Bab 2. sama sama galau

Bagaimana keadaan Hana begitu juga hal nya dengan Andri. Ia kebingungan bagaimana cara nya menghubungi Hana. Dibalik kegagahan dan ketampanan Andri tersimpan sejuta kegalauan dan kecemasan, semua itu terpancar dari tatapan matanya.

"Hana." Bidiknya dalam hati. Andri kian larut dalam lamunan, tanpa menyadari bahwa dosen sudah masuk dan memulai mata kuliah nya.

"Adrian Maulana!" panggil dosen itu, namun Andri masih termenung tak menyadari panggilan itu.

"Andri ... anda tidak menyimak penjelasan materi dari saya!" kini dosen itu menghampiri dan bicara pelan didepan Andri.

"Maaf pak, saya...." kata Andri terbata.

"Ini tugas untuk kamu, kamu kumpulkan pada mata kuliah saya berikutnya." Ucap dosen itu sambil memberikan secarik kertas pada Andri.

"Iya pak, baik pak!" jawab Andri.

Kemudian dosen itu melanjutkan mata kuliah nya sampai sembilan puluh menit kemudian.

Andri menghela napas. "Kok sampai kayak gini ya aku?" tanya nya dalam hati.

"Hai An, kamu ngapain sih, ngelamun, nggak biasanya kamu kayak gitu?" tanya seorang gadis yang tiba-tiba duduk di sebelah nya.

"Jawab atau gak nih?" balas Andri.

"Gue kayak gini, itu gara-gara lo, ganggu gue terus!" jawab Andri sambil ngeloyor pergi.

"Andri, tunggu An, kamu mau kemana?"

"udah deh gue lagi gak mood, gue capek!"

Andri terus keluar dari kelas dan menuju parkiran dimana mobil nya berada. Sementara gadis yang mendekati nya tadi hanya merasa aneh dengan kelakuan Andri hari ini. Marshela Ayuningtyas itu lah nama gadis itu, gadis yang selalu memperhatikan dan mencintai Andri, mulai pada saat pertama kali bertemu. Namun tak pernah sekalipun Andri membalas cintanya, banyak gadis yang mengejar -ngejar cinta Andri tapi lelah sendiri, lain halnya dengan Shela, sikap dingin yang di tunjukkan Andri merupakan tantangan bagi nya.

sementara itu Andri mengendarai mobil nya dengan malas, membuat pengendara lain merasa terganggu sambil sesekali membunyikan klakson, ada juga yang meneriaki "woi, emang ini jalan nenek moyang Lo!"

Akhirnya Andri mengalah, ia menyingkir dari jalanan, menuju taman, kemudian memarkirkan mobilnya. Ia melangkah dengan gontai, duduk di kursi dengan menghempaskan pantat nya begitu saja.

"Hana, kamu dimana, lagi ngapain sayang?" batinnya sambil meremas rambut nya.

"Pasti kau menangis kan?, Hana bukan cuma dirimu yang tersiksa sayang, aku jauh sangat tersiksa, aku ingin sekali menemui mu, mengatakan bahwa aku sangat rindu!"

"Tuhan, mengapa perpisahan yang tak sengaja ini terjadi, akankah Engkau akan memisahkan kami?, andai saja aku bisa menjerit aku akan menjerit, akan kukatakan kalau aku tak bermaksud mendiamkan mu begini. Justru kediaman ini yang menyiksa kita, kalau kita terus begini apakah kau akan menanti ku?, ah....

Rasanya Andri seperti mau menangis tapi ditahan nya. Ia merebahkan tubuhnya di atas bangku dan lama kelamaan ia pun tertidur pulas.

Suara ponsel berbunyi namun tidak mengusik tidurnya yang pulas itu.

Sore hari nya Marshela datang kekediaman Andri karena ia merasa aneh dengan sikap Andri hari ini. Tampak dipekarangan rumah seorang wanita paruh baya sedang menyiram bunga dan tersenyum menatap kedatangan Shela.

"Hei nak Shela tumben main kesini?" tanya wanita itu yang tak lain dan tak bukan adalah ibu Andri.

"Iya Bu, Andri nya ada ya Bu?"

"Dari pagi belum pulang tuh!"

"Dari pagi?" tanya Shela heran.

"Iya." Shela terdiam sambil menatap wajah Bu Wisnu.

"Ada apa Shela?"

"Ng ... anu, Bu...."

"Jangan ragu katakan saja, ada apa?"

"Andri sudah sejak siang tadi pulangnya Bu, bahkan mata kuliah kedua dia tidak masuk, ada apa ya Bu, kok aku perhatikan Andri kayak kalut gitu?"

"Masak sih, kayak nya tadi waktu pergi baik-baik saja." Jawab ibu Wisnu, seakan dia tahu masalah anaknya, tapi berusaha untuk menutupi nya dari Shela.

"Ooo, mari masuk, lagi pula saya sudah selesai menyiram bunga nya."

"Nggak usah Bu, saya kira Andri sudah pulang."

"Belum, tapi biar nanti Ibu tegur dia!"

"Iya Bu, saya pulang dulu." Sambil Salim sama perempuan tua itu.

