodanya untuk kian tersiksa.Teringat olehnya kepulangan Andri terakhir kalinya, mereka bercengkrama di pondok sawah milik keluarga Hana, di sana mereka saling mengikat janji untuk saling setia apapun yang terjadi.
"Han ... " panggil Andri sendu. Hana pun menoleh dengan senyum bahagia.
"Kemari lah, mendekat dengan ku, ada yang ingin aku katakan padamu." Hana perlahan mendekat.
"Ada apa kak?"
"Seandainya engkau dan aku Terpisah oleh jarak yang jauh dan waktu yang cukup lama, apakah engkau akan setia dan menantikan aku?"
"Mengapa pula engkau tanya kan itu, cinta ku padamu jangan lah engkau ragu kan lagi, aku pasti akan setia dan menantikan mu."
"Kau tidak akan menerima laki-laki lain, walau laki-laki itu lebih segala nya dariku?"
"Percayalah, aku akan menjaga hati ini untukmu, sampai akhir hayat ku."
Andri menenggelamkan Hana dalam pelukannya, mengecup puncak kepalanya, ******* bibir indahnya dengan sejuta kehangatan. Semua itu di saksikan puluhan burung-burung yang kadang hinggap memakan padi. Semua itulah yang membuat Hana kuat bertahan sampai saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments