Bab 4. Kabar pahit

Hari ini, Andri mendapat tugas dari guru pembimbing untuk mencatat harga sembako yang berlaku hari ini di pasar. Untuk memudahkan kan kerjanya Andri memutuskan kan ke pasar tradisional. Andri sengaja berangkat pagi-pagi sekali. Dalam perjalanan Andri tak mendapat kendala apapun.

Sesampai nya di pasar, Andri mencatat semua harga yang diminta oleh guru pembimbing nya. Sekitar dua jam berlalu semua tugas nya telah selesai. Saat hendak beranjak tak sengaja menabrak seorang lelaki separuh baya, sebaya ayahnya.

"Maaf pak, aku tak sengaja!" menatap lelaki itu. Andri terkesiap.

"Pak Harun!" lelaki itu terkesiap mendengar namanya di sebut, dan kembali menatap Andri.

"Kamu!, Andri anak Pak ...."

"Anak pak Wisnu!"

"Bagaimana kabarmu dan bapak mu?"

"Kami baik pak, bagaimana dengan Bapak sendiri?"

"Aku baik!"

"Bapak ada keperluan apa ya datang ke Jakarta?"

"mengantar pesanan orang, kan di desa lagi panen sekarang."

"Bagaimana kabar Hana ya, Pak?" tanya Andri refleks.

"Ooo, Hana?"

"Ya pak, Hana anak pak Herman!"

"Dia sekarang kuliah di kota."

"Benarkah?"

"Ngambil jurusan apa ya, Pak?"

"Kalau tidak salah, jurusan kedokteran!"

"Bapak punya nomor ponselnya?"

"Ya tidak to nak, nanti kalau aku simpan nomor dia, anak Bapak salah paham."

"Salah paham bagaimana, Pak?"

"Mereka berdua kan, mau nikah."

Deg!, jantung Andri seakan berhenti berdetak, Hana mau nikah, batinnya.

"Kapan nikah nya, Pak?"

"Masih di rembuk nak, oh ya, Bapak lagi buru-buru nih, Bapak pamit dulu!"

"Nggak singgah dulu Pak, apa Bapak akan sering kesini?"

"belum tentu, tergantung pesanan, ayo mari!" Andri pun mengangguk dan pak Harun pun pergi.

Terasa lemah lunglai seluruh persendian Andri saat ini, rasanya nggak percaya menerima kenyataan ini, setahun, ya hanya setahun Hana telah berhasil menghapus memori tentang dirinya, benarkah semua ini?, ah, masak orang tua bohong, tapi kalau iya masak semudah itu Hana melupakan dirinya. Andri masuk disebuah warung dan duduk dengan lemas, terdiam seribu bahasa. Mukanya panas seakan air mata nya akan menetes. Badannya menggigil menahan perasaan yang gundah gulana. Seseorang yang ada di warung itu memperhatikan dengan seksama dan mendekati nya.

"Adek ngapain, apa kau sakit?" Andri hanya menggeleng pasrah.

"Apakah adek ada masalah?" tanya laki-laki yang ternyata adalah pemilik warung tersebut. Lagi-lagi Andri hanya menggeleng.

Dalam kepasrahan itu dari kejauhan tampak seorang gadis sedang celingukan mencari sesuatu, dan pemilik warung tersebut memanggilnya.

"Apakah adik mencari seseorang?"

"Iya pak, apa bapak lihat teman saya?"

"Kemari lah!" ucapnya sambil membawa gadis itu masuk ke dalam warung. Gadis itu tak lain adalah Shela.

"Astaga!, kamu ngapain, An?"

"Apa dia teman, Adik?" Shela mengangguk.

"Syukur lah kalau begitu?"

"Kamu ngapain, An?" Andri hanya menatap lesu.

"Mari kita pulang" ucap Shela sambil menuntun Andri.

Diperjalanan pulang Andri hanya diam, tak ada satu pertanyaan Shela yang mendapat jawaban. Shela benar-benar heran, kali ini Andri benar-benar dingin dan serem. Nggak pernah Shela melihat Andri seperti ini.

Ayo lah ngomong, kamu kenapa.

Rasanya Shela ingin cepat-cepat sampai ke rumah Andri, tak sanggup rasanya melihat Andri seperti ini. Seperempat jam rasanya lama banget.

Shela membuka pintu mobil, dan menyuruh Andri keluar. Andri pun keluar dan langsung masuk kedalam tanpa menghiraukan Shela sedikit pun. Ia masuk ke kamarnya, menguncinya dari dalam. Itu semua semakin membuat Shela terheran-heran.

Ibu Wisnu menatap Shela tak mengerti.

"Apa kalian bertengkar?"

"Tidak ibu, tadi saat saya menemukan Andri dia sudah seperti itu."

"Tak pernah dia seperti itu, ada apa sebenarnya?" ucap Bu Wisnu seakan bicara pada dirinya sendiri. Ia pun bangkit menuju kamar anak nya. Diketuk nya pintu kamar itu.

"An , boleh ibu masuk, nak?" tak ada sahutan.

"An ...." Panggi nya lagi.

"Andri lagi mau sendiri Bu, biarkan aku sendiri!"

"Ya, baik lah."

Bu Wisnu kembali duduk didekat Shela.

"Kalau begitu saya permisi dulu Bu, nanti kalau ada waktu saya kemari lagi."

"Ya nak, terima kasih sudah membawa Andri pulang."

"Iya Bu, sama-sama."

Sepeninggal Shela, Bu Wisnu berusaha membujuk Andri agar mau membuka pintu. lama namun akhirnya Andri membuka pintu itu juga.

"Andri sayang, kamu kenapa nak?" tanya Bu Wisnu langsung memeluk putra sulungnya. Namun Andri tetap tak bergeming.

"Jawab ibu Andri, jawab ...." Isak nya.

"Hana ... Bu ...."

"kata kan kenapa dengan Hana, apa kau bertemu dengan nya?" Andri menggeleng lemah.

"Lalu Hana ngapain sampai kamu seperti ini?"

"Hana akan menikah, Bu ...."

"Dari mana kamu mendapatkan berita itu?"

"Aku bertemu dengan pak Kades tadi, dia bilang Hana akan menikah dengan mas Defta, anaknya."

"Hana akan menikah dengan anak pak kades Harun?"

"Iya, Bu."

"Kamu percaya?, itu semua belum tentu benar, An ...."

"Tapi untuk apa beliau bohong, Bu?"

Sementara itu dibalik pintu kamar Shela mendengar semua pembicaraan mereka, karena dia kembali untuk mengambil sesuatu yang ter tinggal. Hatinya bagaikan di tusuk sembilu.Ternyata Andri sampai lemas lunglai tak berdaya hanya karena seorang wanita. Wanita manakah yang bernama Hana itu, spesial seperti apakah dia, sampai bisa merenggut semua hati milik Andri. Shela mengusap muka nya yang mulai panas, kemudian pergi begitu saja.

Tadi saat melihat Andri tak berdaya, hati nya sangat cemas, begitu sangat kwartir, takut terjadi apa-apa, pada pria yang sangat di cintai nya itu. Namun saat ini ke khawatiran itu berubah rasa yang sangat sakit. Selama ini Shela tak pernah tahu kalau Andri mempunyai seorang kekasih, yang ia tahu hanyalah bahwa Andri adalah seorang pendiam yang sangat dingin, dan ia mencoba untuk mencairkan kedinginan itu, tapi ternyata dingin nya pria itu bukan karena tak peduli dengan lawan jenisnya, melainkan memiliki hati yang tidak mudah berpaling. Shela masih penasaran dengan semua kisah Andri namun ia sudah tidak sanggup menahan rasa sakit dan membayangkan kalau Andri sudah mempunyai kekasih.

Disisi lain, Andri dan ibunya terus berbincang.