Tak berselang lama setelah Shela pulang, Andri pun datang. Ibunya pun sengaja membiarkan Andri seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Andri pun mengucapkan salam kemudian menyalami Ibunya kemudian menuju kamarnya dan langsung mandi. Setelah mandi ia menghempaskan tubuhnya di kasur sambil menatap langit-langit kamar.Terdengar suara pintu diketuk dan Andri pun duduk.

"Masuk!" sahutnya.

"Kamu lagi ada masalah An?"

"Entah lah Bu."

"Jadi cowok kok loyo, seng semangat An, Ibu ngerti apa masalahmu, Hana kan?"

"Emang nampak ya Bu?"

"Ibu juga pernah muda Lo, An."

"Kamu yang kuat, karena Ibu yakin kalau Hana pun kuat, masak kamu kalah sama Hana."

"Tapi Bu...."

"Kalau kamu ingin bertemu dengan nya ngapain gak pulang?"

"Memang Diizinin?"

"Kamu bukan anak kecil lagi An, masak gak boleh, sih!"

"Tapi kuliah ku lagi banyak tugas, Bu."

"Kalau gitu ya sabar, itu namanya ujian cinta, Itu mah belum seberapa."

"Apakah akan lebih berat lagi?"

"Dalam menjalin hubungan pasti ada aral rintangan An, kalau gak gitu kekuatan cinta akan lemah."

"Aku ngerti maksud Ibu."

"Ya sudah, tapi jangan kayak tadi, kamu kemana sampai tidak masuk kuliah?"

"Kok Ibu tahu?"

"Tadi Shela datang mencari mu, kayaknya gadis itu suka sama kamu!"

"masak sih Bu?"

"Masak kamu nggak ngeh sih An , jadi cowok kok gak peka amat, pokoknya jangan sampai kamu menyakiti perasaan nya."

"Iya, Bu!"

"Ya sudah, minta petunjuk sama Allah, jangan kayak orang gak punya Tuhan, kalau punya masalah dipecahkan, jangan dibawa perasaan, kayak anak cewek aja."

"Iya, Bu."

Ibu Andri pun keluar dari kamar anak laki laki nya, sambil tersenyum, dan menggeleng -geleng kan kepala. Bu Wisnu mengetahui hubungan mereka sejak mereka masih di kampung. Bu Wisnu dan suaminya tidak melarang mereka pacaran, karena memang mereka tahu kalau Hana gadis yang baik, supel dalam bergaul, hormat pada yang lebih tua, orang nya pun gak neko-neko. Tampil apa adanya.

Tapi Bu Wisnu tak menyangka kalau anak laki laki nya sampai frustasi, maklum sudah hampir satu tahun bahkan lebih mereka tidak saling berkabar, padahal sebelumnya mereka saling bercanda, walau hanya lewat hp. Semua itu terjadi bukan tanpa sebab, Andri tidak bisa menghubungi Hana karena ponsel nya terjatuh di jalan waktu berangkat ke kampus, Andri yang menyadari ponselnya jatuh tapi sudah sekitar lima meter, dan ketika Andri akan mengambil nya tiba tiba ada sebuah mobil melaju kencang, dan tanpa ampun ponselnya tergilas dan hancur berkeping, bahkan parah nya kartu nya hilang musnah entah kemana. Apakah pertanda mereka akan terpisah untuk selamanya?, Hanya Tuhan yang tahu.

Episodes
1 Bab 1. Teringat masa lalu
2 Bab 2. sama sama galau
3 Bab 3. Keberangkatan Hana
4 Bab 4. Kabar pahit
5 Bab 5 . Demi sebuah cita-cita
6 Bab 6 . Kemarahan pak Wisnu
7 Bab 7. Perhatian Defta
8 Bab 8. Kedatangan pak kades
9 Bab 9. Hanya Hana
10 Bab 10. Penghargaan untuk Hana
11 Bab 11.Pak Herman Sakit
12 Bab 12. Pak Herman divonis kanker.
13 Bab 13. Andri wisuda
14 Bab 14 Bu Fatmi pingsan
15 Bab 15. Menjual tanah
16 Bab 16 keluarga Hana menetap di kota
17 Bab 17. Terlambat Sudah
18 Bab 18. Antara Hana dan Shela
19 Bab 19 Dilema
20 Bab 20. Mendapatkan restu ibu
21 Bab 21 Berbohong Demi Sebuah Restu
22 Bab 22 Kesempatan untuk Shela
23 Bab 23 Pelukan perpisahan
24 Bab 24 Pergi Dengan Defta
25 Bab 25 Pelukan Pertama Dan Terakhir
26 Bab 26 Ku Buka Hati ku Untukmu
27 Bab 27 Mendapatkan Teman Baru
28 Bab 28 Andri akan Melamar Shela.
29 Bab 29 Keresahan Pak Herman.
30 Bab 30 Pak Herman Masuk Rumah Sakit
31 Harapan Author
32 Bab 32 Hana pingsan
33 Bab 33 Pertunangan Andri dan Shela
34 Bab 34 Masalah Baru
35 Bab 35 Pak Herman di Operasi
36 Bab 36 Andri Resah.
37 Bab 37 Perasaan Defta.
38 Bab 38 Tuduhan untuk Hana
39 Bab 39 Diantar Pak Bos
40 Bab 40 Hukuman Untuk Vero
41 Bab 41 Maafkan Aku Shel ....
42 Bab 42 Mati Lampu
43 Bab 43 Untuk Terakhir Kali
44 Bab 44 Pak Herman Meninggal
45 Bab 45 Pemakaman pak Herman
46 Bab 46 Kecemburuan Defta
47 Bab 47 Keputusan Hana
48 Bab 48 Pernikahan Andri dan Shela
49 Bab 49 Maafkan aku Shel
50 Bab 50 Malam Pertama
51 Bab 51 Haruskah
52 Bab 52 Kebahagiaan awal Penderitaan
53 Bab 53 Jalan Terbaik
54 Bab 54 Lukisan
55 Bab 55 Bertemu Defta
56 Bab 56 E-mail untuk Defta
57 Bab 57 Shela Pergi
58 Bab 58 Kembalinya Hana
59 Bab 59 Shela melihat Hana
60 Bab 60 Menderita Gagal ginjal
61 Bab 61 Pertemuan Hana dan Andri
62 Bab 62 Kembali Berpisah
63 Bab 63 Shela Kritis
64 Bab 64 Pendonor Rahasia
65 Bab 65 Defta mencintai Shela
66 Bab 66 Shela menemui Rega
67 Bab 67 Rega mengijinkan Andri menemui Hana
68 Bab 68 Pernikahan
69 Bab 69 Hana Sadar
70 Bab 70 Keluarga bahagia Hana dan Andri
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Bab 1. Teringat masa lalu
2
Bab 2. sama sama galau
3
Bab 3. Keberangkatan Hana
4
Bab 4. Kabar pahit
5
Bab 5 . Demi sebuah cita-cita
6
Bab 6 . Kemarahan pak Wisnu
7
Bab 7. Perhatian Defta
8
Bab 8. Kedatangan pak kades
9
Bab 9. Hanya Hana
10
Bab 10. Penghargaan untuk Hana
11
Bab 11.Pak Herman Sakit
12
Bab 12. Pak Herman divonis kanker.
13
Bab 13. Andri wisuda
14
Bab 14 Bu Fatmi pingsan
15
Bab 15. Menjual tanah
16
Bab 16 keluarga Hana menetap di kota
17
Bab 17. Terlambat Sudah
18
Bab 18. Antara Hana dan Shela
19
Bab 19 Dilema
20
Bab 20. Mendapatkan restu ibu
21
Bab 21 Berbohong Demi Sebuah Restu
22
Bab 22 Kesempatan untuk Shela
23
Bab 23 Pelukan perpisahan
24
Bab 24 Pergi Dengan Defta
25
Bab 25 Pelukan Pertama Dan Terakhir
26
Bab 26 Ku Buka Hati ku Untukmu
27
Bab 27 Mendapatkan Teman Baru
28
Bab 28 Andri akan Melamar Shela.
29
Bab 29 Keresahan Pak Herman.
30
Bab 30 Pak Herman Masuk Rumah Sakit
31
Harapan Author
32
Bab 32 Hana pingsan
33
Bab 33 Pertunangan Andri dan Shela
34
Bab 34 Masalah Baru
35
Bab 35 Pak Herman di Operasi
36
Bab 36 Andri Resah.
37
Bab 37 Perasaan Defta.
38
Bab 38 Tuduhan untuk Hana
39
Bab 39 Diantar Pak Bos
40
Bab 40 Hukuman Untuk Vero
41
Bab 41 Maafkan Aku Shel ....
42
Bab 42 Mati Lampu
43
Bab 43 Untuk Terakhir Kali
44
Bab 44 Pak Herman Meninggal
45
Bab 45 Pemakaman pak Herman
46
Bab 46 Kecemburuan Defta
47
Bab 47 Keputusan Hana
48
Bab 48 Pernikahan Andri dan Shela
49
Bab 49 Maafkan aku Shel
50
Bab 50 Malam Pertama
51
Bab 51 Haruskah
52
Bab 52 Kebahagiaan awal Penderitaan
53
Bab 53 Jalan Terbaik
54
Bab 54 Lukisan
55
Bab 55 Bertemu Defta
56
Bab 56 E-mail untuk Defta
57
Bab 57 Shela Pergi
58
Bab 58 Kembalinya Hana
59
Bab 59 Shela melihat Hana
60
Bab 60 Menderita Gagal ginjal
61
Bab 61 Pertemuan Hana dan Andri
62
Bab 62 Kembali Berpisah
63
Bab 63 Shela Kritis
64
Bab 64 Pendonor Rahasia
65
Bab 65 Defta mencintai Shela
66
Bab 66 Shela menemui Rega
67
Bab 67 Rega mengijinkan Andri menemui Hana
68
Bab 68 Pernikahan
69
Bab 69 Hana Sadar
70
Bab 70 Keluarga bahagia Hana dan Andri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!