Bagaimana keadaan Hana begitu juga hal nya dengan Andri. Ia kebingungan bagaimana cara nya menghubungi Hana. Dibalik kegagahan dan ketampanan Andri tersimpan sejuta kegalauan dan kecemasan, semua itu terpancar dari tatapan matanya.
"Hana." Bidiknya dalam hati. Andri kian larut dalam lamunan, tanpa menyadari bahwa dosen sudah masuk dan memulai mata kuliah nya.
"Adrian Maulana!" panggil dosen itu, namun Andri masih termenung tak menyadari panggilan itu.
"Andri ... anda tidak menyimak penjelasan materi dari saya!" kini dosen itu menghampiri dan bicara pelan didepan Andri.
"Maaf pak, saya...." kata Andri terbata.
"Ini tugas untuk kamu, kamu kumpulkan pada mata kuliah saya berikutnya." Ucap dosen itu sambil memberikan secarik kertas pada Andri.
"Iya pak, baik pak!" jawab Andri.
Kemudian dosen itu melanjutkan mata kuliah nya sampai sembilan puluh menit kemudian.
Andri menghela napas. "Kok sampai kayak gini ya aku?" tanya nya dalam hati.
"Hai An, kamu ngapain sih, ngelamun, nggak biasanya kamu kayak gitu?" tanya seorang gadis yang tiba-tiba duduk di sebelah nya.
"Jawab atau gak nih?" balas Andri.
"Gue kayak gini, itu gara-gara lo, ganggu gue terus!" jawab Andri sambil ngeloyor pergi.
"Andri, tunggu An, kamu mau kemana?"
"udah deh gue lagi gak mood, gue capek!"
Andri terus keluar dari kelas dan menuju parkiran dimana mobil nya berada. Sementara gadis yang mendekati nya tadi hanya merasa aneh dengan kelakuan Andri hari ini. Marshela Ayuningtyas itu lah nama gadis itu, gadis yang selalu memperhatikan dan mencintai Andri, mulai pada saat pertama kali bertemu. Namun tak pernah sekalipun Andri membalas cintanya, banyak gadis yang mengejar -ngejar cinta Andri tapi lelah sendiri, lain halnya dengan Shela, sikap dingin yang di tunjukkan Andri merupakan tantangan bagi nya.
sementara itu Andri mengendarai mobil nya dengan malas, membuat pengendara lain merasa terganggu sambil sesekali membunyikan klakson, ada juga yang meneriaki "woi, emang ini jalan nenek moyang Lo!"
Akhirnya Andri mengalah, ia menyingkir dari jalanan, menuju taman, kemudian memarkirkan mobilnya. Ia melangkah dengan gontai, duduk di kursi dengan menghempaskan pantat nya begitu saja.
"Hana, kamu dimana, lagi ngapain sayang?" batinnya sambil meremas rambut nya.
"Pasti kau menangis kan?, Hana bukan cuma dirimu yang tersiksa sayang, aku jauh sangat tersiksa, aku ingin sekali menemui mu, mengatakan bahwa aku sangat rindu!"
"Tuhan, mengapa perpisahan yang tak sengaja ini terjadi, akankah Engkau akan memisahkan kami?, andai saja aku bisa menjerit aku akan menjerit, akan kukatakan kalau aku tak bermaksud mendiamkan mu begini. Justru kediaman ini yang menyiksa kita, kalau kita terus begini apakah kau akan menanti ku?, ah....
Rasanya Andri seperti mau menangis tapi ditahan nya. Ia merebahkan tubuhnya di atas bangku dan lama kelamaan ia pun tertidur pulas.
Suara ponsel berbunyi namun tidak mengusik tidurnya yang pulas itu.
Sore hari nya Marshela datang kekediaman Andri karena ia merasa aneh dengan sikap Andri hari ini. Tampak dipekarangan rumah seorang wanita paruh baya sedang menyiram bunga dan tersenyum menatap kedatangan Shela.
"Hei nak Shela tumben main kesini?" tanya wanita itu yang tak lain dan tak bukan adalah ibu Andri.
"Iya Bu, Andri nya ada ya Bu?"
"Dari pagi belum pulang tuh!"
"Dari pagi?" tanya Shela heran.
"Iya." Shela terdiam sambil menatap wajah Bu Wisnu.