"Seharusnya sebagai seorang lelaki kau jangan seperti ini An, lelaki itu harus kuat, karena lelaki mempunyai tanggung jawab yang besar nanti, baik didalam rumah tangga maupun urusan lainnya. Jika kamu seperti ini bagaimana kamu akan menata hidup mu."

"Makanya kalau mencintai itu jangan berlebihan, kalau seperti ini siapa yang rugi?"

"Aku tidak rugi mencintai nya Bu, bahkan aku sangat tulus dengan cinta ku."

"Andri, yang namanya tulus itu, kamu akan menerima apapun dari orang yang kita cintai, walau sakit sekalipun asal orang yang kita cintai itu bahagia."

"Nah, kalau memang kau tulus, biarkanlah Hana dengan hidup nya, relakan dia demi kebahagiaan nya, kalau memang dia adalah jodoh yang tercipta untukmu pasti kalian akan bertemu, pasrahkan saja semua pada yang Kuasa."

Andri tetap diam, seakan dia tidak berdaya menghadapi bahwa gadis yang begitu di cintai nya akan menjadi milik orang lain.

Terpopuler

Comments

tia

tia

yg semangat Thor!

2023-02-26

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Teringat masa lalu
2 Bab 2. sama sama galau
3 Bab 3. Keberangkatan Hana
4 Bab 4. Kabar pahit
5 Bab 5 . Demi sebuah cita-cita
6 Bab 6 . Kemarahan pak Wisnu
7 Bab 7. Perhatian Defta
8 Bab 8. Kedatangan pak kades
9 Bab 9. Hanya Hana
10 Bab 10. Penghargaan untuk Hana
11 Bab 11.Pak Herman Sakit
12 Bab 12. Pak Herman divonis kanker.
13 Bab 13. Andri wisuda
14 Bab 14 Bu Fatmi pingsan
15 Bab 15. Menjual tanah
16 Bab 16 keluarga Hana menetap di kota
17 Bab 17. Terlambat Sudah
18 Bab 18. Antara Hana dan Shela
19 Bab 19 Dilema
20 Bab 20. Mendapatkan restu ibu
21 Bab 21 Berbohong Demi Sebuah Restu
22 Bab 22 Kesempatan untuk Shela
23 Bab 23 Pelukan perpisahan
24 Bab 24 Pergi Dengan Defta
25 Bab 25 Pelukan Pertama Dan Terakhir
26 Bab 26 Ku Buka Hati ku Untukmu
27 Bab 27 Mendapatkan Teman Baru
28 Bab 28 Andri akan Melamar Shela.
29 Bab 29 Keresahan Pak Herman.
30 Bab 30 Pak Herman Masuk Rumah Sakit
31 Harapan Author
32 Bab 32 Hana pingsan
33 Bab 33 Pertunangan Andri dan Shela
34 Bab 34 Masalah Baru
35 Bab 35 Pak Herman di Operasi
36 Bab 36 Andri Resah.
37 Bab 37 Perasaan Defta.
38 Bab 38 Tuduhan untuk Hana
39 Bab 39 Diantar Pak Bos
40 Bab 40 Hukuman Untuk Vero
41 Bab 41 Maafkan Aku Shel ....
42 Bab 42 Mati Lampu
43 Bab 43 Untuk Terakhir Kali
44 Bab 44 Pak Herman Meninggal
45 Bab 45 Pemakaman pak Herman
46 Bab 46 Kecemburuan Defta
47 Bab 47 Keputusan Hana
48 Bab 48 Pernikahan Andri dan Shela
49 Bab 49 Maafkan aku Shel
50 Bab 50 Malam Pertama
51 Bab 51 Haruskah
52 Bab 52 Kebahagiaan awal Penderitaan
53 Bab 53 Jalan Terbaik
54 Bab 54 Lukisan
55 Bab 55 Bertemu Defta
56 Bab 56 E-mail untuk Defta
57 Bab 57 Shela Pergi
58 Bab 58 Kembalinya Hana
59 Bab 59 Shela melihat Hana
60 Bab 60 Menderita Gagal ginjal
61 Bab 61 Pertemuan Hana dan Andri
62 Bab 62 Kembali Berpisah
63 Bab 63 Shela Kritis
64 Bab 64 Pendonor Rahasia
65 Bab 65 Defta mencintai Shela
66 Bab 66 Shela menemui Rega
67 Bab 67 Rega mengijinkan Andri menemui Hana
68 Bab 68 Pernikahan
69 Bab 69 Hana Sadar
70 Bab 70 Keluarga bahagia Hana dan Andri
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Bab 1. Teringat masa lalu
2
Bab 2. sama sama galau
3
Bab 3. Keberangkatan Hana
4
Bab 4. Kabar pahit
5
Bab 5 . Demi sebuah cita-cita
6
Bab 6 . Kemarahan pak Wisnu
7
Bab 7. Perhatian Defta
8
Bab 8. Kedatangan pak kades
9
Bab 9. Hanya Hana
10
Bab 10. Penghargaan untuk Hana
11
Bab 11.Pak Herman Sakit
12
Bab 12. Pak Herman divonis kanker.
13
Bab 13. Andri wisuda
14
Bab 14 Bu Fatmi pingsan
15
Bab 15. Menjual tanah
16
Bab 16 keluarga Hana menetap di kota
17
Bab 17. Terlambat Sudah
18
Bab 18. Antara Hana dan Shela
19
Bab 19 Dilema
20
Bab 20. Mendapatkan restu ibu
21
Bab 21 Berbohong Demi Sebuah Restu
22
Bab 22 Kesempatan untuk Shela
23
Bab 23 Pelukan perpisahan
24
Bab 24 Pergi Dengan Defta
25
Bab 25 Pelukan Pertama Dan Terakhir
26
Bab 26 Ku Buka Hati ku Untukmu
27
Bab 27 Mendapatkan Teman Baru
28
Bab 28 Andri akan Melamar Shela.
29
Bab 29 Keresahan Pak Herman.
30
Bab 30 Pak Herman Masuk Rumah Sakit
31
Harapan Author
32
Bab 32 Hana pingsan
33
Bab 33 Pertunangan Andri dan Shela
34
Bab 34 Masalah Baru
35
Bab 35 Pak Herman di Operasi
36
Bab 36 Andri Resah.
37
Bab 37 Perasaan Defta.
38
Bab 38 Tuduhan untuk Hana
39
Bab 39 Diantar Pak Bos
40
Bab 40 Hukuman Untuk Vero
41
Bab 41 Maafkan Aku Shel ....
42
Bab 42 Mati Lampu
43
Bab 43 Untuk Terakhir Kali
44
Bab 44 Pak Herman Meninggal
45
Bab 45 Pemakaman pak Herman
46
Bab 46 Kecemburuan Defta
47
Bab 47 Keputusan Hana
48
Bab 48 Pernikahan Andri dan Shela
49
Bab 49 Maafkan aku Shel
50
Bab 50 Malam Pertama
51
Bab 51 Haruskah
52
Bab 52 Kebahagiaan awal Penderitaan
53
Bab 53 Jalan Terbaik
54
Bab 54 Lukisan
55
Bab 55 Bertemu Defta
56
Bab 56 E-mail untuk Defta
57
Bab 57 Shela Pergi
58
Bab 58 Kembalinya Hana
59
Bab 59 Shela melihat Hana
60
Bab 60 Menderita Gagal ginjal
61
Bab 61 Pertemuan Hana dan Andri
62
Bab 62 Kembali Berpisah
63
Bab 63 Shela Kritis
64
Bab 64 Pendonor Rahasia
65
Bab 65 Defta mencintai Shela
66
Bab 66 Shela menemui Rega
67
Bab 67 Rega mengijinkan Andri menemui Hana
68
Bab 68 Pernikahan
69
Bab 69 Hana Sadar
70
Bab 70 Keluarga bahagia Hana dan Andri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!