"Ada apa Shela?"
"Ng ... anu, Bu...."
"Jangan ragu katakan saja, ada apa?"
"Andri sudah sejak siang tadi pulangnya Bu, bahkan mata kuliah kedua dia tidak masuk, ada apa ya Bu, kok aku perhatikan Andri kayak kalut gitu?"
"Masak sih, kayak nya tadi waktu pergi baik-baik saja." Jawab ibu Wisnu, seakan dia tahu masalah anaknya, tapi berusaha untuk menutupi nya dari Shela.
"Ooo, mari masuk, lagi pula saya sudah selesai menyiram bunga nya."
"Nggak usah Bu, saya kira Andri sudah pulang."
"Belum, tapi biar nanti Ibu tegur dia!"
"Iya Bu, saya pulang dulu." Sambil Salim sama perempuan tua itu.
Tak berselang lama setelah Shela pulang, Andri pun datang. Ibunya pun sengaja membiarkan Andri seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Andri pun mengucapkan salam kemudian menyalami Ibunya kemudian menuju kamarnya dan langsung mandi. Setelah mandi ia menghempaskan tubuhnya di kasur sambil menatap langit-langit kamar.Terdengar suara pintu diketuk dan Andri pun duduk.
"Masuk!" sahutnya.
"Kamu lagi ada masalah An?"
"Entah lah Bu."
"Jadi cowok kok loyo, seng semangat An, Ibu ngerti apa masalahmu, Hana kan?"
"Emang nampak ya Bu?"
"Ibu juga pernah muda Lo, An."
"Kamu yang kuat, karena Ibu yakin kalau Hana pun kuat, masak kamu kalah sama Hana."
"Tapi Bu...."
"Kalau kamu ingin bertemu dengan nya ngapain gak pulang?"
"Memang Diizinin?"
"Kamu bukan anak kecil lagi An, masak gak boleh, sih!"
"Tapi kuliah ku lagi banyak tugas, Bu."
"Kalau gitu ya sabar, itu namanya ujian cinta, Itu mah belum seberapa."
"Apakah akan lebih berat lagi?"
"Dalam menjalin hubungan pasti ada aral rintangan An, kalau gak gitu kekuatan cinta akan lemah."
"Aku ngerti maksud Ibu."
"Ya sudah, tapi jangan kayak tadi, kamu kemana sampai tidak masuk kuliah?"
"Kok Ibu tahu?"
"Tadi Shela datang mencari mu, kayaknya gadis itu suka sama kamu!"
"masak sih Bu?"
"Masak kamu nggak ngeh sih An , jadi cowok kok gak peka amat, pokoknya jangan sampai kamu menyakiti perasaan nya."
"Iya, Bu!"
"Ya sudah, minta petunjuk sama Allah, jangan kayak orang gak punya Tuhan, kalau punya masalah dipecahkan, jangan dibawa perasaan, kayak anak cewek aja."
"Iya, Bu."
Ibu Andri pun keluar dari kamar anak laki laki nya, sambil tersenyum, dan menggeleng -geleng kan kepala. Bu Wisnu mengetahui hubungan mereka sejak mereka masih di kampung. Bu Wisnu dan suaminya tidak melarang mereka pacaran, karena memang mereka tahu kalau Hana gadis yang baik, supel dalam bergaul, hormat pada yang lebih tua, orang nya pun gak neko-neko. Tampil apa adanya.
Tapi Bu Wisnu tak menyangka kalau anak laki laki nya sampai frustasi, maklum sudah hampir satu tahun bahkan lebih mereka tidak saling berkabar, padahal sebelumnya mereka saling bercanda, walau hanya lewat hp. Semua itu terjadi bukan tanpa sebab, Andri tidak bisa menghubungi Hana karena ponsel nya terjatuh di jalan waktu berangkat ke kampus, Andri yang menyadari ponselnya jatuh tapi sudah sekitar lima meter, dan ketika Andri akan mengambil nya tiba tiba ada sebuah mobil melaju kencang, dan tanpa ampun ponselnya tergilas dan hancur berkeping, bahkan parah nya kartu nya hilang musnah entah kemana. Apakah pertanda mereka akan terpisah untuk selamanya?, Hanya Tuhan yang tahu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments